PETUNJUK PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN PDF

Title PETUNJUK PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN
Pages 79
File Size 3 MB
File Type PDF
Total Downloads 938
Total Views 1,015

Summary

SEMESTER GENAP T.A 2019/2020 PETUNJUK PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN (KTU 1042 PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN) LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UGM PETUNJUK PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN (KTU 1042 PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN) LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN DEPARTEMEN KONSERVA...


Description

SEMESTER GENAP T.A 2019/2020

PETUNJUK PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN (KTU 1042 PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN)

LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UGM

PETUNJUK PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN (KTU 1042 PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN)

LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2020

~i~

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulisan Petunjuk Praktikum Ekologi Hutan (KTU 1042 Praktikum Ekologi Hutan) dapat diselesaikan dengan lancar. Praktikum ini diselenggarakan secara independen dengan mata kuliah KTU 1041 Ekologi Hutan dan merupakan kegiatan akademik dalam kurikulum Program Studi Kehutanan. Praktikum ini diselenggarakan agar mahasiswa mampu menguasai cara mendeskripsikan vegetasi secara ekologis. Buku ini ditulis untuk membantu mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum tersebut. Saran-saran membangun sangat diharapkan untuk perbaikan buku ini. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Yogyakarta, Juli 2020 Penulis

~ ii ~

TATA TERTIB PRAKTIKUM A. Kehadiran Dalam menghadapi kondisi pandemi COVID-19, pelaksanaan praktikum dilaksanakan melalui daring dan luring. Untuk menunjang proses pembelajaran, praktikan wajib mendaftarkan diri ke eLOK dan masuk pada mata kuliah Praktikum Ekologi Hutan. Penyelenggaraan secara daring dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Sebelum mengikuti kegiatan secara daring, praktikan diwajibkan mencermati video dan bahan pembelajaran serta tugas yang diunggah melalui eLOK. Bahan pembelajaran akan diunggah paling lambat H-2 pelaksanaan daring. 2. Pelaksanaan daring menggunakan platform Webex Meeting/Zoom/Gmeet dengan tautan yang akan diinfokan kemudian. 3. Praktikum dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis pada jam 10.00 – 12.00 WIB (jadwal tentatif dapat dilihat pada Tabel Jadwal). Room meeting akan dibuka 30 menit sebelum praktikum dimulai (09.30 WIB) sehingga diharapkan seluruh praktikan hadir tepat pada waktunya. 4. Pada saat daring berlangsung, setiap praktikan wajib mematikan suara dan video. Suara dan video diaktifkan jika ingin mengajukan pertanyaan dan atau dilakukan proses pemantauan kehadiran oleh Co.Assisten. 5. Praktikan diperbolehkan mengajukan permohonan daring kepada Co.Assisten masing-masing diluar waktu praktikum yang telah ditentukan jika diperlukan. 6. Dalam setiap pertemuan akan dilakukan pretest dan posttest melalui eLOK. Penyelenggaraan secara luring dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

~ iii ~

1. 2.

3.

4.

5.

Praktikan wajib hadir tepat waktu pada jam 07.30 WIB sesuai dengan jadwal masing-masing. Pelaksanaan praktik lapangan ini dilakukan fullday sehingga diharapkan setiap praktikan mempersiapkan segala keperluan pribadi dengan lengkap. Bagi praktikan yang berhalangan hadir pada shiftnya harus segera melapor pada penyelenggara praktikum (Co.Assisten dan atau dosen pengampu) dan membuat surat izin. Bila memungkinkan dapat mengikuti praktik di jadwal lainnya. Berhalangan hadir praktikum yang diperkenankan meliputi, sakit dan terkena musibah. Seluruh praktikan, Co.Assisten, dosen, dan laboran yang mendampingi diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), yang terdiri atas: a. Masker (minimal 3), setiap 4 jam dan atau saat masker sudah basah harap untuk diganti b. Face shield c. Sarung tangan lateks (akan disediakan oleh penyelenggara praktikum) Seluruh praktikan, Co.Assisten, dosen, dan laboran yang mendampingi diwajibkan menerapkan protokol kesehatan, yaitu: a. Protokol kesehatan sebelum berangkat ke kampus 1) Memastikan kondisi badan sehat, dan tidak menunjukan gejala sakit seperti batuk, pilek, demam (suhu > 38 ºC) dan sesak napas. Melaporkan secara jujur kondisi kesehatan, jika kondisi tidak sehat tidak dapat mengikuti praktik lapangan. 2) Mempersiapkan perlengkapan pribadi diantaranya alat tulis, perlengkapan makan dan minum, serta perlengkapan ibadah. 3) Mempersiapkan untuk membawa surat izin beraktivitas di kampus yang dikeluarkan Ditmawa UGM atau Fakultas Kehutanan UGM.

~ iv ~

4) Memakai baju atau kaos berkerah dengan lengan panjang, memakai masker dan face shield bila memungkinkan. 5) Untuk yang berambut panjang wajib menguncir rambut kebelakang. 6) Mengusahakan untuk tidak menggunakan transportasi umum. Bila terpaksa menggunakan transportasi umum maka harus mematuhi protokol di transportasi umum tersebut seperti menjaga jarak, menggunakan masker, menghindari berhadapan langsung dengan penumpang lain, dan sebagainya. Tidak menyentuh benda apapun dan fasilitas umum di dalam transportasi umum dan tidak menyentuh wajah sampai tangan benar-benar bersih. 7) Menghindari penggunaan tangan untuk membuka atau menutup pintu. 8) Mencuci tangan dengan sabun dan atau membasuh tangan dengan hand-sanitizer untuk memastikan kebersihan tangan setelah menyentuh benda apapun. 9) Jika batuk/bersin, lakukan dengan etika yang benar (gunakan siku). b. Protokol kesehatan saat praktik lapangan 1) Wajib melakukan pengecekan suhu badan (setiap datang dan pulang) di gerbang fakultas (di Lobi Gedung D dan C) (akan ditentukan lebih lanjut). 2) Membawa surat izin dari Ditmawa UGM dan surat izin beraktivitas di kampus dari Kantor Akademik Fakultas Kehutanan. 3) Wajib melakukan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau dengan hand-sanitizer yang telah disediakan setelah menyentuh benda apapun. 4) Wajib menggunakan masker dan face shield selama beraktivitas.

~v~

5) Mengisi daftar hadir praktik lapangan secara daring dengan memindai barcode yang telah disediakan atau melalui tautan berikut: https://bit.ly/hadirekhut 6) Wajib menggunakan sarung tangan lateks saat menyentuh alat-alat untuk pengambilan data vegetasi. 7) Menggunakan alat tulis, perlengkapan ibadah, perlengkapan makan dan minum milik pribadi. Dilarang untuk saling meminjamkan perlengkapan tersebut. 8) Menerapkan etika batuk yang benar dan menjaga jarak selama di lapangan, serta tidak berkerumun dan tidak bersalaman. B. Laporan 1. Laporan tiap acara dibuat secara individu dengan diketik dan dikirim/diunggah ke eLOK dan atau ke alamat E-mail masing-masing Co.Assisten dalam format dokumen (Ms. Word) serta melampirkan hasil perhitungan menggunakan Ms. Excel. Laporan tiap latihan/acara dikumpulkan selambat-lambatnya 1 minggu setelah praktikum dilakukan (latihan/acara yang dilaksanakan pada hari Selasa dikumpulkan pada hari Selasa minggu berikutnya sedangkan latihan/acara yang dilaksanakan pada hari Kamis maka dikumpulkan pada hari Kamis minggu berikutnya) pada jam 09.00 WIB. Jika terlambat mengumpulkan laporan maka nilai akan dikurangi 10 poin/hari. 2. Skema susunan laporan untuk setiap acara: a. Judul Latihan b. Tujuan Praktikum c. Dasar Teori d. Alat dan Bahan e. Cara Pelaksanaan f. Hasil Pengamatan g. Pembahasan h. Kesimpulan

~ vi ~

i. Daftar Pustaka Pembahasan hendaknya dibuat berdasarkan hasil pengamatan yang dikaji dengan dasar teori yang terkait dengan topik praktikum. 3. Dalam laporan praktikum, segala dasar teori dan pembahasan harus disertai acuan dan dicantumkan pada daftar pustaka minimal 6 sumber pustaka yang terdiri atas 3 buku (tidak termasuk buku petunjuk praktikum) dan 3 jurnal (5 tahun terakhir, 2015 – 2020). Tidak diperkenankan mengambil acuan dari website dengan sumber yang tidak jelas. Penulisan daftar pustaka secara sistematis adalah sebagai berikut: a. Buku: Nama penulis, tahun terbit, judul buku, edisi ke-, nomor halaman yang dituju (kecuali kalau seluruh buku), nama penerbit, kota penerbit, dan jumlah halaman. Huruf pertama semua kata pokok dalam judul ditulis huruf kapital. b. Majalah, jurnal, prosiding: nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama majalah dengan singkatan resminya, jilid, nomor halaman yang diacu. C. Penilaian 1. Komponen penilaian laporan meliputi: a. Sistematika (judul, pendahuluan, dll.) dan kerapian b. Isi (kebenaran) c. Ketepatan waktu

(5%) (90%) (5%)

2. Penilaian Praktikum Ekologi Hutan dilakukan dengan proporsi nilai sebagai berikut: a. Pretest & posttest : 10% b. Presensi dan keaktifan : 10% c. Laporan : 50% d. Responsi : 30%

~ vii ~

3. Nilai akhir adalah sebagai berikut: Nilai A AA/B B+ B BB/C

Bobot 3.75 - 4 3.5 - 3.75 3.25 - 3.5 3 - 3.25 2.75 – 3 2.5 - 2.75 2.5 - 2.25

Nilai C+ C CC/D D+ D

Bobot 2 - 2.25 1.75 – 2 1.5 - 1.75 1.25 - 1.5 1 - 1.25 0–1

D. Aturan Tambahan 1. Dalam melakukan perhitungan diperkenankan menggunakan Ms. Excel. 2. Pada saat responsi, praktikan wajib hadir tepat waktu dan mengirimkan 1 bendel laporan resmi yang berisi laporan seluruh acara praktikum. Laporan resmi dikirim/diunggah ke eLOK dan atau ke alamat E-mail masing-masing Co.Assisten selambat-lambatnya H1 dari jadwal responsi yang telah ditentukan dalam format pdf.

~ viii ~

JADWAL TENTATIF PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN SEMESTER II T.A 2019/2020

KEGIATAN 1 4 6

AGUSTUS 2 3

MINGGU KESEPTEMBER 4 1 2 3 4

Asistensi praktikum Latihan 1 : Penentuan Luas Kuadrat Tunggal Minimum dengan Species Area Curve Latihan 2 : Analisis Vegetasi Metode Kuadrat 11 Latihan 3: Analisis Vegetasi Metode Kuadran 13 Latihan 4: Pengukuran Diversitas Spesies 18 Latihan 5 : Diagram Profil Hutan 21 Latihan 6: Analisis Vegetasi Metode Line Intercept 25 Pengantar Praktik Pengambilan Data Vegetasi 27 Praktik Pengambilan Data Vegetasi* Responsi* *) Tanggal dapat berubah mengikuti kebijakan dan aturan dari fakultas dan universitas

~ ix ~

10

5

JADWAL PENGUMPULAN TUGAS DAN LAPORAN TIAP LATIHAN Latihan Latihan 1 : Penentuan Luas Kuadrat Tunggal Minimum dengan Species Area Curve Latihan 2 : Analisis Vegetasi Metode Kuadrat Latihan 3: Analisis Vegetasi Metode Kuadran Latihan 4: Pengukuran Diversitas Spesies Latihan 5 : Diagram Profil Hutan Latihan 6: Analisis Vegetasi Metode Line Intercept

Akses eLOK 3 – 13 Agustus

Jadwal (Deadline) Tahun 2020 Hasil Analisis 6 Agustus

Laporan 13 Agustus

8 – 18 Agustus

11 Agustus

18 Agustus

10 – 21 Agustus

13 Agustus

21 Agustus

15 – 25 Agustus 17 – 27 Agustus 22 Agustus – 1 September

18 Agustus 21 Agustus 25 Agustus

25 Agustus 27 Agustus 1 September

Keterangan: 1. Hasil analisis dikirim ke alamat E-mail (sesuai kesepakatan) Co. Assisten masing-masing. 2. Laporan tiap latihan/acara diunggah ke eLOK

~x~

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ............................................................................... Kata Pengantar ............................................................................... Tata Tertib Praktikum ..................................................................... Jadwal Praktikum Ekologi Hutan .................................................... Jadwal Pengumpulan Tugas dan Laporan ...................................... Daftar Isi ...................................................................................... Pendahuluan ...................................................................................

i ii iii ix x xi 1

Latihan 1 Penentuan Luas Kuadrat Tunggal Minimum Dengan Species Area Curve ....................................................... Latihan 2 Analisis Vegetasi Metode Kuadrat ............................... Latihan 3 Analisis Vegetasi Metode Kuadran .............................. Latihan 4 Pengukuran Diversitas Spesies .................................... Latihan 5 Diagram Profil Hutan ................................................... Latihan 6 Analisis Vegetasi Metode Line Intercept ......................

11 20 29 39 46 59

Bahan Bacaan ................................................................................. 66

~ xi ~

PENDAHULUAN Pendeskripsian hutan adalah pekerjaan yang perlu dilakukan dalam suatu pengelolaan hutan. Deskripsi hutan menggambarkan kondisi hutan yang dikelola pada suatu saat. Selain itu, dengan deskripsi hutan, perubahan hutan yang terjadi dari waktu ke waktu dapat dipantau. Gambaran perubahan hutan bermanfaat ketika melakukan proyeksi kondisi hutan ke masa depan dalam pembuatan perencanaan. Praktikum ekologi hutan diarahkan agar mahasiswa mempunyai kemampuan untuk mendeskripsi hutan sebagai vegetasi. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Analisa

vegetasi

adalah

cara

mempelajari

susunan

(komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.

Hutan

merupakan

komponen

habitat

1

terpenting bagi kehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan nmaupun keadaan penutupan tajuknya perlu diukur. Selain itu dalam suatu ekologi hutan satuan yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit/nyata. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Syafei, 1990). Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984; Sundarapandian dan Swamy, 2000).

2

Dalam praktikum ini, komponen vegetasi hutan yang dipelajari hanya komunitas pohon berdiameter ≥ 10 cm dan komunitas tumbuhan bawah. Pohon yang dimaksudkan di sini adalah pohon sebagai bentuk pertumbuhan (growth form), bukan sebagai tingkat pertumbuhan. Pembatasan diameter pohon tersebut

bersifat

subyektif

dengan

pertimbangan

bahwa

komunitas pohon yang tergambarkan dianggap akan mampu menggambarkan hutan dengan baik. Komunitas tumbuhan bawah mencakup semak dan herba. 1.

Ukuran Sampel

Dalam buku teks ekologis, petak ukur dinyatakan dengan istilah kuadrat (quadrat). Petak ukur adalah satuan sampling dalam suatu pengambilan sampel. Ukuran sampel sama dengan jumlah petak ukur jika digunakan lebih dari satu petak ukur atau sama dengan luas petak ukur jika digunakan petak ukur tunggal. Pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran sampel yang mewakili suatu komunitas tumbuhan adalah menggunakan species area curve. Species area curve adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara luas petak ukur atau luas kuadrat dan jumlah spesies kumulatif. Cara mendapatkan kurva tersebut dapat bervariasi. Dalam praktikum ini, metode species area curve (Latihan 1) diselenggarakan untuk mempelajari cara mendapatkan ukuran petak ukur tunggal yang mewakili dari komposisi spesies dalam suatu wilayah. Di samping itu, pendekatan species area curve juga digunakan untuk menentukan jumlah satuan sampling dalam analisis vegetasi.

3

2. Deskripsi Komunitas Tumbuhan dengan Struktur Kuantitatif Struktur kuantitatif hutan digambarkan berdasarkan spesies pohon penyusun hutan dan masing-masing nilai pentingnya. Dalam praktikum ini dikenalkan dua metode analisis vegetasi yaitu metode kuadrat (Latihan 2) dan kuadran (Latihan 3). Struktur kuantitatif menggambarkan urutan kontribusi tiap spesies dalam suatu komunitas. Dalam praktikum, struktur kuantitatif hutan menggambarkan urutan kontribusi tiap spesies dalam suatu komunitas pohon. Dengan asumsi bahwa kerapatan, dominansi, dan frekuensi dibobot sama, urutan nilai penting mencerminkan urutan kontribusi tiap spesies yang mempertimbangkan unsur jumlah, ukuran, dan distribusi. Artinya, spesies dengan nilai penting tertinggi berkontribusi paling besar dalam proses ekologis yang terjadi. Berikut dijelaskan masing-masing unsur tersebut: 1. Jumlah individu Jumlah individu suatu spesies pada suatu saat menggambarkan durasi kontribusi spesies tersebut dalam suatu komunitas secara tidak langsung. Pertama, populasi suatu spesies yang berukuran besar (jumlah individu banyak) cenderung mampu bertahan relatif lebih lama karena mempunyai peluang kepunahan lokal yang lebih kecil. Spesies yang berada di suatu komunitas dalam jangka waktu yang panjang mempunyai kontribusi lebih lama daripada yang hidup hanya sebentar saja sehingga kontribusinya dalam komunitas tersebut juga akan menjadi lebih besar. Kedua, spesies yang berjumlah individu

4

besar mengindikasikan bahwa spesies tersebut sudah lama berada di situ karena pertumbuhan populasi yang relatif lama akan menghasilkan jumlah individu yang besar. Jadi, jumlah individu yang besar mengindikasikan kontribusi yang besar dari segi durasi dan peluang kelanjutannya pada masa mendatang. 2. Ukuran individu Populasi suatu spesies yang mempunyai individu-individu berukuran besar berkontribusi lebih besar dalam siklus hara, aliran energi, dan proses-proses lainnya dibanding yang mempunyai individu-individu berukuran kecil. Sebenarnya, jumlah individu juga mengindikasikan kontribusi dalam siklus hara, aliran energi, dan proses-proses lainnya. Akan tetapi, berhubung

ukuran

individu

dan

jumlah

individu

dipertimbangkan bersama-sama, hanya ukuran saja yang dinilai berkontribusi dalam proses-proses tersebut. Sebagai ilustrasi, satu pohon yang besar akan mempunyai kemampuan menangkap energi matahari lebih besar daripada yang kecil. Atau, kemampuan menangkap energi matahari 5 pohon kecil dapat setara dengan 1 pohon yang lebih besar. 3. Distribusi individu Spesies yang berdistribusi luas akan memengaruhi banyak tempat dalam suatu kawasan. Dengan demikian, kontribusinya lebih besar jika ditinjau dari cakupan wilayahnya dibanding spesies yang hanya di lokasi tertentu.

5

4. Urutan kuantitas Urutan kuantitas spesies juga dapat diinterpretasikan sebagai urutan dominasi. Artinya, spesies dengan nilai kuantitas terbesar dapat dianggap sebagai spesies paling dominan. 5. Jumlah variabel Dalam menafsirkan struktur kuantitatif yang mencakup lebih dari satu variabel, tiap variabel dapat ditafsirkan secara sendirisendiri dan dapat pula hanya menafsirkan variabel hasil penggabungan variabel-variabel yang lain. Dengan demikian, mungkin akan ada struktur kuantitatif berdasarkan kerapatan, kerapatan relatif, dominansi, dominansi relatif, frekuensi, frekuensi relatif, atau nilai penting. 6. Nilai relatif Nilai relatif suatu variabel perlu mendapatkan perhatian tersendiri. Sebagai angka relatif, nilainya tidak tepat jika dibandingkan dengan angka relatif yang...


Similar Free PDFs