Pengaruh derajat pelapukan terhadap potensi mengembang batulempung Formasi Subang PDF

Title Pengaruh derajat pelapukan terhadap potensi mengembang batulempung Formasi Subang
Author Imam A. Sadisun
Pages 9
File Size 246.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 487
Total Views 782

Summary

PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 – HAGI-IAGI-PERHAPI The 30th HAGI, The 34th IAGI, and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition PENGARUH DERAJAT PELAPUKAN TERHADAP POTENSI MENGEMBANG BATULEMPUNG FORMASI SUBANG A. Nurjamil, I. A. Sadisun, dan Bandono Departemen Geologi, Institut Te...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Pengaruh derajat pelapukan terhadap potensi mengembang batulempung Formasi Subang Imam A. Sadisun PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 - HAGI-IAGI-PERHAPI: The 30th HAGI, The 34th IAGI and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Pot ensi Swelling pada Tanah Hasil Lapukan Bat uan Breksi Vulkanik Aryas P W Widit a

Prosiding Seminar Nasional Kebumian ke-6 Yulian Kurnia Munandar 205779003-Survey-Geot eknik ezra agusman

PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 – HAGI-IAGI-PERHAPI The 30th HAGI, The 34th IAGI, and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition

PENGARUH DERAJAT PELAPUKAN TERHADAP POTENSI MENGEMBANG BATULEMPUNG FORMASI SUBANG A. Nurjamil, I. A. Sadisun, dan Bandono Departemen Geologi, Institut Teknologi Bandung ABSTRAK Sifat mengembang batulempung Formasi Subang telah dikenal memiliki sifat mengembang yang tinggi sampai sangat tinggi. Penelitian ini membahas karakteristik derajat pelapukan serta pengaruhnya terhadap sifat mengembang batulempung dan tanah pelapukannya. Observasi lapangan dan pengambilan contoh batuan serta tanah pelapukannya dilakukan di sekitar Desa Parungmulya, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Observasi lapangan ditujukan untuk mengidentifikasi karakteristik masing-masing derajat pelapukan batuan, untuk kemudian dilakukan pengambilan contoh untuk setiap derajat pelapukan batuan. Lebih lanjut, contoh tersebut

diuji sifat indeksnya dan dilakukan analisis

untuk menduga sifat mengembangnya. Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa secara umum batulempung Formasi Subang dapat dibedakan menjadi enam derajat pelapukan (DP), yaitu DP I (batuan segar), DP II (lapuk ringan), DP III (lapuk sedang), DP IV (lapuk kuat), DP V (lapuk sempurna), dan DP VI (tanah residu). Perbedaan derajat pelapukan ini berpengaruh terhadap persentase batas cair, persentase batas plastis, nilai indeks plastisitas, persentase partikel lempung, dan nilai aktivitasnya. Hasil analisis potensi sifat mengembang masing-masing derajat pelapukan menunjukan adanya kecenderungan perubahan yang khas, yaitu semakin tinggi tingkat derajat pelapukan batuan, semakin tinggi juga potensi sifat mengembangnya.

dalam.

PENDAHULUAN

Karpuz

(1997)

pelapukan

sifat fisik dan mekanik batuan telah banyak

dengan pengujian sifat keteknikan di lapangan.

dilakukan oleh peneliti terdahulu. Sadisun dan

Saito

Matsui

terdapat

mempelajari hubungan antara sifat fisik dan

hubungan yang jelas antara derajat pelapukan

mineralogi dari pelapukan batuan beku sebagai

terhadap nilai porositas, densitas, kohesivitas,

batasan kuantitatif dari setiap derajat pelapukan.

indeks kekuatan point load, dan sudut geser

Hoek dan Brown (1980 dalam Sadisun dkk.,

menyatakan

bahwa

(1981

Ankara

karakteristik

Penelitian pengaruh derajat pelapukan terhadap

(1999)

andesit

mempelajari

dalam

dalam

Sadisun

kaitannya

dkk.,

1998)

905

PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 – HAGI-IAGI-PERHAPI The 30th HAGI, The 34th IAGI, and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition

1998) telah menganalisis hasil test dari andesit Panguna

dalam

masalah-masalah

kaitannya

geomekanik.

METODOLOGI

dengan

Kurti

(1979)

Penelitian ini meliputi penelitian lapangan dan

melakukan beberapa pengujian petromekanik

pengujian

(petromechanical test) seperti UCS, modulus

berupa kajian fenomena perkembangan derajat

elastisitas, densitas, dan porositas untuk andesit

pelapukan batuan dari sumur uji, permukaan

yang

galian, dan singkapan batuan yang banyak

berbeda

dalam

kaitannya

dengan

laboratorium.

Penelitian

lapangan

pembangunan reservoir di Hungaria. Kossev

tersebar di daerah penelitian.

(1970) telah menghubungkan sifat fisik dan

perkembangan

mekanik dari 14 sampel yang berbeda, dengan

dilakukan pengambilan contoh dari setiap derajat

penekanan pada pengaruh komposisi mineral

pelapukan untuk bahan pengujian laboratorium.

batuan dengan sifat-sifat keteknikannya. Selain itu

Observasi

juga, hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa

berdasarkan sistem klasifikasi yang dibuat oleh

secara umum batulempung Formasi Subang

Sadisun dkk. (1998). Sedangkan pengujian contoh

memiliki sifat mengembang (swelling) tinggi

batuan di laboratorim dilakukan dengan menguji

sampai sangat tinggi (Hermawan, 1993; Sadisun

sifat indeks (index properties) batuan antara lain

dkk., 1997).

batas cair (liquid limit), batas plastis (plastic limit),

derajat

Setelah diketahui

pelapukan,

karakteristik

batuan

kemudian

dilakukan

indeks plastisitas (plasticity index), dan aktivitas Observasi lapangan dan pengambilan contoh

(activity). Selain itu juga dilakukan analisis

batuan serta tanah pelapukannya dilakukan di

hidrometer untuk mengetahui persentase material

Desa

Telukjambe,

berukuran lempung. Dalam hal ini, contoh batuan

Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1),

yang diuji hanyalah contoh batuan yang memiliki

yang merupakan bagian dari daerah rencana

komposisi tanah yang berarti, yaitu contoh batuan

pengembangan kawasan industri. Sebuah kawasan

pada derajat pelapukan III, IV, V, dan VI.

Parungmulya,

Kecamatan

industri tentu saja memerlukan pembangunan penunjang.

Hasil pengujian laboratorium ini digunakan

Terdapatnya batulempung Formasi Subang yang

sebagai dasar dalam penentuan karakteristik sifat

tersebar luas, akan mengakibatkan terganggunya

mengembang

proses pembangunan sarana dan prasarana di

Dengan melihat keterkaitan masing-masing nilai

daerah tersebut. Hal ini dikarenakan batulempung

hasil pengujian laboratorium, berdasarkan Seed

Formasi

dkk. (1962 dalam Hermawan, 1993) dan Gillott

berbagai

sarana

dan

prasarana

Subang memiliki tingkat potensi sifat

batulempung

mengembang yang tinggi sampai sangat tinggi.

(1968)

Terkait dengan persoalan tersebut, penelitian ini

mengembangnya.

dilakukan

untuk

mengidentifikasi

dapat

ditentukan

Formasi

tingkat

Subang.

potensi

pengaruh

perkembangan derajat pelapukan terhadap potensi sifat mengembang batulempung Formasi Subang.

906

PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 – HAGI-IAGI-PERHAPI The 30th HAGI, The 34th IAGI, and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition

diendapkan pada lingkungan pengendapan dekat

TINJAUAN GEOLOGI

pantai (tidal). Satuan yang paling muda di lokasi Berdasarkan pembagian zonasi fisiografi oleh van

ini

adalah

endapan

aluvial

yang

tersebar

Bemmelen (1949), lokasi observasi lapangan

disepanjang Sungai Cisubah dan Sungai Cijengkol,

termasuk ke dalam Zona Antiklinorium Bogor

dan tersusun dari material lepas-lepas berukuran

yang berbatasan langsung dengan Zona Dataran

lempung, lanau, kerikil, kerakal, dan bongkah.

Pantai Utara. Zona ini pada umumnya memiliki morfologi berupa perbukitan memanjang berarah

Struktur yang berkembang terdiri atas kedudukan

barat-timur dengan ketinggian rendah, yaitu

batuan,

berkisar 20 - 98 meter. Berdasarkan ciri umum

Kedudukan batuan berupa perlapisan miring N

sedimen yang terdapat di daerah penelitian, dapat

286° E – N 298° E dengan kemiringan lapisan

disimpulkan bahwa wilayah ini termasuk dalam

antara 15° – 18°. Struktur sesar berupa sesar

Mandala Paparan Kontinen (Martodjojo, 1984),

mendatar mengiri dengan arah tegasan utama

yaitu mandala sedimentasi yang dicirikan oleh

timurlaut - baratdaya. Struktur kekar berupa kekar

endapan laut dangkal dari Miosen Awal hingga

gerus dan kekar tarikan dengan tegasan utama

Plistosen yang umumnya terdiri atas batulempung,

berarah 21°, N 26° E (timurlaut – baratdaya).

struktur

sesar,

dan

struktur

kekar.

batupasir, dan batugamping dengan ketebalan sedimen mencapai 4000 m. Satuan batuan yang

DERAJAT PELAPUKAN BATUAN

terdapat di lokasi ini dari tua ke muda terdiri dari bawah,

satuan

Sistem

batupasir,

satuan

digunakan pada penelitian ini mengacu pada

batulempung bagian atas, dan satuan endapan

sistem klasifikasi yang dibuat oleh Sadisun dkk.

aluvial (Gambar 2).

(1998),

satuan

batulempung

batulempung

bagian

selang-seling

klasifikasi

yang

derajat

membagi

pelapukan

derajat

yang

pelapukan

batulempung Formasi Subang menjadi 6 (enam) Satuan batulempung dicirikan dengan warna

kelas seperti yang terlihat di Tabel 1.

abu-abu kehitaman sampai abu-abu kehijauan, lanauan, dan pasiran, umumnya non-karbonatan,

HASIL DAN DISKUSI

namun di beberapa tempat bersifat karbonatan. lingkungan

Pengujian sifat indeks dilakukan pada contoh

pengendapan neritik luar dan berumur Miosen

batuan yang telah mengalami pelapukan yang

Akhir.

berarti, yaitu contoh batuan dengan derajat

Satuan

batupasir

ini

diendapkan

Satuan dicirikan

pada

batulempung oleh

selang-seling

batulempung

yang

pelapukan

III, IV, V, dan VI. Hasil pengujian

berwarna abu-abu sampai abu-abu kehitaman,

laboratorium memperlihatkan adanya peningkatan

non-karbonatan, lanauan, dan pasiran. Sedangkan,

nilai-nilai sifat indeks, nilai indeks plastisitas,

batupasirnya berwana abu-abu sampai abu-abu

aktivitas, dan jumlah persentase partikel lempung

kehijauan, hadir kuarsa, plagioklas, mineral opak,

(Tabel 2.). Nilai batas cair meningkat secara

dan glaukonit sebagai fragmen batuan. Satuan ini

kontinyu dari 53,94 % pada DP III menjadi 907

PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 – HAGI-IAGI-PERHAPI The 30th HAGI, The 34th IAGI, and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition

67,34 % pada DP VI. Begitu juga terjadi pada

mengembang sangat tinggi.

batas plastis yang mengalami peningkatan dari

KESIMPULAN

19,01 % pada DP III menjadi 22,32 % pada DP VI. Sebagai implikasinya, indeks plastisitas juga

Beberapa kesimpulan utama yang dapat diambil

secara beraturan mengalami peningkatan dari

dari hasil penelitian ini adalah :

31,62 % pada DP III menjadi 48,33 % pada DP VI.

1.

Batulempung

Formasi

Subang

memiliki

Disintegrasi sebagai bagian dari proses pelapukan

potensi mengembang tinggi sampai sangat

juga mengakibatkan terjadinya penghancurkan

tinggi.

material ke bentuk ukuran yang lebih kecil. Ini

2.

Perbedaan

derajat

pelapukan

diperlihatkan dengan baik dari hasil pengujian

batulempung

hidrometer yaitu dengan semakin meningkatnya

memperlihatkan adanya keragaman sifat

derajat

indeks.

pelapukan

semakin

bertambah

pula

persentase kehadiran material berukuran lempung.

3.

Formasi

pada Subang

Derajat pelapukan berpengaruh terhadap

Pada DP III kandungan material berukuran

potensi mengembang batulempung. Semakin

lempung sebanyak 30,1 % meningkat menjadi

tinggi derajat pelapukan semakin tinggi pula

37,94 % pada DP VI. Dari jumlah material

sifat mengembangnya.

lempung

yang

ada,

nilai

aktivitas

juga

memperlihatkan peningkatan yang berarti dari

PUSTAKA

1,05 pada DP III menjadi 1,274 pada DP VI. indeks

Dearman, W. R., 1976. Weathering classification

persentase

in the characterization of rock: A revision.

partikel lempung pada setiap derajat pelapukan

Bulletin of The International Association of

batuan dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar

Engineering Geologi, hal. 123-127.

Secara

lebih

plastisitas,

jelas,

aktivitas,

perubahan dan

nilai

jumlah

4. Gillot, 1968. Clay in engineering geology. Dari grafik hasil perajahan antara persentase

Elsevier Publishing Company, 234 pp.

partikel lempung dengan nilai aktivitas, terlihat bahwa contoh pengujian DP IV, DP V, dan DP VI

Hermawan, 1993. Sifat Fisik dan Keteknikan

terakumulasi pada tingkat mengembang sangat

Lempung Formasi Subang (Msc) dan Endapan

tinggi. Sedangkan contoh batuan DP III memiliki

Vulkanik Tua (Qab dan Qos) di Daerah Kalijati.

tingkat mengembang tinggi (Gambar 5). Hal yang

Prosiding PIT IAGI ke-22, Bandung, Vol 1, hal.

sama juga terjadi dari grafik hasil perajahan

407-415.

persentase

partikel

lempung

dengan

indeks

plastisitas. Dari grafik ini terlihat bahwa potensi

Karpuz, C. dan Pasamehmetoglu, G., 1997. Field

mengembang pada contoh batuan DP III termasuk

Characterisation of Weathered Ankara Andesite.

kedalam tingkat mengembang tinggi dan contoh

Engineering Geology, 1: 39-46.

batuan DP IV, V, dan VI termasuk kedalam tingkat 908

PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 – HAGI-IAGI-PERHAPI The 30th HAGI, The 34th IAGI, and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition

Kosev, V. N., 1970. Corelation between the

Batuan Terhadap Beberapa Karakter Perubahan

Physical and Mechanical Properties of Rocks and

Sifat Keteknikan Batuan; sebuah Studi Kasus

Degree of Their Weathering. Proc. 2nd Conf. Int.

Pada Batulempung Formasi Subang. Prosiding

Soc. Rock Mech., Beigrade, I: 1-67

Seminar Geoteknik di Indonesia Menjelang Milenium ke-3, Jurusan Teknik Sipil, Institut

Kurti,

I.,

1979.

Petromechanical

Tests

fr

Teknologi Bandung, hal. IV.33-IV.40.

Hydraulic Enginering Constructions in Andeite.

Sadisun I. A. and Matsui K., 1999, Weathering

Bull. Int. Assoc. Eng. Geol., 20: 253-255.

Grade in Claystone of Upper Subang formation and Their Effect on Some Changes of Engineering

Martodjojo, S., 1984, Evolusi Cekungan Bogor

Properties, Symposium on Rock Enginering,

Jawa

Fukuoka, Japan, hal. 387-394.

Barat,

Disertasi

Doktor,

ITB

(Tidak

diterbitkan) Van Bemmelen, R. W., 1949, The Geology of Sadisun, I. A., Assegaf, A., dan Purwanto, P., 1997. Identifikasi

sifat

mengembang

Indonesia, Vol. IA. Martinus Nijhoff, The Haque.

batulempung

Formasi Subang dan tanah pelapukannya melalui pendekatan statistik. Prosiding PIT IAGI ke-26, hal. 1029-1033. Sadisun, I. A., Rochaddi, B., dan Abidin D. Z., 1998. Pengaruh Perubahan Derajat Pelapukan

909

PROCEEDINGS JOINT CONVENTION SURABAYA 2005 – HAGI-IAGI-PERHAPI The 30th HAGI, The 34th IAGI, and The 14th PERHAPI Annual Conference and Exhibition Istilah Tanah Residu

Derajat

Penciri Utama Seluruh batuan telah mengalami perubahan warna menjadi coklat kehitaman.

VI

Tekstur dan struktur batuan asal umumnya telah mengalami perubahan atau dapat dikatakan telah hancur, jejak-jejak bidang rekahan pun sudah tidak tampak lagi. Hampir seluruh batuan telah mengalami perubahan warna menjadi coklat keabuan

Lapuk Sempurna

hingga coklat kekuningan. Akan tetapi kenampakan tekstur dan struktur batuan asal V

masih dapat diamati. Hal ini ditandai oleh hadirnya (kemenerusan) jejak-jejak bidang rekahan batuan, namun demikian determinasi batuan asal sudah sulit untuk dilakukan. Perubahan warna terjadi hampir pada seluruh permukaan bidang rekahan, sehingga pada muka galian dan inti bor tampak berwarna coklat keabuan. Apabila suatu

Lapuk Kuat

IV

pecahan pipih batuan dipotong dengan menggunakan pisau atau dipatahkan dengan menggunakan tangan, warna asli batuannya agak sulit dilihat karena perubahan warna yang terjadi umumnya telah lebih dari setengah tebal pecahan pipih batuan, sehingga determinasi batuan asal juga agak sulit dilakukan. Perubahan warna batuan mulai tampak jelas, terjadi hampir sebahagian besar permukaan bidang rekahan yang ada menjadi berwarna coklat keabuan hingga

Lapuk Sedang

coklat. Apabila suatu pecahan pipih batuan dipotong dengan menggunakan pisau III

atau dipatahkan dengan tangan masih

dapat terlihat warna asli batuannya dan

perubahan warna yang terjadi secara umum masih kurang dari setengah tebal pecahan pipih tersebut, sehingga determinasi batuan asal masih dapat dilakukan dengan baik. Batuan pada derajat pelapukan ini umumnya ditandai dengan adanya gejala hancuran retak-retak memipih dalam dimensi dan spasi yang masih cukup besar.

Lapuk Ringan

II

Warna batuannya umumnya telah memudar menjadi tidak mengkilap/kusam, adanya perubahan warna (menjadi abu-abu kecoklatan hingga coklat ke...


Similar Free PDFs