Title | Pelestarian Lingkungan dan Bangunan Kuno di Kawasan Pekojan Jakarta |
---|---|
Author | Antariksa Sudikno |
Pages | 3 |
File Size | 1.1 MB |
File Type | |
Total Downloads | 252 |
Total Views | 362 |
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Pelestarian Lingkungan dan Bangunan Kuno di Kawasan Pekojan Jakarta Skripsi Perencanaan Wilayah dan Kota Ari Suprihatin Pembimbing: Prof. Ir. Antariksa, MEng., PhD Christia Meidiana, ST., MEng Latar Belakang Bagian dari Kawas...
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Pelestarian Lingkungan dan Bangunan Kuno di Kawasan Pekojan Jakarta
Skripsi Perencanaan Wilayah dan Kota
Ari Suprihatin Pembimbing:
Latar Belakang Bagian dari Kawasan Kota Tua yang memiliki kekhasan dan karakteristik khusus berupa percampuran kebudayaan antara etnis Arab dan Tionghoa yang tidak dimiliki kawasan lain di Kota Tua adalah Kawasan Pekojan. Kawasan Pekojan menjadi titik awal
Jalur pedestrian dan fasilitas pejalan kaki di Kawasan Pekojan.
Prof. Ir. Antariksa, MEng., PhD Christia Meidiana, ST., MEng
Kawasan Pekojan pada era Kolonial Belanda lebih dikenal sebagai kampung Arab. Sebelum ditetapkan sebagai kampung Arab pada abad ke18 oleh Pemerintah Hindia Belanda, Pekojan merupakan tempat tinggal warga Koja (Muslim India). Mayoritas penduduk yang berdagang dan bermukim di kawasan ini adalah orang India, sehingga dinamakan Pekojan yang berarti tempat tinggal orang Koja. Kawasan Pekojan kini termasuk ke dalam kawasan yang mengalami gejala penurunan kualitas lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan di Kawasan Pekojan terlihat dari menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau dan penurunan tingkat aksesibilitas. Berdasarkan p e n g a m a t a n a wa l , p e n u r u n a n kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau di Kawasan Pekojan terlihat dari luasan ruang terbuka hijau yang berkurang dari 10% pada tahun 1960an hingga kurang dari 1% pada tahun 2008. Sebagian besar ruang terbuka hijau yang ada dikonversi menjadi jalan raya, dan permukiman baru.
perkembangan Kampung Arab dan juga memiliki peranan d a l a m pernyebaran agama Islam di Kota Jakarta, terbukti dengan adanya sejarah K a m p u n g Pekojan yang lahi r hampir bersamaan d e n g a n (a) (b) lahirnya Kota Penurunan tingkat aksesibilitas Jumlah lantai bangunan di Pekojan: (a) ban- Jakarta. k a wa s a n j u g a m e n g a k i b a t k a n menurunnya kualitas lingkungan gunan dengan satu lantai; (b) bangunan denbersejarah. Hambatan sirkulasi gan lebih dari dua lantai kendaraan di Kawasan Pekojan terjadi di Jl. Pekojan Raya, Jl. Pekojan I, Jl. Pejagalan Raya, dan Jl. Pejagalan I. Terhambatnya sirkulasi kendaraan di Kawasan Pekojan diakibatkan oleh adanya bangkitan guna lahan industri, pergudangan, dan perdagangan yang menimbulkan kegiatan bongkar muat barang. Selain adanya bangkitan guna lahan di sekitar (b) kawasan, terhambatnya (a) sirkulasi kendaraan juga disebabkan Fungsi bangunan: (a) Bangunan berusia 70-80 tahun; (b) oleh tidak tersedianya lahan parkir yang memadai, sehingga kendaraan
Bangunan berusia lebih dari 100 tahun.
menggunakan badan sebagai tempat parkir.
jalan
Penurunan kualitas lingkungan bersejarah juga ditandai dengan rusaknya beberapa bangunan kuno di Kawasan Pekojan. Menurut pengamatan awal, sekitar 75% dari 16 bangunan cagar budaya yang ada di Kawasan Pekojan dalam kondisi rusak dan tidak terawat. Bangunanbangunan yang rusak tersebut dikhawatirkan akan segera hancur jika tidak ada upaya pemugaran kawasan. Upaya pemugaran perlu dilakukan guna melindungi dan mempertahankan bangunan kuno yang menjadi ciri khas dan mencerminkan karakter Kawasan Pekojan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dibutuhkan suatu kajian mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadi nya penurunan kualitas lingkungan dan bangunan di Kawasan Pekojan Jak arta. Studi berjudul ”Pelestarian Lingkungan dan Bangunan Kuno di Kawasan Pekojan Jakarta” akan mencakup aspek historis kawasan, karakteristik lingkungan, karakteristik bangunan kuno, pengukuran kualitas lingkungan dan bangunan kuno, faktor-faktor penyebab penurunan kualitas lingkungan dan bangunan kuno, serta arahan pelestarian dalam m e l i n d u n g i d a n mempertahankan lingkungan dan bangunan kuno di Kawasan Pekojan.
Pelestarian Lingkungan dan Bangunan Kuno di Kawasan Pekojan Jakarta
Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam studi ini, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan development. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam studi ini digunakan dua sumber, sebagai berikut: Data primer Teknik-teknik yang digunakan untuk pengumpulan data primer, yaitu berupa observasi, kuisioner, dan wawancara.
Objek bangunan kuno Jumlah bangunan kuno yang menjadi objek studi, yaitu berj umlah 70 bangunan. Bangunan tersebut telah memenuhi kriteria pemilihan sampel, sebagai berikut:
Metode deskriptif, yaitu dengan tabulasi, grafik, dan diagram untuk mengetahui: Karakteristik Pekojan; dan
lingkungan
Karakteristik bangunan kuno. Metode evaluatif, berupa: Pengukuran kualitas lingkungan dan bangunan kuno; Analisis faktor-faktor penyebab penurunan kualitas lingkungan dan bangunan kuno; dan
Metode development, berupa:
Sampel untuk lingkungan
Bangunan yang memiliki gaya atau ciri arsitektur khas Arab, Cina, Tradisional, maupun Kolonial;
Jumlah sampel masyarakat untuk mengetahui faktor penyebab penurunan
Bangunan mengalami penurunan kualitas fisik;dan
Pengumpulan data sekunder digunakan teknik berupa studi kepustakaan serta data instansi dan organisasi. Penentuan Jumlah Objek Studi
Sampel termasuk bangunan yang terdapat dalam SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 tahun 1993.
(a)
Metode Analisis Data
Bangunan yang berusia minimal 50 tahun atau minimal dibangun pada periode tahun 1957 (terhitung mulai 2007);
Data sekunder
Ruang terbuka hijau di kawasan Pekojan
kualitas lingkungan berjumlah 135 orang. Dasar pertimbangan penentuan jumlah sampel, yaitu berdasarkan jumlah sampel minimum untuk analisis faktor.
Analisis akar masalah.
Penentuan prioritas penanganan penurunan kualitas lingkungan dan bangunan kuno; dan Penilaian makna kultural untuk menentukan arahan pelestarian.
(b)
Fungsi bangunan: (a) Fungsi rumah tinggal; (b) Fungsi pendidikan (a)
(c)
(b)
Bangunan kuno yang mengalami kerusakan: (a) Kerusakan kecil; (b) Kerusakan sedang; (c) Kerusakan besar
(a)
(b)
Sirkulasi dan sistem perparkiran: (a) Sirkulasi kendaraan di Jl. Gedong Panjang; (b) Parkir on
Page 2
Bangunan kuno yang mengalami de-
Jalur hijau dan taman
Ari Suprihatin
Hasil Studi
16%. Bangunan dengan kerusakan sedang, yaitu berjumlah 55 bangunan atau 78%, sedangkan bangunan dengan kerusakan besar sebanyak 4
Beragamnya pola penggunaan lahan
an, yaitu pada aspek keamanan
bangunan atau 6%.
yang terlihat dari berbagai aktivitas
dan keselamatan serta aspek
Faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
yang ada di Kawasan Pekojan, dapat
keromantisan.
lingkungan di Kawasan Pekojan adalah faktor kurangnya peran aktif
memberikan nilai positif terhadap
Kualitas
upaya
Kawasan Pekojan
pengembangan
kawasan
ters edianya
be rbagai
bangunan
kuno
di
masyarakat (nilai korelasi 0,845) dan faktor pergeseran fungsi kawasan (nilai korelasi 0,757).
Pengukuran kualitas bangunan
Faktor utama penyebab menurunnya kualitas bangunan kuno di
alternatif kegiatan ekonomi yang
kuno
di
Kawasan
Pekojan
Kawasan Pekojan, yaitu faktor kurangnya dana yang dimiliki
dapat dikembangkan.
dilakukan
dengan
melihat
pemerintah (nilai korelasi 1,115), faktor pergantian kepemilikan dan
Kualitas lingkungan Pekojan
jumlah bagian bangunan yang
pengelolaan bangunan kuno (nilai korelasi 1,030), serta faktor
Lingkungan I mengalami penurunan
mengalami kerusakan. Tingkat
kurangnya perawatan pada bangunan kuno (nilai korelasi 0,725).
kualitas lingkungan sejak tahun 1960-
kerusakan bangunan kuno di
an, yaitu pada aspek kemudahan
Kawasan Pekojan terbagi atas
aksesibilitas.
tiga jenis, yaitu kerusakan kecil,
Lingkungan II mengalami penurunan
sedang, dan besar. Bangunan
kualitas lingkungan sejak tahun 1960-
dengan kerusakan kecil, yaitu
an, yaitu pada aspek kesehatan.
berjumlah 11 bangunan atau
Tindakan pelestarian lingkungan di Kawasan Pekojan terbagi atas tindakan preservasi (lingkungan I), konservasi (lingkungan II), dan rehabilitasi atau gentrifikasi (lingkungan III). Tindakan pelestarian bangunan kuno di Kawasan Pekojan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu preservasi (8 bangunan), konservasi (54 bangunan), dan rehabilitasi atau restorasi (8 bangunan).
kare na
Lingkungan III mengalami penurunan kualitas lingkungan sejak tahun 1960-
(a)
(b)
(c)
Fasilitas\pejalan kaki: (a) Jalur pedestrian; (b) Jembatan penyeberangan; (c) Zebra cross
Penggunaan lahan di Kawasan Pekojan
Kegiatan perdagangan yang menjadi ciri khas Kawasan Pekojan
Penggolongan lingkungan Pekojan
Copyright © 2009 by antariksa
Page 3...