MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PDF

Title MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Author Asrorul Mais
Pages 201
File Size 4.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 203
Total Views 281

Summary

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Buku Referensi untuk Guru, Mahasiswa dan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ...


Description

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Buku Referensi untuk Guru, Mahasiswa dan Umum

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72: 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masingmasing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ii

Asrorul Mais, ST., S.Pd., M.Pd.

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Buku Referensi untuk Guru, Mahasiswa, dan Umum

Penerbit Pustaka Abadi

iii

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Hak Cipta © 2016, Asrorul Mais All rights reserved Penulis: Asrorul Mais Editor: Hermawan Septian Abadi )lustrasi Sampul: Achmad Lutfi Sanggar Seni Banitas Diterbitkan oleh: CV Pustaka Abadi Jl. Agus Salim No. 11 Jombang, Jember 68168 Website: www.pustakaabadi.com E-mail: [email protected]

Perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam Terbitan (KDT) Cetakan I: Januari 2016 x + 190 hlm; 15,5cm x 23,5cm ISBN: 978-602-72754-2-3 Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit

iv

Kata Pengantar

Pterselesaikannya penyusunan buku dengan judul Media uji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Seperti anak pada umumnya, anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak dan bermartabat, namun kenyataannya layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus masih kurang optimal. Salah satu penyebabnya adalah kurang optimalnya pengguaan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak berkebutuhan khusus di sekolah baik segregasif maupun inklusif. Untuk mencoba menjawab permasalahan tersebut, buku ini berusaha memberikan pengetahuan tentang media pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus yang sampai saat ini masih jarang ditemukan literasinya. Buku ini merupakan buku panduan bagi guru, mahasiswa, orang tua dan umum untuk menambah wawasan tentang media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Penyajian materi dalam buku ini sengaja menggunakan banyak gambar sebagai contoh media untuk setiap jenis anak berkebutuhan khusus agar pembaca dapat lebih memahami istilah dan fungsi media pembelajaran tersebut. Dengan demikian

v

pembaca dapat dengan mudah membeli atau membuat tiruan media tersebut sesuai dengan tujuan media tersebut dibuat agar dapat diimplementasikan dalam pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Dalam penyusunan buku ini tentunya banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan guna adanya perbaikan yang lebih baik agar buku ini lebih bermanfaat. Semoga Tuhan memberikan kemudahan bagi hambanya yang senantiasa ingin berbuat baik dan membantu sesamanya. Amin.

Jember, Januari 2016 Penulis

vi

Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi

v vii

BAB 1 KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN 1.1 Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi 1.2 Tingkatan Pemahaman dalam Belajar BAB 2 PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN 2.1 Perkembangan Konsepsi Media Pembelajaran 2.2 Pengertian Media Pembelajaran 2.3 Ciri-ciri Media Pembelajaran BAB 3 PERAN DAN KEDUDUKAN MEDIA PEMBELAJARAN 3.1 Manfaat Media Pembelajaran 3.2 Kegunaan Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar 3.3 Nilai Praktis Media Pembelajaran 3.4 Posisi Media Pembelajaran 3.5 Fungsi Media Pembelajaran BAB 4 KELAYAKAN MEDIA PEBELAJARAN 4.1 Kelayakan Media Pembelajaran 4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Media Pembelajaran BAB 5 JENIS MEDIA PEMBELAJARAN 5.1 Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran 5.2 Media-media yang Digunakan dalam Proses Pembelajaran 5.2.1 Media Visual 5.2.2 Media Audio 5.2.3 Media Dua Dimensi Non Proyeksi 5.2.4 Media Proyeksi Diam vii

1 1 5

7 7 9 10

12 12 13 14 15 16

19 19 20

26 26 28 29 32 33 37

5.2.5 Media Proyeksi Gerak dan Audia Visual 5.2.6 Multimedia 5.2.7 Benda BAB 6 TAKSONOMI MEDIA PEMBELAJARAN 6.1 Rudy Bretz 6.2 Duncan 6.3 Briggs 6.4 Gagne 6.5 Edling BAB 7 PRINSIP MEDIA PEMBELAJARAN 7.1 Prinsip Umum Pembuatan Media Pembelajaran 7.2 Pertimbangan dalam Memilih Media Pembelajaran BAB 8 KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN 8.1 Pengelompokan Media oleh Para Tokoh 8.1.1 Seel & Glasgow (1950) 8.1.2 Kemp & Dayton (1985) 8.1.3 Sahtoso S. Hamjaya (1985) 8.1.4 Gerlach (1971) 8.1.5 Edgar Dale (1975) 8.1.6 R. Murry Thomas (1984) 8.1.7 Jerold E. Kemp (1975) 8.1.8 Lashin, Pollock & Regeluth (1992) 8.2 Association for Education Communication and Technology 8.3 Perpustakaan sebagai Sumber Belajar BAB 9 MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT 9.1 Pembelajaran Multimedia 9.2 E-Learning 9.2.1 Internet sebagai Media Pembelajaran 9.2.2 Pembelajaran Berbasis Website 9.2.3 Pembelajaran Berbantu Komputer 9.2.3.1 Bentuk-bentuk Penggunaan Komputer untuk Pembelajaran viii

39 41 41

43 44 44 45 45 46

47 47 47

49 49 49 49 50 50 50 50 50 51 51 52

54 54 55 55 58 59 60

BAB 10 MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERALATAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS 10.1 Ruang Lingkup 10.2 Perencanaan 10.3 Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus, Kebutuhan Pendidikan dan Media Pembelajaran 10.3.1 Tunanetra 10.3.1.1 Low Vision 10.3.1.2 Tenaga Ahli yang Terlibat dalam Pendidikan bagi Anak Tunanetra 10.3.2 Tunarungu 10.3.2.1 Anak Tunarungu 10.3.2.2 Karakteristik Ketunarunguan 10.3.2.3 Sarana Fisik Sekolah 10.3.2.4 Tata Letak Ruang 10.3.2.5 Sarana Pendidikan 10.3.2.6 Tenaga Ahli 10.3.3 Tunagrahita 10.3.4 Tunadaksa 10.3.4.1 Karakteristik Anak Tunadaksa 10.3.4.2 Ketenagaan 10.3.4.3 Alat atau edia Pebelajaran 10.3.5 Tunalaras 10.3.5.1 Jenis Gangguan atau Hambatan 10.3.5.2 Teknik Mengenal Anak Tunalaras 10.3.5.3 Alat atau Media Pembelajaran 10.3.6 Berkesulitan dan Lamban Belajar 10.3.7 Autis 10.3.8 Anak Berbakat 10.4 Unsur Pelaksana 10.5 Evaluasi 10.6 Faktor Pendukung 10.7 Faktor Penghambat Daftar Pustaka Tentang Penulis

64 64 65 67 67 88 95 96 96 97 98 101 101 116 117 135 136 137 139 157 157 159 160 163 165 181 183 184 185 185 187 189

ix

x

BAB 1

KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN

1.1 Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi Dalam pembelajaran (instructional), sumber informasi adalah dosen, guru, instruktur, peserta didik, bahan bacaan dan sebagainya. Menurut Schramm (1977), media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Briggs mendifinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sedang menurut Arief S. Sadiman (1986) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran (media) tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran (media) dan penerima pesan adalah komponen1

2

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pembelajaran dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol non-verbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan (bisa siswa, peserta latihan ataupun guru dan pelatihnya sendiri) menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan. Proses penafsiran simbolsimbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut disebut decoding. Adakalanya penafsiran tersebut berhasil, adakalanya tidak. Penafsiran yang gagal atau kurang berhasil berarti kegagalan atau kekurangberhasilan dalam memahami apa-apa yang didengar, dibaca, atau dilihat dan diamatinya. Pada gambar 1.1 akan kita lihat kegagalan proses komunikasi tersebut. Guru menyampaikan pesan A, dari kelima siswa hanya siswa pertama yang tepat dalam menafsirkannya. Tiga di antaranya kurang tepat (Al, A2, A3) sedang satu lainnya salah sama sekali.

Gambar 1.1 Proses komunikasi yang gagal

Asrorul Mais, S.T., S.Pd., M.Pd.

3

Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi. Penghambat tersebut biasa dikenal dengan istilah barriers atau noises. Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, verbalisme, artrinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. Kedua, salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya. Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru. Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep. Kita kenal adanya hambatan psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, inteligensi, pengetahuan dan hambatan fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh. Siswa yang senang terhadap mata pelajaran, topik serta gurunya tentu lain hasil belajarnya dibandingkan dengan yang benci atau tak menyukai semua itu. Anda jangan terlalu banyak berharap dari siswa yang lagi sakit karena pesan-pesan yang anda sampaikan padanya akan terhambat karenanya. Anda juga jangan berharap pada siswa yang sehat sekalipun untuk mengamati kehidupan binatang satu sel dengan mata telanjang. Dua jenis hambatan yang lain; pertama hambatan kultural seperti perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan

4

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

dan nilai-nilai panutan; kedua hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan situasi dan kondisi keadaan sekitar. Proses belajar mengajar di tempat yang tenang, sejuk dan nyaman tentu akan berbeda dengan proses yang dilakukan di kelas yang bising, panas dan berjubel. Perbedaan adat-istiadat, norma sosial dan kepercayaan kadang-kadang bisa menjadi sumber salah paham. Karena adanya berbagai jenis hambatan tersebut baik dalam diri guru maupun siswa, baik sewaktu mengcode pesan maupun mendecodenya, proses komunikasi belajar mengajar sering kali berlangsung secara tidak efektif dan efisien.

Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat, inteligensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pembelajaran.

Gambar berikut memperlihatkan proses komunikasi yang berhasil berkat ikut sertanya media dengan proses belajar mengajar. Sumber pesan bisa penulis buku, pelukis, fotografer, produser dan guru sendiri. Medianya bisa berupa buku, poster, foto, program kaset audio, film, kaset video. Pesan A yang disampaikan oleh guru maupun media dan sumber pesan ditafsirkan sebagai A pula oleh para siswa. Guru dan media bekerja sama, bahu-membahu dalam menyajikan pesan.

Gambar 1.2 Proses komunikasi yang berhasil

Asrorul Mais, S.T., S.Pd., M.Pd.

5

Mungkin saja guru tidak banyak berperan karena proses belajar mengajar terjadi dalam jarak jauh. Pada situasi seperti ini penulis buku, modul atau produser program-program audio, video maupun film merupakan sumber pesan. Siswa berinteraksi dengannya secara tak langsung lewat media-media yang mereka buat.

Gambar 1.3 Proses Komunikasi Jarak Jauh

1.2 Tingkatan Pemahaman dalam Belajar Manusia pada hakikatnya dapat tingkatan (Vemon A. Magnesen), yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

belajar melalui

10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan, 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.

Gambar 1.4 “Kerucut Pengalaman” (Cone Experience) Edgar Dale

enam

6

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Menurut Peoples, (1988) seluruh pengetahuan yang kita peroleh didapatkan dari: 1. 75% dari melihat, 2. 13% dari mendengar, 3. 12% dari mengecap, mencium, dan meraba. Berikut ini adalah filosofi China dari Confusius silam mengenai media pembelajaran: 1. Saya mendengar, saya dapat lupa. 2. Saya melihat, saya akan ingat. 3. Saya melakukan, saya lebih paham.

tahun

BAB 2

PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN

2.1 Perkembangan Konsepsi Media Pembelajaran Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Camenius yang tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Jika kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru, dalam kegiatan mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar grafts atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkret, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam belajar. Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio. Dari hal ini, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-usaha 7

8

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

untuk membuat pelajaran abstrak menjadi lebih konkret terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar Dale membuat klasifikasi tingkat pengalaman belajar dari yang paling konkret sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “Kerucut Pengalaman” (Cone Experience) Edgar Dale.

Gambar 2.1 “Kerucut Pengalaman” (Cone Experience) Edgar Dale

Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Begitupun dalam dunia. pendidikan. Alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkanjuga berfungsi sebagai penyalur pesan belajar. Pada tahun 1960-an, para ahli mulai memerhatikan siswa sebagai komponen utama dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme dari BF. Skinner mulai memengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil teori ini adalah diciptakannya Teaching Machine (mesin pengajar) dan Programmed Instruction (pembelajaran terprogram). Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, jika saat ini kita mendengar kata media, hendaklah kata tersebut diartikan dalam

Asrorul Mais, S.T., S.Pd., M.Pd.

9

pengertiannya yang terakhir, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).

2.2 Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’ atau ’pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002: 137). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 17). Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. Media belajar dan sumber belajar: 1. Media belajar merupakan bagian dari sumber belajar. 2. Sumber belajar dapat berupa; pesan, orang, bahan, alat, teknik,

10

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

dan lingkungan. 3. Media belajar merupakan kombinasi antara alat (hardware) dan bahan (software). 4. Guru hanya merupakan salah satu jenis sumber belajar yang berupa “orang”. Dua jenis sumber belajar yaitu: 1. By Design Learning Resources Sumber belajar yang sengaja dirancang khusus untuk tujuan pembelajaran. Misalnya: buku pelajaran, modul, program audio, program video, transparansi OHP, dan lain-lain. 2. Learning Resources by Utilization Sumber belajaryang bukan dirancang untuk tujuan pembelajaran, namun sudah tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Misalnya sawah, pasar, surat kabar, siaran televisi, pabrik, terminal, dan lain-lain.

2.3 Ciri-ciri Media Pembelajaran Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya, yaitu: 1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. 2. Ciri M...


Similar Free PDFs