PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIS Penyusus PDF

Title PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIS Penyusus
Author M. uddin
Pages 30
File Size 501.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 71
Total Views 204

Summary

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIS Penyusus : Atik Hidayati, S.Si., Apt Saepudin, S.Si., Apt Asih Triastuti, S.F., Apt JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 KATA PENGANTAR Alhamdulillah...


Description

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIS

Penyusus : Atik Hidayati, S.Si., Apt Saepudin, S.Si., Apt Asih Triastuti, S.F., Apt

JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, buku petunjuk praktikum Farmakognosi ini berhasil disusun. Petunjuk ini disusun sebagai sarana untuk memudahkan mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum Farmakognosi Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia. Buku petunjuk ini merupakan penyempurnaan buku petunjuk praktikum farmakognosi-fitokimia II, yang disusun berdasarkan pada materi kuliah farmakognosi dengan mengacu pada buku-buku standar dan perkembangan obat alam. Akhir kata, buku petunjuk ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk membantu penyernpurnaan praktikum ini agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Farmakognosi-Fitokirnia.

Yogyakarta, Agustus 2005

Penyusun

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................ Daftar Isi ..................................................................................... Unit 1 .......................................................................................... Unit 2 .......................................................................................... Unit 3 .......................................................................................... Unit 4 .......................................................................................... Unit 5 .......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

i ii 1 9 18 25 36

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

UNIT I PEMERIKSAAN BAHAN NABATI Tujuan praktikum Dengan melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu memahami isi dan maksud deskripsi simplisia di dalarn buku Materia Medika Indonesia (MMI) dan buku-buku lain yang terkait. Pendahuluan Laboratorium farmakognosi mempunyai tugas antara lain mengevaluasi simplisia nabati dan kandungan kimianya. Identifikasi diantaranya dapat dilakukan terhadap simplisia baik dalam keadaan tunggal maupun campuran dari bahan utuh / rajangan ataupun serbuk. Dalam ruang lingkup obat tradisional (OT) dan fitofarmaka pertimbangan utama yang harus diperhatikan adalah tujuan dilakukannya analisis, macam kandungan tanaman pengganggu dan ketersediaan alat. Masalah aktual yang banyak memerlukan ketepatan pemilihan metode analisis adalah pembuktian kebenaran komposisi dan standarisasi kadar kandungan aktif atau zat identitas sediaan. Pemeriksaan mutu simplisia umumnya diawali begitu sampai pada tahap akhir proses penyimpanan simplisia, yaitu setelah dilakukan sortasi kering. Untuk memeriksa mutu simplisia sudah ada pedoman resmi dari Departemen Kesehatan RI yaitu monografi-monografi yang tertera dalam Farmakope Indonesia (FI), Ekstra farmakope Indonesia (EFI), dan Materia Medika Indonesia(MMI). Pengujian mutu simplisia meliputi pemeriksaan a. Organoleptis b. kebenaran jenis simplisia, yang dapat ditentukan secara 1. makroskopik dan mikroskopik 2. kimia, identifikasi komponen kimiawi dominan dalam simplisia secara kualitatif dan kuantitatif c. kadar air dan susut pengeringan dengan metode resmi yang berlaku atau metode lain yang sesuai

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departernen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid II. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departernen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik !ndonesia, Jakarta Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anoi.irn, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Bettolo, G.B.M., Nicoletti, M. and Patamia, M., 1981, Plant Screening by Chemical and Chromatographic Procedurs Under Field Condition, J. of Chromatog., p. 213 Claus, E.P., 1970, Pharmacognosy, Lea & Febiger, Philadelphia Stahl, E.,……, Drug Analysis by Chromnatography and Microscopy, Ann Arbor Science Publisher Inc., Michigan Wagner, H., Bladt, S. and Zgainski. E.M., 1984, Plant Drug Analysis A Thin Layer Chromatography Atlas, Jilid I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

Larutan D dan larutan E Fase gerak : sikloheksan-dietilamina (2:7) v/v Fase diam : Silika gel GF234 Deteksi : pereaksi semprot Dragendorf dilanjutkan dengan NaNO2 Larutan F Fase gerak : heksana-etil asetat (96:4), pengembangan 2x Fase diam : Silika gel GF254 Deteksi : sinar UV 254, anisaldehid asam sulfat Catatan : Untuk mendapatkan kromatogram yang baik, sari yang diperoleh dari penyarian perlu dipekatkan, dan residu dilarutkan dalam pelarut organik yang sesuai. Pembanding sang digunakan - Flavonoid : Larutan rutin 0,05% dalam metanol - Antrakinon : Larutan Rhei radix (0,5 g) dipanaskan dalam methanol (5 ml) selama 5 menit, saring, filtrat diuapkan sampai 0,5 ml. Totolkan 20 µl. - Saponin : Larutan daging buah Sapindus rarak (2 g serbuk direfluks dengan 10 ml etanol 70% selama 10 menit) - Kumarin : Larutan Rutae Herba (0,5 g serbuk dipanaskan sambil diaduk dalam 5 ml metanol selama 30 menit, saring, filtrat diuapkan sampai 0,5 ml). Totolkan 20 µl. - Tanin : Larutan asam tannat 0,05% dalam etanol 70% sebanyak 10 - Kardenolida : Larutan digoksin, lanatosida C (5 mg serbuk dalam 2 ml metanol pada 60°C) - Alkaloida : Larutan piperin 1% dan kofein dalam etanol

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

d. kemurnian sari yang terlarut dalam etanol, batas bahan organik asing dan kadar abu e. pemeriksaan aktivitas farmakologi f. untuk simplisia asal kultur jaringan dilakukan pemeriksaan cemaran pestisida (apabila diperlukan) Metode mikroskopi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan simplisia, namun terbatas pada segi kualitatif saja. Untuk maksud ini, penganalisis harus memahami betul ciri khas dari setiap simplisia secara mikroskopi. Yang dirnaksud haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan, irisan, fragmen atau utuh yang biasanya terdapat dalam ramuan atau sediaan (haksel tidak berbentuk serbuk). Pertelaan atau deskripsi yang diperlukan dalarn mendeskripsikan suatu simplisia melipuii tumbuhan atau tanaman asal, suku atau familia, bentuk sediaan dan pertelaan secara organoleptis, ciri khas (bila ada), ukuran bila perlu, serta gambar dari contoh simplisia yang dideskripsikan.

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

PERCOBAAN I IDENTIFIKASI AMILUM SECARA KIMIAWI DAN MIKROSKOPI I.

II. -

TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mengetahui dan dapat membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi. BAHAN UJI Amilum oryzae (pati beras) Amilum tritici (pati gandum) / maezena  jagung Amilum manihot (pati tapioca) Amilum marantae (pati garut) Amilum solani (pati kentang)

III. PEREALSI DAN ALAT Pereaksi yang digunakan : - Aquadest - Larutan iodium Alat yang digunakan : - Gelas obyek - Gelas penutup - Mikroskop - Beker glass - Pipet tetes - Tabung reaksi kecil

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

 Larutan A  Larutan B  Larutan C  Larutan D  Larutan E  Larutan F

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

: untuk uji antrakinon, senyawa fenolat, flavonoid, kumarin dan steroid : untuk uji antrakinon, glikosida, saponin dan tanin : untuk uji kardenolida, saponin, glikosida antrakinon dan glikosida flavc:ioid : untuk uji alkaloid tertier : untuk uji alkaloid kuartener : untuk uji terpenoid

Sistern KLT yang digunakan adalah sebagai berikut : Larutan A Fase gerak : etil asetat-kloroforrn (9:11) Fase diam : Silika gel GF254. Deteksi : FeCl3, garam fast blue atau vanillin asam sulfat Larutan B Fase gerak : 1. etilasetat-metanol-air (100:13,5:10) Fase diam : 1. Silika gel 2. Silika gel GF254 Deteksi : 1. Besi (III) klorida 2. Sitroborat 3. KOH etanolis Larutan C Fase gerak : 1. n-butanol-asam asetat-air (5:1:4) v/v fase atas 2. Kloroform-metanol-air (64:50:10) v/v 20°C Fase diam : 1. Silika gel GF254 2. Silika gel GF254 Deteksi : 1. Lieberrnann Burchard 2. Vanilin-asam sulfat

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

2. Skema penyarian alkaloida

Disari dengan petroleum eter 10 ml, 50oC, 5 menit

Fraksi petroleum eter (larutan F) Disari dengan HCl 1% 10 ml, 50oC, 5 menit

V. Sisa dibuang

Fraksi HCl

Uji dengan pereaksi Dragendorf, bila positif + NaHCO3 1 M ad. PH 8-9 disari dengan CHCL3 10 ml

Lapisan atas

Lapisan bawah

Dinetralkan dengan CH3COOH

Disari dengan HCl 1% Larutan E

Lapisan bawah (disingkirkan)

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

IV. CARA KERJA 1. Pemeriksaan amilum dengan larutan iodiurn Masukkan larutan amilum 1% (Ingat, apa arti %?) untuk semua jenis amilum yang diperiksa dalam tabung reaksi. Tambahkan beberapa tetes larutan iodium. Catat warna yang terjadi untuk masing-masing jenis amilum yang diperiksa. 2. Pemeriksaan amilum secara mikroskopi Ambil sedikit amilum (secukupnya). Letakkan di atas gelas obyek, tetesi dengan sedikit air dan tutup dengan gelas penutup. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (12,5 x 10) dan perbesaran kuat (12,5 x 40). Analisis bentuk amilum dari masing-masing spesies tanaman.

Serbuk Simpleks (2-3 g)

Sisa

Jurusan Nama MP

Lapisan atas (larutan D)

TUGAS 1. Gambar hasil pengamatan yang anda peroleh pada kertas gambar. Tunjukkan bagian-bagian amilum hasil pengamatan anda, dan jelaskan perbedaan bagian-bagian untuk setiap jenis amilum yang anda periksa. 2. Sebutkan tanaman asal beserta familia untuk masing-masing amilum yang anda periksa.

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

PERCOBAAN II PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI I.

TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa.

II.

BAHAN UJI - Simplisia daun 1. Daun digitalis 2. Daun the 3. Daun tempuyung 4. Daun dewa - Simplisia kulit butang 1. Kulit manis jangan 2. kulit kina - Simplisia akar dan rimpang 1. Akar kelembak 2. Akar ipekak 3. Rimpang jahe 4. Rimpang temu lawak 5. Rimpang kunyit

III. PEREAKSI DAN ALAT Pereaksi yang digunakan - Larutan kloralhidrat Alat yang diperlukan - Gelas obyek - Lampu spiritus - Gelas penutup - Penjepit - Mikroskop - Kertas dan pensil - Pipet tetes

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

1. Skema pembuatan larutan percobaan untuk KLT

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

9. Identifikasi glikosida sianogen - Identifikasi dilakukan terhadap potongan batang atau daun yang masih segar. - Kertas pikrat dibuat dengan mencelupkan potongan kertas saring ke dalarn larutan asarn pikrat jenuh (0,05 M) dalam air, yang sebelumnya dinetralkan dengan NahCO3 dan disaring. Setelah dikeringkan, kertas dapat disimpan lama. - Beberapa potongan helai bahan uji yang masih segar ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan setetes atau dua tetes air dan toluena, kemudian dilumatkan dengan menggunakan batang pengaduk. Tabung kemudian ditutup sampai kedap dengan gabus yang digantungi kertas pikrat. Inkubasi dilakukan selama 2 jam pada suhu 40°C. Adanya asam sianida yang dibebaskan akan mengakibatkan terjadinya perubaaan warna pada kertas pikrat dari kuning menjadi coklat kemerahan. Apabila reaksi negatif, tabung tersebut tetap disimpan selama 2 hari untuk diamati lagi. Setelah 2 hari, diamati apakah asam sianida dibebaskan atau tidak. 10. Identifikasi secara KLT Skema pembuatan larutan percobaan untuk KLT (Lihat pada halaman herikut)

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

IV. CARA KERJA 1. Ambil sedikit serbuk simplisisa yang akan diperiksa, letakkan di atas gelas obyek. Hangatkan di atas lampu spiritus, dan dijaga agar jangan sampai mendidih. Tutup dengan gelas penutup. 2. Amati masing-masing simplisia yang telah diperlakukan sesuai dengan cara pada point 1. Gunakan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. V.

TUGAS 1. Gambarlah hasil pengamatan yang telah anda peroleh pada kertas yang telah anda sediakan. Tunjukkan bagian-bagian atau fragmen-fragmen sel yang anda temukan pada pengamatan untuk masing-mamg simplisia. Bandingkan dengan gambar yang ada pada buku standar (MMI) 2. Sebutkan tanaman asal untuk masing-masing simplisia yang anda periksa, dan sebutkan pula kegunaan masing-masing simplisia secara empiris di masyarakat maupun aplikasinya dalam dunia farmasi.

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

PERCOBAAN III PEMERIKSAAN HAKSEL I.

TUJUAN PERCOBAAN Sesudah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan identifikasi beberapa macam haksel yang biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan atau tersedia di apotek.

II.

BAHAN DAN ALAT Bahan uji yang diperiksa yaitu simplisia yang berasal dari daun, kulit batang, akar dan rimpang : - Melaleuca Fructus (Merica bolong) - Curcuma aeruginosa Rhizoma (Rimpang Temu lawak) - Curcuma longae Rhizoma ( Rimpang Kunyit) - Abri Folium (Daun Saga) - Calami Rhizoma ( Dringo) - Guazumae Folium (Daun Jatilanda) - Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas) - Parkiae Semen (Biji Kedawung) - Phyllanthi Herba (Herba Meniran) - Usneae Thallus ( Kayu angin) - Sappan Lignum (Kayu Secang) - Orthosiphonis Folium (Daun Kumis Kucing) - Andrographis Folium (Daun Sambiloto) - Tinosporae Caulis (Batang Brotowali) - Amomi Fructus (Buah Kapulaga) - Piper relrofractum fructus (buah cabe jawa) - Morinda citrifolia fructus (buah mengkudu) - Foeniculum vulgare fructus (buah adas) - Parameria barbata lignum (kayu rapat) - Alstonis scholaris korteks (kulit batang pule)

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

7. Uji kardenolida Sebanyak 2 g serbuk simpleks diLambah 10 ml air, dipanaskan di atas penangas air mendidih selama 30 menit. Disaring, sebanyak 2 ml filtrat yang diperoleh ditambah dengan asam 3,5-dinitro benzoat sebanyak 0,4 ml dan KOH IN sebanyak 0,6 ml dalam metanol. Terjadinya warna biru-ungu menunjukkan adanya kardenolida (glikosida jantung). Untuk penegasan lebih lanjut, fltrat yang lain sebanyak 2 ml dicampur dengan kloroform sebanyak 2 mnl. Lapisan atas diambil dengan pipet. Lapisan bawah ditambah dengan asam 3,5 dinitrobenzoat sebanyak 0,5 ml. Terjadinya warna biru-ungu menunjukkan adanya kardenolida. 8. Identifikasi Saponin Sebanyak 100 mg serbuk simpleks ditambah dengan 10 ml air di dalam tabung reaksi, tutup dan, kocok kuat-kuat selama 30 detik. Biarkan iabung reaksi dalam posisi tegak selama 30 menit. Apabila buih yang berbentuk seperti sarang lebah setinggi kurang lebih 3 cm dari permukaan cairan terbentuk, menunjukkan adanya saponin. Uji lain dilakukan dengan pipa kapiler diameter 1 mm dan panjang 12,5 mm. Larutan hasil pemanasan serbuk simpleks sebanyak 2 g dalam 10 ml air selama 30 menit dan telah disaring, dimasukkan ke dalam pipa kapiler penuh-penuh. Pipa kapiler diletakkan dalam posisi tegak, kemudian cairan dibiarkan mengalir bebas. Tinggi cairan yang tertinggal dibandingkan dengan tinggi air suling yang diperlakukan sarna seperti filtrat. Bila tinggi cairan filtrat setengah atau kurang dari tinggi air suling maka adanya saponin dapat diperhitungkan.

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

4. Adentifikasi Antrakinon. Sebanyak 300 mng serbuk simpleks dididihkan selama 2 menit dengan 10 ml KOH 0,5N dan 1 ml larutan hidrogen peroksida. Setelah dingin, suspensi disaring melalui kapas. Filtrat sebanyak 5 ml ditambah dengan asam asetat sebanyak 10 tetes sampai pH 5 kemudian ditambah toluena sebanyak 10 ml. Lapisan atas sebanyak 5 ml dipindahkan dengan pipet dan dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah KOH 0,5N. Warna merah yang terjadi pada lapisar air (basa) menunjukkan adanya senyawa antrakinon. 5. Identifikasi Senyawa Polifenol Sebanyak 2 g serbuk simpleks dipanaskan dengan air sebanyak 10 ml selama l0 menit diatas penangas air mendidih. Disaring panas-panas, setelah dingin ditambah pereaksi besi (III) klorida febanyak 3 tetes. Terjadinya warna hijau-biru menunjukkan adanya polifenolat. Uji diulang dengan filtrat hasil pendidihan serbuk simpleks dengan etanol 80% selama 10 menit di atas penangas air.

6. Identifikasi Tanin Sebanyak 2 g serbuk simpleks dipanaskan dengan air sebanyak 10 ml selama 30 menit di atas panangas air. Disaring, filtrat sebanyak 5 m1 ditambah dengan natrium klorida 2% sebanyak 1 ml. Bila terjadi suspensi atau endapan, disaring melalui kertas saring. Filtrat kemudian ditambah dengan larutan gelatin 1% sebanyak 5 ml. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya tanin atau zat samak.

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

Alat Yang digunakan : - Kaca pembesar (loup) - Pensil - Kertas Gambar III. CARA PEMERIKSAAN Ambil sedikit contoh yang dapat mewakili (representatif) simplisia yang akan diperiksa. Deskripsikan wujudnya secara umum, dan sebutkan ciri-ciri khas / spesifik yang mungkin dimiliki. Lakukan uji secara organoleptis (warna, bau, dan rasa), jika perlu haksel dapat dirobek, dipatahkan atau dirernuk. IV. TUGAS 1. Gambarlah contoh simplisia yang telah anda periksa sehingga anda dapat mengingatnya. 2. Sebutkan tanaman asal dari simplisia yang anda periksa beserta khasiatnya dalarn pengobatan.

Jurusan Nama MP

: Farmasi : Farmakognosi

Modul ke mulai berlaku

: 01 : 01 September 2005

UNIT 2 MINYAK ATSIRI Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan dengan beberapa sifat, antara lain : sangat mudah menguap apabila dibiarkan pada udara terbuka, memiliki bau khas seperti pada tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna tetapi semakin lama menjadi gelap karena mengalami oksidasi dan pendamaran. Karena sifatnya yang mudah menguap, minyak atsiri sering pula disebut sebagai minyak menguap (volatile oil) atau minyak eteris. Di dalam tumbuhan, minyak atsiri terutama terdistribusi pada daun dan bunga. Berdasarkan kategori familianya, minyak atsiri terakumulasi pada bagian khus...


Similar Free PDFs