PETUNJUK PRAKTIKUM FLEBOTOMI PDF

Title PETUNJUK PRAKTIKUM FLEBOTOMI
Author Elis Anitafarida
Pages 25
File Size 1.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 136
Total Views 566

Summary

PETUNJUK PRAKTIKUM FLEBOTOMI Penyusun : Elis Anita Farida,S.Kep.,Ns.,MM PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS ANWAR MEDIKA SIDOARJO 2017 KATA PENGANTAR Praktikum Flebotomi secara garis besar memuat tentang teknik-teknik flebotomi atau pengumpulan bahan spesimen. Flebot...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PETUNJUK PRAKTIKUM FLEBOTOMI elis anitafarida

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Modul Prakt ikum Biologi Dasar Dan Perkembangan II 2015-2016 Dewi Rat na Sulist ina

LAPORAN PRAKT IK KERJA LAPANGAN DI LABORAT ORIUM T LM SMK KESEHATAN BHAKT I KENCANA SU… Tasa Hafizhat il LABORAT ORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI cynt hia frans

PETUNJUK PRAKTIKUM FLEBOTOMI

Penyusun : Elis Anita Farida,S.Kep.,Ns.,MM

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS ANWAR MEDIKA SIDOARJO 2017

KATA PENGANTAR Praktikum Flebotomi secara garis besar memuat tentang teknik-teknik flebotomi atau pengumpulan bahan spesimen. Flebotomi sendiri merupakan keahlian khusus dalam mengumpulkan darah, di Indonesia yang dapat melakukan flebotomi adalah petugas medis (Ahli Teknologi Laboratorium Medik, Bidan, Perawat, dan Dokter). Buku Petunjuk Flebotomi ini disusun untuk kalangan terbatas, yaitu hanya untuk mahasiswa DIII Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Anwar Medika Sidoarjo. Buku Petunjuk Praktikum Flebotomi memuat topik-topik yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan fasilitas laboratorium yang ada tanpa mengurangi kompetensi yang diharapkan untuk menjadi Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM). Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Flebotomi yakni agar Mahasiswa mampu terlatih untuk mengambil darah pasien untuk uji klinis atau medis, transfusi, donasi, atau penelitian. Akhir kata, semoga buku petunjuk praktikum ini bermanfaat bagi mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Kemampuan dan keterbatasan waktu penulis membuat buku ini belum sepenuhnya sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis untuk kesempurnaan buku ini. Sidoarjo, 27 Februari 2017

Elis Anita Farida,S.Kep.,Ns.,MM

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Tata Tertib Praktikum Tata Tertib Laboratorium Kartu Praktikum Kartu Kerusakan Alat Sistematika Penulisan Laporan FLEBOTOMI Praktikum I : Keselamatan Praktikum II : Pungsi Vena Praktikum III : Prosedur OGTT untuk DIABETES MELITUS Praktikum IV : Prosedur Pungsi Dermal

Halaman ii iii iv v vi v viii

TATA TERTIB PRAKTIKUM 1.

Semua aktifitas praktikum di laboratorium dibawah koordinasi dan tanggung jawab pengampu mata kuliah. 2. Dosen, instruktur, dan praktikan harus menggunakan jas laboratorium selama bekerja di laboratorium. 3. Praktikan tidak diperkenankan melakukan praktikum tanpa didampingi oleh dosen pengampu atau instruktur praktikum. 4. Praktikum terdiri dari beberapa materi. Praktikan yang berhalangan hadir (dikarenakan sakit) harus melapor ke dosen pengampu dengan membawa surat keterangan sakit dari dokter, selambat-lambatnya 1 minggu setelah acara praktikum tersebut. Setelah 1 minggu tidak ada laporan dari praktikan, maka praktikum pengganti ditiadakan dan nilai akhir praktikum merupakan rerata dari depalan praktikum. 5. Praktikan harus mengikuti ujian praktikum. 6. Praktikan harus memperoleh nilai minimal 70 pada pretes untuk dapat mengikuti praktikum. 7. Praktikum harus dilaksanakan dengan suasana tertib, tenang dan mengikuti peraturan laboratorium yang berlaku. 8. Kebersihan awal dan akhir laboratorium merupakan tanggung jawab praktikan. 9. Kerusakan alat yang dikarenakan kelalaian praktikan menjadi tanggung jawab praktikan sendiri. 10. Praktikan harus menjaga kesehatan agar dapat mengikuti semua acara praktikum dengan baik dan tertib.

Sidoarjo, 27 Februari 2017 Mengetahui Dosen Flebotomi

Elis Anita Farida,S.Kep.,Ns.,MM

TATA TERTIB LABORATORIUM Selama bekerja di dalam laboratorium, hendaknya saudara mematuhi peraturan-peraturan berikut: 1. Jangan merokok, makan, atau minum di laboratorium. 2. Letakkan tas dan lain-lain yang tidak diperlukan di tempat yang tersedia, jangan sekali-kali meletakkannya di atas meja kerja di laboratorium. 3. Kenakan jas laboratorium yang bersih dan rapi selama bekerja untuk melindungi diri dari kontaminasi yang tidak disengaja dan pakaian dari zat kimia. 4. Cuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah kegiatan laboratorium. Lakukan hal yang sama bila anda meninggalkan laboratorium untuk pergi ke kamar kecil. 5. Seka meja kerja dengan desinfektan (alkohol 70%) sebelum dan sesudah kegiatan laboratorium. 6. Hindari menyentuh mulut, hidung, dan telinga dengan tangan selama bekerja di laboratorium. 7. Jangan membawa keluar apapun dari ruangan laboratorium tanpa ijin dari dosen pengampu/asisten. 8. Matikan alat pada waktu tidak digunakan. 9. Letakkan alat yang tidak diperlukan lagi serta bahan-bahan bekas pakai dalam tempat khusus yang disediakan. Jangan sekali-kali membuang ke tempat sampah atau tempat cuci. 10. Laporkan setiap kejadian yang tidak dikehendaki kepada staf pengajar atau asisten yang bertugas 11. Buang sampah ditempat yang disediakan. 12. Sebelum meninggalkan laboratorium : a. Seka meja kerja dengan desinfektan dan cuci tangan dengan sabun b. Periksa kembali: alat-alat yang hendaknya telah anda matikan. c. Tata alat-alat ke tempatnya semula sebagaimana anda temukan ketika memulai. d. Jangan lupa menandatangani buku pemakaian alat

STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA DIII ANALIS KESEHATAN KARTU PRAKTIKUM NAMA NIM SEMESTER NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

: : :

TGL

MATERI

P

K

L

PARAF

NILAI AKHIR = PRETES (P)+ KERJA (K)+ LAPORAN (L) + UJIAN AKHIR PRAKTIK (UAP) (15%) (25%) (25%) (35%)

NILAI AKHIR: ANGKA

HURUF

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah Flebotomi

Elis Anita Farida,S.Kep.,Ns.,MM

KARTU KERUSAKAN ALAT NAMA : NIM : NO. MATERI PRAKTIKUM

NAMA ALAT

KETERANGAN

PRAKTIKUM 1 KESELAMATAN A.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu melakukan Pedoman Mencuci Tangan Menurut CDC, Penggunaan Pembersih Berbahan Alkohol, Penggunaan APD B.

TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu melakukan sesuai tahapannya

prosedur

keselamatan

C. DASAR TEORI Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budayanya. Menurut Budiono (2003) keselamatan kerja merupakan ilmu dan penerapan yang terkait dengan mesin, alat, bahan dan proses kerja guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan seluruh aset produksi agar terhindar dari kecelakaan kerja atau kerugian lainya. Masalah keselamatan kerja merupakan suatu hal yang penting, karenanya dengan lingkungan kerja yang aman, tenang dan tentram maka orang yang bekerja akan bersemangat dan dapat bekerja secara baik sehingga hasil kerjanya memuaskan. Perlindungan tenaga kerja meliputi berbagai aspek dan salah satunya yaitu perlindungan keselamatan, perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produktivitas. Triyusliyanti (2007:245) menyatakan bahwa “ Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan “. Keselamatan kerja sangat penting dalam sebuah instansi terutama pada bagian yang bersinggungan langsung dengan pekerjaan yang mengandung resiko tinggi karena berhubungan langsung pada alat – alat yang mungkin dapat membahayakan keselamatan kerja.

D. -

Alat dan Bahan Bahan: Air Sabun Pembersih Berbahan Alkohol Tisu/ Handuk Kertas

Alat: - Pakaian (gown) - Masker - Kacamata (google) - Respirator N95 E.

Prosedur Kerja

Higiene Tangan Pedoman Mencuci Tangan menurut CDC (Center for

Disease Control)   

Basahi tangan dengan air mengalir Ambil sabun cair Gosokkan kedua tangan untuk membentuk busa, membuat gesekan dan melepas debris  Cuci tangan secara menyeluruh selama minimal 20 detik; pastikan sela-sela jari, dibawah kuku, dibawah cincin dan sekitar ibu jari dan pergelangan tangan  Bilas tangan ke arah bawah untuk mencegah kontaminasi ulang  Ambil handuk kertas dari tempat persediaan  Keringkan tangan dengan handuk kertas yang tersedia  Matikan kran dengan tisu bersih untuk mencegah kontaminasi ulang WASPADA : Center for Disease Control and Prevention (CDC) melarang penggunaan kuku palsu saat merawat pasien. Rujuk protokol rumah sakit

6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO 1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3.

Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5.

Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

Penggunaan Pembersih Berbahan Alkohol Pembersih berbahan alkohol dapat digunakan saat tangan terlihat tidak terkontaminasi.  Taruh pembersih pada telapak salah satu tangan  Gosok kedua tangan dan bersihkan seluruh area yang ingin dibersihkan termasuk sela-sela jari dan ibu jari  Terus gosok hingga alkohol mengering WASPADA : Pembersih berbahan alkohol tidak direkomendasikan setelah kontak dengan bakteri pembentuk spora termasuk spesies Clostridiumdifficile dan Bacillus Memakai APD Langkah 1. Kenakan pakaian dan ikatkan pada leher dan pinggang Langkah 2. Pakai masker, tepat menutupi hidung dan mulut, lalu kencangkan Langkah 3. Pakai kacamata Langkah 4. Kenakan sarung tangan lalu masukkan ujung lengan pakaian kedalam sarung tangan Lepaskan APD mulai dari yang paling terkontaminasi hingga ke yang paling sedikit terkontaminasi Langkah 1. Lepaskan dan buang sarung tangan:  Dengan menggunakan salah satu tangan yang bersarung tangan , lepaskan sarung tangan pertama(dari pergelangan tangan ke arah bawah) sehingga sarung tangan pertama lepas dengan bagian dalamnya dipegang oleh tangan yang masih bersarung tangan.  Sisipkan jari yang sudah tidak bersarung tangan ke bagian dalam sarung tangan di tangan yang lain  Lepaskan sarung tangan tanpa menyentuh bagian luarnya

 Taruh kedua sarung tangan pada tempatnya Langkah 2. Buka ikatan pakaian dan lepaskan pakaian hanya dengan menyentuh bagian dalamnya. Taruh pakaian tersebut pada tempatnya. Langkah 3. Lepaskan masker hanya dengan menyentuh tali atau pita. Buang masker. F.

Hasil

Foto hasil praktikum PRAKTIKUM 2 PUNGSI VENA (Pengambilan Sampel Darah/Plebotomi) A.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu melakukan prosedur Identifikasi Pasien, Melakukan Prosedur Penggunaan Torniket, Melakukan Palpasi Vena, Memfiksasi Vena, Pungsi Vena menggunakan ETS, Spuit dan Set Pengambil Darah Bersayap B. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu melakukukan prosedur dengan baik dan benar C.

DASAR TEORI Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong (“cutting”). Dulu dikenal istilah venasectie(Bld), venesection atau venisection(Ing). Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan representative dengan menggunakan spuit. D.

ALAT DAN BAHAN  Lembar Permintaan  Tabung  Sarung Tangan

        

Torniket Kapas Alkohol 70% Jarum suntik Spuit Kain kasa 5x5cm Wadah limbah benda tajam Label Tabung Pulpen permanen

E.

PROSEDUR KERJA • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Ambil dan periksa lembar permintaan Beri salam pada pasien dan beri tahu prosedur yang akan dilakukan Identifikasi pasien dengan menggunakan dua pengidentifikasi Pilih tabung yang tepat dan alat pungsi untuk prosedur Bersihkan tangan Kenakan sarung tangan Posisikan lengan pasien dan pasang torniket Minta pasien untuk menggenggam dan pilih bagian pungsi vena dengan mempalpasi Lepaskan torniket Bersihkan tempat pungsit Pasang peralatan Pasang lagi torniket Lepaskan penutup jarum dan periksa jarum Pastikan arah vena di bawah tempat pungsi Tusukkan jarum dengan sudut kemiringan ke atas Dorong tabung pemindah secara menyeluruh ke dalam pegangan Kumpulkan spesimen dengan urutan pengambilan yang tepat Bolak-balikkan spesimen dengan perlahan tiga hingga delapan kali segera setelah pengambilan darah Minta pasien untuk membuka genggaman tangannya Lepaskan torniket dalam waktu 1 menit Tempatkan kasa diatas jarum, lepaskan jarum, dan berikan tekanan Aktifkan alat keamanan jarum Buang jarum ke wadah limbah benda tajam Beri label tabung dan validasikan dengan pasien atau gelang identitas

• •

• • • • F.

Periksa bagian pungsi pasien dan berikan perban Siapkan sampel dan lembar permintaan untuk dipindahkan ke laboratorium, perhatikan juga instruksi penanganan khusus Buang bahan yang sudah digunakan Lepaskan sarung tangan Bersihkan tangan Terima kasih pada pasien HASIL

Foto proses dan foto specimen dalam tabung

PRAKTIKUM 3 PROSEDUR OGTT UNTUK DIABETES MELITUS A.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu melakukan prosedur penanganan khusus dengan baik dan benar B. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu melakukan penanganan khusus dalam prosedur OGTT untuk Diabetes Melitus C.

DASAR TEORI Diabetes Melitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Penderita DM mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini, yaitu retinopati (bisa menyebabkan kebutaan), gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa menyebabkan stroke), gangren, dan penyakit arteria koronaria (Coronary artery disease). Prevalensi DM sulit ditentukan karena standar penetapan diagnosisnya berbeda-beda. Berdasarkan kriteria American

Diabetes Association (ADA), sekitar 10,2 juta orang di Amerika Serikat (AS) menderita DM dan yang tidak terdiagnosis sekitar 5,4 juta. Dengan demikian, diperkirakan lebih dari 15 juta orang di AS menderita DM. Sementara itu, di Indonesia prevalensi DM sebesar 1,5-2,3% penduduk usia >15 tahun, bahkan di daerah Manado prevalensi DM sebesar 6,1%. Pemeriksaan laboratorium bagi penderita DM diperlukan untuk menegakkan diagnosis serta memonitor Tx dan timbulnya komplikasi spesifik akibat penyakit. Dengan demikian, perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah komplikasi.

D.

ALAT DAN BAHAN  Lembar Permintaan  Larutan Glukosa yang diminta pada lembar permintaan  Sarung Tangan  Torniket  Alkohol pad  Pegangan tabung pemindah dan jarum  Tabung pemindah WASPADA: Tipe tabung pemindah yang digunakan untuk pengambilan darah OGTT harus konsisten  Kasa 5x5cm  Wadah limbah benda tajam  Pulpen permanen  Perban  Kantong biohazard WASPADA: Kumpulkan sampel darah yang tidak akan diperiksa hingga akhir OGTT pada tabung stopper berwarna abu-abu WASPADA: Gunakan secara konsisten pungsi vena atau pungsi dermal karena nilai glukosa berbeda antara kedua jenis darah. Sampel darah vena lebih diutamakan

E.

F.

PROSEDUR KERJA 1. Ambil dan periksa lembar permintaan 2. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3. Pastikan bahwa pasien sudah puasa selama 12jam dan tidak lebih dari 16jam 4. Ambil dan periksa sampel glukosa puasa 5. Minta pasien untuk minum seluruh larutan glukosa dalam waktu 5menit. WASPADA : Amati perubahan pada kondisi pasien seperti limbung yang dapat menunjukkan reaksi terhadap glukosa. Laporkan setiap perubahan kepada supervisor 6. Mulai hitung waktu pengambilan sampel ketika pasien selesai minum larutan glukosa: - Untuk pasien rawat jalan berikan salinan jadwal dan instruksikan pasien untuk terus puasa, minum air putih, dan tetap berada di bagian pengambilan darah. - Untuk pasien rawat inap simpan salinan jadwal dan kunjungi pasien untuk mengambil specimen di waktu tertentu. WASPADA: Jika terjadi muntah, laporkan waktu muntahnya ke supervisor dan hubungi penyedia perawatan kesehatan untuk mengetahui apakah pemeriksaan diteruskan. Muntah diawal prosedur pengambilan sampel sangat penting dan pada kebanyakan situasi menyebabkan GTT dihentikan 7. Beri label pada tabung dengan urutan sampel sesuai dengan urutan pemeriksaan, seperti 1 jam, 2 jam atau 3 jam HASIL

Foto proses dan foto specimen dalam tabung

PRAKTIKUM 4 PROSEDUR PUNGSI DERMAL A.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu melakukan prosedur pungsi dermal dengan baik dan benar B. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu mendapatkan sampel darah dari prosedur pungsi dermal C.

DASAR TEORI Pungsi dermal adalah metode pilihan untuk mengumpulkan darah dari bayi dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun dan orang dewasa yang memiliki vena yang rapuh atau tidak dapat dipasang pungsi vena D.

ALAT DAN BAHAN  Lembar permintaan  Sarung tangan  70% isopropyl alcohol pad  Alat pungsi jari atau tumit  Kasa 5x5cm  Alat penghangat  Wadah sampah benda tajam  Pulpen permanen  Perban  Kantong biohazard  Wadah penampung mikro atau tabung kapiler

WASPADA: Wadah penampung mikro diberi kode dengan warna untuk menyesuaikannya dengan warna tabung pemindah dan termasuk wadah kuning sawo untuk pemeriksaan analit yang sensitif cahaya

E.

Prosedur Kerja

Ambil dan periksa lembar permintaan, periksa kelengkapannya, tanggal dan waktu penampung sampel dan prioritas 1. Beri salam pada pasien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Identifikasi pasien dengan menggunakan dua pengidentifikasi. Minta orang tua atau pemberi asuhan untuk mengidentifikasi bayi atau anak atau membandingkan gelang identitas dengan lembar permintaan 3. Verifikasi kepatuhan terhadap diet dan pembatasan obat 4. Tanyakan tentang alergi lateks dan masalah pengumpulan darah sebelumnya 5. Beri posisi pasien: - Untuk heelstick, baringkan bayi dengan kaki lebih rendah dari tubuh - Untuk fingerstick, posisikan lengan pasien pada permukaan yang keras dengan telapak tangan menghadap keatas dan jari menunjuk kearah bawah

6. Pilih peralatan yang tepat sesuai dengan usia pasien, jenis pemeriksaan yang diminta dan jumlah darah yang dikumpulkan WASPADA: Ikuti petunjuk pabrik untuk pemilihan alat pungsi. Jenis alat yang digunakan berdasarkan pada usia pasien, jumlah darah yang diperlukan, bagian pengumpulan darah, dan kedalaman pungsi 7. Bersihkan tangan dengan menggunakan teknik yang tepat 8. Kenakan sarung tangan dan kenakan pakaian ( gawn) jika diperlukan oleh kamar anak-anak WASPADA: Matikan lampu ultraviolet (bililight) ketika mengambil specimen untuk uji bilirubin neonatus 9. Pilih bagian pungsi vena 10. Untuk aliran darah yang optimal, hangatkan area yang harus dilakukan pungsi dengan: - Menaruh handuk yang sudah dilembapkan dengan air hangat (42 derajat celcius) pada bagian pungsi (biarkan bagian ini mongering sebelum dilakukan pungsi) atau - Mengaktifkan alat penghangat dan tempelkan pada bagian pungsi selama 3-5 menit 11. Bersihkan bagian pungsi dengan 70% isopropyl alcohol dan biarkan mongering 12. Persiapkan lanset dengan melepaskan alat pengunci lanset 13. Buka penutup wadah pengumpul barang mikro 14. Pegang dan posisikan area yang akan dilakukan pungsi : - Untuk heelstick, pegang tumit dengan jari telunjuk disekitar lengkungan tumit, ibu jari dibawah tumit dan jari lainnya diatas kaki - Untuk fingerstick, pegang jari antara ibu jari dan jari telunjuk yang tidak dominan, dengan permukaan telapak tangan menghadap keatas dan jari mengarah ke arah bawah

15. Tempatkan lanset dengan tepat pada area jari yang berdaging atau tumit tegak lurus dengan sidik jari atau sidik jari tumit 16. Tekan pemicu lanset 17. Buang lanset dalam wadah limbah benda tajam yang...


Similar Free PDFs