Makalah tata letak pabrik PDF

Title Makalah tata letak pabrik
Author Efriani Kurnia
Pages 26
File Size 703.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 59
Total Views 444

Summary

MAKALAH PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK (HMKB764) PENINGKATAN KAPASITAS GUDANG DENGAN PERANCANGAN LAYOUT MENGGUNAKAN METODE CLASS-BASED STORAGE Oleh : NAMA : ICHSAN FAUZI NIM : H1F113075 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN BANJARBARU 2016 1 Makalah ini disusun ...


Description

MAKALAH PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK (HMKB764)

PENINGKATAN KAPASITAS GUDANG DENGAN PERANCANGAN LAYOUT MENGGUNAKAN METODE CLASS-BASED STORAGE

Oleh : NAMA

:

ICHSAN FAUZI

NIM

:

H1F113075

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN BANJARBARU 2016

1

Makalah ini disusun berdasarkan penelitian “Peningkatan Kapasitas Gudang Dengan Perancangan Layout Menggunakan Metode Class-Based Storage”

Yang dilaksanakan oleh Heldy Juliana*), Naniek Utami Handayani*) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Semarang 50239 (Received: March 23, 2016 / Accepted: June 14, 2016)

2

STRUKTUR ORGANISASI REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc

WAKIL REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si

DEKAN FAKULTAS TEKNIK Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT

WAKIL DEKAN I FAKULTAS TEKNIK

WAKIL DEKAN II FAKULTAS TEKNIK

WAKIL DEKAN III FAKULTAS TEKNIK

Dr. Chairul Irawan, ST., MT

Maya Amalia, ST., M.Eng

Nurhakim, ST., MT

KEPALA PRODI TEKNIK MESIN Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.

DOSEN PENGAMPUH Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.

Mahasiswa Ichsan Fauzi

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini perencanaan tata letak pabrik yang berjudul “Peningkatan Kapasitas Gudang Dengan Perancangan Layout Menggunakan Metode Class-Based Storage” dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes. selaku dosen pengampuh dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Tidak lupa kami meminta maaf jika dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang menyinggung pihak-pihak tertentu. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Banjarbaru,

Januari 2017

Penulis

4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tata letak pabrik termasuk aspek utama dalam dunia industri karena berkaitan erat dengan cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik. Pengaturan tata letak pabrik yang optimal akan berkontribusi terhadap kelacancaran seluruh operasi pabrik (Zhenyuan dkk, 2011). Artinya tata letak pabrik yang baik dapat menempatkan berbagai fasilitas dan peralatan fisik secara teratur sehingga mendukung pekerjaan berjalan secara produktif (Zhenyuan dkk, 2011). Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencapai kelancaran proses produksi, salah satunya melalui sistem penyimpanan material yang baik. Sebagai contoh, keberadaan gudang bahan baku dalam pabrik akan menjamin ketersediaan bahan baku pada waktu yang tepat dan jumlah yang tepat sehingga mempengaruhi kelancaran proses produksi sampai menghasilkan barang akhir dan diterima oleh konsumen. Oleh karena itu, sistem pergudangan pada dasarnya berfungsi penting dalam kelancaran rantai pasok (Goetschalckx, 2009). Kinerja

sistem

penyimpanan

barang

bergantung

pada

beberapa

karakteristik internal dan eksternal. Karakteristik internal meliputi: (1) kapasitas penyimpanan; (2) kemudahan akses ke lokasi penyimpanan; (3) kompleksitas struktur internal; dan (4) dan tingkat teknologi informasi. Sedangkan karateristik eksternal seperti jenis produk, jumlah produk, jumlah persediaan untuk disimpan, dan tipe aliran barang masuk dan keluar. Besarnya variansi jenis dan jumlah produk yang dipesan dapat menimbulkan perbedaan kebutuhan bahan baku antara satu pesanan dengan pesanan lainnya. Kondisi ketidakpastian ini memicu timbulnya masalah lain, yaitu lamanya kontrak pemesanan bisa disepakati, seperti

5

tidak sesuainya desain pesanan yang dihasilkan dengan yang diminta pelanggan dan terjadinya keterlambatan dalam pemenuhan pesanan (Azmi et al, 2010). Tantangan inilah yang saat ini sedang dihadapi oleh CV. MDP. CV. MDP merupakan industri kemasan karton yang berlokasi di Kawasan Industri Candi Semarang. Pertumbuhan industri pangan, farmasi, dan barang-barang kebutuhan konsumen yang cukup pesat telah mendorong terjadinya peningkatan permintaan terhadap industri kemasan. Sebagian besar produk kemasan karton merupakan pesanan yang didesain secara khusus untuk konsumen tertentu sehingga perusahaan beroperasi berdasarkan pesanan (make-to-order/MTO). Produksi yang bersifat make to order memberikan tingkat ketidakpastian dan kompleksitas perencanaan produksi yang tinggi. Ketidakpastian dan kompleksitas ini antara lain berasal dari besarnya variasi bentuk dan desain kemasan karton, jumlah yang dipesan, waktu kedatangan pesanan dan waktu penyelesaian pesanan yang diharapkan pelanggan (Azmi et al, 2010). Karena kondisi tersebut, perusahaan menerapkan kegiatan penempatan barang dengan kebijakan. randomized storage, yaitu karton ditempatkan secara acak tanpa aturan tertentu. Hal ini menyebabkan proses peletakkan karton di sembarang tempat, sehingga kapasitas yang dimiliki gudang belum dimanfaatkan secara optimal dan menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas gudang sebenarnya. Contohnya bahan baku karton yang frekuensinya kedatangannya 1 kali dalam seminggu ditempatkan pada area yang berjarak 40,25 meter dari pintu gudang, sedangkan pada area yang terdekat dari pintu yaitu berjarak 6,75 meter hanya diisi oleh bahan baku yang frekuensi kedatangannya hanya 1 kali dalam sebulan. Berdasarkan fakta tersebut perlu dilakukan perancangan kebijakan penyimpanan dan perancangan tata letak gudang agar menjadi lebih baik.

6

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang di dapat adalah: 1. Bagaimana meningkatkan utilisasi kapasitas gudang? 2. Bagaimana

mempercepat

pemenuhan

permintaan

karton

yang

dibutuhkan perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan utilisasi kapasitas gudang 2. Mempercepat

pemenuhan

permintaan

karton

yang

dibuthkan

perusahaan

1.4 Ruang Lingkup Penelitian Batasan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Setiap pesanan berisi beberapa item dengan berbagai jumlah. 2. Layout gudang terdiri dari satu blok dan satu-lorong, dan ruang penyimpanan disesuaikan. 3. Data yang digunakan merupakan data produksi yang berlangsung saat penelitian yaitu pada bulan Januari-Maret 2015. 4. Tidak melakukan perhitungan biaya perbaikan tata letak. 5. Tidak melakukan perubahan terhadap sistem produksi maupun urutan proses produksi. 6. Tidak ada penambahan atau pengurangan fasilitas atau departemen selama penelitian berlangsung. 7. Tidak ada penambahan jenis produk baru selama penelitian berlangsung

7

1.5 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.

Bagi universitas Memperkaya wawasan pengetahuan sebagai bahan studi bagi rekanrekan mahasiswa dan juga sebagai pertimbangan bagi mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas akhir.

2.

Bagi Perusahaan Menyajikan bahan pertimbangan dalam perancangan tata letak gudang yang mengoptimalkan kapasitas penyimpanan dan pemindahan barang.

3.

Bagi Peneliti Mengaplikasi teori manajemen perawatan dan proses manufaktur yang telah diperoleh selama perkuliahan serta menambah pengetahuan tentang penerapan perancangan tata letak pabrik di lapangan.

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Definisi Perancangan Tata Letak Perancangan tata letak didefinisikan sebagai perancangan tata letak pabrik

sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk ( James M. Apple, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,

diterjemahkan oleh

Nurhayati

Mardiono,

ITB,

Bandung,

1990).

Berdasarkan hierarki perencanaan fasilitas dan definisi perancangan tata letak yang telah diuraikan sebelumnya, maka pengertian perancangan tata letak yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah pengaturan konfigurasi stasiun kerja produksi yang disusun berdasarkan interaksi antar departemen yang memenuhi kriteriakriteria tertentu sehingga interaksi tersebut optimal dalam proses transformasi material dari bahan mentah menjadi produk jadi. Perencanaan tata letak fasilitas produksi merupakan suatu persoalan yang penting, karena pabrik atau industri akan beroperasi dalam jangka waktu yang lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan menyebabkan kegiatan produksi berlangsung tidak efektif dan tidak efisien. Perencanaan tata letak merupakan salah satu tahap perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efektif dan efisien sehingga tercapai suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis. Studi tentang pengaturan tata letak fasilitas selalu berkaitan dengan minimasi total cost. Yang termasuk dalam elemen–elemen cost yaitu conctruction cost, installation cost, material handling cost, production cost, safety cost, in-process

9

storage cost. Disamping itu, perencanaan yang teliti dari layout fasilitas akan memberikan kemudahan-kemudahan saat diperlukannya ekspansi pabrik atau kebutuhan supervisi.

2.2.

Definisi Gudang Menurut David E Mulcahy, (Warehouse and Distribution Operation

Handbook International Edition, McGraw Hill, New York, 1994) gudang adalah suatu fungsi penyimpanan berbagai macam jenis produk yang memiliki unit penyimpanan dalam jumlah yang besar maupun yang kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan oleh pabrik (penjual) dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam fasilitas produksi. Gudang sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai dengan jadwal produksi. Gudang atau strorage pada umumnya akan memiliki fungsi yang cukup penting didalam menjaga kelancaran operasi produksi suatu pabrik. Disini ada tiga tujuan utama dari

departemen

ini

yang

berkaitan

dengan

pengadaan

barang

(Wignjosoebroto,2003),yaitu sebagai berikut: 1. Pengawasan, yaitu dengan sistem administrasi yang terjaga dengan baik untuk mengontrol keluar masuknya material. Tugas ini juga menyangkut keamanan darimaterial, yaitu jangan sampai hilang. 2. Pemilihan, yaitu aktifitas pemeliharaan agar material yang disimpan di dalam gudang tidak cepat rusak dalam penyimpanan. 3. Penimbunan/penyimpanan, yaitu agar sewaktu-waktu diperlukan maka material yang dibutuhkan akan tetap tersedia sebelum dan selama proses berlangsung. 4. Perencanaan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik.

10

2.3.

Penempatan Barang Penempatan barang adalah kegiatan yang

berdasarkan

apa

suatu

barang

ditempatkan

dalam

berubungan dengan gudang.

Kebijakan

penempatan barang ini berdampak pada waktu transportasi yang dibutuhkan dan proses pencarian atau penelusuran barang. Berikut ini adalah jenis-jenis kebijakan penempatan barang: a. Random storage Yaitu penempatan barang berdasarkan tempat yang paling dekat dengan lokasi input barang, implikasi kebijakan ini adalah waktu pencarian barang lebih lama. Random storage memerlukan sistem informasi yang baik, umumnya

cara

ini

dilakukan

pada

sistem

AS/RS

(Automated

Storage/Retrievel System). b. Fixed storage atau dedicated storage Aplikasi kebijakan yang menempatkan satu jenis bahan atau material di tempat yang khusus hanya untuk bahan atau material tersebut. Kebijakan ini akan mengurangi waktu dalam pencarian barang, namun ruang yang dibutuhkan menjadi kurang efisien karena ruang kosong untuk satu bahan atau material tidak diperbolehkan untuk ditempati bahan atau material lainnya. c. Class-based storage Yaitu penempatan bahan atau material berdasarkan atas kesamaan suatu jenis bahan atau material kedalam suatu kelompok. Kelompok ini nantinya akan ditempatkan pada suatu lokasi khusus pada gudang. Kesamaan bahan atau material pada suatu kelompok, bisa dalam bentuk kesamaan jenis item atau kesamaan pada suatu daftar pemesanan konsumen. d. Shared storage

11

Penempatan beberapa bahan atau material dalam satu area yang dikhususkan untuk bahan atau material tersebut. Kebijakan ini mengurangi jumlah kebutuhan luas gudang dan mampu peningkatkan utilisasi area penempatan persediaan.

2.4. Pemindahan Bahan Material

dapat

dipindahkan

secara

manual

maupun

dengan

menggunakan metode otomatis, material dapat dipindahkan satu kali maupun beribu kali. Material dapat dialokasikan pada lokasi yang tetap maupun secara acak atau material dapat ditempatkan pada lantai maupun da atas. Apabila terdapat dua buah stasiun kerja/departemen I dan j yang koordinatnya ditunjukan sebagai (x,y) dan (a,b), maka untuk menghitung jarak antar dua titik tengah dij dapat dilakukan beberapa metode, yaitu: 1. Rectilinear Distance Jarak di ukur sepanjang lintasan dengan menggunakan garis tegak lurus satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah material yang berpindah sepanjang gang(aisle)rectilinier di pabrik.

dij =│x-a│+│y-b│ 2. Euclidean Distance

12

Jarak diukur sepanjang lintasan garis lurus antara dua buah titik. Jarak euclidean dapat diilustrasikan sebagai conveyor lurus yang memotong dua buah stsiun kerja.

dij = √[(x2-x1)² + (y2-y1)²] 3. Squared Euclidean Distance Jarak diukur sepanjang lintasan sebenarnya yang melintas antara dua buah titik. Sebagai contoh pada sistem kendaraan terkendali (guided vehicle system), kendaraan pada perjalananya harus mengikuti araharah yang sudah ditentukan pada jaringan lintasan terkendali. Oleh karena itu, jarak lintasan aliran bisa lebih panjang dibandingkan dengan rectilinier atau Euclidean.

dij = (x-a)² + (y-b)²

13

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah tata letak gudang CV.MDP-Semarang penelitian dilaksanakan pada bulan januari sampai maret 2017 di perusahaan yang bergerak di bidang kemasan karton.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian Adapun alat dan bahan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Alat Tulis 2. Alat Ukur Panjang 3. Autocad 2010

3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti mendapatkan data bersumber secara langsung (primer) dari perusahaan dan dari yang telah tersedia untuk diproses selanjutnya (sekunder). Data-data yang dikumpulkan antara lain sebagai berikut: a. data tata letak gudang bahan baku existing b. karakteristik karton c. data jadwal pemesanan dan permintaan karton d. data aliran bahan di gudang bahan baku Data-data tersebut dikumpulkan melalui pengamatan peneliti secara langsung dan melalui wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan ini.

14

3.4 Tahapan Penelitian Adapun Tahapan penelitian ini seperti terlihat pada Gambar 3.1 dan 3.2 di bawah ini

Gambar 3.1 Model Konseptual

Gambar 3.2 Tahapan Penelitian

15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Penelitian Berikut ini adalah layout gudang bahan baku saat ini: Ukuran dari gudang bahan baku CV. MDP-Semarang adalah 45, 6m x 22,6 m x 3 m. Proses keluar masuk bahan baku melalui sebuah pintu berukuran 2 m x 2,5 m. Selain itu, untuk menjamin kelancaran kegiatan pergudangan dalam gudang bahan baku terdapat beberapa fasilitas. Fasilitas tersebut adalah sebagai berikut: a. Tempat penimbangan Pada tempat ini merupakan lokasi penumpukan karton yang dikirim oleh supplier. Pada lokasi ini terdapat alat timbang dengan dimensi 1,2 m x 0,5 m x 1,42 m. b. Inspeksi Setelah karton ditimbang dan sesuai dengan nota yang dikirim. karton selanjutnya diinspeksi oleh operator. c. Penyimpanan karton Tempat penyimpanan karton dibagi menjadi beberapa bagian yaitu karton yang belum diinspeksi, lolos inspeksi, dan karton yang tidak lolos inspeksi. Lokasi penyimpanan tersebar tanpa adanya ketentuan tertentu d. Administrasi Bagian administrasi merupakan bagian yang mengelola administrasi di gudang seperti data keluar dan masuknya karton di gudang bahan baku. e. Proses Pembuatan Kemasan Karton

16

Proses produksi pada industri ini secara garis besar terdiri dari dua tahapan, yaitu proses pembuatan karton bergelombang (corrugating) dan proses konversi karton menjadi produk kemasan (converting). Aktivitas yang termasuk proses konversi adalah proses printing, proses die

cutting,

proses

gluing/stitching

berserta

tahapan-tahapan

persiapan (set up) sebelum, di tengah proses atau setelah proses konversi berlangsung. Diagram aliran bahan baku baku di dalam gudang saat memenuhi order pengiriman ke lantai produksi meliputi: karton yang datang dari supplier selanjutnya ditimbang untuk memastikan antara berat serta jenis yang ada di nota dengan yang dikirmkan; karton selanjutnya disimpan di sembarang tempat yang tersedia untuk menunggu giliran pengecekan; karton dicek dengan mesin inspeksi untuk melihat mutu dari karton yang dikirmkan. Jika karton dianggap cacat dan harus dikembalikan, maka karton akan diletakkan di bagian karton tidak lolos inspeksi. Jika karton dianggap baik maka disimpan pada tempat penyimpanan karton yang kosong.

Gambar 4.1 Tahapan Proses Pembuatan Kemasan Karton (CV. MDP, 2015)

Karakteristik Karton Karton yang disimpan digudang bahan baku CV. MDP-Semarang secara garis besar terdapat 2 jenis karton yaitu karton lipat (folding carton), dan karton gelombang (corrugated box). Karton-karton tersebut disimpan di dalam gudang dalam sebuah lot. Setiap rak memiliki berat sebesar 25 kg dan berukuran 50 cm x

17

30 cm x 90 cm. Dalam penyimpanannya karton lipat dan karton gelombang tidak memiliki perlakuan khusus. Kedua jenis karton tersebut diletakkan di sembarang tempat yang tersedia. Untuk mendukung kegiatan aliran bahan di gudang bahan baku terdapat beberapa alat material handling. Alat material handling yang digunakan yaitu sebagai berikut: a. 1 buah Kereta dorong dengan dimensi 2 m x 1 m x 80 cm. b. 1 buah Handclift dengan dimensi 1 m x 70 cm x 80 cm. c. Operator yaitu adalah semua tenaga kerja yang bekerja digudang. Manusia digunakan jika karton yang dibawa tidak terlalu banyak atau kereta dorong dan handclift sedang digunakan. Jadwal Pemasukan dan Pengeluaran Karton Setiap harinya karton selalu datang dari supplier dan juga keluar untuk diproduksi. Pengiriman dari supplier dan pengiriman ke produksi berlangsung setiap hari dan setiap waktu. Data persediaan karton saat ini dan data keluar dan masuk karton di gudang bahan baku CV. MDP-Semarang setiap bulan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Selanjutnya, data pada Tabel 1 akan digunakan untuk penentuan kapasitas gudang saat ini, sedangkan data pada Tabel 4.2 akan digunakan untuk penentuan letak karton karena karton dengan permintaan tertinggi ...


Similar Free PDFs