Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara Zulkarnain Umar PDF

Title Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara Zulkarnain Umar
Author Zulkarnain Umar
Pages 15
File Size 126.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 306
Total Views 947

Summary

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang dibekali dengan kelebihan akal yang membedakannya dengan mahluk lainnya. Karena itu manusia harus dapat mempergunakan akalnya dengan baik untuk dapat bertahan hidup. Akal akal pikiran manusia terarah dengan baik maka ibara...


Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang dibekali dengan kelebihan akal yang membedakannya dengan mahluk lainnya. Karena itu manusia harus dapat mempergunakan akalnya dengan baik untuk dapat bertahan hidup. Akal akal pikiran manusia terarah dengan baik maka ibarat mesin harus dapat diolah dan dipoles dengan baik agar dapat berfungsi. Manusia terlahir ibarat kertas kosong yang tidak memahami apapun, yang perlu mencatat segala hal yang dialaminya dalam kehidupannya semasa dia hidup. Manusia bukanlah manusia seutuhnya bila tidak menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Untuk dapat memanusiakan manusia menjadi lebih baik maka perlu adanya asupan pendidikan. Karena tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk memanusiakan manusia, dengan menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, serta berwatak luhur. Karena pendidikan diyakini dapat merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pendidikan dalam bidang sains dan pendidikan dalam bidang sosial. Namun setiap orang yang memiliki pendidikan tidak akan menjadi seseorang yang lebih baik tanpa dibalut dengan pendidikan karakter dan moral. Sebab pendidikan yang baik adalah pendidikan yang didukung dengan pendidikan karakter untuk dapat membentuk watak dan pribadi manusia menjadi lebih baik, bijak dan bermartabat dengan memegang teguh rasa cinta dan bangga atas bangsa dan negaranya, menghargai sesama dan dapat membangun kesatuan hidup yang lebih baik dikalangan

1

masyarakat. Karena itu Ki Hadjar Dewantara sebagai salah satu tokoh pendidikan di Indonesia memiliki pandangan khusus mengenai pendidikan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis melakukan penulisan dengan judul “Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara”. 1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakan di atas yang menjadi rumusan masalah dalam

penulisan ini adalah: Bagaimana Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara?

1.3

Tujuan Penulisan Tujuan dalam penulisan ini adalah: Untuk mengetahui keberadaan

pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara.

1.4

Manfaat Penulisan Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1.4.1 Untuk Saya: sebagai penulis dapat menerapkan kesimpulan yang didapat dari tulisan ini terkait dengan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. 1.4.2 Untuk Pembaca: diharapkan dapat mengetahui pentingnya memahami bagaimana pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. 1.4.3 Untuk Sekolah: diharapkan dapat meningkatkan kualitas, masukan, proses, dan hasil pendidikan di sekolah demi menumbuh kembangkan budaya ilmiah penulisan di lingkungan sekolah, demi kualitas pembelajaran yang lebih baik.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara Ki Hajar Dewantara, pendidik asli Indonesia, melihat manusia lebih pada

sisi kehidupan psikologiknya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta,

karsa

dan

karya.

Pengembangan

manusia

seutuhnya

menuntut

pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Ki Hajar Dewantara sendiri dengan mengubah namanya ingin menunjukkan perubahan sikapnya dalam melaksanakan pendidikan yaitu dari satria pinandita ke pinandita satria yaitu dari pahlawan yang berwatak guru spiritual ke guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan negara. Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang diutamakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figure keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Oleh karena itu, nama Hajar Dewantara sendiri memiliki makna sebagai guru yang mengajarkan kebaikan, keluhuran, keutamaan. Pendidik atau Sang Hajar adalah seseorang yang memiliki kelebihan di bidang keagamaan dan keimanan, sekaligus masalah-masalah sosial kemasyarakatan.

3

Pendidik adalah petani yang akan merawat bibit dengan cara menyiangi hulma disekitarnya, memberi air, memberi pupuk agar kelak berbuah lebih baik dan lebih banyak, namun petani tidak mungkin mengubah bibit mangga menjadi berbuah anggur. Itulah kodrat alam atau dasar yang harus diperhatikan dalam Pendidikan dan itu diluar kecakapan dan kehendak kaum pendidik. Sedang Pengajaran adalah Pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan lahir dan batin (Dewantara I, 2004). Di samping itu, Pengajaran yang tidak berdasarkan semangat kebudayaan dan hanya mengutamakan intelektualisme dan individualisme yang memisahkan satu orang dengan orang lain hanya akan menghilangkan rasa keluarga dalam masyarakat di Seluruh Indonesia yang sesungguhnya dan menjadi pertalian suci dan kuat serta menjadi dasar yang kokoh untuk mengadakan hidup tertib dan damai (Dewantara I , 2004). Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek

intelektual

belaka

hanya

akan

menjauhkan

peserta

didik

dari

masyarakatnya. Dan ternyata pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta, dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.

4

Pada jaman kemajuan teknologi sekarang ini, sebagian besar manusia dipengaruhi perilakunya oleh pesatnya perkembangan dan kecanggihan teknologi (teknologi informasi). Banyak orang terbuai dengan teknologi yang canggih, sehingga melupakan aspek-aspek lain dalam kehidupannya, seperti pentingnya membangun relasi dengan orang lain, perlunya melakukan aktivitas sosial di dalam masyarakat, pentingnya menghargai sesama lebih daripada apa yang berhasil dibuatnya, dan lain-lain. Pelaksanaan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dapat berlangsung dalam berbagai tempat yang oleh beliau diberi nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu: 1) Alam keluarga 2) Alam perguruan 3) Alam pergerakan pemuda 4) Bidang Pengajaran. Ki Hajar Dewantara di bidang pengajaran meletakkan konsep-konsep dasar pengajaran meliputi: a)

Teori dasar-ajar

b) Trisakti jiwa c)

Sistem among Karena itu pengajaran merupakan salah satu jalan pendidikan yaitu suatu

usaha memberi ilmu pengetahuan serta kepandaian dengan latihan-latihannya yang perlu dengan maksud memajukan kecerdasan fikiran (intelek) serta berkembangnya budi pekerti.

5

Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889–1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”. Begitu pentingnya peran pendidikan bagi suatu bangsa membuat Ki Hajar Dewantara mendirikan taman siswa. Pendirian Taman Siswa ini dengan tujuan untuk

membangun

budayanya

sendiri,

jalan

hidup

sendiri

dengan

mengembangkan rasa merdeka dalam hati setiap orang melalui media pendidikan yang berlandaskan pada aspek-aspek nasional. Landasan filosofisnya adalah nasionalistik dan universalistik. Nasionalistik maksudnya adalah budaya nasional, bangsa yang merdeka dan independen baik secara politis, ekonomis, maupun spiritual. Universal artinya berdasarkan pada hukum alam (natural law), segala sesuatu merupakan perwujudan dari kehendak Tuhan. Prinsip dasarnya adalah kemerdekaan, merdeka dari segala hambatan cinta, kebahagiaan, keadilan, dan kedamaian tumbuh dalam diri (hati) manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara (1994), Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat. Dengan demikian, pendidikan itu sifatnya hakiki bagi manusia sepanjang peradabannya seiring perubahan jaman dan berkaitan dengan usaha manusia untuk memerdekakan batin dan lahir sehingga manusia tidak tergantung kepada orang lain akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.

6

Oleh karena itu, kemerdekaan menjadi isu kritis dalam Pendidikan karena menyangkut usaha untuk memerdekakan hidup lahir dan hidup batin manusia agar manusia lebih menyadari kewajiban dan haknya sebagai bagian dari masyarakat sehingga tidak tergantung kepada orang lain dan bisa bersandar atas kekuatan sendiri. Sebelum UU Pendidikan NKRI yang pertama keluar, yaitu setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia, rumusan tujuan pendidikan menurut Panitia Penyelidik Pengajaran di bawah pimpinan Ki Hajar Dewantara dengan penulis Soegarda Poerbakawatja

adalah:

“Mendidik

warga

negara

yang

sejati,

sedia

menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk warga negara dan masyarakat.” Pengertian “warga yang sejati” itu kemudian dijabarkan sifat-sifatnya dalam pedoman bagi guru-guru yang dikeluarkan oleh Kementerian PP dan K pada tahun 1946, yaitu: 1. Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Cinta kepada alam. 3. Cinta kepada negara. 4. Cinta dan hormat kepada ibu-bapak. 5. Cinta kepada bangsa dan kebudayaan. 6. Keterpanggilan untuk memajukan negara sesuai kemampuannya. 7. Memiliki kesadaran sebagai bagian integral dari keluarga dan masyarakat. 8. Patuh pada peraturan dan ketertiban. 9. Mengembangkan kepercayaan diri dan sikap saling hormati atas dasar keadilan. 10. Rajin bekerja, kompeten dan jujur baik dalam pikiran maupun tindakan.

7

Formulasi cita-cita ini menunjukkan bahwa pendidikan ketika itu lebih menekankan pada aspek penanaman karakter bangsa sesuai dengan cita-cita proklamasi dan semangat patriotisme. Pendidikan Budi Pekerti atau Karakter, yaitu bulatnya jiwa manusia, bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan yang akan menumbuhkan enerji jiwa manusia sebagai makhluk individu dan sosial dan dapat memerintah atau menguasai dirinya sendiri , mulai dari gagasan, pikiran, atau angan-angan hingga menjadi tindakan. Ki Hadjar menyebutnya sebagai manusia yang beradab dan itulah tujuan Pendidikan Indonesia secara garis besar (Dewantara I, 2004). Maka, Ki Hajar Dewantara (2004) menyebutnya sebagai manusia yang beradab dan itulah tujuan Pendidikan Indonesia secara garis besar dengan membagi fasa pendidikan menjadi tiga perkembangan, yaitu : 1. Hamemayu Hayuning Sariro, yang berarti pendidikan berguna bagi yang bersangkutan, keluarganya, sesamanya, dan lingkungannya. Disini sangat jelas apa arti manusia sebagai makhluk individu dan sosial. 2. Hamemayu Hayuning Bongso, yang berarti pendidikan berguna bagi bangsa , negara, dan tanah airnya. Butir ini juga ditekankan di panca darma Ki Hadjar dan 10 Pedoman Guru. 3. Hamemayu Hayuning Bawono, yang berarti pendidikan berguna bagi masyarakat yang lebih luas lagi yaitu dunia atau masyarakat global. Suasana yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada kekeluargaan, kebaikan hati, empati, cintakasih dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Maka hak setiap individu hendaknya dihormati; pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk menjadi merdeka

8

dan independen secara fisik, mental dan spiritual; pendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual sebab akan memisahkan dari orang kebanyakan; pendidikan hendaknya memperkaya setiap individu tetapi perbedaan antara

masing-masing

pribadi

harus

tetap

dipertimbangkan;

pendidikan

hendaknya memperkuat rasa percaya diri, mengembangkan hara diri; setiap orang harus hidup sederhana dan guru hendaknya rela mengorbankan kepentingankepentingan pribadinya demi kebahagiaan para peserta didiknya. Ada tiga butir penting Pengajaran Rakyat menurut Ki Hajar Dewantara: 

Pengajaran rakyat harus bersemangat keluhuran budi manusia, oleh karena itu harus mementingkan segala nilai kebatinan dan menghidupkan semangat idealisme.



Pengajaran rakyat harus mendidik ke arah kecerdasan budi pekerti , jaitu masaknya jiwa seutuhnya atau character building.



Pengajaran rakyat harus mendidik ke arah kekeluargaan, yaitu merasa bersama-sama hidup, bersama-sama susah dan senang, bersama-sama tangung jawab mulai dari lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga. Jangan sampai di sistem sekolah umum sekolah menjauhkan anak dari alam keluarganya dan alam rakyatnya. Oleh karena itu, Pengajaran dan Pendidikan Nasional harus selaras dengan

kehidupan bangsa agar semangat cinta bangsa terpelihara dengan memperhatikan : a)

Kodrat Alam

d) Kebudayaan

b) Kemerdekaan

e) Kebangsaan

c)

Kemanusiaan

9

Pendidikan karakter untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa itu harus dimulai sedini mungkin bagi seluruh anak bangsa. Pemikiran Ki Hadjar yang menarik bagi Pendidikan untuk membangun bangsa Indonesia adalah Wirama yaitu sifat tertib serta hidupnya laku yang indah sehingga dapat memberi rasa senang dan bahagia. Pendidikan Budi Pekerti atau Karakter, yaitu bulatnya jiwa manusia, bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan yang akan menumbuhkan enerji jiwa manusia sebagai makhluk individu dan sosial dan dapat memerintah atau menguasai dirinya sendiri , mulai dari gagasan, pikiran, atau angan-angan hingga menjadi tindakan.

10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan di atas terkait dengan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan guna membangun bangsa secara sistematis dan sistemik ke arah yang lebih baik dengan cara melihat ke keadaan yang tidak dikehendaki saat ini dan kemudian menentukan tujuan serta langkah yang dibutuhkan untuk mewujudkan masyarakat yang dikehendaki di masa yang akan datang sebagai koreksi terhadap kesalahan yang telah diperbuat di masa lalu dan harapan digantungkan agar kehidupan yang akan datang lebih menyenangkan, lebih demokratis, lebih merakyat, dan lebih manusiawi dibanding yang ada sekarang.

3.2 Saran Dari hasil kesimpulan tersebut, adapun saran yang dapat disampaikan penulis terkait dengan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa, begitu pentingnya pendidikan bagi setiap orang untuk perubahan dalam membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik, terarah, dan lebih bijaksana. Pembangunan yang lebih baik adalah pembangunan yang merata dalam segala bidang pendidikan demi kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara.

11

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional,2011. Pendidikan KarakterDalamPembelajaran PKn. Jakarta : Depdiknas Republik Indonesia.

Ensiklopedia Pendidikan. 2016. Jakarta: Erlangga.

Gunawan. 2012. Pendidikan karakter konsep dan implementasi. Bandung: Alfabeta

Kementrian Pendidikan Nasional (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Jakarta, Gramedia.

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN). Online. http://UU.20-2003- Sisdiknas. Pdf

12

MAKALAH PENDIDIKAN “PENDIDIKAN MENURUT KI HADJAR DEWANTARA”

OLEH ZULKARNAIN UMAR 15.2.1.028

13

KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulisan makalah ini dengan judul “Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara”, dapat terselesaikan, meskipun banyak menemui hambatan dan rintangan, namun bagi penulis hal tersebut dianggap sebagai hal yang wajar terjadi. Karena penulis yakin bahwa suatu pekerjaan tanpa menemui hambatan dan rintangan, tidak akan memberi kesan bagi seseorang, demikian pula sebaliknya. Namun demikian, penulis menyadari sedalam-dalamnya bahwa dalam penyusunan penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan penulisan yang terbaik menurut ukuran dan kemampuan yang dimiliki. Akan tetapi untuk menilai sempurna ataupun tidaknya hasil penulisan makalah ini, kembali pada pendapat setiap diri pembaca. Akhirnya penulis berharap, semoga apa yang menjadi jerih payah penulis selama ini diperoleh balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT. Amin.

Manado,

Desember 2017

Penulis

14 ii

DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR .....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1

1.1 Latar Belakang ............................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................

2

1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................

2

1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

3

2.1 Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara ..................................

3

BAB III PENUTUP ........................................................................................

11

3.1 Kesimpulan .................................................................................

11

3.2 Saran .............................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

12

15 iii...


Similar Free PDFs