Pengaruh Perkembangan Ipteks Dalam Kehidupan Masyarakat di Indonesia PDF

Title Pengaruh Perkembangan Ipteks Dalam Kehidupan Masyarakat di Indonesia
Author F. Siregar
Pages 24
File Size 286.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 616
Total Views 697

Summary

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diera globalisasi ini, sebagian besar masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Seiring dengan hal itu, informasi telah berubah bentuk menjadi suatu komoditi yang dapat di...


Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Diera globalisasi ini, sebagian besar masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Seiring dengan hal itu, informasi telah berubah bentuk menjadi suatu komoditi yang dapat diperdagangkan. Keadaan ini terbukti dengan semakin berkembangnya bisnis pelayanan informasi, seperti stasiun televisi, surat kabar, radio dan internet yang telah memasuki sendisendi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut didukung oleh kemajuan teknologi informasi disegala bidang. Hal ini telah mendorong transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat informasi. Seperti yang kita ketahui, teknologi kini telah merembes dalam kehidupan. kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.Dimana dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab,agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata. Begitu juga diharapkan SDM nya bisa lebih baik lagi, apalagi banyak kemudahan yang kita dapatkan.Namun,berbanding terbalik dengan realita yang ada karena semakin canggih perkembangan teknologi,telah membuat masyarakat menjadi malas yang disebabkan oleh kemudahankemudahan yang ada tersebut. Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi, namun pelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata. Masih banyak masyarakat kurang mampu yang putus harapannya 1

untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut.Hal itu dikarenakan tingginya biaya pendidikan yang harus mereka tanggung.Maka dari itu, pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada. Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan . Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena iptek tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah manusia.

1.2 Rumusan Masalah 

Apa saja masalah-masalah Pengembangan Iptek pada saat ini?



Bagaimana dampak Dari Iptek Terhadap Kehidupan Manusia?



Bagaimana kemajuan IPEK Bagi Adab dan Peradaban Manusia?



Bagaimana pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Budaya Bangsa?



Bagaimana upaya Pemerintah Mengatasi Problematika IPTEK?

1.3 Tujuan  Mengetahui apa saja masalah-masalah Pengembangan Iptek saat ini  Mengetahui bagaimana dampak Dari Iptek Terhadap Kehidupan Manusia  Mengetahui kemajuan IPEK Bagi Adab dan Peradaban Manusia  Mengetahui pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Budaya Bangsa  Mengetahui upaya Pemerintah Mengatasi Problematika IPTEK

2

BAB II KONSEP

2.1 Pengertian Iptek Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah teknologi belum digunakan. Pengertian teknologi menurut para ahli: a)

Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang

menjadi prioritas pengembangan teknologi. b) Menurut Nana Syaodih menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana. c) anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. d)

Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang

definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang,

3

memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan dua hal yang sangat sulit dipisahkan karena Ilmu pengetahuan muncul sebagai akibat dari aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Dan biasanya hasil pemikiran dari ilmu pengetahuan tersebut diwujudkan dalam teknologi. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga digunakan untuk hal-hal yang negatif. 2.2 Perkembangan Iptek di Indonesia Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.Dimana dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab,agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata. Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi,namun pelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata. Masih banyak masyarakat kurang mampu yang putus harapannya untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut.Hal itu dikarenakan tingginya biaya pendidikan yang harus mereka tanggung.Maka dari itu,pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada. Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah dipahami dan disadari akan 4

berhadapandengan situasi serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, sebut saja antara laincloning, cosmology, cryonics, cyberneties, exobiology, genetic, engineering dan nanotechnology.Cabang-cabang IPTEK itu telah memunculkan berbagai perkembangan yang sangat cepat dengan implikasi yangmenguntungkan bagi manusia atau sebaliknya.Untuk mendayagunakan Iptek diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat dipertanggungjawabkan. Rumusan 4(empat) nilai luhur pembangunan IPTEK Nasional, yaitu : 1)

Accountable (dapat dipertanggung jawabkan) Hal ini berarti bahwa seluruh denyut nadi pembangunan Iptek berikut

seluruh aspek didalamnya dapat dipertanggung jawabkan kepada segala pihak. Pertanggunganjawab disini tidak hanya terbatas pada aspek finansial (seperti anggaran pembangunan IPTEK) akan tetapi lebih dari itu, pertanggungan jawab disini mencakup aspek moralitas, dampak lingkungan, dampak budaya, dampak sosiokemasyarakatan, dampak politis dan dampak ekonomis pada pembangunan nasional. 2) Excellent (prima) Kata ini dapat diartikulasikan sebagai terbaik, yang terbaik atau berusaha untuk menjadi yang terbaik. Pembangunan Iptek yang excellent dapat diartikan bahwa keseluruhan tahapan pembangunan Iptek mulai dari fase inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan implikasinya pada masyarakat maupun bangsa ini, harus yang terbaik. Pembangunan Iptek, terutama perencanaan, pelaksanaan dan dampaknya tidak boleh berkesan serampangan, akan tetapi harus berlandaskan pada tataran yang terbaik (excellent platform) guna memberikan hasilyang sempurna. 3) Innovative (inovatif) Kata inovatif berasal dari bahasa Latin „innovare‟ yang artinya temuan baru.

Nilai luhur Innovatif dalam pembangunan Iptek berarti bahwa

pembangunan Iptek senantiasa berorientasi pada segala sesuatu yang baru, mulai

5

dari konteks upaya untuk perolehan temuan-temuan baru sampai dengan upaya untuk menginduksikan proses pembaharuan dalam dinamika kehidupan masyarakat, tentunya pembaharuan yang dimaksud disini adalah dalam tataran yang positif dan 21 bertanggung jawab. Lebih lanjut innovative juga berarti bahwa pembangunan Iptek memberikan apresiasi yang tinggi pada segala bentuk upaya untuk memproduksi inovasi-inovasi baru serta segala aktifitas inovatif untuk meningkatkan produktifitas. 4) Visionary (berpandangan jauh kedepan) Pembangunan Iptek senantiasa dimaksudkan untuk memberikan solusi yang bersifatstrategis atau jangka panjang, menyeluruh dan holistik (atau kait mengait). Pembangunan Iptek akan diupayakan untuk tidak bersifat sektoral dan hanya memberikan implikasi yang terbatas. Lebih lanjut visionary juga berarti bahwa pembangunan Iptek dimasa kini akan diupayakan sebagai solusi taktis dimasa kini sekaligus bagian integral dari solusi permasalahan dimasa depan. Atau dengan kata lain solusi pembangunan Iptek dimasa kini jangan sampai menjadi sumber permasalahan baru dimasa datang. Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Visi dan misi IPTEK dirumuskan sebagai panduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya IPTEK yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang telah diberlakukan sejak 29 Juli 2002, merupakan penjabaran dari visi dan misi IPTEK sebagaimana termaksud dalam UUD 1945 Amandemen pasal 31 ayat 5, agar dapat dilaksanakan oleh pemerintah beserta seluruh rakyat dengan sebaikbaiknya.

6

BAB III METODE PENULISAN

1.1

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penulisan ini merupakan data sekunder,

yaitu sumber data penulisan yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter), baik yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah teknik analisis pustaka. Penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber baik karya ilmiah, jurnal – jurnal penelitian maupun internet guna mendukung makalah ini. Kemudian, penulis menganalisis dokumen – dokumen dan data – data dari sumber tersebut untuk menyimpulkan hasil, kesimpulan dan saran makalah ini.

1.2

Teknik Analisis Data Dari data – data yang telah dikumpulkan, penulis kemudian mengolahnya

dalam analisis data. Menurut Moelong (2002) analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan urutan dasar. Sehubungan dengan permasalahan yang tertulis pada rumusan masalah dan pendekatan penulisan yang digunakan, penulis menganalisa data – data yang diperoleh dengan metode analisa deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun, sehingga mempermudah pembahasan masalah – masalah yang ada. Karena titik fokus penulisan ini adalah penulisan berbasis literatur (pustaka), maka data yang dikumpulkan merupakan data kualitatif.

7

BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Masalah-masalah Pengembangan Iptek Pengalaman negara-negara maju dan negara baru maju menunjukkan bahwa kekuatan ekonomi berakar pada kemampuan teknologi dan inovasi yang dimiliki. Kemampuan teknologi yang tinggi telah memberikan kekuatan untuk bersaing dan peluang dalam kancah perdagangan internasional yang kompetitif. Sulit untuk dibantah bahwa kemampuan teknologi yang dimiliki oleh suatu bangsa akan sangat menentukan daya saing, sehingga semua negara di dunia berusaha

untuk

mengejar

ketertinggalannya

dalam

penguasaan

Iptek.

Keberhasilan negara-negara baru maju di Asia Timur tidak dapat diulang dengan mudah di negara berkembang tapi perlu diciptakan kondisi tertentu dan berupaya mengatasi masalah-maslah dalam pengembangan IPTEK seperti akan diuraikan di bawah ini: 1.

Keterbatasan Sumber Daya Iptek Masih terbatasnya sumber daya iptek tercermin dari rendahnya kualitas

SDM dan kesenjangan pendidikan di bidang iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan Jepang sebesar 70,7. Selain itu rasio anggaran iptek terhadap PDB sejak tahun 2000 mengalami penurunan, dari 0,052 persen menjadi 0,039 persen pada tahun 2002. Rasio tersebut jauh lebih kecil dibandingkan rasio serupa di ASEAN. Sementa. Kecilnya anggaran iptek berakibat pada terbatasnya fasilitas riset, kurangnya biaya untuk operasi dan pemeliharaan. 2.

Belum Berkembangnya Budaya Iptek Budaya bangsa secara umum masih belum mencerminkan nilai-nilai iptek

yang mempunyai penalaran obyektif, rasional, maju, unggul dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang lebih suka mencipta daripada

8

sekedar memakai, lebih suka membuat daripada sekedar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada. 3.

Belum Optimalnya Mekanisme Intermediasi Iptek Belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek yang menjembatani

interaksi antarakapasitas penyedia iptek dengan kebutuhan pengguna. Masalah ini dapat terlihat dari belum tertatanya infrastruktur iptek, seperti institusi yang mengolah dan menterjemahkan hasil pengembangan iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam sistem produksi. 4.

Lemahnya Sinergi Kebijakan Iptek Lemahnya sinergi kebijakan iptek, menyebabkan kegiatan iptek belum

sanggupmemberikan hasil yang signifikan. Kebijakan bidang pendidikan, industri, dan iptek belumterintegrasi sehingga mengakibatkan kapasitas yang tidak termanfaatkan pada sisi 15 penyedia, tidak berjalannya sistem transaksi, dan belum tumbuhnya permintaan dari sistem pengguna yaitu industri. Disamping itu kebijakan fiskal juga dirasakan belum kondusif bagi pengembangan kemampuan iptek. 5.

Belum Terkaitnya Kegiatan Riset dengan Kebutuhan Nyata Kegiatan penelitian yang tidak didorong oleh kebutuhan penelitian yang

jelas dan eksplisit, menyebabkan lembaga-lembaga litbang tidak memiliki kewibawaan sebagai sebuah instansi yang memberi pijakan saintifik bagi kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah. Salah satu dampak langsung dengan adanya kegiatan riset yang tidak didasari oleh kebutuhan yang jelas adalah terjadinya inefisiensi yang luar biasa akibat duplikasi penelitian atau plagiarisme. Dampak lainnya adalah merapuhnya budaya penelitian sebagai pondasi kelembagaanristek, seperti yang terjadi pada sektor pendidikan. Pendidikan di Indonesia dapat dikatakan telah gagal membudayakan rasa ingin tahu, budaya belajar dan apresiasi yang tinggi pada pencapaian ilmiah

9

6.

Belum Maksimalnya Kelembagaan Litbang Kelembagaan litbang yang belum dapat berfungsi secara maksimal,

disebabkan karenamanajemen yang lemah. Seorang peneliti yang hebat belum tentu memiliki ketrampilan dan sikap manajerial yang dibutuhkan untuk memimpin sebuah lembaga litbang. Selain itu perkembangan manajemen penelitian dan pengembangan di Indonesia jauh tertinggal. Dari ratusan peneliti tangguh di tanah air, hanya sebagian kecil yang memiliki kemampuan memimpin lembaga litbang sebagai sebuah entitas manajemen. Kursus-kursus manajemen (proyek) penelitian dan pengembangan amat jarang dilakukan,dan kalaupun ada, ditawarkan oleh pihak asing dengan biaya kursus yang mahal. 7.

Masih Rendahnya Aktifitas Riset di Perguruan Tinggi Perguruan tinggi yang diharapkan menjadi sebuah pusat keunggulan

(centre of excellence) juga belum berhasil mengarusutamakan penelitian dan pengembangan dalam Tri Dharma Perguruan Tingginya. Hal ini berakibat pada: 1)

Terjadi brain draining tenaga peneliti ke kegiatan-kegiatan non-penelitian

2)

Pengusangan bahan-bahan belajar

3)

Penurunan relevansi pendidikan dan layanan masyarakat

4)

Pendidikan pascasarjana, terutama tingkat Doktor (S-3) tidak berkembang

5)

Kekayaan intelektual PT tidak berkembang, dan

6)

Kelas kreatif dan kewirausahaan (enterpreneurships) tidak berkembang. Belum ada satupun univesitas yang layak disebut sebagai Universitas

Riset yang sanggup menghasilkan pertahun 50 doktor dengan karya ilmiah berreputasi internasional. Banyak perguruan tinggi menomorsatukan pendidikan sarjana strata 1 dengan berbagai macammodel rekrutmen, untuk menarik dana masyarakat. Pendidikan pasca sarjana, terutamapendidikan doktor, sebagai pendidikan berbasis riset belum dianggap sebagai motorpenggalian dana yang

10

berarti. Kerjasama penelitian pascasarjana dengan industri juga masih amat langka. Komunikasi ilmiah antar peneliti dan profesional dalam PT yang sama juga rendah, sehingga kohesivitas peneliti di PT juga rendah. Penggunaan sumber daya bersama (resource sharing) antar laboratorium PT juga rendah, akibatnya justru utilisasi peralatan laboratorium tersebut juga rendah. 4.2 Dampak Dari Iptek Terhadap Kehidupan Manusia Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moralkemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan. Dampak positif dan dampak negative dari perkembangan teknologi dilihat dari berbagai bidang: a. Bidang informasi dan komunikasi Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:

11

1) Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet 2) Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone. Komunikasi melalui telepon mengalami beberapa kali kemajuan. Pada mulanya telepon mempergunakan kawat sebagai sarana penghubungnya dan diperlukan orang sebagai operator. Kemudian ada telepon otomatis yang tidak memerlukan operator. Sekarang orang dengan mudah dapat berhubungan dengan telepon melalui satelit. Disamping

keuntungan-keuntungan

yang

kita

peroleh

ternyata

kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain: 1) Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jari...


Similar Free PDFs