Pendampingan Pengembangan Ekstra Kurikuler English Club pada SLTA di Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu PDF

Title Pendampingan Pengembangan Ekstra Kurikuler English Club pada SLTA di Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu
Pages 9
File Size 456.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 853
Total Views 976

Summary

Jurnal Pengabdian KITA ISSN:2549-8010 http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/PKITA/index Vol, 1 No. 02 (2017) PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKUER ENGLISH CLUB PADA SLTA DI KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU Andri Donal1, Batdal Niati2 1 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas...


Description

Jurnal Pengabdian KITA

ISSN:2549-8010 Vol, 1 No. 02 (2017)

http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/PKITA/index

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKUER ENGLISH CLUB PADA SLTA DI KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU Andri Donal1, Batdal Niati2 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Pasir Pengaraian 2 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Pasir Pengaraian 1

[email protected], [email protected] ABSTRAK Ekstra kurikuler merupakan salah satu bentuk jalur pembinaan kesiswaan yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai. Salah satu bentuk kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah adalah kegiatan English Club. Ekstra kurikuler English Club bisa menjadi wadah untuk setiap siswa agar dapat berkomunikasi secara bebas dengan Bahasa Inggris dan menambah wawasan serta kompetensi siswa dalam berbahasa Inggris. Dalam program Iptek bagi Masyarakat ini metode pelaksanaannya yakni melakukan pendampingan pengembangan kegiatan Ekstra Kurikuer English Club pada SLTA yang ada di Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Kegiatan IbM ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian pelatihan mengenai konsep dan pengembangan materi kegiatan yang variasi dengan melibatkan kreatifitas siswa serta aplikasi kegiatan tersebut ditengah masyarakat. Dengan adanya kegiatan IbM ini hasil yang telah dicapai adalah terbentuk kegiatan ekstrakurikuler English Club yang terstruktur, berkelanjutan serta kegiatan yang bervariasi. Sehingga siswa akan antusias alam mengikuti kegiatan ekstrakurikuer English Club. Kata Kunci: Pendampingan, Pengembangan, Ekstrakurikuler, English Club 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Rambah adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Indonesia. Rambah merupakan salah satu Kecamatan dari 16 Kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu yang sebagian besar wilayahnya terletak di pusat Kota Pasir Pengaraian yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Rokan Hulu. Luas wilayah Kecamatan Rambah adalah 394,65 km2 yang membawahi 1 Kelurahan dan 13 Desa. Sebagai pusat ibukota kabupaten kecamatan Rambah merupakan tolok ukur perkembangan kabupaten Rokan Hulu termasuk dalam hal pendidikan. Hal ini bisa dilihat jumlah sekolah ataupun kelengkapan sarana dan prasarana sekolah dibandingkan dengan Sekolah yang ada di kecamatan lain dimana di Kecamatan Rambah, ada 11 SLTA yang terdiri dari 5 SMA dan 5 SMK. Walaupun jumlah SLTA lebih banyak dari kecamatan lain tetapi dari segi prestasi khususnya di bidang Bahasa Inggris, kemampuan siswa SLTA di kecamatan Rambah sebagai cerminan kualitas sekolah di Kabupaten Rokan Hulu masih kurang. Hal ini bisa dilihat dari lomba Bahasa Inggris yang diselenggarakan antar kabupaten dan kota se-provinsi Riau. Sedangkan untuk lomba tingkat kabupaten, sekolah yang telah telah memiliki English Club cenderung lebih dominan dalam setiap perlombaan Bahasa Inggris.

Salah satu permasalahan yang dihadapi rendahnya kualitas Bahasa Inggris siswa SLTA adalah masih kurangnya kesadaran siswa untuk belajar bahasa Inggris. Salah satu cara meningkatkan kesadaran siswa untuk belajar Bahasa Inggris adalah dengan membentuk kegiatan ekstrakurikuler English club. Ekstra kurikuler Bahasa Inggris semacam English Club bisa menjadi wadah untuk setiap siswa agar dapat berkomunikasi secara bebas dengan Bahasa Inggris dan menambah wawasan serta kompetensi siswa dalam berbahasa Inggris. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008), kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai. Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan pada English Club, antara lain: pertama adalah English Debate. Kegiatan ini sangat bagus untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berargumen menggunakan Bahasa Inggris. Selain itu kegiatan ini bisa melatih keberanian siswa dalam mengutarakan pendapat. Kegiatan kedua adalah Scrabble. Scrabble bisa digunakan lebih dari dua orang. Permainan ini selain menyenangkan juga bisa menambah kosakata bahasa Inggris siswa. Ketiga adalah English Speech. English Speech bisa melatih siswa berpidato di depan forum. Selain meningkatkan kemampuan berbicara kegiatan ini bisa melatih siswa percaya diri tampil di depan forum. Ke empat adalah role play (drama). Siswa dilatih bagaima melakukan peran dengan menggunakan Bahasa Inggris, sehingga siswa bisa mengaplikasikan ekspresi-ekspresi yang digunakan dalam percakapan. Meskipun English Club memiliki banyak manfaat, berdasarkan hasil wawancara ke beberapa guru Bahasa Inggris SLTA yang ada di kecamatan Rambah bahwa keberadaan English Club di sekolah masih belum optimal bahkan beberapa sekolah belum memilikinya. Ada beberapa hal penyebab kurang optimal dan belum adanya English Club di beberapa SLTA yang ada di kecamatan Rambah, antara lain kurang optimalnya peran guru Bahasa Inggris. Hal ini di sebabkan karena banyaknya beban kerja guru sehingga guru tidak bisa melakukan pembinaan terhadap English Club. Walaupun telah ada Pembina OSIS tetapi masih belum optimal. Selain itu, kegiatan English Club yang pernah dilaksanakan agak monoton. Hal ini disebabkan karena kurang variasinya kegiatan English Club. Guru masih belum bisa membedakan antara kegiatan Ekstra Kurukuler dengan kegiatan dikelas. Bagi sebagian sekolah, beberapa guru Bahasa Inggris masih belum familiar dengan konsep English Club. Akibat dari permasalahan tersebut menyebabkan kegiatan ekstra Kurikuler English Club masih belum optimal dan menyebabkan minat siswa dengan kegiatan English Club kurang. Mempertimbangkan masih banyaknya sekolah yang belum memiliki English Club dan belum optimalnya kegiatan English Club di SLTA yang ada di kecamatan Rambah, serta besarnya manfaat dari kegiatan Ekstra Kurikuler English Club maka para guru Bahasa Inggris dan Kepala Sekolah bersama dengan pelaksana IbM memandang perlu untuk mengadakan kegiatan pendampingan pengembangan English Club pada SLTA yang ada di Kecamatan Rambah. Kegiatan IbM ini dilakukan dengan melibatkan tiga SLTA yang ada di kecamatan Rambah sebagai mitra. Para peserta kegiatan IbM ini meliputi siswa dan siswi baik pengurus English Club atau pengurus OSIS yang ditunjuk oleh masing-masing sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pendampingan terhadap pengembangan kegiatan ekstra kurikuler dalam wadah English Club. Kegiatan ini nantinya juga diharapkan bisa merubah imej bahwa belajar Bahasa Inggris itu membosankan menjadi menyenangkan. Selain itu siswa/i memiliki wadah untuk mempraktekkan bahasa Inggris dengan bebas dalam sebuah komunitas English Club. Walaupun kegiatan ini pada tahap awal hanya melibatkan empat

sekolah mitra, diharapkan bisa menjadi awal terbentuknya English Club di sekolah lainnya yang ada di kecamatan Rambah. 1.2 Permasalah Mitra Mitra dalam pelaksanaan kegiatan IbM ini adalah 4 SLTA yang ada di kecamatan Rambah yaitu SMK N 1 Rambah, SMA N 2 Rambah, SMK Zaidar Yahya Pasir Pengaraian dan SMA Muhammadiyah Rambah. Berdasarkan analisis situasi dapat teridentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapai oleh mitra, yaitu: (1). Dari empat sekolah yang jadi mitra IbM, tiga sekolah telah memiliki kegiatan Ektra Kurikuler English Club, tetapi masih belum terlaksana dengan baik. Masing-masing mitra memiliki perbedaan permasalahan. Pada Mitra 1, kegiatan English Club sudah cukup baik namun masih terkendala pada variasi kegiatan dan pemahaman yang kurang terhadap peraturan beberapa kegiatan seperti Debat dan Scrabble. Sedangkan pada Mitra 2 dan 3 permasalahan yang dihadapi hampir sama yaitu masih minimnya perhatian pihak sekolah (guru) terhadap keberadaan ekstra kurikuler English Club. Perhatian tersebut baik dari segi pendanaan maupun waktu pembinaan oleh guru terhadap kegian ekstra kurikuler. Sehingga kegiatan yang terlaksana asal ada. Dan juga kegiatan English club masih monoton dan kurang vasiari serta kreatifitas. Khusus Mitra 3 kondisi waktu dulu kegiatan ekstra kurikuler English Club pernah ada, namun ketika guru pembinanya pindah tugas, maka kegiatan ekstra kurikuler English Club agak vakum dan kurang berjalan secara optimal. (2).Permasalah pada Mitra 4 adalah masih belum terbentuknya ekstra kurikuler English Club. Saat dikonfirmasi pihak sekolah mengatakan bahwa mereka saat ini terkendala oleh kondisi keuangan sekolah dan juga guru pembimbing. Hal ini salah satunya disebabkan karena sekolah ini baru beroperasi selama dua tahun. (3). Dari wawancara yang dilakukan ke siswa pada ke empat mitra IbM, sebagian besar siswa masih kurang berminat mengikuti kegiatan English Club. Hal ini disebabkan masih adanya persepsi bahwa Bahasa Inggris itu susah dan membosankan. 1.3 Tujuan Kegiatan Target yang ingin dicapai melalui kegiatan IbM ini adalah sebagai berikut. 1) Terbentuk ekstra kurikuler Bahasa Inggris berupa English Club bagi sekolah yang belum memiliki English Club. Sebagai kriterianya adalah minimal telah terbentuk struktur organisasi dan memiliki kegiatan rutin minimal 2 minggu sekali. 2) Kegiatan English Club berjalan lebih baik bagi sekolah yang telah memiliki kegiatan ekstra kurikuler English Club. Sebagai kriterianya adalah kegiatan English Club berlangsung minimal sekali seminggu dengan kegiatan yang lebih bervariasi. 3) Sosialisai kegiatan Ekstra Kurikuler English Club siswa SLTA mitra ke berbagai media. Sebagai kriterianya adalah kegiatan Ekstra kurikuler tampil di radio yang ada di Kabupaten Rokan Hulu, Koran nasional yang terbit di Riau serta Youtube. 2. METODE PELAKSANAAN Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra, tim IbM UPP melakukan kegiatan pendampingan pengembangan ekstra kurikuler English Club pada SLTA seKecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu berupa pemberian pelatihan tentang konsep ekstra kurikuler English Club serta penerapan kegiatan ektra kurikuler yang variatif dan kreatif dengan melibatkan siswa dalam perancangan dan pelaksaan kegiatan ekstra kurikuler.

Peserta pelatihan ini terdiri dari satu orang guru dan tiga orang siswa dari empat sekolah mitra. Agar pelaksanaan IbM ini lebih terarah, maka metode yang digunakan adalah Metode kombinasi teori dan aplikasi. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu: (1) tahap perencaan (plan), (2) tahap pelaksanaan (do), dan (3) tahap refleksi (see), (Lewis, 2002). Adapun uraian tugas dan peran dari Tim ipteks bagi masyarakat yang mengacu pada metode lesson study tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Tahap 1 : Perencanaan (Plan) Tim ipteks bagi masyarakat melakukan sejumlah perencana kegiatan IbM yaitu berupa pembuatan konsep pengabdian pendampingan pengembangan ekstra kurikuler English Club. Tujuannya agar kegiatan IbM bisa terarah, terstruktur dan mencapai target yang telah ditetapkan. Setelah konsep IbM tersusun kemudian konsep tersebut didiskusikan dengan guru sebagai perwakilan dari mitra. Tahap berikutnya adalah penyusunan materi kegiatan IbM yang dilakukan oleh ketua beserta anggota pengusul. Materi kegiatan IbM harus bisa menyelesaikan permasalah yang dialami oleh mitra, dan kegiatan tersebut meliputi workshops tentang konsep English Club serta pelatihan dan praktek materi kegiatan Englsih Club. (2) Tahap 2. Pelaksanaan (Do) Setelah tahap perencanaan, tahap berikutnya adalah pelaksanaan kegiatan IbM. Kegitan IbM meliputi beberapa kegiatan, antara lain: 1. Workshop Workshop akan dilakukan pada awal kegiatan IbM. Kegiatan ini berupa pemaparan tentang bagaimana dan seperti apa kegiatan English Club yang ada di SLTA. Kegiatan ini bertujuan agar mitra bisa memiliki pemahaman dan konsep dasar mengenai kegiatan ekstra kurikuler English Club. Hal ini dikarenakan tidak semua mitra IbM memiliki atau pernah mengelola ekstra kurikuler English Club. Di sini mitra berperan sebagai peserta aktif workshop dimana peserta workshop tidak hanya diam tetapi juga terlibat langsung antara lain seperti saat diskusi maupun simulasi. 2. Pendampingan Kegiatan English Club Pada tahap ini tim IbM akan melakukan kegiatan pendampingan kegiatan ekstra kurikuler English Club. Tim akan memberikan pelatihan tentang beberapa materi kegiatan Ekstra kurikuler. Sedangkan mitra IbM berperan tidak hanya melaksanakan materi yang telah disusun tim pengusul IbM, tetapi juga terlibat secara aktif. Kegiatan pendampingan diberikan secara teori dan praktek dengan rincian sebagai berikut: a). English Scrabble Kegiatan Engish Scrabble akan dilaksanakan selama tiga pertemuan yang terdiri dari satu pertemuan membahas teori dan aturan permainan Scrabble dan dua pertemuan berupa praktek bermain. Dalam kegiatan ini siswa dilatih menyusun kosakata Bahasa inggris sehingga bermanfaat menambah kosa kata Bahasa Inggris. b).English Speech Kegiatan Engish Speech akan dilaksanakan selama tiga pertemuan yang terdiri dari satu pertemuan membahas teori dan aturan English Speech dan dua pertemuan berupa praktek pidato. Dalam kegiatan ini siswa dilatih berpidato secara spontan (improm to) Kegiatan ini bermanfaat menambah kosa kata Bahasa Inggris juga kemampuan berbicara (pidato) menggunakan Bahasa Inggris.

c). English Wall Magazine (Mading) Kegiatan ini akan dilaksanakan selama tiga pertemuan yang terdiri dari satu pertemuan membahas tema, sub tema, dan bahan-bahan dan alat pembuatan mading. Pertemuan selanjutnya berupa kegiatan pendampingan, bimbingan dan pemantauan perkembangan pembuatan mading serta pengecekan common English word (kata/ bahasa inggris yang umum dan mudah dipahami oleh siswa). d).English Debate Kegiatan ini akan dilakukan selama tiga pertemuan yang terdiri dari satu pertemuan membahas aturan debat dan pertemuan selanjutnya bimbingan dan praktik berdebat. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa. Selain menambah kepercayaan diri siswa berbicara di depan umum (public speaking), kegiatan ini turut mempersiapkan siswa untuk mengikuti lomba debat baik yang diadakan oleh sekolah se-Rambah maupun universitas- universitas yang ada di Riau seperti Universitas Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Universitas Lancang Kuning, Universitas Islam Riau, dan juga Universitas Pasir Pengaraian yang setiap tahunnya mengadakan lomba debate, speech, scabble, drama (role play), wall magazine, and to be presenter at radio 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah menyiapkan segala hal baik teknis maupun non teknis, maka tahapan selanjutnya adalah Pelaksanaan kegiatan Pelatihan “Pendampingan Pengembangan Ekstrakurikuler English Club pada SLTA di Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu”. Kegiatan ini dilaksanakan selama lima hari mulai dari tanggal 21 – 25 Agustus 2017 yang di buka oleh Rektor Universitas Pasir Pengaraian Dr. Adolf Bastian, M.Pd. Kegiatan ini dilaksanakan dengan peserta yang terdiri dari tiga orang siswa dan satu orang guru dari empat sekolah mitra yang ada di kecamatan Rambah (SMAN 1 Rambah, SMKN 1 Rambah, SMA Muhammadiyah Rambah dan SMK Zaidar Yahya). Setelah pembukaan, kegiatan selanjutnya adalah penyampaian materi berupa workshop English Club oleh Andri Donal, M.Pd. Pada tahap ini, pemateri memberikan materi berupa definisi dari English Club dan manfaat dari English Club serta bagaimana pelaksanaan kegiatan English Club di sekolah. Agar kegiatan tidak monoton, peserta juga dipersilahkan memberi tanggapan baik berupa menceritakan pengalaman dan kondisi Ekstrakurikuler English Club di sekolah mereka maupun pertanyaan seputar English Club. Kegiatan hari kedua adalah pelatihan mengenai English Debate. Berdasarkan pengalaman peserta pelatihan, diketahui bahwa beberapa sekolah aktif mengirimkan delegasi dalam kompetisi debat baik yang dilaksanakan oleh Universitas Pasir Pengaraian maupun dinas pendidikan kabupaten maupun National School Debate Championship (NSDC) tingkat provinsi Riau. Namun, ada juga sekolah yang jadi mitra IbM tidak pernah partisipasi dalam lomba Bahasa Inggris. Alasannya adalah karena tidak adanya siswa yang mau mengikuti lomba tersebut serta kurang percaya diri terhadap kemampuan siswanya. Materi English Debate dimulai dengan teori Debate serta tata cara debate dalam sebuah kompetisi. Supaya sinkron dengan kegiatan NSDC, pemateri juga memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan NSDC

Gambar 1. Pemaparan Materi Pelatihan Setelah pemaparan teori debate, acara selanjutnya adalah penyampaian ungkapan (expression) yang sering digunakan dalam debate serta bagaimana cara penjurian dalam English Debate. Selama pelatihan, beberapa guru juga menyampaikan pengalaman mereka selama membimbing siswa dalam lomba debate serta memberikan pertanyaan yang disampaikan oleh siswa seputar debat. Kegiatan selanjutnya adalah praktek debat dimana semua peserta melakukan debate yang dipandu oleh mahasiswa UPP sedangkan sebagai juri adalah para guru. Diakhir kegiatan beberapa guru menyampaikan beberapa catatan dan masukan perihal kegiatan debate agar bisa meningkatkan kemampuan debat siswa. Selain itu para juri juga memilih tim terbaik pada session English debate. Materi pelatihan hari ketiga adalah English Speech dengan pemateri Andri Donal, M.Pd. Materi pelatihan berupa pemaparan jenis-jenis speech yang biasa digunakan baik dalam English club maupun perlombaan serta strategi penerapan kegiatan English Speech di sekolah. Meteri pelatihan tidak hanya terpusat kepada pemateri, tetapi juga berbagi informasi dengan guru. Dari diskusi tersebut ada beberapa kendala yang dihadapi sekolah dikarenakan keterbatasan waktu serta keinginan siswa dalam tampil memberikan speech. Untuk itu, pemateri juga menyampaikan pengalamannya bagaimana guru Bahasa Inggris bisa merekomendasikan ke pihak sekolah untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk tampil menyampaikan speech pada saat apel pagi minimal satu kali sehari dengan peserta perwakilan masing-masing kelas. Dengan kata lain guru bahasa Inggris harus pro aktif menyampaikan program English Club ke pihak sekolah. Materi selanjutnya adalah pemaparan beberapa ungkapan (expression) yang dilakukan dalam English Speech serta teknik penilaian English Speech dalam suatu perlombaan. Sebagai akhir dari pelatihan hari ketiga adalah penampilan Speech oleh salah satu perwakilan masing-masing sekolah dan sebagai juri adalah para guru peserta pelatihan.

Gambar2. Praktek English Speech oleh peserta Pelatihan hari keempat adalah mengenai pembuatan mading dan Role Play. Materi pelatihan disampaikan oleh Batdal Niati, M.Pd, anggota tim IbM. Materi pelatihan meliputi tips-tips dan hal yang diperlukan dalam pembuatan mading di sekolah; antara lain penentuan tema mading, tim redaksi mading, penulisan dan perancangan susunan mading (sketsa). Kegiatan pembuatan mading pada suatu sekolah sangat penting dalam memberikan kreatifitas kepada siswa yang mungkin kurang suka dengan speech atau debat. Mading bisa menambah motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris terutama yang memiliki jiwa seni. Setelah pemaparan tentang teori mading dilanjutkan dengan materi penerapan roleplay (drama) dalam suatu English club. Role play merupakan salah satu variasi dari English conversation. Role play sangat membantu siswa dalam mempelancar kemampuan speaking mereka. Tahapan berikutnya adalah praktek pembuatan mading oleh masing-masing sekolah. Para peserta disediakan sebuah steroform beserta alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan mading. Karena bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan, maka tim IbM memutuskan tema mading pada kegiatan pelatihan ini adalah “Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia”. Hasil mading kemudian dinilai oleh juri yang terdiri dari guru peserta pelatihan. Penilaiannya antara lain dari segi kerapian, tata letak, kesesuaian dengan tema serta kelengkapan atribut suatu mading.

Gambar 3. Pembuatan Mading salah satu sekolah

Hari kelima pelatihan adalah permainan English Scrabble. Scrabble merupakan permainan menyusun beberapa huruf (tile) untuk membentuk sebuah kata. Permainan scrabble sangat cocok diterapkan disekolah dikegiatan English club. Hal ini dikarenakan permainan ini bermanfaat untuk menambah kosakata (vocabulary) siswa....


Similar Free PDFs