PELESTARIAN BANGUNAN MUSEUM ASI MBOJO PDF

Title PELESTARIAN BANGUNAN MUSEUM ASI MBOJO
Author Antariksa Sudikno
Pages 5
File Size 716.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 74
Total Views 118

Summary

PELESTARIAN BANGUNAN Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik MUSEUM ASI MBOJO LABORATORIUM ARSITEKTUR NUSANTARA Oleh : Annis Hardianty Dosen pembimbing : Prof. Ir. Antariksa, M. Eng., Ph.D LATAR BELAKANG Bima merupakan nama salah satu kota di Indonesia yang Museum Asi Mbojo memiliki memiliki sejarah ker...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PELESTARIAN BANGUNAN MUSEUM ASI MBOJO Antariksa Sudikno

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PELESTARIAN BANGUNAN GEREJA IMMANUEL JAKARTA Ant ariksa Sudikno

Pelest arian Bangunan St asiun Keret a Api di Kot a Probolinggo Ant ariksa Sudikno Pelest arian Gedung Merah Put ih Balai Pemuda Kot a Surabaya Ant ariksa Sudikno

PELESTARIAN BANGUNAN Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik LABORATORIUM ARSITEKTUR NUSANTARA

MUSEUM ASI MBOJO Oleh : Annis Hardianty

Dosen pembimbing : Prof. Ir. Antariksa, M. Eng., Ph.D

LATAR BELAKANG Bima merupakan nama salah satu kota di Indonesia yang memiliki sejarah kerajaan yang panjang. Bima tercatat sebagai kerajaan tertua di Pulau Sumbawa. Dari beberapa bukti sejarah di Bima terdapat bukti arkeologi yang berasal dari abad ke 14. Sedikitnya bangunan peninggalan masa pemerintahan yang tersisa di Kota Bima membuat berbagai pihak bergerak untuk mengadakan usaha pelestarian. Pihak tersebut ialah Pemerintah Kabupaten Bima, yang secara antusias menaruh perhatian lebih terhadap usaha pelestarian cagar budaya. Salah satu bangunan bersejarah di Bima ditetapkan menjadi cagar budaya nasional. Bangunan yang dimaksud ialah Museum Asi Mbojo. Walaupun posisinya yang berada di pusat kota, namun museum ini masih menjadi tanggungjawab dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bima. Bentuk tanggungjawab yang diberikan ialah mengusahakan segala kegiatan terkait pelestarian Museum Asi Mbojo. Menurut Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, sangat penting untuk menjaga apa yang telah dititipkan dari masa lampau untuk dikenang dan dipelajari kembali.

Interior Museum Asi Mbojo

Eksterior Museum Asi Mbojo

Museum Asi Mbojo memiliki perpaduan antara dua gaya arsitektur, yaitu kolonial Belanda dan Tradisional Bima.

Penampilan fasad Museum Asi Mbojo

Hal tersebut membuat museum ini berbeda dari bangunan kolonial lainnya dan menjadi landmark kota Bima.

Kamar Tidur Sultan

Berdasarkan gaya arsitektur yang dimiliki Museum Asi Mbojo tersebut, dapat dikatakan bahwa bangunan ini menarik untuk diamati karakter arsitekturnya. Karakter arsitektur yang dimaksud antara lain karakter visual, karakter spasial dan karakter struktural. Selain itu bangunan ini juga telah memenuhi kriteria sebagai bangunan yang patut untuk dilestarikan, sehingga diperlukan pelestarian berdasarkan karakter arsitektur. Pertanyaan pertama yang muncul adalah bagaimana karakter arsitektur pada bangunan Museum Asi Mbojo ini, kemudian dari situ ditelusuri pertanyaan kedua yaitu bagaimana strategi dan arah pelestarian bangunan Museum Asi Mbojo tersebut.

1 1

METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, metode evaluatif, dan metode development.

Metode

Deskriptif

Analisis

digunakan untuk menganalisis kondisi objek penelitian, sehingga didapatkan informasi perubahan pada elemen pembentuk karakter bangunan. Perolehan kondisi objek melalui data primer dan sekunder. Data primer didapat melalui proses wawancara dan pengamatn langsung di lapangan, sedangkan data sekunder didapat melalui studi literatur terkait objek yang sama.

Evaluatif

Metode

digunakan untuk memberikan

penilaian pada setiap

elemen arsitektur yang telah dianalisis sebelumnya. Hasil analisis karakter arsitektural diberi bobot nilai berdasarkan kriteria dari makna kultural bangunan. Kriteria-kriteria tersebut antara lain: estetika, keluarbiasaan, peranan sejarah, kelangkaan, karakter bangunan, memperkuat citra kawasan.

Metode

Develeopment

digunakan dalam menentukan arahan pelestarian dari hasil sebelumnya, lalu diklasifikasikan pada tiga tingkat potensial, yaitu potensial tinggi, potensial sedang, dan potensial rendah. Masing-masing potensial diarahkan pada empat strategi pelestarian yaitu preservasi, konservasi, rehabilitasi dan rekonstruksi.

Jendela pada bangunan Museum Asi Mbojo

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter Visual Bangunan Pada karaker visual, elemen-elemen yang diteliti adalah: elemen pembentuk fasade atap (balustrade, dinding eksterior, pintu dan jendela), elemen pembentuk ruang dalam (dinding interior, pintu, lantai dan langit-langit) beserta komposisi fasad (keseimbangan, irama, pusat perhatian dan skala).

Fasad belakang bangunan Museum Asi Mbojo

Fasad depan bangunan Museum Asi Mbojo

Dinding eksterior Museum Asi Mbojo difinishing oleh cat berwarna cream. Pada bagian bawah fasad bangunan, susunan pasangan batu kali diekspos di sepanjang sisi bangunan. Keseluruhan dinding interior bangunan difinishing dengan cat warna putih. Tidak banyak ornamen yang dapat ditemui pada dinding interior. Khusus pada ruang makan, dindingnya mendapat tambahan ornamen berupa tekstur garis vertikal yang berbahan kayu. Dinding eksterior dan dinding interior bangunan tidak banyak mengalami perubahan. Sebagian besar pintu eksterior dan pintu interior memiliki kesamaan dalam material, yaitu terbuat dari kayu jati baik kusen maupun daun pintunya dan dilapisi cat coklat. Ketika kayu ini mengalami perubahan seperti kepudaran warna, dilakukan pengecatan kembali sesuai dengan warna asli sebelumnya. Pintu-pintu tersebut berupa pintu rangkap atau pintu ganda yang berlapis dua.

2

Tipe-tipe pintu di Museum Asi Mbojo

Tipe-tipe jendela di Museum Asi Mbojo

Karakter visual pada bangunan Museum Asi Mbojo sebagian besar sangat mendominasi dan menjadi point of interest dari bangunan ini. Terutama pada elemen fasad seperti pintu dan jendela yang masih sangat asli dan dipertahankan hingga sekarang, sehingga sebagian besar karakter visual tergolong ke arah pelestarian preservasi.

Karakter Spasial Bangunan Pada karakter spasial diteliti fungsi ruang, orientasi ruang, hirarki ruang, organisasi ruang, pola ruang, alur sirkulasi serta komposisi spasial bangunan (Proporsi , perulangan, sumbu simetri).

Karakter Struktural Bangunan Karakter struktural diteliti struktur bagian atas dan struktur bagian badan bangunan.

Denah lantai 1 Museum Asi Mbojo

Denah lantai 2 Museum Asi Mbojo

Karakter spasial pada bangunan Museum Asi Mbojo memperlihatkan kaitan yang erat dengan lingkungan sekitarnya, terutama orientasi bangunan Museum Asi Mbojo pada zamannya terhadap alun-alun (lapangan) Serasuba di depannya. Selain itu spasial di dalam bangunan yang cukup menarik disebabkan terdapat banyak pintu, sehingga menimbulkan sirkulasi yang -

Koridor lantai 2 museum

Koridor lantai 1 museum

tidak sederhana. Karakter spasial pada bangunan ini beberapa ada yang tergolong ke arah pelestarian preservasi dan konservasi, namun pada intinya spasial yang ada sudah cukup baik dalam pemeliharaannya. Hirarki ruang adalah satu-satunya yang berubah dikarenakan fungsi bangunan yang beralih dari istana menjadi museum.

Tangga rahasia

3

Akses tangga utama museum

Konstruksi atap Museum Asi Mbojo

Dinding pemikul pada Museum Asi Mbojo

Dinding pemikul ini merupakan struktur utama pada bangunan yang menopang sebagian besar beban di atasnya, termasuk lantai 2. Kolom-kolom yang berada di teras membantu menopang beban seperti atap teras dan balkon Tidak terdapat perubahan pada struktur dinding pemikul ini.

Konstruksi atap bangunan menerapkan konstruksi atap tradisional. Hal ini dikarenakan konstruksi atap yang digunakan serta sambungannya bukan dari baja, melainkan dari kayu jati. Konstruksi kuda-kuda yangditerapkan adalah kuda-kuda gantung. Tidak terdapat perubahan pada struktur atap ini.

KESIMPULAN Aspek-aspek karakter arsitektural dari bangunan Museum Asi Mbojo diklasifikasikan dalam potensial tinggi, potensial sedang, dan potensial rendah. Potensial tinggi sangat dominan pada bangunan museum, karena banyak elemen yang memperkuat karakter bangunan kolonial yang tampak pada pintu, jendela, dan struktur dinding. Selain itu terdapat karakter tradisional Bima yang juga tampak pada material, bentuk, ornamen dan konstruksi atap bangunan. Potensial sedang pada dinding, lantai, langit-langit serta alur sirkulasi. Potensial rendah pada elemen baru yang menggantikan elemen lama yang telah rusak yang tampak pada dinding keramik wc dan kamar mandi, karena tidak berkaitan terhadap karakter bangunan.

Arahan pelestarian yang diusulkan untuk Museum Asi Mbojo diklasifikasikan dalam empat arahan pelestarian, yaitu preservasi konservasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Arahan pelestarian preservasi dan konservasi diarahkan pada kategori elemen bangunan potensial tinggi seperti atap, balustrade, pintu, jendela, dan struktur bangunan. Arahan pelestarian konservasi dan rehabilitasi diarahkan pada kategori elemen bangunan potensial sedang yakni dinding eksterior, lantai, langitlangit, dan alur sirkulasi. Arahan pelestarian rehabilitasi dan rekonstruksi diarahkan pada kategori elemen bangunan potensial rendah yaitu pada elemen-dinding interior wc dan kamar mandi. Kondisi Museum Asi Mbojo 2018

4 Copyright © 2019 antariksa...


Similar Free PDFs