Title | Perilaku Berwisata Wisatawan Generasi Milenial di Jakarta Pada Era Revolusi Industri 4.0 |
---|---|
Author | suci S A N D I wachyuni |
Pages | 23 |
File Size | 4.3 MB |
File Type | |
Total Downloads | 739 |
Total Views | 818 |
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4, No. 3,p. 313-334 @STPS 2019, All Rights Reserved PERILAKU BERWISATA WISATAWAN GENERASI MILENIAL DI JAKARTA PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Kadek Wiweka1), Suci Sandi Wachyuni2), Nuryadina Agus Rini3), I Nyoman Adnyana4), Putu Pramania Adnyana5) 1)2)3) , Politek...
Accelerat ing t he world's research.
Perilaku Berwisata Wisatawan Generasi Milenial di Jakarta Pada Era Revolusi Industri 4.0 suci S A N D I wachyuni, Kadek Wiweka Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Cite this paper
Downloaded from Academia.edu
Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles
Related papers
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
GEOWISATA Solusi Pemanfaat an Kekayaan Geologi yang Berwawasan Lingkungan Hary Hermawan
ANALISIS RUANG KOMERSIAL BAGI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN HUTAN KOTA RAWA DONGKAL, … Kadek Wiweka, Kadek Wiweka, put u pramania HOMESTAY DESA WISATA DI INDONESIA - Bagaimana Persepsi Masyarakat Kot a lest ari ningrum
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4, No. 3,p. 313-334 @STPS 2019, All Rights Reserved
PERILAKU BERWISATA WISATAWAN GENERASI MILENIAL DI JAKARTA PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Kadek Wiweka1), Suci Sandi Wachyuni2), Nuryadina Agus Rini3), I Nyoman Adnyana4), Putu Pramania Adnyana5)
1)2)3)
, Politeknik Sahid
[email protected], [email protected] 4)
5)
, Universitas Nasional
, Universitas Indonesia
[email protected]
ABSTRACT
Millennial generation is predicted to become the main market in the next 5-10 years. This generation has social characteristics that are relatively different from previous generations, mainly because they grew and developed in the technological era. Information related to Millennials' habits in traveling (pre-trip, during travel, and after travel), is now very important for the tourism industry to determine the right marketing strategy. This study aims to identify the behavior of millennial tourists visiting, especially in the 4.0 revolution era. The sample of this research is Millennial generation (teenagers) born between 1981 and 2000 and living in Jakarta. The approach used in this research is descriptive qualitative, while the data analysis method used is the method of data triangulation and source triangulation (interviews, literature studies and questionnaires). The study found that the characteristics of millennial generation tourists on a trip tended to be very "dependent" on information and technology, besides that they also liked simple activities and processes. The dependence of millennial generation on technology influences the way they travel, from the initiation process, information search, assessment, final decision, during the trip, to after the trip. The dominant social media used to find holiday references is Instagram. This research can be used as a reference for various types of tourism industry in planning marketing strategies to attract the interests of millennials, especially to find out how these generations determine tourist destinations. In addition, the results of this study can be used as consideration in the development of tourism products. Keywords: millennial generation, traveling behavior, industrial revolution 4.0
ABSTRAK Generasi Milenial diprediksi menjadi pasar utama pada 5-10 tahun mendatang. Generasi ini memiliki karakteristik sosial yang relatif berbeda dari generasi sebelumnya, terutama dikarenakan mereka tumbuh dan berkembang pada era teknologi. Informasi terkait kebiasaan generasi Milenial dalam melakukan perjalanan (pra-perjalanan, selama perjalanan, dan setelah perjalanan), saat ini menjadi begitu penting bagi industri pariwisata untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikai perilaku berwisata wisatawan milenials, terutama pada era revolusi 4.0. Sampel dari penelitian ini adalah generasi Milenial (remaja) yang lahir antara tahun 1981 hingga 2000 dan tinggal di Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sedangkan metode analisis data
313
J-STP Vol. 4 No. 3 | Oktober 2019
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4, No. 3,p. 313-334 @STPS 2019, All Rights Reserved yang digunakan adalah metode triangulasi data dan triangulasi sumber (wawancara, studi pustaka dan kuesioner). Penelitian ini menemukan bahwa karakteristik wisatawan generasi milenial dalam melakukan perjalanan cenderung sangat "tergantung" pada informasi dan teknologi, selain itu mereka juga menyukai aktifitas dan proses yang sederhana. Ketergantungan generasi milenial terhadap teknologi, mempengaruhi cara mereka melakukan perjalanan, mulai dari proses Inisiasi, pencarian informasi, penilaian, keputusan akhir, selama perjalanan, hingga setelah perjalanan. Media sosial yang dominan digunakan untuk mencari referensi liburan adalah Instagram. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk berbagai jenis industri wisata dalam perencanaan strategi pemasaran untuk menarik minat generasi milenial, khususnya untuk mengetahui bagaimana generasi tersebut menentukan tujuan wisata. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan produk wisata. Kata kunci: generasi milenial, perilaku berwisata, revolusi industri 4.0
Riwayat Artikel : Diajukan: 21 Agustus 2019 Direvisi: 2 September 2019 Diterima: 23 September 2019
revolusi industri 3.0 dipicu oleh mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis (komputer dan robot). Setelah perilaku manusia beradaptasi dengan revolusi 2.0, pada evolusi selanjutnya cenderung fungsi
PENDAHULUAN
manusia telah banyak tergantikan dengan
Latar belakang Secara
umum,
adalah perubahan terhadap
cara
komputerisasi dan robot. Fenomena ini revolusi
besar
dan
manusia
industri
terjadi hampir pada semua bidang industry,
radikal
baik
memproduksi
barang. Dalam perkembangannya, revolusi
produk
manufaktur
hingga
jasa
pariwisata. Pada era ini muncul berbagai industri pariwisata berbasis digital, mulai
ini menurut para ahli telah terjadi dalam
dari
empat fase hingga saat ini. Fase revolusi
hingga transportasi, dan semua kebutuhan
industri 1.0 (yang pertama) ditandai dengan
wisatawan (online travel agent) (Buhalis and
penemuan mesin
Amaranggana, 2013; Setiawan et al., 2018;
produksi
uap dalam
proses
barang. Selanjutnya
revolusi
penyedia
pemesanan
akomodasi
Wachyuni, Wiweka, & Liman, 2018;
industri 2.0 terjadi karena adanya produksi
Wiweka et al., 2019; Kusmayadi et al.,
massal
2019).
(mass production).
Perubahan
proses produksi terjadi pada banyak bidang (transportasi, manufaktur hingga pertanian), yang
mempengaruhi
efisiensi
waktu
Revolusi 3.0 tidak hanya mengubah pola perilaku manusia sebagai mahluk social, namun juga perilaku dan kebiasaan
produksi. Fenomena ini dianggap banyak
wisatawan. Saat ini, tren revolusi yang
memberikan pengaruh bagi pola perilaku
sedang
sebagian 314
besar
manusia.
Sedangkan
J-STP Vol. 4 No. 3 | Oktober 2019
banyak
diperdebatkan
adalah,
revolusi 4.0. pada fase ini tren di dunia
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4, No. 3,p. 313-334 @STPS 2019, All Rights Reserved menggabungkan
semakin berkembang pada abad ke-17 dan
teknologi otomatisasi dengan teknologi
18 di Eropa Barat dengan istilah “Grand
cyber. Era ini sudah masuk pada tren
Tour” (Arcana dan Wiweka, 2016). Pada
otomatisasi dan pertukaran data. Hal
masa ini pula konon istilah tourism mulai
tersebut
dikenal
industri
cenderung
mencakup
sistem
cyber-
sebagai
sebuah
industri,
dan
fisik, internet of things (IoT), komputasi
pariwisata mulai diproduksi secara masal.
awan, dan komputasi kognitif. Generasi
Periode ini terus berlanjut pada masa
pada
memiliki
revolusi industri (sekitar abad ke-19), yang
karakteristik yang berbeda (Setiawan et al.,
ditandai dengan berkembangnya teknologi
2018; Kusmayadi et al., 2019) dengan
transportasi yang dianggap sebagai “pintu
generasi yang tumbuh dan berkembang
gerbang” dalam menembus batas-batas,
pada era revolusi industri 1.0 dan 2.0.
seperti jarak (ruang), waktu serta biaya.
era
ini
dipercaya
tren
Perkembangan ini semakin nyata, dimana
pergeseran perilaku generasi yang tumbuh
pariwisata pada saat ini tidak hanya
dan berkembang pada era revolusi industri
menjangkau berbagai destinasi yang ada di
3.0 dan 4.0 masih mendapat perhatian dan
bumi, namun telah muncul destinasi yang
sering diperdebatkan (Wachyuni, Wiweka,
mungkin
& Liman, 2018; Setiawan et al., 2018;
dibayangkan, yang dikenal dengan istilah
Wiweka et al., 2019). Fenomena pariwisata
“space tourism” atau wisata luar angkasa.
dan wisatawan telah berkembang dan
Tidak hanya itu, kemajuan teknologi juga
berevolusi secara cepat, baik sebagai suatu
telah
rumpun
melewati batasan waktu, seperti “virtual
Pada
industri
ilmu
pariwisata,
“baru”,
bidang
kajian
penelitian, industri modern, bahkan jika dilihat dari sisi teoretis dan praktis secara
sebelumnya
berhasil
sulit
medorong
untuk
pariwisata
tourism”. Meminjam istilah yang digunakan oleh
lebih luas. Wiweka dan Arcana (2016)
Enzensberger
mencatat
pariwisata merupakan refleksi dari hasrat
bahwa
fenomena
aktifitas
:131),
suatu
mereka
tujuan
“melarikan diri”, maka diyakini pariwisata
(destination) dengan berbagai motivasi yang
akan terus berevolusi untuk “memuaskan”
berfariatif telah dimulai sejak 4.000 tahun
keinginan
sebelum
2015:
masehi
ke
(B.C.)
daerah
oleh
bangsa
Sumerians pada masa Babylonia, dan 315
J-STP Vol. 4 No. 3 | Oktober 2019
untuk
bahwa
perpindahan seseorang dari daerah asal (origin)
individu
(1958
(hasrat)
71),
atau
terus
manusia
berusaha
(Harrison,
meminjam
istilah
Gemunden (1996: 113) sebagai “budaya
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4, No. 3,p. 313-334 @STPS 2019, All Rights Reserved modern”.
Jika
digunakan
paradigma
sebagai
“meramalkan”,
tersebut
generasi Baby Boomers pada masa setelah
untuk
perang dunia kedua, hingga saat ini
bentuk
masyarakat yang semakin modern pada era
dasar
bagaimana
pariwisata di masa yang akan datang? Maka
internet of things. World
strategi yang dapat dibangun adalah dengan mencoba
mengidentifikasi
Trends
Report
yang
2016/2017 mencatat bahwa pada tahun
“wisatawan masa depan” (future tourist)
2015, orang-orang Eropa Millennials yang
ingin lakukan dalam berwisata?. Gagasan
lahir diantara tahun 1980 dan 2000 (berusia
ini terlihat sederhana, namun melihat
diantara
bagaimana perkembangan pariwisata hingga
keluar (outbound trips) atau berwisata
kini, yang sangat dipengaruhi oleh suatu
sebanyak 150 juta kali (ITB, 2017: 26).
generasi masyarakat (wisatawan), maka isu
Sedangkan UNWTO (2016: 10) mencatat
ini sangat menarik untuk dikaji guna
23% dari total wisatawan internasional
mengantisipasi bagaimana perkembangan
berasal dari usia 15 hingga 29 tahun,
pariwisata di masa yang akan datang.
dimana dilihat dari sisi pengeluarannya
Pariwisata,
apa
Travel
perjalanan
(expenditure), generasi ini pada tahun 2009
dijabarkan sebelumnya telah mengalami
mencapai 190 billion USD dan meningkat
perubahan pada tiap era-nya, dimana
100% di tahun 2014 menjadi 286 billion
diawali
dan
USD. Diperkirakan pada tahun 2020
berkembang seiring evolusi industri yang
wisatawan millennials meningkat menjadi
dikenal dengan “pariwisata masal”. Hingga
370
pada saat ini, dimana pariwisata sudah
pengeluaran lebih dari 400 billion USD.
kembali
keberlanjutan
Laporan ini menambahkan, bahwa Young
(sustainability) atau kesempatan generasi
Travellers memiliki beberapa keunggulan,
yang akan datang dalam menikmati atau
diantaranya merupakan segmen pasar yang
melakukan aktivitas parwisata seperti apa
kuat
yang bisa dinikmati generasi saat ini
mengeluarkan
(Sustainable
Goals).
dampak langsung pada masyarakat lokal,
Pergeseran tren ini dapat dikatakan telah
memiliki tujuan berwisata yang jelas,
dipengaruhi oleh keinginan dan kebutuhan
memberikan kontribusi penting terhadap
dari suatu kelompok generasi masyarakat
sektor industri lainnya, dan yang paling
(wisatawan). Mulai dari masa Babylonia,
penting adalah mereka memiliki perilaku
316
skala
yang
melakukan
telah
dalam
seperti
17-37)
yang
memperhatikan
Development
kecil
J-STP Vol. 4 No. 3 | Oktober 2019
miliar
(atau
wisatawan
tidak uang
dengan
rapuh), dan
total
mereka
memberikan
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4, No. 3,p. 313-334 @STPS 2019, All Rights Reserved yang dapat mempengaruhi atau menarik
diantaranya Mature Generation yang lahir
wisatawan lain untuk datang ke suatu
pada era 1924-1945; Boom Generation
destinasi.
(1946-1964); Generation X (1965-1980);
Sedangkan di Indonesia, berdasarkan
Millennial Generation (1981-2000) dan
data distribusi jumlah perjalanan wisatawan
Generation
nusantara menurut kelompok umur pada
generasi dikatakan memiliki karakteristik
semester
dan perilaku yang berbeda-beda, setidaknya
I
(Januari-mei)
tahun
2014
Z
dari
jika
wisawatan usia produktif (15-44 tahun)
diantaranya tingkat kepercayaan, loyalitas
mendominasi dengan 49.6% dari total yang
pada perusahaan, tentang apa yang paling
melakukan perjalanan wisata sebanyak
disukai,
116,8 juta wisatawan. Angka ini tentu jauh
kehidupan
atau tidak mencapai 50% dari angka
orientasi politik, dan apa pertanyaan yang
penduduk Indonesia usia produktif (2015)
paling mereka ingin tahu (Reeves dan Oh,
yang lebih dari 171 juta jiwa (BPS, 2015).
2008: 299).
tujuan
beberapa
Setiap
(Kemenpar, 2014: 21), menyatakan bahwa
Data tersebut menunjukkan bagaimana
dilihat
(2001-present).
faktor,
karir,
penghargaan,
berkelarga,
pendidikan,
Kemudahan dan luasnya akses dan
potensi wisatawan muda atau dalam usia
sumber
produktif di Indonesia.
Generasi Milenial cenderung memiliki rasa
Secara teori, penelitian yang mengkaji
informasi
juga
mendorong
ingin tahu yang besar, sehingga terkadang
dari
melampaui batas-batas kebiasaan generasi
berbagai periode telah dilakukan oleh
sebelumnya. Oleh karena itu generasi ini
beberapa peneliti, seperti Howe dan
umumnya
Strauss (2000), Lancaster dan Stillman
“petualang”.
(2002),
(2002),
melakukan perjalanan atau memanfaatkan
Oblinger dan Oblinger (2005), Tapscott
waktu luang generasi ini mulai melakukan
(1998), Zemke et al. (2000), dan yang
perjalanan wisata ke tempat-tempat yang
terkini adalah Reeves dan Oh (2008)
“baru” dan belum banyak dikenal, serta
(Torocsik et al., 2014: 27). Mereka
dianggap menarik.
tentang
perkembangan
Martin
dan
generasi
Tulgan
membagi periode tiap generasi dengan
Mereka
dikenal
sebagai
Khususnya
umumnya
dalam
para hal
melakukan
klasifikasi yang berbeda. Salah satunya
pencarian informasi mengenai tempat yang
adalah bagaimana Reeves dan Oh (2008)
akan dikunjungi dengan memanfaatkan
membagi generasi menjadi 4 kelompok,
berbagai media digital, mulai dengan
317
J-STP Vol. 4 No. 3 | Oktober 2019
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4, No. 3,p. 313-334 @STPS 2019, All Rights Reserved melakukan survei hingga memutuskan
stakeholders),
destinasi yang akan dikunjungi. Dengan
kebijakan
fasih-nya menggunakan media digital atau
memformulasikan
strategi
untuk
internet, Generasi Milenial dengan mudah
menghadapi
perubahan
pasar
melakukan proses perencanaan perjalanan
(wisatawan) di masa yang akan datang.
wisata secara mandiri. Dimana, saat ini
Informasi dan data yang mendukung akan
telah tersedia berbagai jenis situs-situs atau
sangat membantu pada lingkup praktis
aplikasi yang menawarkan atau membantu
untuk mempersiapkan tantangan di masa
pemesanan fasilitas penunjang perjalanan
yang akan datang. Oleh karena i...