Perubahan Iklim Dunia dan Peranan TIK dalam Mengatasinya PDF

Title Perubahan Iklim Dunia dan Peranan TIK dalam Mengatasinya
Author Sekar A Chadarwati
Pages 30
File Size 364.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 392
Total Views 913

Summary

Perubahan Iklim Dunia dan Peranan TIK dalam Mengatasinya Oleh: Home Group 3 Arif Hendrawan / 1406531763 Geo Sahid Akbar Mardani / 1406565272 Irfan Aditya / 1406531800 Made Susena Griya Putra / 1406565266 Sari Dafinah Ramadhani / 1406531832 Sekar Ayu Chadarwati / 140653174 UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK...


Description

Perubahan Iklim Dunia dan Peranan TIK dalam Mengatasinya

Oleh: Home Group 3

Arif Hendrawan / 1406531763 Geo Sahid Akbar Mardani / 1406565272 Irfan Aditya / 1406531800 Made Susena Griya Putra / 1406565266 Sari Dafinah Ramadhani / 1406531832 Sekar Ayu Chadarwati / 140653174

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat-Nya tim penyusun makalah MPKT-B Perubahan Iklim Dunia dan Peranan TIK dalam Mengatasinya dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah MPKT-B. Manusia diciptakan di bumi bukan hanya untuk meningkatkan kualitas hidup maupun kesejahteraan masing-masing individu, nmelainkan manusia telah diamanahkan dari sang pencipta untuk mengelola bumi dan isinya dengan baik. Untuk itu manusia di tuntut untuk dapat memperhatikan kelangsungan dan keteraturan alam yang telah berjalan sedemikian rupa dengan pengetahuan yang mereka miliki. Dalam penyusunan makalah Perubahan Iklim Dunia dan Peranan TIK dalam Mengatasinya tidak luput dari kendala-kendala yang muncul, namun berkat bantuan dari pihakpihak sekitar kami mengucapkan terima kasih untuk bisa mengatasi kendala-kendala tersebut. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapan menjadi sumber informasi serta pengetahuan untuk para pembaca. Tim penyusun menyadari akan adanya kekurangan dalam makalah ini, oleh sebab itu diperlukan kritik dan masukan dari dosen pembimbing terutama, guna menyempurnakn penyusunan makalah ini. Depok ,

Desember 2014

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4 1.1

Latar Belakang ........................................................................................................ 4

1.2

Analisis Masalah ..................................................................................................... 5

1.3

Hipotesis ................................................................................................................. 5

1.4

Tujuan .................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 6 2.1

Definisi Perubahan Iklim......................................................................................... 6

2.2

Gejala Perubhan Iklim............................................................................................. 6

2.2.1

Perubahan Sistem Angin Monsun dan Fenomena Daratan ................................ 7

2.2.2

Fenomena Atmosfer ......................................................................................... 9

2.2.3

Fenomena Aneh Pada Komponen Biotik .......................................................... 9

2.3

Periodisasi Musim dan Perubahannya ................................................................... 10

2.4

Global Warming Sebagai Penyebab Prubahan Iklim .............................................. 12

2.5

Dampak Perubahan Iklim ...................................................................................... 14

2.6

Fenomena dan Bencana Alam Sebagai Danpak Perubahan Iklim ........................... 16

2.6.1

Pola Cuaca yang Esktrim ............................................................................... 18

Gelombang Atmosfer Terjebak, Pemicu Cuaca Ekstrim ................................................... 19 2.6.2

Terjadinya Peningkatan Aktivitas Gempa Bumi ............................................. 20

2.6.3 Perubahan Iklim Menjadi Latar Belakang Bencana Alam Seperti Banjir di Midwest 22 2.6.4 2.7

Topan Nargis adalah Indikasi dari Perubahan Iklim ....................................... 23

Teknologi untuk Mengurangi Dampak Perubahan Iklim ........................................ 23

BAB III KESIMPULAN ..................................................................................................... 29 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi adalah tempat kita melakukan berbagai aktivitas. Bumi dengan segala unsur yang ada didalamnya mampu menciptakan sebuah keteraturan yang dapat menyokong keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Unsur-unsur seperti air, matahari, angin, awan, hujan, dan yang lainnya menyusun sebuah sistem yang teratur. Namun keteraturan itu mulai terganggu sedikit demi sedikit akibat ulah manusia yang dengan seenaknya menggunakan sumber daya di bumi secara tidak bijaksana dan pada akhirnya mengganggu sistem kerja bumi ini. Sebagaimana dilaporkan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel yang berisi para ahli dunia, iklim bumi telah berubah. Hal ini disampaikan secara resmi pada KTT bumi di tahun 1992 di Rio de Janeiro Brasil. Perubahan iklim adalah salah satu isu lingkungan yang besar saat ini. Perubahan iklim telah diketahui sebagai dampak dari aktivitas manusia seperti ekstraksi bahan bakar fosil skala besar (batubara, minyak bumi dan gas alam), perubahan pemanfaatan lahan (pembukaan lahan untuk penebangan kayu, peternakan dan pertanian) serta konsumerisme. Aktivitas-aktivitas manusia ini mengakibatkan produksi gas rumah kaca semakin meningkat. Peningkatan ini menyebabkan lapisan ozon terganggu dan sebagai akibatnya menyebabkan iklim menjadi tidak stabil. Sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah tropis, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap ancaman dan dampak perubahan iklim. Dengan begitu perlu dicari solusi untuk menghentikan, atau paling tidak meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim tersebut. Tindakan tersebut bisa dilakukan dari diri masingmasing individu, maupun dengan bantuan teknologi yang dilaksanakan oleh pemerintah.

1.2 Analisis Masalah 1. Apa yang menyebabkan perubahan iklim dunia? 2

Apa keterlibatan TIK terhadap penanggulangan perubahan iklim?

3

Apa dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim?

1.3 Hipotesis 2. Global Warming adalah penyebab perubahan iklim dunia 3. Teknologi masa kini mampu mengurangi dampak dari perubahan iklim secara prevetif maupun kuratif 4. Dampak dari perubahan iklim adalah kerusakan lingkungan dan variasi penyakit 1.4 Tujuan 1. Memperluas wawasan mengenai fenomena perubahan iklim. 2. Mengetahui penyebab terjadinya perubahan iklim 3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim apabila tidak diatasi dengan baik. 4. Mengetahui peran kita untuk mencegah terjadinya perubahan iklim agar tidak semakin parah. 5. Mengetahui peran teknologi informasi dan komunikasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Perubahan Iklim Perubahan iklim dunia merupakan sesuatu yang paling khawatirkan oleh para ahli geologi dunia. Karena para ahli dunia beranggapan bahwa perubahan iklim akan membawa pengaruh negatif di dalam aspek-aspek kehidupan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perubahan iklim memilliki arti peralihan cuaca yang mencolok yang terjadi di antara dua periode tertentu dr suatu wilayah iklim. Definisi perubahan iklim menurut Environmental Protection Agency (EPA) sebiah lebaga yang berasal dari Amerika Serikat adalah perubahan keadaan rata-rata cuaca secara signifikan yang terjadi pada periode tertentu. Dengan kata lain, perubahan iklim juga termasuk perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin, dan perubahan-perubahan lainnya yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Perubahan iklim merupakan suatu perubahan yang bersifat semi reversible. Yakni berarti dimana perubahan iklim ini memang tidak dapat di cegah secara total, akan tetapi perubahan ini dapat ditanggulangi dan dikurangi dampaknya terhadap kelangsungan kehiupan dimuka bumi. Disamping itu perubahan iklim itu sendiri apabila ditinjau lebih jauh hal ini terkait dengan pemanasan global yang telah menjadi perbincangan yang hangat sejak abad ke-21. Hal ini merupakan sesuatu yang saling terkait karena menurut data yang dilansir dari EPA bahwa kenaikan suhu yang lebih dari 1F akan menimbulkan efek yang besar terhadap iklim dunia. 2.2 Gejala Perubhan Iklim Kenaikan temperatur global menyertai perubahan cuaca dan iklim dunia. Beberapa tempat di dunia telah mengalami peningkatan curah hujan yang menyebabkan bertambah luasnya banjir yang terjadi, kekeringan, atau cuaca ektrim lainnya. Perubahan iklim dapat menimbulkan perubahan karakteristik komponen-komponen biotik yang mendiami suatu

wilayah tertentu yang terkena dampak perubahan iklim. Karena perubahan terhadap komponen abiotik yang disebabkan oleh berubahnya iklim akan memberikan dampak kepada komponen biotik yang ada. Perubahan yang terjadi pada awanya akan memberikan dampak pada siklus cuaca dan musim yang sebelumnya telah memiliki siklus tertentu. Dan kemudian diikuti dengan timbuknya fenomena-fenomena aneh yang terjadi di alam berubahnya prilaku komponen biotik yang ada. 2.2.1 Perubahan Sistem Angin Monsun dan Fenomena Daratan Angin monsun merupakan angin yang bertiup sepanjang tahun dan berganti arah dua kali dalam setahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. 2.2.1.1 Ketidakteraturan Cuaca Akibat yang ditimbulkan oleh perubahan iklim adalah dimana kondisi ratarata berubah menjadi tidak menentu dan hal ini digunakan sebagai indikator utama dari perubahan iklim itu sendiri. 2.2.1.2 Naiknya Suhu Permukaan Air Laut Naiknya suhu permukaan bumi secara keseluruhan mengakibatkan suhu air laut meningkat pula. Air sebagai suatu material yang bersifat lebih cepat menyerap panas dan lebih lama menyimpan panas dibanding material yang menyusun daratan membuatnya menghangat dan juga menyimpan panas itu lebih lama. Sehingga pada akhirnya berujung pada perubahan prilaku yang di tunjukan oleh biota laut yang terkena dampaknya.

2.2.1.3 Anomali Fenomena Tropis dan Subtropis Iklim tropis dan sub trtopis pada memiliki perbedaan yang cukup sigifikan. Dimana iklim tropis hanya memiliki dua musin sedangkan iklim subtropis memiliki empat musim. Akan tetapi pada akhir-akhir ini terjadi anomali pada pola kelngsungannya. Dimana perubahan yang terjadi disini adalah perubahan dalam kadar/efek yang dihasilkan oleh cuaca tersebut dan rentang waktu berlangsungnya setiap musim di dalamnya. 2.2.1.4 Peningkatan Curah Hujan Dan Terjadinya Hujan Es Peningatan suhu yang terjadi sebagai gejala dari perubahan iklim juga meningkatkan laju penguapan air permukaan bumi. Sehingga jumlah air yang menguap semakin besar. Dengan demikian, curah hujan juga semaki menigkat. Meningkatnya laju penguapan juga membuat jumlah uap air yang mencapai lapisan atmosfer yang lebih tinggi juga semakin banyak. Uap air dengan jumlah yang lebih banyk ini kemudian mengalami pendinginan menjadi bongkahan es yang kemudian jatuh kebumi. Berapa bongkahan dengan ukuran yang lebih kecil dapt mecair sebelum mencapai permukaan bumi. Akan tetapi, seiring bertambah besarnya ukuran bongkahan es yang terbentuk, es tersebut dapat mencapai permukan bumi dalam wujud padat sebelum mencair secara keseluruhan. 2.2.1.5 Lamanya Musim Kemarau dan Musim Panas Lamanya musim kemarau yang terjadi di daerah tropis disebabkan oleh beberapa indikator diantaranya El Nino Southern Oscillation (ENSO), anomali suhu permukaan air laut, serta Dipole Mode di Samudera. Dimana faktor tersebut menyebabkan anomali pada musim kemarau yang harusnya berlangsung sekitar enam bulan menjadi leih dari itu. Tiupan angin musim yang berlangsung lebih lama dikarenakan el nino (anomali iklim di pasifik selatan) menyebabkan lautan di

bagian selatan menghangat lebih lama maka dari itu tiupan angin musim kemarau juga bertambah lama. Sedangkan di waktu dan keadaan yang sama belahan bumi bagian subtropis yang mengalami musim panas juga merasakan dampaknya hal ini juga menyebabkan musim panas berlangsung lebih lama. 2.2.2 Fenomena Atmosfer 2.2.2.1 Penikngkatan Suhu Rata-Rata Atmosfer Tidak jauh berbeda dengan lautan, material penyusun atmosfer adalah udara yang merupakan bagian dari fluida. Dimana fluida disini merupakan sebuah material yang juga dapat dengan mudah mengalirkan panas. Sehingga walaupun pemanasan terjadi pada suatu titik tertentu, maka panas tersebut akan mengalir ke tempat yang lain dan melakukan penyebaran secara merata sehingga mencapai suatu titik ekuilibrium yang merupakan titik kestabilan dimana panas di semua tempat terdistribusi secara merata. 2.2.2.2 Terjadinya Badai Ekstrim Akibat dari meningkatnya suhu rata-rata atmosfer dan suhu lautan yang menyebabkan laju pengupan air laut meningkat juga menyebabkan pembentukan awan hujan dengan jumlah yang lebih besar. Jumlah awan hujan yang besar ini menyebabkan perbedaan tekanan yang mencolok karena disebabkan perubahan suhu yang lumayan cepat. Selain itu hal ini juga dipicu oleh ekspansi vertikal awan hujan sehingga menimbulkan badai yang lebih kencang. 2.2.3 Fenomena Aneh Pada Komponen Biotik Komponen biotik sebagai komponen yang merasakan dampak dari perubahan iklim akan menunjukkan sebah prilau penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Seperti kawanan burung yang bermigrasi dari belahan bumi selatan ke belahan bumi utara pada bulan desember dan kembali pada bulan juni. Namun,

akibat dari ketidakteraturan iklim yang terjadi yang berujung pada berubahnya waktu berlangsungnya siklus musim, maka pola migrasi dari kawanan burung tersebut juga ikut berubah. 2.3 Periodisasi Musim dan Perubahannya Salah satu gejala yang ditimbulkan dari perubahan iklim dapat berupa perubahan musim yang tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya, serta terdapat berbagai anomali cuaca yang menyertakan perubahan musim tersebut. Perubahan musim yang tidak sesuai ini terjadi sebagai penyimpangan periode musim yang seharusnya. Berdasarkan intensitas matahari yang diterima setiap tahunnya, bumi dibagi menjadi 4 wilayah iklim, yaitu iklim tropis (23,5° LU – 23,5° LS), iklim subtropis (23,5°40°LU dan 23,5°-40°LS), iklim sedang (40°-66,5°LU dan 40°-66,5°LS), serta iklim kutub (66,5°-90°LU dan. 66,5°-90°LU). Perbedaan intensitas matahari yang diterima di setiap bagian bumi disebabkan oleh kemiringan bumi sebesar 23,5° dari porosnya. Daerah dengan iklim tropis (23,5° LU – 23,5° LS) adalah wilayah yang menerima sinar matahari sepanjang tahun. Wilayah-wilayah ini memiliki 2 musim setiap tahunnya, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya berlangsung pada bulan Oktober hingga bulan Maret, sedangkan musim kemarau pada bulan April Hingga September. Daerah dengan iklim subtropis (23,5°-40°LU dan 23,5°-40°LS) dan sedang (40°66,5°LU dan 40°-66,5°LS) mengalami 4 musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Yang membedakan musim di daerah subtropis dan tropis adalah intensitas panasnya. Daerah sedang menerima sinar matahari yang lebih banyak dibandingkan daerah subtropis, sehingga pada daerah sedang musim panasnya lebih panas dan musim dininnya lebih dingin. Pada belahan bumi utara, musim semi terjadi pada tanggal 21 Maret hingga 21 Juni, musim panas pada tanggal 21 Juni hingga 23 September, musim gugur pada tanggal

23 September hingga 22 Desember, dan musim dingin pada tanggal 22 Desember

hingga 21 Maret. Sedangkan pada belahan bumi selatan terjadi sebaliknya. Saat utara mengalami musim semi, selatan mengalami musim gugur, dan saat utara mengalami musim panas, selatan mengalami musim dingin. Daerah kutub (66,5°-90°LU dan. 66,5°-90°LU) mengalami 2 musim, yakni musim panas dan musim dingin. Musim dingin berlangsung sangat lama, dan musim panas yang sejuk berlangsung singkat. Namun akibat perubahan iklim yang terjadi, batasan-batasan musim yang ada mulai kabur, terutama pada daerah tropis. Sebagai contoh adalah keadaan kemarau basah, dimana pada saat musim kemarau malah turun hujan. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Widada Sulistia DEA mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan penyimpangan cuaca di sebagian wilayah Indonesia. Pertama, suhu perairan laut Indonesia lebih panas dari biasanya. Penyimpangan suhu panas tersebut bahkan mencapai dua derajat. Karena suhu perairan yang lebih panas,maka potensi uap pun lebih banyak, sehingga kelembaban udara juga menjadi lebih tinggi. Penyebab kedua, yaitu karena adanya suplai uap air dari Samudera Hindia. Padahal, seharusnya Indonesia mendapat kiriman udara dari wilayah Australia yang kondisinya kering. Namun, karena adanya penyimpangan, Indonesia justru mendapat udara dari Samudera Hindia yang kondisinya basah. Perubahan musim ini juga dapat dilihat dari kemarau yang berkepanjangan. Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Mulyono R Prabowo, musim kemarau berkepanjangan disebabkan oleh adanya peristiwa El Nino yang menyebabkan pembentukan awan hujan berkurang. Peningkatan kejadian El Nino turut dipicu oleh kegiatan manusia seperti membuka hutan, mengubahnya menjadi lahan pertanian, perkebunan, maupun perumahan memengaruhi uap air yang menuju ke udara. Karena terjadinya peningkatan suhu bumi yang terus menerus, diperkirakan pada tahun 2035 Kutub Utara akan mengalami musim panas tanpa es, sehingga Samudera Arktik akan

menjadi perairan terbuka. Dampak besar secara global yang akan terjadi yaitu, mulai terbukanya jalur pelayaran di Kutub Utara, dimungkinkannya penambangan minyak bumi dan gas di Samudera Arktik, hingga pemanasan lebih lanjut Samudera Arktik karena mempunyai sifat laut yang menyerap radiasi matahari. Tidak hanya itu, pemanasan yang terjadi di Samudera Arktik akan meningkatkan tinggi gelombang yang akan membawa cuaca ekstrim di daerah tropis. 2.4 Global Warming Sebagai Penyebab Prubahan Iklim Masalah yang kini mulai muncul ke permukaan ialah tentang pergeseran keseimbangan alam. Cuaca yang tidak menentu, lingkungan yang panas, seringnya terjadi banjir di ibu kota, hal-hal tersebut terjadi karena global warming dan efek rumah kaca.Sebelum kita masuk lebih jauh mengenai pergeseran perubahan keseimbangan alam karena global warming dan efek rumah kaca, mari kita memahami definisi dan perbedaan antara cuaca dan iklim. Iklim adalah sintesis atau kesimpulan atau rata-rata nilai, unsur-unsur cuaca )hari dan bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat pada suatu wilayah. Pada umumnya, untuk mengetahui iklim suatu daera diperlukan waktu perhitungan rata-rata selama 30 tahun. Cuaca, adalah niali sesaat (akktual) dari keadaan atmosfer, serta perubahan dalam jangka pendek (kurang dari 1 jam hingga 24 jam) di suatu tempat tertentu di bumi. Seiring waktu berjalan, cuaca kini sering tidak menentu. Ramalah cuaca menjadi lebih tidak tepat. Hal ni pada dasarnya terjadi karena efek rumah kaca dan global warming. Proses efek rumah kaca ialah sebagai berikut. Panas dari matahari masuk ke bumi melalui proses radiasi (perpindahan panas tanpa perantara). Radiasi yang masuk ke bumi tersebut, sebagan diserap bumi dan dihisapnya, sedangkan sebagian energi dipantulkan ke ruang angkasa dalam bentuk sinar inframerah. Namun, karena banyaknya gas gas rumah kaca seperti CO2, CH4, CFC dan lain lain, sebagian sinar inframerah teersebut terperangkap oleh lapisan gas rumah kaca yang beredar di atmosfer dan memanasi bumi.

Proses efek rumah kaca tersebut adalah penyebab utama pergeseran keteraturan alam. Karena berbagai kegiatan manusia seperti pertambangan, indistrialisasi, pembakaran hutan dam transportasi, gas gas rumah kaca semakin banyak dan meningkatkan efek rumah kaca, mengakibatkan pemanasan global dan keti...


Similar Free PDFs