Modul Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas Rev PDF

Title Modul Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas Rev
Author REG.B/0520124002/SYI AFIFAH
Course industrial engineering
Institution Universitas Widyatama
Pages 60
File Size 1.3 MB
File Type PDF
Total Downloads 156
Total Views 652

Summary

MODUL PRAKTIKUMPERANCANGAN TATA LETAKFASILITASNama Praktikan : _______________________NPM : _______________________Kelas : _______________________Jl. Cikutra 204a Bandung 40125 Tlp. +62 22 7206713 ext. 131Email : [email protected] , Website : ie.widyatama.acPRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV i...


Description

MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Nama Praktikan

: _______________________

NPM

: _______________________

Kelas

: _______________________

Jl. Cikutra 204a Bandung 40125 Tlp. +62 22 7206713 ext. 131 Email : [email protected] , Website : www.ie.widyatama.ac.id

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

TIM PENYUSUN

MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

DR . Didit Damur Rochman S.T., M.T. Tiaradia Ihsan, S.T.

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

i

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Modul Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas untuk mahasiswa/i Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Widyatama ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas pada Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama. Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas. Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas ini masih jauh dari sempurna. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang. Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bandung, Januari 2017

Penyusun

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

ii

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

PERATURAN PRAKTIKUM 1. Praktikan wajib 100% kehadiran mengikuti seluruh kegiatan praktikum dan asistensi. Dispensasi ketidakhadiran diberikan jika Praktikan: a.

Sakit yang mengharuskan praktikan dirawat inap (opname).

b.

Sakit menular yang membutuhkan karantina.

c.

Musibah yang dialami keluarga inti.

d.

Ijin ketidakhadiran minimal dari Instruktur.

2. Praktikan yang melakukan tindak kecurangan dalam bentuk apapun untuk Tugas Awal, Tugas Pendahuluan, Laporan, dan/atau Tugas Tambahan akan mendapatkan sanksi maksimum gugur praktikum. 3. Pengumpulan Tugas Pendahuluan dilakukan pada saat praktikum modul yang bersangkutan dan menjadi syarat untuk mengikuti kegiatan praktikum. Pengumpulan Tugas Pendahuluan dilakukan perorangan. 4. Asistensi dilakukan pada pertemuan selanjutnya setelah kegiatan praktikum dilakukan. Asistensi dilakukan secara perorangan dan langsung berhadapan dengan Asisten. 5. Pengumpulan Laporan Asistensi WAJIB dikerjakan 100% dari tugas yang diberikan oleh Instruktur Laboratorium 6. Laporan setiap modul WAJIB di ACC oleh Instruktur Laboratorium, apabila tidak mendapat ACC Instruktur Laboratorium, maka Praktikan tidak bisa mendapatkan ACC laporan untuk modul berikutnya. 7. Laporan setiap modul dapat di ACC oleh Instruktur Laboratorium setelah mendapat persetujuan dari Asisten praktikum. 8. Susunan Laporan Akhir Praktikum harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:  Cover  Lembar asistensi  Lembar pengesahan  Kata pengantar.  Daftar isi.  Daftar tabel.  Daftar gambar.  BAB I s/d BAB VI.  Daftar Pustaka.  Lampiran. 9. Praktikan WAJIB datang tepat waktu. Keterlambatan akan menyebabkan Praktikan yang bersangkutan mendapatkan sanksi sebagai berikut:

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

iii

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

a. Keterlambatan max. 15 menit. b. Apabila lebih dari 15 menit, Praktikan dianggap tidak hadir. 10. Praktikan WAJIB menjaga dan memelihara peralatan yang digunakan selama praktikum berlangsung. 11. Jika peralatan yang digunakan rusak pada saat pengunaan, Praktikan WAJIB mengganti peralatan yang rusak tersebut. 12. Jika Praktikan menghilangkan peralatan, Praktikan WAJIB mengganti peralatan yang hilang tersebut. 13. Jika Peralatan Laboratorium terbawa oleh Praktikan, Praktikan WAJIB mengembalikan peralatan tersebut.

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

iv

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

DAFTAR ISI TIM PENYUSUN ................................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii PERATURAN PRAKTIKUM ............................................................................................................ iii DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... v MODUL 1. RISET PASAR .................................................................................................................. 2 Landasan Teori................................................................................................................................ 2 Prosedur Praktikum......................................................................................................................... 9 MODUL 2. LUAS LANTAI PRODUKSI ......................................................................................... 12 Landasan Teori.............................................................................................................................. 12 Prosedur Praktikum....................................................................................................................... 15 MODUL 3. ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI .............................................................. 18 Landasan Teori.............................................................................................................................. 18 Prosedur Praktikum....................................................................................................................... 22 MODUL 4. ONGKOS MATERIAL HANDLING ............................................................................. 25 Landasan Teori.............................................................................................................................. 25 Prosedur Praktikum....................................................................................................................... 27 MODUL 5. ANALISIS HASIL PENEMPATAN DIAGRAM DAN AKTIVITAS ....................... 31 Landasan Teori.............................................................................................................................. 31 Prosedur Praktikum....................................................................................................................... 34 MODUL 6. ASPEK EKONOMI DAN FINANSIAL ....................................................................... 39 Landasan Teori.............................................................................................................................. 39 Prosedur Praktikum....................................................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 53

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

v

TUGAS PENDAHULUAN MODUL 1

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

1

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

MODUL 1. Riset Pasar Landasan Teori 1. Agregasi Perencanaan agregat secara organisasi merupakan tanggung jawab manajer operasi dalam kegiatannya menentukan strategi untuk memenuhi perubahan permintaan, sehingga dapat meminimasi ongkos dan tujuan perusahaan dapat terpenuhi.Metode Perencanaan agregat secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua strategi, yaitu: a. Strategi tradisional Top Down, yang menggunakan konsep rata-rata atau komposit dari produk untuk memformulasikan rencana keseluruhan. Produk komposit kemudian didisagregasi untuk memperoleh perencanaan yang lebih rinci. b. Strategi pendekatan Bottom Up atau disebut dengan Capacity Requirement Planning dimana perencanaan agregat secara keseluruhan dievaluasi dengan memperhatikan ketersediaan kapasitas. Proses agregasi (aggregation) ialah pengelompokan beberapa jenis item menjadi product family. 2. Peramalan (Forecasting) Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa. Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya relative kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat komplek dan dimanis.

Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat komplek dan dinamis karena permintaan tersebut akan tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing, dan produk substitusi. Oleh karena itu, peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen. Ditinjau dari segi proyeksi, peramalan secara teknis dikualifikasikan dalam dua cara yaitu peramalan kualitatif dan kuantitatif. A. Teknik Peramalan dengan Metode Kuantitatif 1. Metode kuantitatif dapat digunakan jika tersedia data kuantitatif masa lalu 2. Dari data tersebut dicari pola hubungan yang ada 3. Berangkat dari asumsi bahwa pola hubungan berlanjut terus pada masa yang akan dating 4. Metode kuantitatif ini cocok dipakai pada kondisi yang stastis, jelas dan tidak memerlukan human mind 5. Dengan metode kuantitatif ini, ketelitian ramalan dapat diprediksi sejak awal sebagai bahan pengambilan keputusan 6. Atas dasar hal tersebut diatas, metode kuantitatif ini lebih disukai

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

2

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

B. Teknik Peramalan dengan Metode Kualitatif Digunakan jika tidak tersedia data kuantitatif masa lalu karena alasan: 1. Data tidak tercatat 2. Yang diramallkan adalah hal baru 3. Situasi telah berubah 4. Situasi terbulen dan memerlukan human mind 5. Kesalahan peramalan tidak dapat diprediksi Metode kuantitatif secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1. Metode Time Series Digunakan untuk kondisi dimana kita tidak bias menjelaskan faktor apa yang akan dapat meneybabkan terjadinya event yang diramalkan (Black Box), sehingga waktu yang dianggap sebagai variabel penyebab terjadinya event tersebut. Input

Black Box

Output

2. Metode Averaging a. Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama sehingga fluktuasi random data dapat diredam dengan rata-ratanya. b. Apabila tidak semua data masa lalu dapat mewakili asumsi pada data berlanjut terus dimasa yang akan dating maka dapat dipilih sejumlah periode tertentu saja (misalnya 6 periode). c. Apabila ternyata periode yang relevan adalah N periode terakhir maka rata-rata dapat dihitung dengan N periode yang berbeda hasil perataan ini disebut Moving Average. d. Apabila datanya stasioner, Single Moving Average cukup baik untuk meramalkan keadaan. e. Jika ternyata data tidak stasioner, mengandung pola trend maka dilakukan moving average pada hasil single moving average hasil perataan ini disebut Double Moving Average. f. Biasa dipakai untuk peramalan jangka pendek.

Adapun metode-metode yang termasuk dalam metode averaging ini, antara lain: a. Single Moving Average b. Double Moving Average 3. Metode Smoothing a. Dipakai pada kondisi dimana bobot datapada periode yang satu berbeda dengan data periode sebelumnya dan membentuk fungsi exponensial sehingga disebut exponensial smoothing. b. Apabila pola datanya stasioner, single exponential cukup baik untuk meramalkan keadaan.

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

3

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

c. Apabila data tidak stasioner, mengandung pola trend, maka dilakukan smoothing pada hasil single exponential smoothing. Hasil smoothing ini disebut Double exponential smoothing. d. Apabila selain pola trend juga mengandung pola siklik, perlu dilakukan smoothing pada hasil double exponential. Hasil perataan ini disebut Triple Exponential Smoothing.

Baik untuk peramalan jangka pendek dan banyak item yang harus diramalakan (karena mudahnya). Adapun metode-metode yang termasuk dalam metode smoothing ini, antara lain: a.

Single Exponensial Smoothing

b.

Double Exponensial Smoothing

c.

Satu Parameter Brown

d.

Dua Parameter Holt

e.

Triple Exponensial Smoothing

f.

Winter

g.

Quadratik

3. Disagregasi Proses disagregasi adalah proses merubah hasil rencana produksi agregat menjadi jumlah yang harus diproduksi untuk setiap produk atau item. Karakteristik dari perencanaan produksi biasanya tidak rinci, rencana dibuat untuk famili atau kelompok produk. Dan satuan yang digunakan dapat berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya, seperti ton, galon, waktu produksi standar, satuan uang, dan lain-lain. Horizon perencanaan bisa sama panjang dengan rencana bisnis biasanya 5 tahun. Periode perencanaan biasanya bulanan. Kemudian tidak standar, tergantung pada tipe bisnis apakah make to order atau make to stock. Hasil yang diperoleh dari proses disagregasi adalah: a. Demand tiap end item b. On hand tiap end item c. Master Production Schedule (MPS) Tabel 1 Disagregasi Pesaing Perusahaan / Pesaing

0.15 Rp Produk 1

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

0.85 Rp Produk 2

4

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

4. Pemasaran Pemasaran (Inggris: Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju. Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat 2. Faktor makro, yaitu demografi atau ekonomi, politik/hukum, teknologi atau fisik dan sosial/budaya.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran dari sudut pandang penjual: 1. Tempat yang strategis (place) 2. Produk yang bermutu (product) 3. Harga yang kompetitif (price) 4. Promosi yang gencar (promotion)

Dari sudut pandang konsumen: 1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants) 2. Biaya konsumen (cost to the customer) 3. Kenyamanan (convenience) 4. Komunikasi (comunication)

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

5

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

5. Kapasitas Produksi Terpasang Penetapan kapasitas produksi yang diperlukan adalah kunci permasalahan pokok tidak hanya merancang fasilitas produksi yang baru atau ekspansi fasilitas yang ada, akan tetapi juga untuk mengantisipasi periode operasi yang pendek dimana ukuran pabrik tidak bisa dirubah begitu saja. Keputusan mengenai kapasitas produksi dalam hal ini juga ditentukan oleh kemampuan mesin atau fasilitas produksi yang terpasang menjadi begitu penting demi kelancaan dan pengendalian produksi.

Tabel 2 Kapasitas Produksi Terpasang Tahun

Market Market Demand Demand Perusahaan Pesaing Potential(Unit) Share(%) (3) (4) (1) (2)

Kapasitas Produksi KPT (5)

6. Operation Process Chart (OPC) Merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah- langkah proses (operasi dan pemeriksaan) yang akan dialami bahan baku. Dalam peta proses operasi yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja, biasanya pada akhir proses terdapat penyimpanan (storage). Kegunaan Peta Proses Operasi a.

Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.

b.

Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.

c.

Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

d.

Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.

e.

Sebagai alat untuk latihan kerja.

Prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi a.

Pada baris paling atas dinyatakan kepalanya “Peta Proses Operasi” diikuti oleh identifikasi lain, seperti nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, sebagai usulan atau sekarang, nomor peta.

b.

Material yang akan diproses di letakkan diatas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.

c.

Lambang- lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses.

d.

Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

6

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

Untuk memperoleh peta proses operasi yang baik, produk yang biasanya paling banyak memrlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu. Dipetakan dengan garis vertikal sebelah kanan halaman atas. Komponen Utama

No. & Nama Part (jumlah) Nama & ukuran bahan No. & Nama Part (jumlah) Nama & ukuran bahan

waktu

Komponen Tambahan

Proses

NO Operasi Mesin/alat bantu

%scrap

No. Operasi

Assembling XXX

No. Operasi

No. Inspeksi

Storage

Gambar 1 Bentuk Standar OPC 7. Routing Sheet Untuk membuat peta proses operasi membutuhkan sutau dokumen utama yang dikenal dengan nama Master Route Sheet atau Routing Sheet. Tahap awal yang harus dilakukan sebelum kegiatan produksi dimulai adalah mengidentifikasi ataupun menentukan urut-urutan mesin/peralatan, proses dan operasi yang sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi. Routing Sheet ini merupakan hal yang sangat penting bagi pengawasan produksi, karena merupakan penentuan mutu produk yang akan dibuat, dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk rrrengerjakan setiap kegiatan produk tersebut.

PRAK. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS REV.00

7

PRODI. TEKNIK INDUSTRI

Pada umumnya, selain menyajikan urut-urutan mesin atau peralatan, proses dan operasi, routing sheet ini juga memuat antara lain kapasitas mesin atau perak...


Similar Free PDFs