MATERI BAB 3 EKONOMI DAN KEADILAN PDF

Title MATERI BAB 3 EKONOMI DAN KEADILAN
Author Trinda Budi
Pages 7
File Size 74.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 192
Total Views 447

Summary

EKONOMI DAN KEADILAN Keadilan dan ekonomi merupakan dua hal yang timbul karena adanya kelangkaan. Barang yang tersedia dalam keadaan melimpah ruah tidak mungkin akan muncul masalah ekonomi, karena barang itu tidak akan diperjual belikan dan akibatnya tidak akan diberikan harga ekonomi. Kelangkaan te...


Description

EKONOMI DAN KEADILAN

Keadilan dan ekonomi merupakan dua hal yang timbul karena adanya kelangkaan. Barang yang tersedia dalam keadaan melimpah ruah tidak mungkin akan muncul masalah ekonomi, karena barang itu tidak akan diperjual belikan dan akibatnya tidak akan diberikan harga ekonomi. Kelangkaan terjadi disebabkan karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sedangkan pemenuh kebutuhan itu sendiri (sumber daya alam) bersifat terbatas. Sebagai sebuah ilmu, ekonomi didefinisikan sebagai sebuah studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas, tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumen, sekarang dan di masa yang akan datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat. (Noor, 2007) Keadaban publik dilihat dari aspek ekonominya adalah menyangkut pendistribusian secara adil barang dan jasa ke semua orang sesuai proporsinya masing-masing. Ketidakadilan dalam ekonomi terjadi dalam berbagai aspek, mulai dari ketimpangan dalam pembagian tanah pertanian, kesempatan kerja, sistem penggajian hingga kesempatan mendapatkan pendidikan. Semua ini akhirnya bermuara pada kemiskinan. Dalam kata lain, ketidakadilan dalam ekonomi erat kaitannya dengan masalah kemiskinan dan kesenjangan. Adalah mustahil untuk mengatakan bahwa suatu bangsa sangat beradab apabila di negara tersebut sebagian besar penduduknya sangat miskin, buruh sangat tertindas, sebagian besar petaninya adalah petani gurem, dan banyak industri mengerjakan buruh anak-anak yang dibayar sangat murah (eksploitasi anak-anak).

A. HAKIKAT KEADILAN Seorang pengarang dari Roma, Ulpianus mengutip ucapan dari Celsus yang menggambarkan keadilan sebagai: “tribuere cuique suum”, atau dalam bahasa Indonesia: “memberikan kepada seseorang yang dia empunya”. Dan bagi kita, titik tolak untuk refleksi tentang keadilan memang sebaiknya menjadi demikian, bahwa keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Adapun ciri-ciri nilai keadilan adalah :  Tidak memihak;  Sama hak;

 Sah menurut hukum;  Layak dan wajar;

 Benar secara moral. BAB. 3 PENGANTAR ETIKA BISNIS EKONOMI DAN KEADILAN created By : Trinda Setia Budi

Tiga unsur hakiki yang terkandung dalam pengertian keadilan ; 1. Keadilan selalu tertuju pada orang lain 2. Keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan 3. Keadilan menuntut persamaan B. PEMBAGIAN KEADILAN Secara umum, keadilan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya : 1) Keadilan Komunikatif (Iustitia Communicativa)

Merupakan keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang terhadap apa yang menjadi bagiannya dengan berdasarkan hak seseorang pada suatu objek tertentu. Contoh : Iwan membeli tas Andri yang harganya 100 ribu, maka Iwan membayar 100 ribu juga seperti yang telah disepakati. 2) Keadilan Distributif (Iustitia Distributiva)

Merupakan keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang terhadap apa yang menjadi hak pada suatu subjek hak yaitu individu. Keadilan distributive adalah keadilan yang menilai dari proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan jasa, kebutuhan, dan kecakapan. Contohnya : karyawan yang telah bekerja selama 30 tahun, maka ia pantas mendapatkan kenaikan jabatan atau pangkat. 3) Keadilan Legal (Iustitia Legalis)

Merupakan keadilan yang berdasarkan undang-undang, dimana objeknya adalah masyarakat yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama. Contoh : semua pengendara wajib menaati rambu-rambu lalu lintas. 4) Keadilan Retributif / Vindikatif (Iustitia Vindicativa)

Merupakan keadilan yang memberikan hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejahatannya. syarat yang harus dipenuhi agar hukuman dapat dinilai adil adalah:  Orang atau instansi yang dihukum harus tahu apa yang dilakukan dilakukannya dan harus dilakukannya dengan bebas. Jadi, syaratnya ialah

kesengajaan dan kebebasan.  Harus dipastikan bahwa orang yang dihukum benar-benar melakukan perbuatan yang salah dan kesalahannya harus dibuktikan dengan meyakinkan.  Hukuman harus konsisten dan proporsional dengan pelanggaran yang dilakukan. BAB. 3 PENGANTAR ETIKA BISNIS EKONOMI DAN KEADILAN created By : Trinda Setia Budi

Contoh : pengedar narkoba pantas dihukum dengan seberat-beratnya. 5) Keadilan Kreatif (Iustitia Creativa)

Merupakan keadilan yang memberikan masing-masing orang berdasarkan bagiannya yang berupa kebebasan untuk menciptakan kreativitas yang dimilikinya pada berbagai bidang kehidupan. Contoh : penyair diberikan kebebasan dalam menulis, bersyair tanpa interfensi atau tekanan apapun. 6) Keadilan Protektif (Iustitia Protektiva)

Merupakan keadilan dengan memberikan penjagaan atau perlindungan kepada pribadi-pribadi dari tindak sewenang-wenang oleh pihak lain. Karena pembahasan kita mengenai etika bisnis, maka kita akan menitik beratkan pembahasan keadilan pada keadilan distributif dan keadilan ekonomi. C. KEADILAN DISTRIBUTIF Dalam teori etika modern, sering disebut dua macam prinsip untuk keadilan distributif : 1) Prinsip Formal

Prinsip formal menyatakan bahwa kasus-kasus yang sama harus diperlakukan dengan cara yang sama, dan sebaliknya. Prinsip ini menolak perlakuan pilih kasih, pandang bulu, atau memihak dengan cara berat sebelah sebagai tidak adil. 2) Prinsip Material

Prinsip-prinsip material keadilan distributif melengkapi prinsip formal. Prinsip-prinsip material menunjuk pada salah satu aspek relevan yang bisa menjadi dasar untuk membagi dengan adil hal-hal yang dicari oleh berbagai orang. Prinsip keadilan distributif terwujud dengan beberapa prinsip material menurut Beauchamp dan Bowie: a) Kepada setiap orang bagian yang sama;(peluang yg sama) b) Kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhan individualnya; c) Kepada setiap orang sesuai dengan haknya; d) Kepada setiap orang sesuai dengan usaha indivisualnya; e) Kepada setiap orang sesuai dengan kontribusinya kepada masyarakat; f) Kepada setiap orang sesuai dengan jasanya (merit). BAB. 3 PENGANTAR ETIKA BISNIS EKONOMI DAN KEADILAN created By : Trinda Setia Budi

Berdasarkan prinsip-prinsip material ini telah dibentuk beberapa teori keadilan distributif. Tiga macam teori tersebut adalah: 1. Teori Egalitarianisme Teori ini didasarkan atas prinsip pertama, mereka berpendapat bahwa kita baru membagi dengan adil, bila semua orang mendapat bagian yang sama (equal). Membagi dengan adil berarti membagi rata, “sama rata sama rasa” merupakan sebuah semboyang egalitarian yang khas. Jika karena alasan apa saja tidak semua orang mendapat bagian yang sama, menurut egalitarianisme pembagian itu tidak adil betul. 2. Teori Sosialistis Teori sosialistis tentang keadilan distributif memilih prinsip kebutuhan sebagai dasarnya. Menurut mereka masyarakat diatur dengan adil, jika kebutuhan semua warganya terpenuhi, seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Perlu diakui, kebutuhan dan kemampuan memang tidak boleh diabaikan dalam melaksanakan keadilan distributif. Terutama dengan adanya dua macam kritik, yang pertama, jika kebutuhan dijadikan satu-satunya kriteria untuk melaksanakan keadilan di bidang penggajian, para pekerja tidak akan merasa bermotivasi untuk bekerja keras. Gaji atau upah yang diperoleh sudah dipastikan sebelum orang mulai bekerja, karena kebutuhannya sudah jelas. Yang kedua menyangkut kemampuan sebagai satu-satu nya alasan untuk membagi pekerjaan. Terutama dalam sosialisme komunistis yang totaliter, prinsip ini mengakibatkan orang yang berkemampuan harus menerima saja bila negara membagi pekerjaan kepadanya. Cara mempraktekan keadilan distributif ini mengabaikan hak seseorang untuk memilih profesinya sendiri. 3. Teori Liberalistis Liberalisme justru menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai tidak adil. Karena manusia adalah makhluk bebas, kita harus membagi menurut usaha-bebas dari individu-individu bersangkutan. Yang tidak berusaha tidak mempunyai hak pula untuk memperoleh sesuatu. Liberalisme menolak sebagai sangat tidak etis sikap free rider : benalu yang menumpang pada usaha orang lain tanpa mengeluarkan air keringat sendiri. Orang seperti itu tidak mengakui hak sesamanya untuk menikmati hasil jerih payahnya. Dalam teori liberalistis tentang keadilan distributif digarisbawahi pentingnya dari prinsip hak, usaha tapi secara khusus prinsip jasa atau prestasi.

BAB. 3 PENGANTAR ETIKA BISNIS EKONOMI DAN KEADILAN created By : Trinda Setia Budi

D. JOHN RAWLS TENTANG KEADILAN DISTRIBUTIF Pandangan Rawls tentang keadilan kadang-kadang disebut egalitarianisme. Hal itu pasti tidak boleh dimengerti dalam arti egalitarianisme radikal. Tetapi titik tolaknya memang egalitarian (prinsip material pertama). Rawls berpendapat, kita membagi dengan adil masyarakat , jika kita membagi rata, kecuali ada alasan untuk membagi dengan cara lain. Menurut Rawls, masalah keadilan distributif hanya muncul berkaitan dengan apa yang tergantung pada kemauan manusia. Dimana manusia tidak bisa berpengaruh, disitu juga tidak mungkin timbul soal keadilan. Yang harus dibagi dengan adil dalammasyarakat adalah the social primary goods (nilainilai sosial yang primer). Artinya, hal-hal yang sangat kita butuhkan untuk bisa hidup pantas sebagai manusia dan warga masyarakat. Menurut Rawls, yang termasuk nilai-nilai sosial adalah: a. Kebebasan-kebebasan dasar, seperti kebebasan mengemukakan pendapat, kebebasan hati nurani dan kebebasan berkumpul,

integritas pribadi dan kebabasan politik; b. Kebebasan bergerak dan kebebasan memilih profesi; c. Kuasa dan keuntungan yang berkaitan dengan jabatan-jabatan dan posisi-posisi penuh tanggung jawab; d. Pendapatan dan milik;

e. Dasar-dasar sosial dari harga diri (self-respect).

BAB. 3 PENGANTAR ETIKA BISNIS EKONOMI DAN KEADILAN created By : Trinda Setia Budi

E. ROBERT NOZICK TENTANG KEADILAN DISTRIBUTIF Robet Nozick merupakan rekan kerja John Rawls sebagai profesor Filsafat di Universitas Harvard. Dalam pemikiran tentang keadilan, Robert Nozick (1938-) bisa dilihat sebagai antipode Rawls, yang terutama menjadi sasaran kritiknya adalah prinsip perbedaan dari Rawls. Nama Nozick menjadi terkenal karena bukunya Anarchy, State and Utopia (1974) yang menurut pemikiran liberalitisnya tentang keadilan. Teorinya tentang keadilan distributif disebutnya “Entitlement theory” kata “Entitlement” diterjemahkan sebagai“Landasan hak”. Menurut Nozick kita akan memiliki sesuatu dengan adil, jika pemilikan itu berasal dari keputusan bebas yang mempunyai landasan hak.

Disini ada tiga kemungkinan yang akan mengeluarkan tiga prinsip; 1. Prinsip “Original acquisitions” kita akan memperoleh sesuatu untuk pertama kali dengan – misalnya – memproduksi hal itu. 2. Prinsip “Transfer” kita akan memiliki sesuatu karena akan diberikan oleh orang lain. 3. Prinsip “rectifications of injustice” kita mendapatkan sesuatu kembali yang dulunya kalau kita akan memiliki sesuatu dengan adil karena landasan hak – misalnya

kita akan membeli sebidang tanah atau kita dihadiahkan oleh orang lain – kita akan menjadi pemilik yang sah dan terserah pada kita saja mau diapakan milik kita itu. Nozick juga mempunyai dua keberatan mendasar terhadap prinsip-prinsip (material) keadilan distributif yang tradisional; 1. Prinsip-prinsip itu bersifat ahistoris dan mempunyai pola yang ditentukan sebelumnya (patterned), karena tidak memperhatikan bagaimana pembagian itu sampai

terjadi. 2. Prinsip-prinsip tradisional menerapkan pada pembagian barang suatu pola yang ditentukan sebelumnya. Prinsip-prinsip itu semua bersifat “patterned”.

Sepintas lalu rupanya prinsip-prinsip Rawls luput dari keberatan kedua ini karena dirumuskan dalam posisi asal(original position) , ketika semua anggota masyarakat masih sama. Tetapi menurut Nozick, prinsip perbedaan Rawls terkena juga keberatan kedua ini, karena menurut pendapat Rawls kita dalam posisi asal harus BAB. 3 PENGANTAR ETIKA BISNIS EKONOMI DAN KEADILAN created By : Trinda Setia Budi

memihak pada mereka yang minimal beruntung, dengan demikian kebebasan dilanggar. Kesimpulan Nozick adalah bahwa keadilan ditegakkan, jika diakui bakat-bakat dan sifat-sifat pribadi beserta segala konsekuensinya (seperti hasil kerja) sebagai satu-satunya landasan hak (entitlement). F. KEADILAN EKONOMIS Keadilan ekonomi merupakan suatu keadaan atau situasi di mana setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya. Ini lantas berarti bahwa keadilan dalam bidang ekonomi adalah perlakuan yang adil bagi setiap orang untuk mendapatkan penghidupan yang layak sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada. Perhatian untuk keadilan secara konkret mengambil bentuk mengusahakan perbaikan dari keadaan tidak adil, seperti dikatakan Immanuel Kant –jauh lebih banyak orang menderita akibat ketidakadilan daripada akibat bencana alam. Ketidak adilan yang disebabkan oleh ulah manusia, harus diperbaiki juga oleh manusia. Keadilan harus berperan pada tahap sosial maupun individual. Juga dalam konteks ekonomi dan bisnis. Keadilan ekonomis harus diwujudkan dalam masyarakat, tetapi keadilan merupakan juga keutamaan yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis secara pribadi. Supaya dapat hidup dengan baik, disamping nilai-nilai ekonomis, ia harus memberi tempat juga kepada nilai-nilai moral. Dan dalam konteks ekonomi dan bisnis, salah satu nilai moral terpenting adalah keadilan.

BAB. 3 PENGANTAR ETIKA BISNIS EKONOMI DAN KEADILAN created By : Trinda Setia Budi...


Similar Free PDFs