PERMASALAHAN TRANSPORTASI DAN FAKTOR PENYEBABYA STUDI KASUS KORIDOR PASAR KEPUTRAN SURABAYA PUSAT PDF

Title PERMASALAHAN TRANSPORTASI DAN FAKTOR PENYEBABYA STUDI KASUS KORIDOR PASAR KEPUTRAN SURABAYA PUSAT
Author Oky Aryanti
Pages 41
File Size 3.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 79
Total Views 298

Summary

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Transportasi yang berjudul “ Identifikasi Permasalahan Transportasi dan Penyebabnya “ Selama proses penulisan laporan ini banyak mendapatkan ban...


Description

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Transportasi yang berjudul “ Identifikasi Permasalahan Transportasi dan Penyebabnya “ Selama proses penulisan laporan ini banyak mendapatkan bantuan dari pihakpihak lain sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan optimal. Pada Kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini yaitu: 1. Ir.Sardjito,M.T sebagai dosen mata kuliah Sistem Transportasi yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini serta memberikan ilmu dan saran yang sangat bermanfaat. 2. Nanang Setyawan sebagai dosen mata kuliah Sistem Transportasi yang telah membantu kami dan memberikan banyak masukan dan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan tugas ini. 3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Surabaya, 30 April 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1 1.1

Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2

Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3 2.1

Definisi Transportasi ................................................................................... 3

2.2

Hubungan Tata Guna Lahan dan Transportasi .............................................. 3

2.3

Pola Pergerakan.......................................................................................... 4

2.4

Tarikan dan Bangkitan ................................................................................ 5

2.5

Hambatan Samping .................................................................................... 5

2.6

Klasifikasi Jalan........................................................................................... 6

2.7

Geometrik Jalan .......................................................................................... 7

2.8

Kapasitas Jalan ........................................................................................... 8

2.9

Volume ...................................................................................................... 9

2.10 Jenis Kendaraan ......................................................................................... 9 2.11 Teori Level of Service ................................................................................ 10 2.12 Kemacetan ............................................................................................... 12 2.13 Penyebab Kemacetan ................................................................................ 12 2.14 Dampak Negatif Kemacetan ...................................................................... 13 2.15 Upaya Mengatasi Kemacetan ..................................................................... 13 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN FAKTA ................................................ 17 3.1

Orientasi Wilayah ...................................................................................... 17

3.3

Pola Pergerakan........................................................................................ 18

3.5

Volume Lalu Lintas .................................................................................... 19

3.6

Geometrik Jalan ........................................................................................ 21

BAB IV ANALISA ................................................................................................ 24 4.1

Hubungan Penggunaan Lahan dengan Transportasi .................................... 24 iii

4.2

Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service) ................................................. 25

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 30 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 32

iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Transportasi merupakan faktor utama yang mendukung keberadaan suatu kota, karena dengan adanya transportasi akan mempermudah aksesibilitas atau pergerakan manusia, barang maupun jasa. Bahkan dulu sebelum mengenal transportasi, manusia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai suatu tujuan. Transportasi didefinisikan sebagai kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur pergerakan (movement). Transportasi sangat memegang peranan penting dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur kawasan perkotaan. Suatu interaksi yang baik dan ideal antara komponen – komponen transportasi (penumpang, barang, sarana dan prasarana) membentuk suatu sistem transportasi yang komprehensif, efisien dan efektif sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi transportasi dalam suatu kawasan perkotaan. Pentingnya peranan transportasi tersebut tentunya diimbangi dengan keterlibatan / partisipasi aktif dari pihak – pihak yang terkait di dalamnya. Sesuai dengan pemaparan mengenai transpostasi, Kota Surabaya sebagai kota metropolitan memiliki aktivitas lalu lintas yang padat dan ramai dimana sangat dibutuhkan suatu sistem transportasi yang komprehensif dan optimal. Karena dapat diketahui bahwa semakin berkembangnya suatu kota maka dampak yang ditimbulkan dari aspek transportasi tersebut juga semakain kompleks.

Munculnya

permasalahan-permasalahan

transportasi

sebagai

bentuk dari dampak tersebut, salah satunya adalah munculnya kemacetan di berbagai titik di Surabaya. Sebenarnya permasalahan transportasi yang terjadi disebabkan oleh beberapa hal. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai identifikasi permasalahan kemacetan di kawasan Pasar Keputran. Dan diharapkan akan memberikan gambaran mengenai kondisi eksisting wilayah studi yang nantinya dapat

1

digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan rencana pengembangan kawasan tersebut. 1.2

Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut 1. Mengidentifikasi permasalahan kemacetan di koridor Jalan Sulawesi – Jalan Biliton. 2. Memberikan rekomendasi terkait permasalahan kemacetan di koridor Jalan Sulawesi – Jalan Biliton.

1.3

Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan untuk pembahasan/penyusunan pada makalah ini sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN. Pada BAB I merupakan bab awal makalah yang berisi tentang latar belakang, tujuan dan sistematika penulisan makalah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada BAB II berisi mengenai konsep dasar teori dan referensi yang digunakan dalam penyusunan makalah BAB III PEMBAHASAN. Pada bab IV menjelaskan mengenai identifikasi permasalahan kemacetan yan terjadi di di koridor Jalan Sulawesi – Jalan Biliton. BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada BAB V yaitu merupakan bab akhir yang berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan pembahasan serta rekomendasi yang diberikan.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Definisi Transportasi Transportasi merupakan usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain dimana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2005). Transportasi atau perangkutan adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan antara asal dan tujuan. Perjalanan adalah pergerakan orang dan barang antara dua tempat kegiatan yang terpisah untuk melakukan kegiatan perorangan atau kelompok dalam masyarakat. Transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan hampir semua kegiatan manusia tidak lepas dari proses transportasi.

2.2

Hubungan Tata Guna Lahan dan Transportasi Transportasi dan tata guna lahan sangat berkaitan hal ini dikarenakan dalam

adanya kegiatan

di jenis

kegiatanakan

menyebabkan

adanya

perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainuntuk memenuhi kebutuhannya. Pergerakan tersebut merupakan konsekuensi dari aktivitas lahan (permintaan) dan kemampuan system transportasi dalam memenuhinya (penawaran) (Khisty dan Lall, 2005). Pencapaian antar lokasi guna lahan dinyatakan oleh tingkat aksesibilitas, yaitu semakin tinggi aksesibilitas aktivitas tersebut, maka semakin tinggi pula nilai lahan yang dihasilkan. Perubahan guna lahan akan mempengaruhi perkembangan transportasi dan sebaliknya. Dalam kaitan ini, pola perubahan dan besaran pergerakan serta pemilihan moda pergerakan merupakan fungsi dari adanya pola perubahan guna lahan di atasnya (Black, 1981).

3

Suatu perubahan pemanfaatan lahan akan menyebabkan meningkatnya bangkitan pergerakan. Peningkatan ini akan menyebabkan meningkatnya tingkat aksesibilitas yang nantinya akan menyebabkan naiknya nilai lahan di suatu kawasan, muncul aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan kondisi kawasan, sehingga memicu perkembangan intensitas bangunan yang tinggi pada una lahan tersebut. Bila akses transportasi ke suatu ruang kegiatan diperbaiki, maka ruang kegiatan tersebut akan lebih menarik dan menjadi lebih berkembang sehingga meningkat pula kebutuhan akan transportasi. Peningkatan ini kemudian menyebabkan kelebihan beban pada transportasi yang harus ditanggulangi. Siklus ini akan terulang lagi jika aksesibilitas diperbaiki (Tamin, 2000). 2.3

Pola Pergerakan Pola pergerakan pada umumnya berawal dari kawasan perumahan dan berakhir atau bertujuan ke pusat kegiatan seperti kantor, perdagangan dan jasa, sekolah, dan lain-lain. Menurut Miro,2005 pola pergerakan lalu lintas dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu : 

Internal – Internal Pergerakan ini mempunyai zona asal dan tujuan yang berbeda di dalam daerajh kajian (zona internal). Tipe pergerakan inilah yang paling diutamakan dalam proses perencanaan transportasi.



Internal – Eksternal Pergerakan ini mempunyai salah satu zona (asal-tujuan) yang berada di luar kajian (zona eksternal). Biasanya jumlah pergerakan tipe ini tidak terlalu besar dibandingkan dengan tipe pergerakan lainnya.



Eksternal – Eksternal Pergerakan ini mempunyai zona asal dan zona tujuan yang berada di dalam satu zona internal tertentu.



Eksternal – Internal Pergerakan ini mempunyai zona asal dan zona tujuan yang berada diluar kajian (zona eksternal). Akan tetapi dalam proses mencapai tujuannya, pergerakan ini akan menggunakan sistem jaringan yang berada di dalam daerah kajian. 4

2.4

Tarikan dan Bangkitan Tarikan pergerakan dihitung untuk periode waktu yang spesifik, yaitu pada jam sibuk atau hari sibuk. Bangkitan pergerakan adalah banyaknya lalu lintas (kendaraan yang ditimbulkan oleh tata gun lahan persatuan waktu. Menurut Tamin,1997 diagram tarikan dan bangkitan dapat digambarkan seperti berikut: Gambar 1. Diagram bangkitan dan tarikan pergerakan

ii

ij

Pergerakan berasal dari zona i

Pergerakan menuju zona i

Sumber : Tamin,1997 Menurut Tamin,2000 bangkitan dan tarikan lalu lintas tergantung pada dua aspek, yaitu jenis tata guna lahan serta jumlah dan jenis lalu lintas yang dihasilkan oleh jenis kegiatan yang merupakan hasil dari parameter social ekonomi. Tarikan dan bangkitan pergerakan dipengaruhi oleh penggunaan lahan. Semakin tinggi penggunaan lahan suatu wilayah, maka semakin tinggi pula lalu lintas. Terdapat dua tipe pembangkit perjalanan, yaitu:

2.5



Trip Attraction : jumlah perjalanan yang ditarik oleh suatu zona



Trip Production : jumlah perjalanan yang dihasilkan oleh suatu zona

Hambatan Samping Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas yang berasal dari aktivitas samping segmen jalan. Hambatan samping merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas ruas jalan. Hambatan samping dapat berupa pejalan kaki, kendaraan parkir atau berhenti, kendaraan keluar/masuk dari/ke sisi jalan dan kendaraan bergerak lambat. 5

2.6

Klasifikasi Jalan Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan memiliki pengelompokan sendiri yang terdiri dari klasifikasi jalan berdasarkan fungsi jalan dan berdasarkan status administrasi. a. Klasifikasi Jalan berdasarkan fungsi jalan adalah sebagai berikut: 

Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan ratarata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna.



Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.



Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.



Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

b. Klasifikasi Jalan berdasarkan status administrasi adalah sebagai berikut: 

Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.



Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

6



Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.



Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

menghubungkan

antarpusat

pelayanan

dalam

kota,

menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. 

Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

2.7

Geometrik Jalan Geometrik jalan merupakan bagian dari jalan yang dititik beratkan pada bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah. Ang menjadi dasar perencanaan geometric adalah sifat gerakan, ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik arus lalu lintas. Hal-hal tersebut harus menjadi bagian pertimbangan perencana sehingga dihasilan bentuk dan ukuran jalan serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan. Pada geometrik jalan, terdapat potongan melintang jalan yang dapat terlihat bagian-bagan jalan. Bagian-bagian jalan dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Bagian yang langsung berguna untuk lalu lintas (jalur lalu lintas, lajur lalu lintas, bahu jalan, trotoar, dan median) b. Bagian yang berguna untuk drainase jalan(saluran samping, kemiringan melintang jalur lalu lintas, kemiringan melintang bahu dan kemiringan lereng) 7

c. Bagian pelengkap jalan (kereb dan pengaman tepi) d. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) Ruang manfaat jalan adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar,

tinggi,

dan

kedalaman

tertentu

yang

ditetapkan

oleh

penyelenggara jalan. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya. Trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki. e. Ruang Milik Jalan (Rumija) Ruang Milik Jalan adalah ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar manfaat jalan yang diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, penambahan jalur lalu lintas di masa datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan dan dibatasi oleh lebar,kedalaman dan tinggi tertentu. f. Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja Ruang Pengawasan Jalan adalah ruang tertentu di luar milik jalan yang penggunaannya

diawasi

oleh

penyelanggara

jalan

agar

tidak

menggangu pandangan bebas pengemudi, konstruksi jalan dan fungsi jalan. 2.8

Kapasitas Jalan Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah lalu lintas kendaraan maksimum yang dapat ditampung pada ruas jalan selama kondisi tertentu yang dapat ditentukan dalam satuan massa penumpang untuk tiap satuan waktu (MKJI, 1997). Untuk jalan dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas di tentukan per lajur. Faktor faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan kota adalah lebar jalur atau lajur, ada tidaknya pemisah atau median jalan, hambatan bahu atau kerb jalan, gradient 8

jalan, lokasi kawasan (dalam kota atau luar kota). Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan

Indonesia (MKJI), penentuan kapasitas jalan pada kondisi

sesungguhnya dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan : C

= kapasitas (smp/jam)

CO

= kapasitas dasar (smp/jam)

FCW = factor penyesuaian lebar jalur lalu lintas FCSP = factor penyesuaian pemisahan arah FCSF = factor penyesuaian hambatan samping FCCS = factor penyesuaian ukuran kota 2.9

Volume Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu. Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintas satu titik pengamatan dalam suatu satuan waktu tertentu atau dengan...


Similar Free PDFs