Peran Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Rohingya - SKRIPSI 2014 PDF

Title Peran Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Rohingya - SKRIPSI 2014
Author Meydina Zovegga
Pages 54
File Size 1.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 159
Total Views 216

Summary

PERAN INDONESIA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK ROHINGYA Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) strata-1 Jurusan Hubungan Internasional MEI NURDIANA 201010360311061 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVER...


Description

PERAN INDONESIA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK ROHINGYA

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) strata-1 Jurusan Hubungan Internasional

MEI NURDIANA 201010360311061

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

DAFTAR ISI Lembar Sampul Depan ............................................................................

i

Lembar Persetujuan Skripsi .....................................................................

ii

Lembar Pengesahan .................................................................................

iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ..............................................................

iv

Lembar Pernyataan Orisinalitas ...............................................................

v

Abstraksi ..................................................................................................

vi

Astract ......................................................................................................

vii

Kata Pengantar .........................................................................................

viii

Lembar Motto dan Persembahan .............................................................

x

DAFTAR ISI ............................................................................................

xi

DAFTAR SINGKATAN .........................................................................

xiv

DAFTAR TABEL ....................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

xvi

BAB I

:

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang ...................................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah .............................................................................

5

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1

Tujuan Penelitian .................................................................

5

1.3.2

Manfaat Penelitian ...............................................................

6

1.4

Penelitian Terdahulu ........................................................................

7

1.5

Landasan Konsep dan Teori

1.6

1.5.1

Teori Peran ..........................................................................

16

1.5.2

Konsep Diplomasi ...............................................................

18

Metodologi Penelitian 1.6.1

Tipe Penelitian ....................................................................

21

1.6.2

Teknik Analisis Data ..........................................................

21

1.6.3

Teknik Pengumpulan Data .................................................

21

1.6.4

Variabel Penelitian ...............................................................

22

1.6.5

Ruang Lingkup Penelitian ....................................................

22

1.7

Hipotesa ...........................................................................................

23

1.8

Sistematika Penulisan ......................................................................

24

BAB II

:

SEJARAH SINGKAT DAN PERKEMBANGAN KONFLIK

ROHINGYA 2.1

Sejarah Etnis Rohingya ....................................................................

26

2.2

Latar Belakang Konflik Rohingya 2012 ...........................................

33

2.2.1 Perkembangan Konflik Rohingya 2012 – 2013 ......................

36

2.3

Tindakan Diskriminasi Pemerintah Myanmar 2012 – 2013 ................. 47

BAB III

:

PERAN INDONESIA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK

ROHINGYA 2012 - 2013 3.1

3.2

Peran dan Upaya Diplomasi Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Rohingya ..............................................................................................................

58

Analisa Tindakan Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Rohingya ...

69

3.2.1

Peranan Indonesia sebagai Mediator Integrator .......................

69

3.2.2

Aspek Internal ..........................................................................

73

3.2.3

Aspek Eksternal ......................................................................

79

BAB IV

:

PENUTUP

4.1

Kesimpulan ........................................................................................

85

4.2

Saran ..................................................................................................

86

Daftar Pustaka ..............................................................................................

87

ABSTRAKSI Mei Nurdiana. 2014. 201010360311061. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Ilmu Hubungan Internasional. “Peran Indonesia Dalam Penyelesaian Konflik Rohingya”. Dibimbing oleh: M. Syaprin Zahidi, MA, Hafid Adim Pradana, MA. Rohingya merupakan salah satu etnis minoritas muslim yang ada di Myanmar. Perbedaan agama, fisik, bahasa serta keyakinan sejarah pemerintah Myanmar yang menyatakan bahwa Rohingya merupakan imigran gelap dari Bangladesh membuat Rohingya mendapatkan banyak perlakuan diskriminasi di negaranya. Semua perlakuan diskriminasi dan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah serta etnis mayoritas di Myanmar membuat Rohingya terpaksa berada di pengungsian bahkan harus keluar dari negaranya untuk mencari suaka ke negara lain. Konflik yang melibatkan Rohingya dan Rakhine pada bulan Juni 2012 silam langsung kembali menyita perhatian dunia internasional. Termasuk Indonesia sebagai negara yang berada dalam satu wilayah kawasan dan berpenduduk mayoritas muslim. Penulis menggunakan Teori Peran, serta konsep diplomasi untuk menganalisa peran serta menjelaskan segala upaya diplomatik yang dilakukan oleh Indonesia. Dengan menggunakan teori peran, dapat dilihat bahwa Indonesia berperan sebagai mediator integrator dengan mempertimbangkan sumber-sumber seperti lokasi geografi, peranan tradisional serta komposisi etnis-budaya nasional. Peran Indonesia dalam penyelesaian konflik Rohingya juga didasari oleh aspek internal dan eksternal. Sesuai dengan peranannya sebagai mediator integrator, Indonesia juga melakukan beberapa upaya diplomasi antar pemerintah seperti mengirimkan surat kepada presiden Myanmar, melakukan kunjungan ke lokasi konflik, pemberian bantuan serta aktif dalam berbagai forum internasional. Hal tersebut dilakukan guna menyelesaikan konflik tersebut. Kata kunci : Rohingya, Indonesia, Peranan Nasional, Diplomasi

Mengetahui,

Pembimbing I,

M. Syaprin Zahidi, MA

Pembimbing II,

Hafid Adim Pradana, MA

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

Asia Tenggara terkenal dengan keanekaragaman penghuninya. Kemajemukan masyarakatnya terdiri dari berbagai etnis dan agama baik etnis atau agama asli negara tersebut maupun etnis atau agama pendatang. Karena hal itulah ada yang disebut mayoritas dan ada pula yang disebut minoritas. Setiap kelompok-kelompok etnis pastinya memiliki kebudayaan, batas-batas sosial-budaya, dan sejumlah atribut atau ciri-ciri budaya yang menandai identitas dan eksistensi mereka masing-masing. Adat-istiadat, tradisi, bahasa, kesenian, agama, kesamaan leluhur, asal-usul daerah, sejarah sosial, pakaian tradisional, atau aliran ideologi menjadi ciri pembeda suatu kelompok etnik dari kelompok etnik yang lainnya.1 Sementara itu, banyaknya kelompok etnis yang tinggal di kawasan Asia Tenggara tersebut terkadang menjadi penyebab terjadinya banyak pergesekan dan pertentangan dalam kehidupan bermasyarakat. Pergesekan dan pertentangan yang terjadi itulah disebut sebagai konflik etnis.2 Bayangkan saja apabila satu negara, memiliki banyak etnis didalamnya dan harus berusaha untuk hidup rukun dengan para tetangganya, mau tidak mau akan menimbulkan kesenjangan sosial. Terutama bagi kaum mayoritas yang selalu ingin mendominasi dalam setiap momen. Bahkan tak segan-segan menindas kaum minoritas yang ada di negara tersebut. Dalam tulisan ini, penulis ingin berbicara mengenai konflik etnis di Myanmar (Burma) yang menyeret etnis Rohingya dan Rakhine. Konflik Myanmar menyita perhatian dunia internasional akhir-akhir ini. Penindasan yang dialami etnis Rohingya membuka mata

1

Ja Juli. “Essai Cross Culture Understanding” Angela Narwastu Andrasukma. “Konflik Etnis”. Lihat pada http://angela-n-afisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-44100-Astengg-Konflik%20Etnis.html diakses pada 29 november 2012 2

banyak orang atas sejarah mereka sebagai etnis Myanmar yang tidak diakui. Pembantaian sampai pengusiran etnis Rohingya terjadi karena Pemerintahan negara Myanmar sejak dahulu tidak mau mengakui keberadaan etnis ini. Myanmar telah membatasi pergerakan mereka, memotong hak pendidikan, dan pelayanan publik mereka. Pemerintah Myanmar menolak mengakui keberadaan mereka di Myanmar. Mereka mengatakan bahwa etnis Rohingya bukan penduduk asli Myanmar. Pemerintah juga mengklasifikasikan Muslim Rohingya sebagai imigran ilegal. Meskipun mereka telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi. Kepedulian terhadap etnis Rohingya oleh dunia internasional yang kurang, mengakibatkan semakin membabi butanya pemerintahan Myanmar membunuh dan mengusir muslim rohingya.3 Konflik antara Rohingya dan Rakhine sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Tetapi kerusuhan yang terjadi Juni 2012 lalu, kembali menyita perhatian dunia internasional. Etnis Rohingnya yang sudah bermukim di Myanmar sejak ratusan tahun lalu, terus mendapatkan perlakukan diskriminatif oleh Pemerintah Myanmar. Presiden Thein Sein pun tidak ingin mengakui kewarganegaraan dari etnis tersebut dan lebih memilih untuk mendeportasi mereka serta mengumpulkannya dalam tempat penampungan.4 Ketegangan antara etnis Rohingya dengan etnis Rakhine yang mayoritas Budha semakin di perparah dengan adanya isu pembunuhan yang dilakukan oleh 3 orang pemuda Rohingya. Kabar simpang siur yang diberitakan oleh media dengan mudah menyulut konflik dan menyebabkan balas dendam antar etnis ini. Pada dasarnya, konflik yang terjadi antara Rohingya dan Rakhine di Myanmar saat ini terjadi lebih dikarenakan konflik etnis bukan konflik agama. Yang secara kebetulan, Etnis 3

Agil Iqbal Cahaya,S.AP, Staf Analisis Bidang Pertahanan Deputi Bidang Polhukam. “Rohingya, Korban Minoritas Yang Terusir Dari Negaranya”. Lihat pada www.setkab.go.id/artikel-5309-html diakses pada tanggal 28 november 2012 4 Fajar Nugraha. “Suu Kyi Ingin Tambahan Pasukan di Rakhine”. Lihat pada http://international.okezone.com/read/2012/11/08/411/715530/suu-kyi-ingin-tambahan-pasukan-di-rakhine . Baca juga “Analisis Politik Konflik Rohingya”. http://politik.kompasiana.com/2012/08/09/analisis-politikkonflik-rohingya-483820.html diakses pada tanggal 28 november 2012

Rohingya beragama Islam dan Rakhine beragama Budha. Mengingat bahwa sebenarnya etnis Rohingya telah didiskriminasi selama puluhan tahun oleh negaranya sendiri maupun etnis mayoritas yang ada disana karena dianggap minoritas dari segi bahasa, agama dan ciri-ciri fisik. Mereka dianggap bukan suku asli dan bukan bagian dari Burma serta dianggap lebih dekat kepada orang Bangladesh. Begitu banyak diskriminasi yang dialami oleh orang-orang Rohingya seperti

tidak diberikannya pengakuan kewarganegaraan, pembatasan dalam

mencari lapangan pekerjaan, pelanggaran HAM, penyitaan property, kerja paksa, pembunuhan, wanita Rohingya yang sering dijadikan obyek pemerkosaan, serta maraknya pembakaran rumah dan tempat ibadah yang terjadi.5 Pemerintah Myanmar yang diharapkan bisa mengamankan dan menolong etnis Rohingya yang tertindas malah bersikap dingin di antaranya, pemerintah justru gencar melakukan operasi-operasi bersenjata dan operasi sensus yang bertujuan untuk mengusir orang-orang rohingya. Seperti operasi nagamin yang dilakukan pada tahun 1978, dimana operasi tersebut di targetkan langsung kepada warga sipil etnis Rohingya dengan tujuan memantau setiap individu yang hidup di negara bagian dan tidak mengakui bahwa etnis Rohingya sebagai warga negara Myanmar yang mengakibatkan pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan dan pembakaran masjid.6 Ini bukan permasalahan orang Budha dan Islam, melainkan permasalahan etnis Myanmar yang tidak bisa menerima etnis lain dimana etnis yang terletak di perbatasan Bangladesh dan Myanmar (baca Rohingya) yang selama puluhan tahun ini tidak diberikan 5

Diambil dari Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya Arakan (PIARA) PAHAM Indonesia. “Rohingya, 101 Data dan Fakta” 6 Ada banyak operasi bersenjata yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar yang bertujuan secara bertahap mengusir orang-orang Rohingya, antara lain: operasi Militer (Rezim Birma 5) November 1948; Operasi Kekuatan Teritorial Myanmar (Myanmar Territorial Force), 1948 -50; Operasi Militer (2nd Emergency Chin Regime), Maret 1952-52; Operasi Mei Yu, Oktober 1952-53; Operasi Mone-Thone, Oktober 1954; Operasi bersama imigrasi dan Angkatan Darat, Januari 1955; Operasi Union Military Police (UMP), 1955-1959; Operasi Caption Htin Kyaw, 1959; Operasi dan Operasi Kyi, 1966; Operasi Kyi Gan, Oktober-Desember 1986; Operasi Ngazinka, 1967-1969; Operasi Myat Mon Februari, 1969-71; Operasi Mayor Aung Than, 1973; Operasi Sabe Februari, 1974-78; Operasi Naga Min (Raja Naga), Februari 1978-79; Operasi Shwe Hin Tha, Agustus 1978-80; Operasi Galon, 1979 Juli 1991-92; Operasi Pyi Thaya, Juli 1991-92; Operasi Nasaka sejak 1992 (Zaw 2007). Lebih lengkap baca Baiq L.S.W Wardhani. Beggar Thy Neighbour: “Pemiskinan Sistematis bagi Stateless Rohingya dan Dampaknya bagi Bangladesh.” Baca juga Aris Pramono. “Peran UNHCR dalam Menangani Pengungsi Myanmar Etnis Rohingya di Bangladesh (Periode 1978-2002).

haknya sebagai warga negara. Pemerintah Myanmar juga diduga melakukan diskriminasi terhadap Rohingya. Ini tertuang dalam Undang-Undang kewarganegaraan Burma tahun 1982 yang telah meniadakan Rohingya sebagai salah satu etnis yang diakui di Myanmar.7 Inilah yang menjadi faktor pendorong yang menyebabkan konflik etnis berubah haluan menjadi konflik agama dan berhasil memprovokasi negara-negara penganut agama Islam atau yang memiliki penduduk beragama Islam berbondong-bondong mengutuk dan mengecam pemerintahan Myanmar yang membiarkan konflik ini berlarut-larut. Pada dasarnya, konflik ini tidak berdampak langsung terhadap Indonesia. Karena secara geografis, Indonesia dan Myanmar bukanlah dua negara yang berbatasan secara langsung, sehingga konflik etnis yang terjadi di Myanmar tidak akan berpengaruh langsung terhadap jatuhnya korban jiwa dari Indonesia. Oleh karena itu penulis tertarik mengapa Indonesia turut membantu penyelesaian konflik ini.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat satu masalah yang penulis pikir menarik

untuk diteliti, yakni Bagaimana Indonesia berperan dalam penyelesaian konflik etnis Rohingya?

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian, harus ditentukan terlebih dahulu tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai, sebab tanpa adanya tujuan yang jelas dan tegas maka seorang peneliti akan mengalami kesulitan dalam pengumpulan data serta maksud dari penelitian. Sesuai

7

“Rohingya, 101 Data dan Fakta”. Op.cit

dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam

membantu menyelesaikan konflik Etnis Rohingya di Myanmar dalam rentan waktu 2012 – 2013 sesuai dengan peranan sebagai mediator integrator.

1.3.2 Manfaat Penelitian Setiap kegiatan penelitian pasti mempunyai tujuan dan kegunaan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Demikian pula pada penelitian yang peneliti lakukan juga mempunyai tujuan dan kegunaan, yakni: 1.

Secara Akademis

Sebagai bahan wacana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam kajian ilmu hubungan internasional, terutama tentang peran pemerintah Indonesia terkait penyelesaian konflik etnis Rohingya sesuai dengan peranannya sebagai mediator integrator. 2.

Secara Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dan referensi untuk menambah informasi bagi peneliti berikutnya, yang ingin menggunakan penelitian ini sebagai masukan terutama yang berhubungan dengan pemerintah Indonesia yang ingin berperan menyelesaikan konflik etnis Rohingya sesuai dengan peranannya sebagai mediator integrator.

1.4

Penelitian Terdahulu Sebelum membahas lebih lanjut penelitian mengenai peran Inonesia dalam

penyelesaian konflik Rohingya, penulis terlebih dahulu mempelajari kemudian menjabarkan

penelitian yang pernah ditulis sebelumnya. Terdapat empat penelitian terdahulu yang penulis gunakan sebagai dasar untuk melengkapi yang berkaitan dengan judul skripsi dan masalah yang sedang dihadapi, yakni yang pertama adalah Jurnal Artikel dari milik Novandre Satria & Achmad Jamaan dengan judul “Islam dan Kebijakan Luar Negeri Indonesia: Peran Indonesia dalam konflik di Rakhine, Myanmar8”.

Hasil dari jurnal artikel tersebut ialah, kedua penulis menjabarkan bahwa simpang siurnya pemberitaan media massa khususnya di Indonesia baik cetak maupun elektronik yang menggunakan kalimat provokatif seperti adanya genosida, pembantaian umat Islam hingga pembersihan etnis Rohingya membuat masyarakat Indonesia mendesak pemerintahnya untuk mengambil sikap yang paling sesuai dengan identitas sebagai negara mayoritas Muslim yang disandangnya yang berisi tentang peran Indonesia dalam menyelesaikan konflik Rohingya. Disebutkan pula bahwa pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa langkah konkrit dan diplomasi untuk membantu pemerintah Myanmar melewati konflik tersebut baik di tingkatan bilateral, regional hingga multirateral. Peran aktif pemerintah Indonesia terlihat dari banyaknya upaya yang dilakukan seperti pengiriman surat secara langsung oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada presiden Myanmar Thein Sein, kemudian upaya diplomasi menteri luar negeri kedua negara untuk mendorong rekonsiliasi nasional hingga menghasilkan pembukaan tapal batas bagi bantuan asing dan OKI. Artikel ini memiliki argumen bahwa Agama memiliki pengaruh dalam politik luar negeri Indonesia di isu-isu tertentu, isu-isu eksternal yang berhubungan dengan Islam, terutama yang mendeskreditkan baik nilai maupun entitas yang berafiliasi dengannya. Metode penelitian yang digunakan penulis ialah deskriptif, dengan pendekatan konsep Identitas. Sedangkan persamaan antara penelitian milik Novandre Satria & Achmad 8

Novandre Satria & Achmad Jamaan. Islam dan Kebijakan Luar Negeri Indonesia: Peran Indonesia dalam konflik di Rakhine, Myanmar. Dapat dilihat di http://ejournal.unri.a...


Similar Free PDFs