Pengantar Ilmu Sastra PDF

Title Pengantar Ilmu Sastra
Author S. Suhariyadi
Pages 405
File Size 1.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 551
Total Views 673

Summary

1 Pengantar Ilmu Sastra orientasi penelitian sastra SUHARIYADI Pengantar Ilmu Sastra 2 SUHARIYADI Pengantar Ilmu Sastra orientasi penelitian sastra SUHARIYADI Pengantar Ilmu Sastra 3 PENGANTAR ILMU SASTRA Orientasi Penelitian Sastra Suhariyadi Editor Prof. Dr. Agus Wardhono Perancang sampul Pak Har ...


Description

1

Pengantar Ilmu Sastra orientasi penelitian sastra

SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

2

SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra orientasi penelitian sastra

SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

3

PENGANTAR ILMU SASTRA Orientasi Penelitian Sastra Suhariyadi

Editor Prof. Dr. Agus Wardhono Perancang sampul Pak Har Diterbitkan Oleh: CV Pustaka Ilalang Group Jl. Airlangga No. 3 Sukodadi, Lamongan email: [email protected] c.p. 081330501724 Pemeriksa Aksara Suantoko

Cetakan 1, Februari 2014 ISBN : ........................

Didistribusikan oleh: Laboratorium Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNIROW Tuban Jl. Manunggal No. 61 Tuban Telp. 0356 322233 Faks. 0356 322233 SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

4

DALAM DOA KITA MESTI MEMINTA sunyi mengumandangkan adzan angin menderit menerbarkan di setiap pintu tubuh mengerang, jiwa mengusik sebelum waktu tiba, keduanya bercerai. setan tergelak memandang kita di setiap lekuk tubuh membeku dan mimpi belum usai, keengganan diri tapi jiwa menggema, membangunkan hati dalam bening air menyiram tubuh khusuk mencipta hening, doa berbisik dari segala yang ada, bergantung pada sabda kita melantunkan menjadi doa karena masih ada harap, masih ada cita sahabat, di setiap butir keringat di setiap bulir air mata ada yang tak kita mengerti maknanya selain bergantung pada Yang Ada dalam doa mesti diminta dan Dia satu-satunya yang bisa, tak terkira SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

5

KATA PENGANTAR

Buku ini dibuat semata-mata untuk memenuhi ke-butuhan mahasiswa, khususnya mahasiswa (Pendidikan) Bahasa dan Sastra Indonesia, akan referensi untuk per-kuliahannya. Bahkan pada awalnya, buku ini dibuat untuk dapat menjadi buku ajar bagi mahasiswa yang mengikuti perkuliahan yang diampu penulis. Memang persoalan kebutuhan referensi bagi maha-siswa, masih menjadi persoalan yang belum teratasi. Banyak faktor penyebabnya, tetapi selalu bermuara pada buku-buku yang mana yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan mahasiswa. Berbagai buku berderet di per-pustakaan atau terpajang di toko-toko buku. Tetapi belum tentu bukubuku tersebut relevan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Apalagi jika hal itu berkaitan dengan sumber belajar, ketika sedang menempuh suatu perkuliahan, buku-buku yang ada mesti sesuai dengan cakupan dan keluasan materi belajar. Berangkat dari hal itu, buku Pengantar Ilmu Sastra; Orientasi Penelitian Sastra ini disusun. Penyusunannya tentu mengikuti sistematika, cakupan dan keluasan materi, dan arah pengembangan mata kuliah. Dengan demikian, buku ini mengikuti apa yang telah direncanakan penulis untuk per-kuliahan. Dengan begitu mahasiswa dapat mengikuti perkulihan dengan mengacu pada isi buku ini. Tapi bukan berarti menutup pintu bagi yang lain. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi yang membutuhkan. Apa salahnya menjadikan seperti itu. Buku, apapun bentuk dan isinya, selalu memiliki manfaat, betapapun kecil nilai gunanya. Buku ini juga sebentuk jawaban terhadap sebuah tantangan dari situasi mahasiswa dan penulis sendiri sebagai seorang pengajar. SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

6 Minimalnya sumber belajar, keterbatasan yang ada dalam diri mahasiswa, dan tuntutan akan kreativitas seorang dosen, mau tidak mau mesti disikapi dengan karya. Buku ini merupakan karya dan kekaryaan dari penulis dalam rangka ikut serta membantu mahasiswa dan sebagai perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dinamika yang terjadi, baik secara internal maupun eksternal dalam suatu kegiatan pendidikan, akan mem-pengaruhi kualitas prosesnya. Ketika ditempatkan dalam konteks dinamika tersebut, buku ini bertujuan untuk menjadi bagian dari dinamika tersebut. Buku ini juga bukan semata menyediakan materi perkualiahan, tetapi juga mengorientasikan ke arah pe-mahaman aktivitas dan kreativitas di bidang penelitian sastra. Kegiatan penelitian menjadi penting bagi mahasiswa yang kelak menjadi seorang sarjana. Mereka mesti memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang penelitian sesuai dengan keilmuannya. Dalam proses ke arah itu, mereka mesti diproses dan dibelajarkan bagaimana mengadakan penelitian. Dengan begitu, kelak mereka dapat menerapkannya di dunia kerja dan masyarakat. Dalam kerangka itu, buku ini diharapkan dapat menjadi pedoman sederhana bagaimana menyelenggarakan penelitian. Penelitian bukanlah sekedar menemukan permasalah-an, mengumpulkan data, lantas menganalisisnya. Lebih dari itu, peneliti harus mampu mengonstruksi teori-teori dan menetapkan pendekatan untuk mendekati obyeknya. Dalam hal yang satu itu, mahasiswa masih mengalami kesulitan, kesemrawutan, dan kelemahan. Hal itu terlihat ketika para mahasiswa sedang menyusun skripsi. Sementara Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang ada, cenderung berkutat pada positivistik. Itu jelas sangat mengganggu keberadaan penelitian dibidang humaniora yang lebih bersifat idiografik dan fenomenologis. Apapun titik berangkatnya dan bagaimana pun kualitasnya, buku yang sederhana ini tetapi memiliki landasan dan tujuan. Dan dalam proses penciptaannya, penulis telah mendapatkan banyak masukan, kritikan, dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis meng-ucapkan SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

7 penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya. Khususnya, penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: Dr. H. Hadi Tugur, M. Pd. selaku rektor Unirow, M.M.; Prof. Dr. Agus Wardhono, M. Pd. selaku dekan FKIP Unirow; Dr. Usep Supriyatna sebagai teman diskusi dan ketua Pusat Studi Sosial Budaya; Dra. Sri Yanuarsih, M. Pd. selaku ketua prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Drs. Sarujin, M. Si., Drs. Suharsono, M. Pd. Drs. Miftahul Munir, M. Si., dan Suantoko, S. Pd. sebagai teman diskusi; dan teman-teman sejawat yang tak mungkin saya sebut satu per satu. Kepada teman-teman KOSTRA dan Komunitas Teater Institut, yang tak pernah berhenti berproses, penulis mengucapkan terima kasih atas kesabarannya menghadapi polah tingkah penulis. Dan tak lupa ucapan terima kasih dan penghargaan kepada jaringan KOSTRA di beberapa daerah: Aksan Takwim di Tangerang, Muhdor Al Farisi di Jakarta, Toni Mukharom di Papua, Suaidi di Dapur Lay Out Tabloit Nusa Tuban, Nabila di Rembang, dan semuanya. Saran, kritik, masukan, motivasi, dan segalanya, penulis nantikan demi kesempurnaan buku ini. Terima kasih penulis ucapkan untuk itu.

Tuban, Februari 2014 Penulis

SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

8

DAFTAR ISI

Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi

i v viii

BAB1 SASTRA DAN ILMU SASTRA A. Pengertian dan Cabang Ilmu Sastra B. Karya Sastra: Obyek Kajian Ilmu Sastra C. Ruang Lingkup Kajian Ilmu Sastra1

11 11 20 33

BAB 2 PARADIGMA, PENDEKATAN, TEORI, DAN METODE A. Pengertian Paradigma dan Pendekatan B. Latar Belakang Pemilihan Pendekatan Sastra C. Berbagai Pendekatan Sastra 1. Pendekatan Ekspresif 2. Pendekatan Mimetik 3. Pendekatan Pragmatik 4. Pendekatan Obyektif 5. Pendekatan Marxis 6. Pendekatan Fungsional 7. Pendekatan Sosiologis 8. Pendekatan Psikologis 9. Pendekatan Postrukturalis D. Teori dan Metode 1. Metode Hermeneutik 2. Metode Formal atau Struktural 3. Metode Dialektik 4. Metode Diskriptif

35 35 43 53 53 54 57 59 61 64 66 70 72 77 82 83 84 87

SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

9 5. Metode Heuristik 6. Metode Komparatif E. Teknik Pengumpulan Data STRUKTURALISME A. Pengertian Strukturalisme B. Teori Formalisme C. Teori Semiotik D. Teori Strukturalisme Genetik

82 88 81 88 99 106 112 125

POSTRUKTURALISME A. Postrukturalisme Sebagai Paradigma Pendekatan B. Teori Interaksionisme Simbolik C. Teori Feminisme D. Teori Dekonstruksi E. Teori Poskolonial

139

BAB 5 BEBERAPA ALTERNATIF PENDEKATAN SASTRA A. Pendekatan Framing B. Pendekatan Sastra Sebagai Wacana Pengetahuan C. Pendekatan Analisis Wacana Kritis D. Pendekatan Etnografi dalam Penelitian Sastra

181 181

BAB 6 PROSEDUR PENELITIAN SASTRA A. Langkah Pertama: Menetapkan Obyek Material dan Formal Penelitian B. Langkah Kedua: Menyusun Rancangan Penelitian C. Langkah Ketiga: Penyusunan Landasan Teori

299

BAB 3

BAB 4

SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

140 144 147 161 174

201 237 269

299 316 323

10 BAB 7 CITRA WANITA JAWA; TELAAH STRUKTURALISME GENETIK PUISI “ISTRI” KARYA DARMANTO JATMAN A. Latar Belakang Masalah dan Rumusan Masalah B. Kerangka Teori C. Analisis D. Kesimpulan BAB 8 ANALISIS SEMIOTIK DRAMA “KAPAI-KAPAI” KARYA ARIFIN C. NOER A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Rancangan Penelitian D. Analisis E. Kesimpulan Daftar Pustaka

326 326 328 333 347 350 350 356 357 367 396 399

SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

11

BAB I

SASTRA DAN ILMU SASTRA

A. Pengertian dan Cabang Ilmu Sastra Ilmu sastra merupakan ilmu yang menyelidiki karya sastra, beserta gejala yang menyertainya, secara ilmiah. Di samping teks karya sastra, juga semua peristiwa dan faktafakta sosial yang berkaitan dengan keberadaan karya sastra, pengarang, pembaca, lembaga penerbitan, media massa, dan sebagainya, juga menjadi obyek penyelidikannya. Tidak lupa semua hasil-hasil kritik, apresiasi, resepsi, yang dihasilkan oleh kritikus, apresiator, atau pembacanya, dapat menjadi obyek penyelidikan Ilmu Sastra. Dan juga, produksi dan distribusi karya sastra sebagai komodite dapat diangkat untuk diselidiki oleh Ilmu Sastra. Sebagai kegiatan ilmiah, ilmu sastra tentu memiliki seperangkat prinsip dasar yang melandasinya sebagai suatu SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

12 disiplin keilmuan. Prinsip-prinsip dasar tersebut dapat dijelaskan melalui definisi, obyek kajian, cabang-cabang keilmuannya, ruang lingkup, sejarah, dan pendekatan yang digunakan. Di samping itu, sebagai disiplin ilmiah, ilmu sastra haruslah memenuhi syarat sistmatis dan merodologis. Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah dengan dukungan data sebagai landasan dalam mengambil kesimpulan (Wuradji dalam Jabrohim, 2012:1). Pengertian itu mengandung dua kata kunci, yaitu sistematis dan bermetode. Sistimatis artinya, bahwa proses penelitian dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan secara tertata (tersistem). Tersistem artinya, urutan kegiatan penelitian haruslah menunjukkan adanya hubungan antar-kegiatan yang dilakukan. Mana yang lebih dahulu dan mana yang kemudian dilakukan, harus merupakan tahapan yang telah direncanakan sesuai dengan metode yang digunakan. Tidak bisa prosedur penelitian itu semaunya peneliti. Sedangkan metode (Hudayat,2007:3) adalah alat yang berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami. Klasifikasi, deskripsi, komparasi, sampling, induksi dan deduksi, eksplanasi dan interpretasi, kuantitatif dan kualitatif, dan sebagainya adalah sejumlah metode yang sudah sangat umum penggunaannya, baik dalam ilmu kealaman maupun ilmu sosial, termasuk ilmu humaniora. Penjelasan tentang prinsip-prinsip dasar ilmu sastra, mesti dimulai dari mempertanyakan landasan penelitian sastra yang melahirkan ilmu sastra. Perlu diketahui bahwa SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

13 lahir dan berkembangnya sebuah ilmu, didasarkan atas suatu penelitian. Ilmu sastra juga demikian, dinamikanya ditentukan oleh proses penelitian yang pernah dilakukan oleh para ahli dan/atau peneliti sastra. Pertanyaan Pertanyaan landasan memperoleh ilmu sastra tersebut merupakan pertanyaan fundamental sebagaimana dalam ilmu-ilmu lain. Pertanyaan fundamental tersebut merupakan pertanyaan filosofis keilmuan, yang meliputi: 1) landasan ontologi, 2) landasan epistemologi; dan 3) landasan aksiologi. Pertama, landasan ontologi mempertanyakan obyek kajian ilmu sastra, apa hakikat dari obyek tersebut, dan bagaimana hubungan antara obyek tersebut dengan subyek yang mengajinya. Hakikat karya sastra merupakan fokus yang selalu dicari terus menerus oleh semua pihak, agar menemukan konsep yang jelas. Meskipun usaha tersebut tidak sesederhana pertanyaan yang selalu diajukan, yaitu: Apakah sastra itu? Upaya tersebut selalu mengalami kegagalan dan mengundang penolakan, kritik, dan tantangan. Hal ihwal kegagalan tersebut disebabkan oleh upaya yang ingin memperoleh konsep universal tentang pengertian sastra. Kedua, landasan epistemologi berusaha menjawab bagaimana memperoleh pengetahuan yang berupa ilmu sastra, bagaimana prosedurnya, hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar tentang sastra, apakah kebenaran sastra itu, dan cara dan sarana apa yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu sastra itu. Jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membimbing ke arah pengSUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

14 ungkapan epistemologi dan metode penelitian sastra. Ketiga, landasan aksiologis mempertanyakan tentang kegunaan atau nilai moral. Untuk apa pengetahuan yang disebut ilmu sastra tersebut digunakan? Bagaimana kaitan penggunaan tersebut dengan kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah ilmu sastra berdasarkan pilihan-pilihan moral? Sederet pertanyaan aksiologi tersebut akan mengarahkan pengungkapan hubungan ilmu sastra dan karya sastra sebagai obyeknya dengan nilai-nilai moral (baca: Endraswara, 2012: 1-2). Jawaban atas ketiga pertanyaan fundamental tersebut akan mengungkapkan prinsip-prinsip dasar penelitian sastra yang melahirkan ilmu sastra. Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi: definisi, obyek kajian, ruang lingkup, pendekatan, metode, prosedur, dan cabang-cabang keilmuannya. Tetapi sebelum membicarakan tentang ketiga landasan atau prinsip dasar ilmu sastra di atas, perlu dipahami dahulu apakah ilmu sastra itu. Tetapi pembicaraan ketiga landasan tersebut lebih tersirat, artinya tidak secara khusus dilakukan dalam sub-bab atau bab tersendiri. Secara tidak langsung, bab-bab dan subsub bab dalam buku ini berdasarkan pada landasan ontologi, epistemologi, dan aksiologi Ilmu Sastra dan penelitian sastra. Persoalan yang segera muncul ketika orang membicarakan ilmu sastra adalah apakah perbedaan sastra dan ilmu sastra. Ketika perbedaan keduanya dapat dijelaskan, muncul kemudian persoalan yang tak kalah rumitnya, yaitu pertanyaan tentang apakah sastra itu? Secara sederhana persoalan pertama dapat dijawab bahwa sastra itu karya seni, SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

15 sedangkan ilmu sastra atau bisa disebut dengan istilah studi sastra adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang karya sastra. Berbagai pengertian ilmu sastra telah dirumuskan secara beragam oleh pakar sastra. Dalam berbagai buku, kamus, ensiklopedi, jurnal, dan sebagainya, para pakar sastra mengemukakan berbagai pandangannya yang berbeda-beda. Berikut beberapa pengertian yang pernah ada dalam wacana pengetahuan sastra di Indonesia. 1. Dalam Pengantar Ilmu Sastra:Teori Sastra, karya Badrun dikemukakan bahwa ilmu sastra adalah ilmu yang menyelidiki sastra secara ilmiah. Ilmu sastra menyelidiki karya sastra secara ilmiah (1983:11). 2. Dalam Kamus Istilah Sastra Indonesia, Eddy dikemukakan bahwa ilmu sastra segala bentuk dan cara pendekatan terhadap karya sastra dan gejala sastra (1991:96). 3. Dalam Kamus Sastra , Eneste mengemukakan bahwa ilmu sastra adalah bidang keilmuan yang obyek utamanya karya sastra (1994:47). 4. Dalam Ensiklopedia Sastra Indonesia, Hasanuddin mengemukakan bahwa ilmu sastra dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah general literature meliputi semua pendekatan ilmiah terhadap gejala sastra. 5. Dalam 9 Jawaban Sastra Indonesia, Mahayana mengemukakan bahwa ilmu sastra ilmu yang menyelidiki kesusastraan dengan berbagai masalahnya secara ilmiah (2003:223). Ilmu sastra adalah ilmu yang mempelajari karya sastra (2005 : 347). SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

16 6. Dalam Pemandu di Dunia Sastra, Hartoko dan Rahmanto menuliskan pengertian sastra sebagai berikut. Ilmu sastra dalam bahasa Inggris general literature, meliputi semua pendekatan ilmiah terhadap gejala sastra.Obyek ilmu sastra adalah unsur kesastraan yang menyebabkan sebuah ungkapan bahasa termasuk sastra. Di samping unsurunsur bahasa (struktur, gaya, fungsi politik) faktor-faktor historiko pragmatik dan psikososial. Juga memainkan peranan (misalnya unsur rekaan dalam komunikasi bahasa, perkembangan antara pengertian sastra dan sebagainya). 7. Dalam Pengantar Ilmu Sastra, Luxemburg dkk. mengurai tentang ilmu sastra. Ilmu sastra meneliti sifat-sifat yang terdapat di dalam teks-teks sastra, lagi bagaimana teks-teks tersebut berfungsi dalam masyarakat (1989: 2). 8. Ilmu sastra adalah pengetahuan yang menyelidiki secara sistematis dan logis mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan karya sastra. Dengan adanya ilmu sastra, seseorang dapat memepelajari dan menelaah suatu karya sastra secara baik dan dapat dipertanggung-jawabkan (Kosasih,2008:4). Dari berbagai pengertian di atas ilmu sastra dapat disimpulkan ke dalam rumusan berikut ini. 1. Ilmu sastra adalah ilmu yang menyelidiki sastra secara ilmiah. 2. Ilmu sastra adalah ilmu yang menyelidiki karya sastra secara ilmiah. 3. Ilmu sastra adalah segala bentuk dan cara pendekatan ilmiah terhadap karya sastra dan gejala sastra. 4. Ilmu sastra adalah sebuah telaah sistematis mengenai sastra SUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

17 dan komunikasi sastra yang pada prinsipnya tidak menghiraukan batas-batas antar bangsa dan antar kebudayaan. Keempat rumusan tersebut dapat diungkapkan dalam suatu definisi bahwa ilmu sastra adalah ilmu yang menyelidiki karya sastra beserta gejala-gejala yang menyertainya, secara ilmiah dan sistematis, yang pada prinsipnya tidak menghiraukan batas-batas antar-bangsa dan antar-kebudayaan. Sebagaimana ilmu-ilmu yang lain, ilmu sastra memiliki berbagai cabang ilmu, yaitu: teori sastra, sejarah sastra, kritik sastra, dan filologi. Lebih lanjut Kosasih mengemukan pengertian beberapa cabang ilmu sastra sebagai berikut. 1. Teori sastra adalah cabang ilmu sastra yang memepelajari prinsip-prinsip dasar sastra, seperti sifat, struktur, dan jenis karya sastra. 2. Sejarah sastra adalah cabang ilmu sastra yang menyelidiki sastra sejak ada hingga perkembangannya yang terakhir. 3. Kritik sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian atas baik-buruknya, kekuatan, dan kelemahan karya sastra. Meskipun cabang-cabang ilmu sastra di atas dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kajian sastra, tetapi di antara cabang-cabang tersebut terdapat hubungan timbal balik. Sejarah Sastra membutuhkan bahan pengetahuan dari Teori Sastra, seperti: unsur-unsur karya sastra, genre sastra, aliranaliran sastra, dan sebagainya. Begitu juga Teori Sastra membutuhkan bahan-bahan hasil penelitian Sejarah Sastra, misalnya tentang perkembangan aliran, genre, maupun perSUHARIYADI

Pengantar Ilmu Sastra

18 kembangan teori sastra dari satu periode ke periode yang lain. Sementara terhadap Kritik Sastra, Sejarah Sastra membutuhkan bahan-bahan seperti nilai sebagai hasil upaya Kritik Sastra. Sebaliknya Kritik Sastra membutuhkan hasil-hasil penelitian Sejarah sastra, misalnya tentang pengaruh dari karya sastra lain. Sedangkan Teori Sastra merupakan pangkal dari Kritik Sastra, dan Kritik Sastra tidak akan berhasil tanpa adanya landasan pengetahuan Teori Sastra. Pembagian cabang ilmu sastra di atas didasarkan atas model analisis yang bersifat monodisipliner. Sifat monodisipliner,sebagaimana dikemukakan Ratna (PUSTAKA, Volume XII, No. 1, Februar2012, hlm. 53), penelitian seolaholah telah memiliki batas-batas yang jelas, baik objek maupun metodologi yang digunakan untuk memahaminya. Monodisiplin mengarahkan seorang peneliti tidak keluar dari batas-batas yang telah ditentukan. Pada umumnya penelitian terbatas sebagai semata-mata bersifat instrinsik, otonom. Dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai tapa...


Similar Free PDFs