Pembelajaran di Era Digital PDF

Title Pembelajaran di Era Digital
Author M. Fathurrahman
Pages 5
File Size 33.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 106
Total Views 434

Summary

Pembelajaran Di Era Digital Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yangada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagi proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Menurut sudjana (19...


Description

Pembelajaran Di Era Digital Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yangada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagi proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Menurut sudjana (1989 : 28) belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah membelajarkan dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku pembelajaran tersebut terkait dengan bahan pembelajar. Belajar merupakan salah satu faktor yang memepengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis, maupun fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis, yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktifitas berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak,

menelaah,

membandingkan,

membedakan,

mengungkapkan,

menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globaisasi saat ini tidak bisa dihindarkan lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan,

Muhammad Fathurrahman

terutama penyesuaian penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Melihat perkembangan saat ini maka bukan waktunya lagi guru untuk memberikan pengajaran secara konvensional

(teacher center) dengan hanya

menggunakan metode ceramah dan hafalan, hal ini diperkuat oleh penadapat Stine (2002 : 6), “Cara belajar sistem pendidikan kita yang diterapkan kepada kita sejak masa kanak-kanan, yaitu cara belajar kuno dan tidak produktif. Pendekatan model lama ini sebenarnya lebih menimbulkan keburukan daripada kebaikan dan membuat proses belajar menjadi sulit bagi anak. Sejak dulu sistem sekolah mengajarkan kepada anak-anak untuk menghafal tanpa berpikir.” Memasuki era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sekarang ini sangat dirasakan kebutuhan dan pentingnya penggunaan TIK dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang diharapkan. Melalui TIK kita dapat meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan cara membuka lebar-lebar terhadap akses ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam rangka penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan menyenangkan. Terutama penerapan high tech dan high touch approach. Sistem Tekonologi Informasi dan Komunikasi memberikan jangkauan yang luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap pengemasan dan penyebarluasan informasi ke berbagai penjuru dunia.

Muhammad Fathurrahman

Guru harus mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini harus terus dilakukan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran lebih baik, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini adalah video pembelajaran. Arsyad (2004: 36) mengemukakan video merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk suatu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk. Adapun penggunaan media pembelajaran video ini di kombinasikan dengan model pembelajaran skrip koperatif. Model pembelajaran skrip koperatif ini merupakan metode pembelajaran berpsang-pasangan dan masing-masing individu dalam pasangan yang ada mengiktisarkan materi-materi yang telah dipelajari, di mana materi ini sudah dikemas dalam bentuk video pembelajaran. Dengan model dan media ini, siswa diharapkan bisa belajar secara berpasangan dan menyimpulkan sendiri materi pelajaran yang telah ditemukan. Adapun teknis pelaksanaannya sebagai berikut : 1.

Teknis pelaksanaan model pembelajaran skrip kooperatif

2.

Guru membagi siswa untuk berpasangan.

3.

Guru membagi wacana atau materi yang telah di buat dalam bentuk video kepada tiap siswa untuk ditonton dan membuat ringkasan.

Muhammad Fathurrahman

4.

Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

5.

Pembicara

membacakan

ringkasannya

selengkap

mungkin,

dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam video pembelajaran. Sementara pendengar menyimak atau mengoreksi atau menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat atau menhafal ide-ide pokok dengan menghubungan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 6.

Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.

7.

Kesimpulan guru. Teknik pelaksanaan model ini pun sesuai dengan teori belajar menurut

Bandura. Adapun faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi menurut Bandura adalah sebagai berikut. 1.

Perhatian : mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat.

2.

Penyimpanan atau proses mengingat : mencakup kode pengodean simbolik.

3.

Reproduksi motorik : mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru dan keakuratan umpan balik.

4.

Motivasi : mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri. Dari penjabaran faktor-faktor dalam belajar observasi menurut Bandura ini

akan baik jika pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan video pembelajaran, dimana pada tahan awal siswa di kondisikan agar mengamati materi pembelajaran yang telah dikemas dalam bentuk video, tahap selanjutnya

Muhammad Fathurrahman

siswa telah memiliki pengetahuan tentang materi yang telah dibahas dan mampu meniru bahkan mampu mengajarkannya kepada siswa lain.

Muhammad Fathurrahman...


Similar Free PDFs