UTS INOVASI PENDIDIKAN PDF

Title UTS INOVASI PENDIDIKAN
Author Nur Afrylyanty
Pages 16
File Size 99.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 468
Total Views 685

Summary

JURUSAN / PRODI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS IMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Nama : Nur Afrylyanty NIM : 1202788 Prodi : Perpustakaan dan Informasi UTS Mata Kuliah Inovasi Pendidikan Dosen : Dr. Nugraha Suharto, M. Pd. Waktu : Rabu, 22 Oktober 2014 sampai 29 Oktober 2014 1. In...


Description

JURUSAN / PRODI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS IMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Nama

: Nur Afrylyanty

NIM

: 1202788

Prodi

: Perpustakaan dan Informasi

UTS Mata Kuliah Inovasi Pendidikan Dosen

: Dr. Nugraha Suharto, M. Pd.

Waktu

: Rabu, 22 Oktober 2014 sampai 29 Oktober 2014

1. Inovasi merupakan bagian dalam kehidupan manusia sebagai jawaban atas permasalahan yang dihadapinya. Coba saudara jelaskan! a. 3 (tiga) pengertian inovasi yang diasumsikan sama, tetapi ternyata berbeda. Berikan satu contoh untuk masing-masing pengertian. Jawaban: Ada tiga pengertian inovasi (penemuan) yang diasumsikan sama, yakni: inovasi (innovation), diskoveri (discovery), dan invensi (invention) 1) Inovasi (innovation), dapat diartikan bahwa inovasi ialah suatu kegiatan yang membuat perubahan atau memperkenalkan ide, barang-barang, pelayanan, dan cara-cara baru yang bermanfaat dan meningkatkan nilai guna.

Menurut Ibrahim (1988:40), inovasi ialah suatu ide, barang,

kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Contoh inovasi ialah benda yang sering kita jumpai dan kita gunakan dalam berkomunikasi jarak jauh: hand phone. Hand phone merupakan inovasi yang dikembangkan dari alat komunikasi sebelumnya, yakni

telepon. Sifat telepon yang dirasa bermanfaat namun memiliki bentuk yang sulit dibawa menghasilkan inovasi berupa penciptaan telepon yang merujuk pada fungsi yang sama dengan telepon namun dengan nilai guna lebih: dari segi fungsi hand phone lebih multi fungsi dari pada telepon dan dari segi estetik, lebih estetik lebih ramping dan lebih ringan, memberi kemudahan sehingga dapat dibawa dan digunakan, kemana pun dan dimana pun. 2) Diskoveri (discovery), adalah penemuan sesuatu yang telah ada sebelumnya namun belum diketahui. Menurut Donald P. Ely (1982, dalam Seminar on Educational Change) yang dikutip oleh Ibrahim (1988: 40), diskoveri ialah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. 3) Invensi (invention), adalah kegiatan penciptaan sesuatu yang baru, yang tidak pernah ada sebelumnya. Masih menurut Donald P. Ely (1982, dalam Seminar on Educational Change) yang dikutip oleh Ibrahim (1988: 40), invensi dapat diartikan sebagai penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemukan itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru.

Daftar Rujukan: Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

b. 5 tipe inovasi yang sering terjadi dalam kehidupan manusia, baik manusia sebagai individu maupun manusia sebagai bagian dari organisasi. Jawaban: Berikut adalah beberapa tipe atau model yang sering terjadi dalam kehidupan manusia, baik manusia sebagai individu maupun manusia bagian

dari organisasi. Dari berbagai model proses inovasi tersebut, yang akan kami bicarakan lebih terperinci dalam buku ini adalah model (Zaltman, Duncan, Holbek, 1973) dan model Rogers 1983  Beberapa Tipe atau Model Proses Inovasi Yang Berorientasi Pada Individu 1. Lavidge & Steiner (1961) a. Menyadari. Dalam hal ini manusia menyadari bahwa adanya perubahna sosial dan munculnya inovasi. b. Mengetahui. Dalam hal ini, setelah manusia menyadari adanya perubahan sosial, maka secara otomatis mereka mengetahui bahwa munculnya inovasi. c. Menyukai. Setelah mengetahui akan aanya inovasi baru, maka manusia itu akan menyukai akan adanya inovasi yang baru. d. Memilih. Karena mereka menyukai akan adanya inovasi yang membawa merekan pada sebuah perubahan, maka mereka lebih memilih menggunakan inovasi baru dari pada cara lama yang mereka gunakan. e. Mempercayai. Setelah memilih dan merasakan bahwa inovasi itu dapat membantu mereka dalam kegiatan sehari-hari, maka mereka mulai mempercayai bahwa tidak selamanya inovasi itu akan berdampak negatif. f. Membeli.setelah mereka mempercayai bahwa barang yang berbentuk inovasi itu akan membatu pekerjaan mereka sehar-hari, maka mereka akan membeli barang tersebut. 2. Rogers (1962) a. Menyadari. Pada tipe ini yang pertama kali masyarakat rasakan adalah mereka mulai menyadari bahwa akan munculnya sebuah inovasi baru. b. Menaruh Perhatian. Setelah mereka menyadari akan munculnya sebuah perubahan sosia, maka mereka akan menaruh perhatian khusus pada inovasi yang akan atau baru muncul ini.

c. Menilai. Setelah mereka menaruh perhatikan atau setelah mereka mengamati mengenai inovasi yang baru ini, maka mereka mulai menilai apakah inovasi tersebut akan berdampak positif atau sebaliknya. d. Mencoba Menerima (Adoption). Setelah mereka selesai menilai damapak yang timbul dari inovasi tersebut, setelah itu mereka mencoba menerima atau mencoba beradaptasi dengan inovasi yang ada. 3. Colley (1961) a. Belum menyadari. Pada tipe ini, masyarakat masih belum menyadari mengenai munculnya perubahan soial yang terjadi di masyarakat. b. Manyadari. Seiring waktu berlalu, maka mereka mulai menyadari bahwa adanya inovasi yang terjadi dilingkungan masyarakat. c. Memahami. Setelah mereka menyadari bahwa munculnya inovasi baru dikalangan masyarakat, maka mereka mulai memahami inovasi itu sendiri. d. Mempercayai. Setelah mereka memahami dari inovasi itu sendiri, selanjutnya mereka mulai mempercayai inovasi yang terjadi. e. Menagmbil tindakan. Setelah mereka mempercayai atas inovasi yang ada maka merka akan mulai mengambil tindakan sepertia apa yang mereka lakukan mengenai inovasi tersebut. 4. Robertson (1971) a. Presepsi tentang masalah. Menurut tipe ini inovasi muncul dari bagaimana kita menggambarkan masalah apa yang kita rasakan. b. Manyadari. Setelah kita mendapat gambaran mengenai masalah yang ada, maka mereka akan menyadari mengenai masalah apa yang ada dan membutuhkan penyelesaian sepertia apa? c. Memahami. Setelah kita menyadari masalah seperti apa, maka mereka mulai memamhami ioasi sepertia apa yang akan dibutuhkan dalam menyelasaikan masalah tesebut.

d. Menyikapi. Setelah mereka memahami, maka indakan selanjutnya adalah bagaimana cara menyikapi inovasi yang ada. berguna bagi kehidupan masyarakat e. Mengesahkan. Setelah inovasi yang ada memang sangat berguna, maka alangkah bauknya

ika

lembaga

pemerinthan mulai

mengesahkan inovasi yang ada. f. Mencoba. Setelah sudah dipaenkan, maka

kegiatan

yang

selanjutnya adalah mencoba inovasi yang baru kita seperti apa. g. Menerima (Adoption). Setelah mereka selesai mencoba damapak yang timbul dari inovasi tersebut, setelah itu mereka mencoba menerima atau mencoba beradaptasi dengan inovasi yang ada h. Disonansi. 5. Rogers & Shoemaker (1971) Pengetahuan

Persuasi (sikap)

Keputusan

Menerima

Menolak

Konfirmasi Pada bagan diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan itu dapat mempengaruhi sikap dan dapat menghasilkan sebuah keputusan, baik keputusan itu menerima ataupun menolak dari inovasi yang ada kemudian mereka mengkonfirmasi atau menegaskan dari keputusan yang mereka pilih.  Beberapa Model Proses Inovasi Yang Berorientasi Pada Organisasi Beberapa model di bawah ini adalah proses inovasi yang berorientasi atau menitik beratkan pada organisaisi. 1. Milo (1971)

a. Konseptualisasi. Pada tipe ini inovasi muncul dengan adanya konsep terlebh dahulu. b. Tentatif Adopsi. Setelah adanya konsep tersebut, selanjutnya adalah munculnya pendapat yang belum pasti dan dapat berubahubah mengenai inovasi tersebut. c. Penerimaan Sumber. Setelah munculnya pendapat mengenai inovasi

tersebut,

selanjutnya

adalah

penerimaan

sumber.

Penerimaan sumber ini adalah suatu pencairan sumber untuk inovasi yang akan diciptakan. d. Implementasi. Setelah pencairan sumber didapatkan, selanjutnya adalah pelaksanaan inovasinya. e. Institualisasi. Setelahpelaksanaannya sudah selanjutnya adalah isntitualisasi. 2. Shepard (1967) a. Penemu ide. Menurut Shepard, inovasi itu dilakukan dengan menemukan ide untuk inovasinya itu sendiri. Biasanya ide itu muncul pada saat ada masalah. b. Adopsi. Setelah menemukan ide, selanjutnya adalah proses adopsi atau penerimaan usul, atau menerima saran-saran agar inovasi yang diciptakan lebih baik lagi. c. Implementasi. Setelah penerimaan saran dari berbagai pihak, selanjutnya adalah pelaksanaan dalam inovasi itu sendiri. 3. Hage & Aiken (1970) a. Evaluasi. Menurut Hage & Aiken, proses inovasi diawali dengan kegiatan ecaluasi. Karena, dengan adanya kegiatan evaluasi kita dapat engetahui bagian mana yang mengalami permasalahn, dan bagaimana perbaikan yang akan kita lakukan, dan perbaikan itu basanyan dengan munculnya ide-ide baru dan menjadi inovasi baru. b. Inisiasi. Setelah kita mendapatkan ide untuk membuat inovasi baru maka selanjutnya adalah pengujian dari ide yang sudah didapatkan.

c. Implementasi. Pengujian sudah dilakukan selanjutnya dalah proses pelaksanaan dari pembuata inovasi itu sendiri. d. Routinisasi. Setelah pelaksanaandilakukan yang selanjutnya adalah routinisasi. 4. Wilson (1966) a. Konsepsi perubahan. Menurut wilson inovasi itu dimulai dengan adanya konsep perubahan dari suatu keadaan. Kenapa inovasi itu dilakukan. b. Pengusulan perubahan. Setelah mempunyai konsep perubahan itu, selanjutnya adalah pengusulan perubahan. Pengusulan perubahan ini dilakukan kepada petinggi yang ada di organisasi itu sendiri. c. Adopsi

dan

Implementasi.

Setelah

pengusulan

perubahan

dilakukan, selanjutnya adalah penerimaan saran-saran untuk membangaun ide inovasi yang telah dimiliki, dan selanjutnya adalah pelaksanaan dari inovasi yang telah ada. 5. Zaltman, Duncan & Holbek (1973) I.

Tahap permulaan (inisiasi) a. Langkah pengetahuan dan kesadaran Jika inovasi dipandang sebagai suatu ide, kegiatan, atau material, yang diamati baru oleh unit adopsi (penerima inovasi), maka tahu adanya inovasi menjadi masalah pokok. Sebelum inovasi dapat diterima oleh calon penerima harus sudah menyadari bahwa ada inovasi, dan dengan demikian ada kesempatan untuk menggunakan inovasi dalam organisasi. Sebagaimana telah kita bicarakan pada waktu membicarakan proses keputusan inovasi, maka timbul masalah yang dulu tahu dan sadar ada inovasi atau merasa butuh inovasi Jika kita lihat kaitanya dengan organisasi maka adanya kesenjangan penampilan (performance gaps) mendorong untuk mencari cara-cara baru atau inovasi. Tetapi juga dapat terjadi sebaliknya karena sadar akan adanya inovasi, maka pimpinan organisasi merasa bahwa dalam organisasinya ada sesuatu yang

ketinggalan, kemudian merubah hasil yang diharapkan, maka terjadi kesenjangan penampilan. b. Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi Dalam tahap ini anggota organisasi membentuk sikap terhadap inovsai. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa sikap terhadap inovasi memegang peranan yang penting untuk menimbulkan inovasi untuk

ingin berubah atau menerima

inovasi. Paling tidak ada dua hal dari dimensi sikap yang dapat ditunjukan anggota organisasi terhadap adanya inovasi yaitu : 1) Sikap terbuka terhadap inovasi, yaitu ditandai dengan adanya: 

Kemauan anggota organisasi untuk mempertimbangkan inovasi.



Mempertanyakan inovasi (skeptic)



Merasa bahwa inovasi akan dapat meningkatkan kemampaun organisasi dalam menjalankan fungsinya.

2) Memiliki presepsi tentang potensi inovasi yang ditandai dengan adanya pengamatan yang menunjukan: 

Bahwa

ada

kemampuan

bagi

organisasi

untuk

menggunakan inovasi 

Organisasi telah pernah mengalami keberhasilan pada masa lalu dengan menggunakan inovasi



Adanya komitmen atau kemauan untuk bekerja dengan menggunakan inovasi serta siap untuk menghadapi kemungkinan timbulnya masalah dalam penerapan inovasi.

Dalam mempertimbangkan pengaruh dari sikap anggota organisasi terhadap proses inovasi, maka perlu dipertimbangkan juga perubahan tingkah laku yang diharapkan oleh organisasi formal. Akan terjadi disonansi apabila terjadi perbedaan antara sikap individu dengan perubahan tingkah laku.

Penerima disonan terjadi apabila anggota tidak menyukai inovasi, tetapi organisasi mengharapkan menerima organisasi. Sedangkan penolak disonan apabila anggot amenyukai tetapi organisasi menolak inovasi. Menurut Rogers disonansi dapat berkurang dengan dua cara: 1) Anggota organisasi merubah sikapnya menyesuaikan dengan kemauan organisasi. 2) Tidak melanjutkan menerima inovasi, menyalah gunakan inovasi, disesuaikan dengan kemauan anggota organisasi. 3) Untuk melancarkan proses inovasi , perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang dapat meningkatkan motivasi sert atersedianya sumber bahan pelaksana c. Langkah keputusan Pada langkah ini segala informasi mengenai

potensi inovasi

dievaluasi. Jika menganggap inovasi itu dapat diterima dan ia senang menerimanya maka inovasi akan diterima dan diterapkan dalam organisasi. Demikian pula sebalioknya, jika unit tidak menyukai dan menganggap inofasi tidak bermanfaat maka ia akan menolak. II.

Tahap implemantasi Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan oleh anggota organisasi ialah menerapka inovasi, ada dua langkah yang dilakukan yaitu; a. Langkah awal (permulaan) implementasi Organisasi mencoba menerapkan sebagian inovasi. Misalnya setelah dekan memutuskan bahwa dosen harus membuat persiapan mengajar denagn model Satuan Acara Perkuliahaan, maka pada awal penerapannya setiap dosen diwajibkan membuat untuk satu mata kuliah dulu, sebelum nantiny akan berlaku untuk semua mata kuliah. b. Langkah kelanjutan pembinaan penerapan inovasi.

Jika pada penerapan awal telah berhasil, para anggota telah memahami serta memperoleh pengalaman dalam menerapkannya, maka tinggal melanjutkan dan manjaga kelangsunganya.

Daftar Rujukan : Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Dalam menerapkan atau melaksanakan suatu inovasi, realitasnya ternyata tidak semudah membalik telapak tangan. Coba saudara jelaskan! a. Proses

munculnya

inovasi

dan

implementasinya

dalam

suatu

organisasi, Jawaban : Tahap-tahap prpses inovasi

Kegiatan pokok pada tiap tahap proses inovasi Kegiatan pengumpulan infromasi,

I. Tahap Inisiasi (Permulaan)

konseptualisasi, dan perencanaan untuk menerima inovasi, semuanya diarahkan untuk membuat keputusan menerima inovasi. Semua permasalahan umum organisasi dirumuskan guna menentukan

1. Agenda Seting

kebutuhan inovasi, dan diadakan studi lingkungan untuk menetukan nilai potensial inovasi bagi organisasi. Diadakan penyesuaian antara masalah organisasi dengan inovasi yang akan

2. Penyesuaian (matching)

digunakan, kemudian direncanakan dan dibuat disain penerapan inovasi yang sudah sesuai dengan masalah yang

dihadapi. - - - - - - - - - - - - - - keputusan untuk menerima inovasi - - - - - - - - - - - - - Semua kejadian, kegiatan , dan II. Implementasi

keputusan dilibatkan dalam pengunaan inovasi. 1. Inovasi dimodifikasi dan re-invensi disesuaikan situasi dan masalah

3. Re-definisi/ Re-Strukturusasi

organisasi. 2. Struktur organisasi disesuaikan dengan inovasi yang telah dimodifikasi agar dapat menunjang inovasi. Hubungan antara inovasi dan organisasi

3. Klarifikasi

dirumuskan dengan sejelas-jelasnya sehingga inovasi benar-benar dapat diterapkan sesuai yang diharapkan. Inovasi kemungkinan telah kehilangan

4. Rutinisasi

sebagian identitasnya, dan menjadi bagian dari kegiatan rutin organisasi. (sudah hilang ke baruannya).

Daftar Rujukan : Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Kondisi atau situasi yang menyebabkan inovasi mengalami kegagalan. Jawaban: Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata terdapat berbagai faktor yang menjadi penghambat bahkan penyebab kegagalan inovasi. Faktor-faktor penyebab sebagai berikut:

1. Hambatan geografi. Hambatan ini berupa jarak yang jauh, transport yang lambat, daerah yang terisolasi, keadaan iklim yang tidak menentu. Berdasarkan data tersebut makadisarankan dalam pelaksanaan difusi inovasi, harap benar-benar perencanaannya memperhiungkan kondisi geografis. 2. Hambatan sejarah. Hambatan ini mencangkup masalah-masalah seperti: peraturan kolonial, tradisi yang bertentangan dengan inovasi. 3. Hambatan ekonomi. Hambatan ini mencangkup masalah-masalah seperti:kurangnya dana dalam benovasi. Tidak dapat memungkiri kenyataan bahwa, dalam berinovasi juga memerlukan dana. 4. Hambatan prosedur. Hambatan ini mencangkup masalah-masalah seperti:faktor yang berkaitan dengan teknis administrasi pelaksanaan inovasi, kurang cakapnya tenaga melakukan progam melakukan program inovasi, kurang cakapnya kerjasama atau kordinasi yang dilakukan, serta kurang adanya kesepakatan mengenai kurang pahamnya tujuan proyek inovasi. 5. Hambatan personal. Hambatan ini mencangkup masalah-masalah seperti:kurang adanya penguatan (pemberian hadiah) bagi penerima atau pemakai inovasi, orang-orang yang memegang peranan penting baik dalam masyarakat ataupun dalam hal berinovasi. 6. Hambatan sosial budaya. Hambatan ini mencangkup masalah-masalah seperti: pertentagan ideologi tentang perubahan, kurang nya suasana saling tukar pikiran secara terbuka, perbedaan nilai budaya, serta kurang harmonisnya hubungan antara anggota dengan taem proyek inovasi. 7. Hambatan politik. Hambatan ini mencangkup masalah-masalah seperti:kurangnya hubungan yang baik dengan pimpinna politik, adanya pergantian pemerintahan, pendidikan yang menangani proyek inovasi tidak mengetahui realitas politik, adanya keberatan terhadap proyek Hambatan ini mencangkup masalah-masalah seperti:inovasi dengan berdasarkan golongan, kurang adanya perhatian dari pimpinan politik.

Selain itu terdapat enam faktor utama penghambat inovasi 1. Estimasi tidak tepat terhadapinovasi. Estimasi tidak tepat terhadap inovasi adalah tidak teatnya pertimbangan tentang implementasi inovasi, kurang adanya hubungan antar anggota team pelaksana inovasi, kurang adanya kesamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai, tidak cukup kordinasai antar team, tidak jelas struktur pengambilan keputusan. Maka dari itu disarankan bagi para pelaksana proyek difusi inovasi agar benar-benar merencanakan dan mempertimbangkan segala kemungkinan pelaksanaan difusi inovasi. 2. Konflik dan motivasi. Hambatan ini disebabkan karena adanya msalah pribadi seperti pertentangan antar anggotateam pelaksana, kurang motivasi untuk bekerja dan berbagai macam sikap pribadi yang dapat mengganggu kelancaran proses inovasi, sesama anggota kurang adanya pengertian serta saling merasa iri, orang yang memiliki peran penting dalam team justru orang yang tidak memiliki motivasi kerja dan tidak bersifat terbuka, beberapa orang dalam proyek pelaksanaan terlalu kaku dan berpandangan sempit tentang proyek. 3. Inovasi tidak berkembang. Hambatan ini mencangkup masalah-masalah seperti: sangat rendahnya penghasilan percapita,

kurang adanya

pertukaran dengan orang asing, tidak mengetahui adanya sumber alam, jarak yang terlalu rendah, iklim yang tidak menunjang, kurang sarana komunikasi, kurang perhatian dari pemerintah, sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan kenbutuhan. 4. Masalah finansial. Adapun item yang termasuk item finansial berikut: tidak memadainya bantuan finansial dari luar daerah, kondisi ekonomi rendah secara keseluruhan, prioritas ekoomi nasional lebi...


Similar Free PDFs