PENGHAMBAT INOVASI PENDIDIKAN PDF

Title PENGHAMBAT INOVASI PENDIDIKAN
Author Amer Syarifuddin
Pages 18
File Size 404.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 222
Total Views 287

Summary

PENGHAMBAT INOVASI PENDIDIKAN OLEH : AMER SYARIFUDDIN ( 1311021039 ) Kelas B JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis...


Description

PENGHAMBAT INOVASI PENDIDIKAN

OLEH : AMER SYARIFUDDIN

( 1311021039 ) Kelas B

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas individu mata kuliah Inovasi Pendidikan yang berjudul

“Penghambat

Inovasi Pendidikan” . Dalam penyusunan Makalah ini tentunya tidak lepas dari hambatan dan rintangan. Namun, berkat dukungan dan bimbingan serta bantuan dari banyak pihak maka penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis menyampikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak I Gde Wawan Sudatha, S.Pd., ST., M.Pd dan Bapak Alexander Simamora, SE., M.Pd. Selaku dosen pengajar mata kuliah Inovasi Pendidikan. 2. Teman-teman jurusan Teknologi Pendidikan Semester 1 kelas B yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. 3. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Makalah ini Penulis dapat menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan segala saran serta kritikan yang bersifat membangun, demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga bagi pembaca.

Singaraja, 21 Maret 2014

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2 1.3 Tujuan ................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik inovasi pendidikan........................................................................3 2.2 Faktor - faktor penghambat inovasi pendidikan................................................4 2.3 Inovasi yang sering ditolak oleh masyarakat .....................................................7 2.4 Faktor yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan ................................8

BAB III PENUTUP 3.1 kesimpulan .......................................................................................................12 3.2 Saran .................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama ini, ternyata belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan nasional dan tantangan dunia global saat ini. Program pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini merupakan fokus pembinaan masih menjadi masalah paling menonjol dalam dunia pendidikan kita. Untuk menciptakan keunggulan kompetitif, setiap bangsa memerlukan inovasi yang cerdas dalam dunia pendidikan, sedangkan untuk menjadi bangsa yang berharkat mulia sebuah bangsa harus memerlukan keunggulan komparatif dan kompetitif. Jika bangsa Indonesia ingin menghasilkan berbagai keunggulan kompetitif dari outcome pendidikan, maka terobosan yang cerdas harus menjadi prioritas penting dalam pengembangan system pendidikan. Inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manusia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah ((Subandiyah 1992:80) Tanpa ada inovasi yang signifikan, pendidikan nasional hanya akan menghasilkan lulusan yang tidak mandiri dan selalu tergantung pada pihak yang lain. Dalam perspektif global hasil pendidikan yang demikian justru akan menjadi beban bagi bangsa dan Negara, sekaligus bagi masyarakat.

1

Dengan melihat tantangan dan problematika pendidikan nasional yang begitu kompleks maka perlu dicari solusi praktis agar bangsa ini mampu menghadapi fenomena ini secara efektif adalah dengan mengubah paradigma yang selama ini kita gunakan terutama terkait dengan hakekat pendidikan. Jika cara pandang pemerintah terhadap pendidikan tidak berubah, maka system dan praktis pendidikan tidak akan mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia ,dan bahkan pendidikan tidak akan mampu memberdayakan masyarakat secara luas bersamaan dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi.Satu hal lagi yang harus diingat, pendidikan di era global ini sangat penting perannya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi ini semua menyebabkan pendidikan nasional hanya mampu menghasilkan orang-orang yang tidak mandiri, tidak kreatif, tidak memiliki self awarnes, tidak mampu berkomunikasi secara baik dengan lingkungan fisik, sosial dan kultural dalam komunitas kehidupannya.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, berikut ini rumusan masalah yang didapatkan : 1) Apa saja karakteristik inovasi pendidikan ? 2) Apa saja faktor - faktor penghambat inovasi pendidikan ? 3) Mengapa sebuah inovasi sering ditolak oleh masyarakat ? 4) Apa saja faktor yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan ?

1.3. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini : 1) Untuk menjelaskan karakterisktik inovasi pendidikan 2) Untuk menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor penghambat inovasi pendidikan 3) Untuk menjelaskan alasan inovasi sering ditolak oleh masyarakat. 4) Untuk menyebutkan serta menjelaskan faktor yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Karakteristik inovasi pendidikan Penolakan dalam inovasi pendidikan juga bisa juga muncul karena inovasi yang digulirkan tidak memenuhi syarat-syarat atau tidak sesuai dengan karakteristik inovasi pendidikan. Karakteristik Inovasi pendidikan yang dimaksud adalah sebagai berikut: a.

Relative advantage (Keunggulan relatif) Para adopter akan menilai apakah suatu Inovasi itu relatif menguntungkan

atau lebih unggul dibanding yang lainnya atau tidak. Untuk adopter yang menerima secara cepat suatu inovasi, akan melihat inovasi itu sebagai sebuah keunggulan. Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik atau unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi. b. Compatibility (Kompatibilitas/Konsisten) Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).Adopter juga akan mempertimbangkan pemanfaatan inovasi berdasarkan konsistensinya pada nilainilai, pengalaman dan kebutuhannya. c. Complexity (Kompleksitas/kerumitan) Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi. Adopter atau pengguna inovasi juga

3

akan menilai tingkat kesulitan atau kompleksitas yang akan dihadapinya jika mereka memanfaatkan inovasi. Artinya bagi individu yang lambat mamahami dan menguasainya tentu akan mengalami tingkat kesulitan lebih tinggi dibanding individu yang cepat memahaminya. Tingkat kesulitan tersebut berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk mempelajari istilah-istilah dalam inovasi itu. d. Trialability (Kemampuan untuk dapat diuji) Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam setting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya. Kemampuan untuk dapat diuji bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian. Mempunyai kemungkinan untuk diuji coba terlebih dahulu oleh para adopter untuk mengurangi ketidakpastian mereka terhadap inovasi itu. e. Observability (Kemampuan untuk dapat diamati) Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.

2.2. Faktor Penghambat Inovasi Pendidikan Terdapat enam faktor penghambat yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi pendidikan seperti inovasi kurikulum antara lain adalah: a. Perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi Di antara ke enam faktor, faktor kurang tepatnya perencanaan proses inovasi merupakan faktor yang paling penting dan kompleks sebagai hambatan pelaksanaaan program inovasi. Hambatan yang disebabkan kurang tepatnya

4

perencanaan atau estimasi (under estimating) dalam inovasi yaitu tidak tepatnya pertimbangan tentang implementasi inovasi, kurang adanya hubungan antar anggota team pelaksana inovasi, dan kurang adanya kesamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai atau kurang adanya kerjasama yang baik. Secara terinci item yang termasuk dalam faktor estimasi yang tidak tepat yaitu tidak adanya koordiansi antar petugas yang berlainan di bidang garapannya, tidak jelas struktur pengambilan keputusan, kurang adanya komunikasi yang baik dengan pimpinan politik, perlu sentralisasi data penentuan kebijakan, terlalu banyak peraturan dan undang-undang yang harus diikuti, keputusn formal untuk memulai kegiatan inovasi terlambat, tidak tepatnya perimbangan untuk menghadapi masalah penerapan inovasi, tekanan dari pimpinan politik (penguasa pemerintahan) untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang singkat. b. Konflik dan motivasi yang kurang sehat Hambatan ini muncul karena adanya masalah-masalah pribadi seperti pertentangan anggota team pelaksana, kurang motivasi untuk bekerja dan berbagai macam sikap pribadi yang dapat mengganggu kelancaran proses inovasi. Secara terinci item yang termasuk masalah konflik dan motivasi ialah: adanya pertentangan antar anggota team, antara beberapa anggota kurang adanya saling pengertian serta saling merasa iri antara satu dengan yang lain, orang yang memiliki peranan penting dalam proyek justru tidak menunjukkan semangat dan ketekunan kerja, beberapa orang penting dalam proyek terlalu kaku dan berpandangan sempit tentang proyek, bantuan teknik dari luar tidak tepat, orang yang memegang jabatan penting dalam proyek tidak bersikap terbuka untuk menerima inovasi, kurang adanya hadiah atau penghargaan terhadap orang yang telah menerima dan menerapkan inovasi. c. Lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan Hal-hal yang berkaitan dengan macetnya inovasi antara lain sangat rendahnya penghasilan per kapita, kurang adanya pertukaran dengan orang asing, tidak mengetahui adanya sumber alam, jarak yang terlalu jauh, iklim yang tidak menunjang, kurang sarana komunikasi, kurang perhatian dari pemerintah, sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

5

Adapun item yang termasuk dalam faktor tidak dapat berkembangnya inovasi adalah lambatnya pengiriman material yang diperlukan, material tidak siap tepat waktu, perencanaan dana biasanya tidak tepat walaupun sudah tidak dipertimbangkan adanya inflasi (underestimate), sistem pendidikan kolonial yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, orang yang sudah dilatih untuk menangani proyek tidak mau ditempatkan sesuai kebutuhan proyek, terjadi inflasi, peraturan kolonial yang tidak sesuai, jauhnya jarak antar tempat satu dengan yang lain, tenaga pelaksana kurang mampu menangani proyeksesuai dengan yang direncanakan, terlalu cepat terjadi perubahan penempatan orang-orang penting dalam proyek sehingga dapat mengganggu kontinuitas. d. Keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi Dalam analisa data ini masalah finansial dibedakan dengan faktor yang menghalangi berkembangnya inovasi secara keseluruhan (faktor yang ke-3), walaupun keduanya merupakan faktor yang serius menghambat jalannya proses inovasi. Adapun item yang termasuk dalam faktor finansial adalah : tidak memadainya bantuan finansial dari daerah, tidak memadainya bantuan finansial dari luar daerah, kondisi ekonomi daerah secara keseluruhan, prioritas ekonomi secara nasional lebih banyak pada bidang lain daripada bidang pendidikan, ada penundaan dalam penyampaian dana, terjadi inflasi. Tentang bantuan dana untuk suatu proyek inovasi sering terjadi adanya peraturan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan bila masyarakat setempat (daerah) memiliki dana sendiri (swasembada). Daerah tidak mempunyai dana maka pemerintah tidak membantu. Dapat juga masyarakat tidak mau mengusahakan dana karena tidak ada bantuan dari pemerintah, jadi merasa berat dan frustasi. Oleh karena itu bantuan dan perhatian dari pemerintah sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan suatu inovasi pendidikan di daerah tersebut. e. Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi Faktor ke-lima ini berbeda dengan faktor yang lain dan memang merupakan penolakan dari kelompok inovasi penentu atau kelompok elit dalam suatu sistem sosial. Penolakan inovasi ini berbeda dengan keberatan inovasi

6

karena kurang dana atau masalah personalia dan sebagainya. Jadi penolakan ini memang ada kecenderungan muncul dari kelompok penentu. Adapun item yang termasuk dalam faktor ke- lima ini adalah : kelompok elit yang memiliki wewenang dalam masyarakat tradisional menentang inovasi atau perluasan suasana pendidikan,terdapat pertentangan ideologi mengenai inovasi, proyek inovasi dilaksanakan sangat lambat, peraturan kolonial meninggalkan sikap masyarakat yang penuh kecurigaan terhadap sesuatu yang asing, keberatan terhadap inovasi karena sebab kepentingan kelompok. f. Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi Faktor terakhir yang juga paling lemah pengaruhnya terhadap hambatan inovasi adalah faktor yang terdiri dari dua hal yaitu hubungan antar team dan hubungan dengan orang di luar team. Item yang termasuk dalam kelompok ini adalah: ada masalah dalam hubungan sosial antar anggota team yang satu dengan yang lain, ada ketidak harmoniasan dan terjadi hubungan yang kurang baik antar anggota team proyek inovasi, sangat kurang adanya suasana yang memungkinkan terjadinya pertukaran pikiran yang terbuka. Pada umumnya, faktor penghambat inovasi yang sering muncul di lapangan adalah berupa penolakan atau resistance dari calon adopter, misalnya penolakan para guru tentang adanya perubahan kurikulum dan metode belajarmengajar, maka perlu kiranya masalah tersebut dibahas. Menurut definisi dalam kamus John Echol dan "Cambridge International English Dictionary of English" bahwa Resistance is to fight against (something or someone) to not be changed by or refuse to accept (something). Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penolakan (resistance) itu adalah melawan sesuatu atau seseorang untuk tidak berubah atau diubah atau tidak mau menerima perubahan tersebut.

2.3. Mengapa Inovasi Sering ditolak ? Ada beberapa hal mengapa inovasi sering ditolak atau tidak dapat diterima oleh para pelaksana inovasi di lapangan atau di sekolah sebagai berikut:

7

1) Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses perencanaan, penciptaan dan bahkan pelaksanaan inovasi tersebut, sehingga ide baru atau inovasi tersebut dianggap oleh guru atau sekolah bukan miliknya, dan merupakan kepunyaan orang lain yang tidak perlu dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi sekolah mereka. 2) Guru ingin mempertahankan sistem atau metode yang mereka lakukan saat sekarang, karena sistem atau metode tersebut sudah mereka laksanakan bertahun-tahun dan tidak ingin diubah. Di samping itu sistem yang mereka miliki dianggap oleh mereka memberikan rasa aman atau kepuasan serta sudah baik sesuai dengan pikiran mereka. Hal senada diungkapkan pula Day dkk (1987) dimana guru tetap mempertahankan sistem yang ada. 3) Inovasi yang baru yang dibuat oleh orang lain terutama dari pusat (khususnya Depdiknas) belum sepenuhnya melihat kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh guru dan siswa. 4) Inovasi yang diperkenalkan dan dilaksanakan yang berasal dari pusat merupakan kecenderungan sebuah proyek dimana segala sesuatunya ditentukan oleh pencipta inovasi dari pusat. Inovasi ini bisa terhenti kalau proyek itu selesai atau jika finasial dan keuangannya sudah tidak ada lagi. Dengan demikian pihak sekolah atau guru hanya terpaksa melakukan perubahan sesuai dengan kehendak para inovator di pusat dan tidak punya wewenang untuk merubahnya. 5) Kekuatan dan kekuasaan pusat yang sangat besar sehingga dapat menekan sekolah atau guru melaksanakan keinginan pusat, yang belum tentu sesuai dengan kemauan mereka dan situasi sekolah mereka.

2.4 Faktor-Faktor yang Perlu diperhatikan dalam Inovasi Untuk menghindari penolakan seperti yang disebutkan di atas, faktorfaktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan, 1) Guru Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan

8

kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi

dan

kondisi

siswa,

hubungan

antar

individu,

baik

dengan

siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri. Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter...


Similar Free PDFs