Penilaian Aset Perusahaan dengan Platform Bisnis Online (e-Commerce) PDF

Title Penilaian Aset Perusahaan dengan Platform Bisnis Online (e-Commerce)
Author Irham Salman
Pages 13
File Size 366.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 551
Total Views 982

Summary

PENILAIAN ASET PERUSAHAAN DENGAN PLATFORM BISNIS ONLINE (E- COMMERCE) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia serta mulai beralihnya gaya berbelanja masyarakat ke arah online shopping menjadi salah satu faktor pemicu yang mendorong tingginya pertumbuhan e-Commerce...


Description

PENILAIAN ASET PERUSAHAAN DENGAN PLATFORM BISNIS ONLINE (ECOMMERCE)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia serta mulai beralihnya gaya berbelanja masyarakat ke arah online shopping menjadi salah satu faktor pemicu yang mendorong tingginya pertumbuhan e-Commerce. Berdasarkan survey APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) yang dirilis

tahun 2014, pengguna internet di Indonesia mencapai 88.1juta. Jika dibandingkan

dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252.5 juta jiwa, maka penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 34.9%. Tahun 2017, data yang dirilis We Are Social Digital menyebutkan angka pengguna internet mencapai 132,7 juta. Jika angka tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 262 juta jiwa, maka penetrasi pengguna internet mencapai 50,65%. Prospek peluang bisnis e-commerce di Indonesia masih sangat tinggi sebagai dampak langsung dari faktor bonus demografi. Hasil penelitian yang bertajuk ”The Opportunity of Indonesia” yang dilakukan oleh TEMASEK dan Google menyatakan pertumbuhan e-commerce di Indonesia meningkat seiring dengan tumbuhnya penggunaan internet.

Gambar 1 Populasi Pengguna Internet Indonesia

Gambar 2 Profil Pengguna Internet Indonesia

Dari angka total pengguna internet di atas, pada tahun 2017 sebesar 63,6 juta orang adalah pembeli online di Indonesia. Di tahun 2025, diprediksi jumlah pembeli online meningkat menjadi 119 juta orang. Peningkatan jumlah pembeli online ini akan mengangkat nilai pasar e-commerce di Indonesia. Nilai transaksi e-commerce di Indonesia pada tahun 2016 mencapai US$ 25 miliar. Angka tersebut naik 40.6% dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar US$ 13 miliar.

Gambar 3 Perilaku Pembeli Online Indonesia

Selain itu, penelitian TEMASEK dan Google juga memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi pemain dominan dalam industri e-commerce di Asia Tenggara. Di tahun 2015 Indonesia menyumbang porsi 31% dari seluruh transaksi ecommerce di kawasan Asia Tenggara. Penjualan e-commerce Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai US$ 46 miliar atau sekitar 8% dari penjualan ritel. Angka tersebut setara dengan 52% dari transaksi e-commerce di kawasan

Asia Tenggara. Industri e-commerce di Asia Tenggara masih dalam tahap awal dan terus mengalami pertumbuhan. Sebagai perbandingan, website perdagangan online di China yang menggabungkan penjualan langsung dan dari penjual pihak ketiga memperoleh nilai transaksi sebesar Rp.545 trilliun pada tahun 2014. Hal ini karena website e-commerce di China berkontribusi sebesar 10.7 % dari seluruh penjualan ritel, sedangkan e-commerce di Asia Tenggara belum mencapai satu persen dari total penjualan ritel di seluruh wilayah. Persaingan perdagangan eceren dengan media e-commerce di Indonesia menjadi kian menarik setelah pengelola menanamkan modal dengan nilai investasi yang sangat signifikan.

B. Karakteristik Perusahaan Dengan Platform Bisnis Online Beberapa karakteristik yang dapat kita cermati pada perusahaan dengan Platform Bisnis Online: 1. Pegawai yang Sedikit Sebuah perusahaan korporasi umumnya memiliki sumber daya manusia (SDM) yang banyak. SDM tersebut terbagi kedalam beberapa divisi dan tiap divisi memiliki jumlah tenaga ahli yang banyak. Perusahaan dengan platform bisnis online jelas tidak memiliki SDM sebanyak itu. Jumlah pegawai sebuah platform bisnis online ada dibawah 20 orang. Bahkan, ada perusahaan dengan platform bisnis online yang berjalan dengan hanya 3 sampai 5 orang. Perusahaan dengan platform bisnis online dengan jumlah karyawan yang sedikit tersebut bukan berarti perusahaannya tidak maju dan berkembang. Justru dengan jumlah pegawai yang sedikit, perusahaan dengan platform bisnis online tersebut dapat berkembang, bekerja dengan efektif, dan tidak ada pemborosan dana. 2. Bekerja Multitasking Salah satu kelebihan perusahaan dengan platform bisnis online adalah kemampuan SDM-nya yang mau bekerja lebih. Artinya, seorang yang bekerja di perusahaan dengan platform bisnis online umumnya akan mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Contohnya, seorang desainer bisa merangkap juga sebagai bagian keuangan. Seorang content manager bisa menjabat juga sebagai admin media sosial atau sebagai customer care. Malah, CEO sebuah perusahanan perusahaan dengan platform bisnis online bisa memiliki kerja yang lebih. 3. Semangat “Muda”

Orang yang bekerja di perusahaan dengan platform bisnis online selain dituntut memiliki kemampuan multitasking, ia juga biasanya memiliki semangat muda. Maksudnya, sebuah perusahaan dengan platform bisnis online biasanya memiliki pekerja dengan usia muda dan produktif (20-35). Tidak jarang, banyak ditemukan CEO perusahaan dengan platform bisnis online berusia dibawah 35 tahun. Kalaupun ada yang berusia lebih, maka orang tersebut memiliki semangat “muda” dalam mengembangkan perusahaan. 4. Bergerak di bidang Teknologi Istilah perusahaan dengan platform bisnis online sudah memiliki penyempitan makna pada suatu usaha yang berkembang dalam teknologi. Di era internet ini, istilah perusahaan dengan platform bisnis online umumnya selalu mengacu pada ranah teknologi. 5. Beroperasi dengan Website Ini adalah ciri paling khusus dan sangat dipastikan sebuah perusahaan dengan platform bisnis online memiliki situs. Situs atau website bagi sebuah perusahaan dengan platform bisnis online adalah identitas perusahaan tersebut karena operasionalnya ada di bidang tersebut. Meskipun jasa yang ditawarkannya berupa produk nyata atau jasa menggunakan aplikasi, tetap saja semuanya menggunakan situs website. Bisa dibilang, sebuah perusahaan dengan platform bisnis online memang wajib memiliki sebuah situs atau website.

C. Aset Pada Perusahaan Dengan Platform Bisnis Online Untuk melihat karakteristik aset pada perusahaan dengan platform bisnis online (ecommerce) kami sajikan contoh Laporan Keuangan salah satu perusahaan dengan basis bisnis online, sebagai berikut: Gambar 4 Contoh Laporan Keuangan Neraca Historis

Gambar 5.

Contoh Laporan Keuangan Laba Rugi Historis

Dari Laporan Keuangan di atas (Neraca dan Rugi Laba),bisa dilihat bahwa karakteristik aset perusahaan dengan platform bisnis online tidak terkonsentrasi pada aset tetap berupa real property seperti tanah dan bangunan, mesin produksi, dan sebagainya, tetapi lebih ke personal property seperti peralatan yang mendukung teknologi informasi. Dalam pencatatan di neraca, tidak ada pencatatan aset takberwujud. Kemudian jika kita lihat dari Laporan Rugi Laba, terkait bisnis/usahanya belum mampu menunjukkan kinerja yang bagus (rugi).

II. PERMASALAHAN Indonesia merupakan pasar yang besar bagi dunia usaha, khususnya bagi usaha dengan Platform Bisnis Online. Beberapa investor besar dari luar negeri berani mengucurkan investasinya dalam jumlah besar untuk menguasai pasar Indonesia. Tentunya hal ini akan berdampak pada pembentukan perusahaan baru dengan Platform Bisnis Online. Dalam rangka aksi korporasi, sangat mungkin terjadi transaksi pengalihan atas aset dari perusahaan dengan Platform Bisnis Online (e-commerce) antar pihak berafiliasi. Fokus permasalahan yang kami sajikan adalah transaksi pengalihan aset perusahaan berupa Platform Web Domain yaitu berupa program aplikasi beserta space atau ruang yang tersedia di dunia maya. Bukan atas aset tetap berupa real property/personal property, entitas bisnis/usahanya, atau sahamnya.

Sebagai ilustrasi kami sajikan topik berita terkait perusahaan raksasa China yang pada tahun 2017 membeli saham salah satu perusahaan online di Indonesia PT EWI sebesar $1 miliiar atau sekitar Rp.13 T. Pihak perusahaan sempat memberikan pernyataan, “Strategi kami menghubungkan merek, distributor, dan konsumen dimanapun mereka berada.” Sebelum transaksi itu terjadi, PT EWI membeli aset PT. ESI (perusahaan afiliasinya) berupa Platform Web Domain dengan nilai transaksi sebesar Rp.150 juta. Apakah wajar nilai transaksi pembelian aset tersebut? Bagaimanakah menentukan Nilai Pasar atas transaksi pengalihan Platform Web Domain sebesar Rp. 150 juta dari PT. ESI kepada PT. ECI?

III. PEMBAHASAN A. Bisnis Dengan Platform Online (e-commerce) vs Bisnis Konvensional Di era sebelum modern saat ini, sebelum maraknya bisnis online, terdapat bisnis dengan model konvensional. Sekarang banyak kita jumpai berbagai situs jual beli online seperti Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Blibli dan lain-lain. Maraknya bisnis online tersebut terjadi karena berkembangnya tingkat pengetahuan manusia dan teknologi yang membuat peluang usaha semakin besar. Dalam beberapa hal terdapat perbedaan antara bisnis online dan bisnis konvensional, diantaranya: 1. Perusahaan Dengan Paltform Bisnis Online (e-commerce) Bisnis Online adalah kegiatan atau transaksi jual-beli yang dilakukan melalui media internet untuk mendapatkan keuntungan (uang). a. Kelebihan dalam berbisnis online: 1) Lingkup pemasarannya luas, tidak terbatas pada daerah sekitar. 2) Dapat dipasarkan ke seluruh nusantara bahkan sampai ke luar negeri. 3) Tidak memerlukan stok barang yang banyak / berlebih, 4) Tidak memerlukan gudang penyimpanan stok barang, 5) Barang yang dipesan akan dibungkus rapi serta langsung diantarkan ke tempat tujuan. 6) Tidak memerlukan modal yang besar. b. Kekurangan dalam berbisnis online: 1) Karena produk tidak dapat dilihat secara langsung, maka hasil pesanan menjadi kurang meyakinkan. 2) Banyak situs bisnis online yang menipu konsumen sehingga konsumen harus lebih

berhati-hati dalam memilih situs belanja online. 3) Dalam mengantarkan barang pesanan, terkadang beberapa situs bisnis online mengantar barang tidak tepat pada waktunya. 2. Perusahaan Konvensional Konvensional atau yang lebih sering dikenal dengan bisnis offline adalah kegiatan atau transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan pembeli. Kelebihan dalam bisnis konvensional adalah pembeli dapat langsung melihat produk yang akan dibeli sehingga pembeli tidak merasa ragu akan produk yang akan dibeli. Selain itu, pembeli juga dapat memilih produknya sendiri. Umumnya bisnis konvensional memiliki tempat atau kios sendiri sehingga pembeli dapat mengunjungi kios dan dapat secara langsung bertemu dnengan penjual. a. Kelebihan dalam berbisnis konvensional: 1) Memiliki banyak stok sehingga apabila sewaktu-waktu pembeli ingin membeli produk, mereka tidak perlu waktu yang lama untuk mendapatkan produk tersebut. 2) Terjamin, karena selain dapat melihat barang secara langsung, pembeli juga dapat mengetahui penjual secara langsung (face to face), sehingga tindakan penipuan minim terjadi. b. Kekurangan dalam bisnis konvensional: 1) Lingkup pemasarannya terbatas, jika ingin memperluas lingkup pemasaran, maka harus membuka cabang di berbagai daerah. 2) Membutuhkan modal yang cukup besar karena biasanya bisnis konvensional memerlukan tempat untuk memasarkan produknya, 3) Memerlukan banyak stok, ini juga berpengaruh terhadap modal yang dikeluarkan sehingga modal menjadi bertambah, seperti pengadaan gudang. 4) Apabila pembeli ingin membeli barang, maka harus pergi ke toko tempat dijualnya barang tersebut. Dari beberapa perbedaan di atas, terkait aset dapat disimpulkan bahwa karakteristik aset dari masing-masing bisnis tersebut memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Untuk bisnis konvensional, aset tetap berupa tanah dan bangunan merupakan salah satu aset yang dominan dan berpengaruh signifikan untuk menjalankan bisnis. Sedangkan untuk bisnis online, aset tetap berupa tanah dan bangunan bukan merupakan hal yang utama dalam menjalankan bisnis. Ada aset lain yang memiliki peran cukup signifikan dalam usaha dengan Platform Bisnis Online, yaitu Platform Web Domain beserta Aset Takberwujud lain yang melekat padanya,

B. Aset Takberwujud Aset Takberwujud (Intangible Asset) yang selanjutnya disingkat ATB adalah aset nonmoneter tanpa wujud fisik, baik yang dapat diidentifikasi maupun yang tidak dapat diidentifikasi (Goodwill), yang memberikan hak dan manfaat ekonomis untuk pemilik. Jenis Jenis Aset Takberwujud 1. ATB Terkait Pemasaran (Marketing Related Intangible Assets), terutama digunakan pada pemasaran atau promosi produk ataupun jasa, antara lain: a. Merk Dagang (Trademark); b. Nama Dagang (Tradename); c. Desain warna, bentuk, atau kemasan yang unik (Trade Dress); d. Merk Jasa (Servicemark); e. Perjanjian non kompetisi (Non Kompetition Agreement) ; f. Sertifikasi tanda (Certificationmark). 2. ATB Terkait Pelanggan (Costumer Related Intangible Assets) atau pemasok, yang timbul dari hubungan atau pengetahuan tentang pelanggan atau pemasok antara lain: a. Daftar Pelanggan (Customer List); b. Dafar Pesanan (Orderlist or Production Backlog); c. Kontrak Pelanggan (Customer Contract); d. Hubungan dengan Pelanggan (Related Customer Relationship). 3. ATB terkait seni (Artistic Related Intangible Assets) yang timbul dari hak untuk mendapatkan keuntungan royalti dari pekerjaan seni, antara lain: a. Pertunjukkan, opera dan balet (Plays, Opera and Ballets); b. Buku, Majalah, Koran, dan pekerjaan literatur lainnya; c. Hasil pekerjaan musikal seperti komposisi, lirik lagu, dan musik pengiring iklan (jingles); d. Lukisan, gambar, foto; e. Video, Audio visual, program televisi. 4. ATB terkait kontrak perusahaan (Contract Related Intangible Assets), antara lain: a. Lisensi, Royalti (Licensing, Royalty); b. Perjanjian untuk pengiklanan, konstruksi atau manajemen (Advertising, Construction, Management Agreement); c. Perjanjian waralaba;

d. Izin Konstruksi; e. Kontrak pekerja. 5. ATB terkait Teknologi (Technology Related Intangible Assets), antara lain: a. Teknologi yang memiliki hak paten (Patented Technology); b. Piranti Lunak Komputer (Computer Software); c. Nama domain internet (Internet Domain Names); d. Basis Data (Database); e. Rahasia Usaha (Trade Secret) termasuk formula, proses atau resep rahasia. 6. ATB terkait proses penelitian dan pengembangan (In Process Research and Development Intangible Assets), antara lain: a. Formula Konseptual dan/atau Program untuk mengembangkan alternatif produk baru; b. Desain, konstruksi dan pengujian purwarupa (Prototype); c. Perancangan alat, cetakan. 7. Goodwill (Unidentified Intangible Assets) merupakan aset yang merepresentasikan manfaat ekonomis masa depan yang berasal dari aset lainnya, dalam rangka kombinasi bisnis, yang tidak dapat diidentifikasi secara individual, dan diakui secara terpisah setelah klasifikasi ATB lainnya dapat diidentifikasi. C. Web Domain dan Aset Takberwujud Pada bisnis konvensional, platform web domain dapat kita analogikan sebagai sebuah tapak tanah. Tanah kosong yang akan dikembangkan menjadi sebuah toko dan digunakan sebagai tempat usaha. Setelah tanah dikembangkan dan didirikan sebuah bangunan toko, tentunya toko tersebut akan diberikan nama agar mudah dikenal konsumen. Bila sudah terkenal tentunya toko tersebut memiliki supplier dan konsumen. Demikian juga platform web domain pada bisnis online. Platform tersebut tidak hanya didiamkan dan berkembang. Tentu diperlukan upaya untuk mengembangkan agar bias menjadi sebuah platform penunjang bisnis yang kuat. Selain itu, perlu diberikan identitas atau nama agar platform tersebut mudah dikenal dan familiar di telinga pasar. Berangkat dari pemikiran tersebut di atas, maka dalam menentukan Nilai Platform Web Domain, selain unsur Web Domain itu sendiri ada unsur lain yang melekat pada Platform Web Domain tersebut, antara lain Merk Dagang (Brand), Daftar Pelanggan (Customer List), Daftar Suplier (Suplier List), dan Hubungan Dengan Pelanggan (Related Customer Relationship). Dalam pencatatan di Laporan Keuangan pada perusahaan e-commerce sebagaimana contoh yang

disajikan, Program atau Aplikasi dicatat sebagai Komputer dan Program. Namun dalam kenyataannya, di dalam Program atau Aplikasi tersebut telah dikembangkan dan terdapat unsur atau karakteristik yang memenuhi kriteria Aset Takberwujud yang harus diperhitungkan dalam Penilaian. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Dengan mempertimbangkan karakteristik aset dan juga mempertimbangkan ketersediaan data pendukung yang diperlukan untuk melakukan penilaian, maka disimpulkan bahwa pendekatan penilaian yang relevan adalah: A. Pendekatan Data Pasar Yaitu Pendekatan Penilaian yang menggunakan data transaksi atau penawaran atas yang sebanding dan sejenis, yang didasarkan pada suatu proses perbandingan dan penyesuaian. Pendekatan Data Pasar sangat mungkin diimplementasikan untuk melakukan Penilaian Platform Web Domain. Data transaksi dengan kriteria sebanding dan sejenis tersedia di beberapa situs internet, antara lain www.dumetschool.com, www.jurnalweb.com, dan lain lain. Gambar 6. Contoh Data Pasar

Penyesuaian terhadap data pasar meliputi: 1. Jenis Data Jenis data yang tersedia sebagian besar, bahkan semua adalah data transaksi jual beli Domain yang sudah terjadi. Belum kami temukan jenis data lain seperti penawaran yang tersedia. 2. Tanggal Transaksi Penyesuaian tanggal transaksi dilakukan untuk mendapatkan nilai transaksi wajar atas data pembanding pada tanggal penilaian. 3. Total Penjualan/Sales Penjualan/Sales menunjukkan besaran (size) dari suatu bisnis. Semakin besar penjualan maka semakin besar pula penguasaan pasar. 4. Pertumbuhan/Growth

Pertumbuhan menunjukkan seberapa cepat suatu bisnis berkembang. Semakin besar angka pertumbuhan, semakin cepat suatu bisnis berkembang. Gambar 7. Contoh Kertas Kerja Penilaian dengan Pendekatan Data Pasar

B. Pendekatan Biaya Yaitu Pendekatan Penilaian dengan memperhitungkan semua unsur biaya yang dikeluarkan untuk membuat atau memproduksi suatu aset. Gambar 8. Contoh Kertas Kerja Penilaian Dengan Pendekatan Biaya

Unsur biaya yang harus dipertimbangkan dalam menentukan nilai Web Domain adalah semua biaya mulai dari perijinan sampai dengan kondisi saat Web Domain tersebut digunakan, meliputi: 1. Biaya Perijinan (Legal and Licenses);

2. Biaya Pembuatan Web Domain (Software Subccription dan Usage); 3. Biaya Pengembangan, meliputi biaya iklan dan pemasaran. Unsur biaya tersebut di atas dapat diperoleh dari Laporan Keuangan Perusahaan. Biaya yang dikeluarkan pada masa masa lampau yang lebih satu tahun disesuaikan dengan tingkat diskon faktor tertentu.

Daftar Pustaka: Asosiasi Ecommerce Indonesia, Ignatius Untung, 2017, Landskap Ecommerce Indonesia Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian, 2018, Jurnal Survei dan Penilaian Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak SE-61/PJ/2015 tentang Optimalisasi Penialain (Appraisal) Dalam Rangka Penggalian Potensi Pajak. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak SE-54/PJ/2016 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Properti, Penilaian Bisnis, dan Penilaian Aset Takberwujud Untuk Tujuan Perpajakan...


Similar Free PDFs