PKM AI Anafi dkk PDF

Title PKM AI Anafi dkk
Pages 24
File Size 214.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 202
Total Views 951

Summary

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ANALISIS HASIL KULIAH KERJA NYATA TERHADAP USAHA PENGEMBANGAN HOME INDUSTRY PANGAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DI DESA TAMBAKMERANG BIDANG KEGIATAN: PKM-AI Diusulkan oleh: ANAFI NUR ‘AINI (K2312006/2012) ANAM LUTFI (F0111005/2011) BETA AL...


Description

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ANALISIS HASIL KULIAH KERJA NYATA TERHADAP USAHA PENGEMBANGAN HOME INDUSTRY PANGAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DI DESA TAMBAKMERANG

BIDANG KEGIATAN: PKM-AI

Diusulkan oleh:

ANAFI NUR ‘AINI

(K2312006/2012)

ANAM LUTFI

(F0111005/2011)

BETA ALFISYAHRI PUTRI

(H0910022/2010)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 i

PENGESAHAN USULAN PKM-ARTIKEL ILMIAH : Analisis Hasil Kuliah Kerja

1. Judul Kegiatan

Nyata Terhadap Usaha Pengembangan Home Industry Pangan dalam Rangka Meningkatkan Perekonomian di Desa Tambakmerang 2. Bidang Kegiatan 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas e. Alamat Rumah dan No Tel/HP

: PKM-AI : Anafi Nur ‘Aini : K2312006 : Pendidikan Fisika : Universitas Sebelas Maret : Ngulu Wetan, Pracimantoro, Wonogiri/ 08995225753 : [email protected] : 2 orang

f. Alamat email 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis 5. Dosen Pembimbing a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIDN c. Alamat Rumah dan No.HP

: Lita Rahmasari, S.Si.,M.Sc : 0007078007 : Nanggulan RT 14/19 No 27, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta/ 085729817575

6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti b. Sumber lain 7. Jangka Waktu Pelaksanaan

: Rp 3.000.000,: Rp. : 1,5 bulan Surakarta, 27 Maret 2014

Menyetujui Ketua Jurusan

Ketua Pelaksana Kegiatan

Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D

Anafi Nur ‘Aini NIM.K2312006

NIP 19670802 200012 1 001

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

Dosen Pembimbing

Lita Rahmasari, S.Si.,M.Sc NIP. 19800707 201012 2 001 ii

1

ANALISIS HASIL KULIAH KERJA NYATA TERHADAP USAHA PENGEMBANGAN HOME INDUSTRY PANGAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DI DESA TAMBAKMERANG Anafi Nur ‘Aini1, Anam Lutfi2, Beta Alfisyahri Putri3 Pendidikan Fisika1, Ekonomi Pembangunan2, Ilmu Teknologi Pangan3 Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRACT Community Development Participation is one of way for students to give contribution to the people. Students are required to be sensitive to the problems that exist around and in the same time, student have to look for the right solution . In 2013 Sebelas Maret University has been restared this Community Development Participation after more than one decade had stopped. One of the target location was Tambakmerang village, Girimarto, Wonogiri districts . The team in this village focused on the development of food home industry with huge potential to help improve the economy of the village . After doing survey of the place , interviewed , seen the production process , the results showed that there were 10 existing food home industry that have the same problem , such as product quality , financial management , and marketing . In order to overcome these problem the team organized four programs. The main programs are extension food and motivation training , PIRT assistance , training for innovation food products based on mocaf flour , and business management training and product packaging . The existence of the team is giving a lot of changes , such there were the PIRT certificate for 10 home industry in the village , accompanied by the packaging and labeling so that product has better quality, the existence of financial management , and the peoples began to innovate with flour mocaf. Keyword:Community Development Participation, Home Industry, Tambakmerang ABSTRAK Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi salah satu jalan bagi mahasiswa untuk melakukan pengabdian masyarakat. Mahasiswa dituntut untuk peka terhadap permasalahan yang ada disekitar sekaligus mencari solusi yang tepat. Tahun 2013 Universitas Sebelas Maret memulai kembali kegiatan KKN setelah lebih dari satu dekade vakum. Salah satu lokasi sasarannya yaitu desa Tambakmerang kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri. Tim KKN di desa ini fokus terhadap pengembangan home industry pangan yang sangat potensial untuk membantu meningkatkan perekonomian desa. Setelah melakukan survey tempat, wawancara, serta melihat proses produksi, diperoleh hasil bahwa sebanyak 10 home industry pangan yang ada memiliki kendala yang sama, seperti kualitas produk, manajemen keuangan, serta pemasaran. Untuk mengatasi kendala tersebut tim KKN menyelenggarakan empat program antara lain, Pelatihan Penyuluhan Pangan dan Motivasi Usaha

2

Berkelompok, Pendampingan Proses Pembuatan izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), Pelatihan Inovasi Produk Pangan Berbasis Tepung Mocaf, serta Pelatihan Manajemen Usaha dan Pelatihan Pengemasan Produk. Adanya KKN ini memberikan banyak perubahan, antara lain, diterbitkannya izin PIRT bagi 10 home industry di desa tersebut, diiringi dengan pengemasan dan pelabelan sehingga kualitas produk lebih baik, adanya manajemen keuangan, serta masyarakat yang mulai berinovasi dengan tepung mocaf. Kata Kunci : Kuliah Kerja Nyata, Home Industri, Tambakmerang. PENDAHULUAN Universitas Sebelas Maret sebagai salah satu perguruan tinggi mengemban amanah Tri Dharma Perguruan Tinggi dimana salah satu yang harus dilaksanakan yaitu pengabdian masyarakat. Selain sebagai pemenuhan tuntutan, kegiatan ini juga berfungsi sebagai aplikasi dari disiplin ilmu yang telah di peroleh di bangku kuliah. Salah satu program yang memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan pengabdian yakni dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Tahun

2013

menjadi

tahun

perdana

bagi

UNS

untuk

kembali

menyelenggarakan setelah 14 tahun program tersebut berhenti.1 Sebanyak 42 mahasiswa disebarkan di lima daerah, yaitu Sragen, Surakarta, Boyolali, Klaten, dan Wonogiri. Untuk wilayah Wonogiri, tim KKN diterjunkan di desa Tambakmerang, kecamatan Girimarto. Desa Tambakmerang merupakan sebuah desa yang terletak 17 km dari Kota Wonogiri dan memiliki luas wilayah mencapai 218 kilometer persegi, terdiri dari lahan basah, lahan kering dan pemukiman. Desa ini berpenduduk 950 jiwa yang tersebar dalam 9 dusun, diantaranya dusun Geneng, Dusun Tambak Kulon, Dusun Tambak Wetan, Dusun Tambakmerang, Dusun Tadahan, Dusun Dondong, Dusun Selokerto, Dusun Gondang Legi, dan Dusun Kali Gading. Sebagian besar masyarakatnya bermata pencahariaan petani meskipun ada beberapa yang bermata pencaharian pedagang, pegawai, dan wirausaha. Bidang usaha yang digeluti masyarakat desa ini yaitu makanan ringan, diataranya, ampyang, keripik, sarang madu, rambak, dan rempeyek. Namun, 1

http://www.tempo.co/read/news/2013/08/22/079506322/Setelah-14-Tahuni-UNS-SoloKembali-KKN

3

keadaan dilapangan menunjukkan bahwa wirausaha tersebut masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi kualitas produk, keamanan pangan, serta pengemasan. Hal tersebut berdampak pada sektor pemasaran, dimana produkproduk tersebut hanya beredar di pasar lokal. Mengamati kondisi tersebut, mahasiswa UNS diterjunkan ke desa tersebut guna mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu guna membantu menyelesaikan permasalahan

yang

ada

di

Tembakmerang,

khususnya

dalam

lingkup

pengembangan home industry pangan. TUJUAN Kegiatan Kuliah Kerja Nyata di desa Tambakmerang ini bertujuan untuk melakukan ekplorasi home industry pangan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang ada. Selanjutnya, tim KKN melakukan tindakan guna menyelesaikan permasalahan tersebut dalam

upaya untuk meningkatkan

perekonomian desa Tambakmerang

METODE Kegiatan KKN dilaksanakan selama 40 hari di desa Tambakmerang kecamatan Girimarto dengan

tema yang diberikan UPKKN yaitu Ekonomi

Kerakyatan. Pemberdayaan yang dilakukan dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek, dimana masyarakat diposisikan sebagai narasumber dan agen yang diajak untuk bertindak (Cholisin, 2011). Sementara itu tim KKN bertindak sebagai pemandu yang memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengungkapkan informasi dan pendapatnya serta sebagai fasilitator memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mendominasi kegiatan. (Tim Pusbang KKNM dan PKM, 2013). Metode yang kami gunakan yaitu dengan metode pendekatan perorangan dan kelompok (Yunasaf dan Darwis, 2011). Metode pendekatan perorangan kami lakukan dengan terjun langsung setiap warga yang memiliki home industry guna melakukan survey dan eksplorasi kondisi untuk kemudian dilakukan penyusunan program yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat desa tersebut. Kami melakukan wawancara terhadap pemilik usaha, melihat proses produksi, hingga produk jadinya. Setelah melakukan survey, kami memetakan masalah yang ada, sehingga lebih mudah

4

dalam menentukan tindakan atau program yang harus kami ambil untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Setelah menyusun program, kami melakukan sosialisasi program guna membantu memudahkan tim KKN untuk merealisasikan program. Langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan program yang dilakukan dengan pendekatan kelompok dan perorangan. Pendekatan massal dilakukan pada program pelatihan bagi pemilik home industry yang dilaksanakan secara bersama di Balai desa. Sementara, pendekatan perseorangan kami lakukan dalam program pendampingan izin PIRT. Pelaksanaan program berlangsung secara bertahap dengan bantuan dari perangkat desa, Dinas Kesahatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri, Kantor Pelayanan

Perizinan

Terpadu

(KPPT)

serta

warga

masyarakat

desa

Tambakmerang. Ketika pelaksanaan program telah selesai, kami melakukan evaluasi guna mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dalam menjalankan program.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil survey terhadap UKM di desa Tambakmerang ditemukan terdapat 10 UKM dengan kondisi sebagai berikut: 1.

UKM: Rambak dan Keripik Enthik Madina (Bapak Waryatno) Alamat: RT02/RW04 Dusun Dondong, Tambakmerang, Girimarto

2.

UKM : Sarang Madu “Neylul Muna” (Ibu Sholikah) Alamat : Dusun Gondanglegi RT01/RW02, Tambakmerang, Girimarto

3.

UKM : Ampyang ‘Barokah’ (Ibu Sadikem) Alamat : Dusun Dondong RT02/RW04, Desa Tambakmerang, Girimarto

4.

UKM : Roti Kering (Ibu Kasmini) Alamat : Dusun Dondong RT02/RW04, Desa Tambakmerang, Girimarto

5.

UKM : Ampyang (Ibu Zipora) Alamat : Dusun Tambak Wetan, RT03/RW03, Desa Tambakmerang, Girimarto

6.

UKM : Rempeyek ‘Condro’ (Ibu Atin) Alamat : Dusun Dondong RT02/RW04, Desa Tambakmerang, Girimarto

7.

UKM : Emping Mlinjo (Ibu Sarni)

5

Alamat : Dusun Gondanglegi, RT01/RW02 Desa Tambakmerang, Girimarto 8.

UKM : Rambak (Ibu Purwanti) Alamat : Dusun Dondong RT01/RW04, Desa Tambakmerang, Girimarto

9.

UKM : Emping Ketan ‘Salsabila’ (Ibu Sukatmi) Alamat : Dusun Dondong RT02/RW04, Desa Tambakmerang, Girimarto

10.

UKM : Rempeyek ‘Barokah Makmur’ (Ibu Fitriani) Alamat : Dusun Selokerto RT01/RW03 Desa Tambakmerang, Girimarto

Dari ke sepuluh UKM tersebut, permasalahan yang ditemukan rata-rata sama antara satu UKM dengan UKM yang lain, antara lain: 1.

Belum adanya surat izin yang menyatakan kelayakan dan keamanan produk. Permasalahan ini dihadapi oleh semua UKM. Idealnya, dalam suatu industri makanan, haruslah ada perizinan dari dinas kesehatan yang menyatakan bahwa produk tersebut aman dan layak dikonsumsi. Hal turut menghambat pemasaran produk, karena produk sulit menembus pasar yang lebih luas2. Tak hanya itu, tidak adanya izin produk pangan mengurangi kepercayaan konsumen terhadap produk yang bersangkutan.

2.

Pengemasan yang kurang menarik Pasal 1 Peraturan Ketua BPOM RI menyatakan bahwa kemasan pangan, merupakan bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan baik yang bersentuhan langsung maupun tidak. Ada beberapa jenis bahan yang diizinkan untuk digunakan, namun dalam hal ini yang digunakan ialah plastik. Semua produk yang ada di desa ini semuanya menggunakan plastik sebagai pengemasnya, kemudian diberi staples pada ujungnya. Padahal, menurut Sri Rejeki, S.Gz staf ahli gizi provinsi Kepri, penggunaan staples dilarang karena jika ikut masuk kedalam perut bersama makanan, maka staples tersebut membahayakan usus karena mengalami pengkaratan dan pembusukan.3Pangemasan yang demikian kurang menarik sehingga mengurangi minat pembeli.

2

http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/news/2013/04/18/153502/TanpaSertifikat-PIRT-Makanan-Tak-Bisa-Dijual-di-Pasar-Modern 3 http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/11/09/dilarang-men-steples-pembungkusmakanan-606600.html

6

3.

Belum ada pelabelan produk Brand dalam sebuah produk menjadi hal yang penting. Umumnya masyarakat hanya mencantumkan nama produknya saja tanpa ada keterangan lebih lanjut seperti expired date, berat bersih, komposisi, serta contac person yang bisa dihubungi. Menurut Julianti dan Nurminah (2006) pelabellan dilakukan karena mempunyai beberapa faktor, antara lain: a. Mampu menarik calon pembeli b. Manampilkan produk yang siap dijual c. Informatif dan komunikatif d. Menciptakan rasa butuh terhadap produk

4.

Belum ada inovasi produk pangan Masyarakat umumnya belum mau terbuka dan berani melakukan inovasi menggunakan bahan pangan yang ada disekitar desa. Padahal di desa ini terdapat produsen tepung mocaf yang tentu saja dari segi harga terhitung lebih murah dan mudah dalam mendapatkannya.

5.

Belum adanya sistem keuangan yang pasti Pemilik home industry belum bisa memisahkan keuangan untuk kebutuhan rumah tangga dan wirausaha. Uang untuk kebutuhan rumah tangga masih dicampur menjadi satu dengan uang modal dan keuntungan usaha. Hal ini menjadikan usaha mereka sulit untuk berkembang karena kapasitas produksi masih menyesuaikan dengan modal yang dimiliki. Keuntungan per bualnnya pun belum bisa dipastikan. Dari permasalahan tersebut beberapa program yang kami susun berdasarkan

plotting masalah antara lain: 1. Pelatihan Penyuluhan Pangan dan Motivasi Usaha Berkelompok Kegitan ini diselenggarakan dengan tujuan agar masyarakat mengetahui makanan apa saja yang aman maupun berbahaya. Di samping itu kegiatan ini juga bertujuan untuk memotivasi masyarakat untuk membentuk suatu kelompok usaha. Tim KKN menghadirkan dua narasumber yaitu dari Dinas Kesehatan Wonogiri dan dosen pembimbing lapangan.

7

2. Pelatihan Inovasi Produk Pangan Berbasis Tepung Mocaf Kegiatan diselenggarakan guna meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pengolahan pangan, sehingga masyarakat lebih terbuka dan lebih kreatif dalam mengolah bahan pangan menjadi suatu produk yang dapat meningkatkan daya nilai bahan baku sekaligus meningkatkan daya jual produk. 3. Pendampingan Proses Pengajuan Izin PIRT (Pangan Indutri Rumah Tangga) Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap home industry atau UKM yakni memiliki sertifikat PIRT. Nomor perijinan yang tertera dalam PIRT digunakan sebagai izin dagang baik dari dinas perdangan maupun dinas kesehatan. Dalam hal ini tim KKN turut memberikan wawasan kepada pelaku home industry dalam proses mengurus surat perizinan. 4. Pelatihan Manajemen Usaha dan Pelatihan Pengemasan Produk Pelatihan manajemen usaha ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi para pelaku home industry pangan yang ada di Desa Tambakmerang untuk mau dan mampu menerapkan manajemen usaha. Disamping itu, hal yang menjadi perhatian konsumen ketika melihat suatu produk ialah kemasannya. Dalam kegiatan ini pula masyarakat dibimbing untuk bagaimana mengemas produk secara benar, aman, dan menarik. Manfaat lain dari kegiatan ini yaitu masyarakat mampu menerapkan pembuatan label bagi produk mereka sehingga dapat digunakan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan daya saing produk mereka dengan produk lain yang sejenis dari daerah lain.

Empat kegiatan tersebut memberikan dampak positif terhadap home industry di desa tersebut, antara lain: 1. Masyarakat memiliki pengetahuan akan bahan-bahan tambahan pangan yang berbahaya, serta mengetahui dampaknya bagi kesehatan. Dampaknya dalam melakukan proses produksi masyarakat dapat menghindari penggunaan bahan berbahaya tersebut. Produk yang dihasilkan pun bebas pengawet, dan aman untuk dikonsumsi.

8

2. Masyarakat memiliki semangat untuk membentuk suatu kelompok usaha

sehingga

mereka

dapat

bersinergi

dalam

memajukan

perekonomian desa Tambakmerang. 3. Masyarakat mulai berani untuk berinovasi menggunakan tepung mocaf dimana masyarakat mulai memproduksi makanan dengan bahan dasar tepung mocaf seperti nastar, choco chips, biskuit, dan sebagainya. 4. Semua UKM memiliki sertifikat PIRT dimana sertfikat tersebut wajib dimiliki oleh setiap home industry sehingga dalam pemasarannya mereka tidak perlu khawatir lagi karena sudah memiliki izin yang sah dari dinas kesehatan maupun dinas perdagangan. 5. Adanya sistem keuangan yang lebih tertata dimana masyarakat mulai memisahkan uang untuk rumah tangga dan modal untuk keberlanjutan home industry-nya. 6. Adanya pengemasan yang jauh lebih baik, dimana kini masyarakat sudah menggunakan plastik dengan kualitas yang baik, Penampilan yang baik dari kemasan dapat meningkatkan penjualan produk yang dikemas (Julanti dan Nurminah, 2006). Penggunaan staples mulai berkurang dan diganti dengan penggunaan sealer. 7. Adanya labelling yang memuat brand dari produk yang ditawarkan, berikut no PIRT, berat bersih, komposisi, expired date, serta contac person yang bisa dihubungi.

KESIMPULAN Kuliah Kerja Nyata di desa Tambekmerang, kecamatan Girimarto, kabupaten Wonogiri memiliki fokus utama di bidang pengembangan home industry pangan. Kegiatan yang diselenggarakan tim memberikan dampak yang cukup signifikan. Diterbitkannya sertifikat PIRT oleh KPPT dan Dinas Kesehatan Wonogiri menjadi angin segar dimana sertifikat tersebut menjadi izin bagi home industry untuk terus mengembangkan usaha dan memperluas pemasaran produk. Selanjutnya, pengemasan yang jauh lebih baik serta pelabelan meningkatkan daya tarik konsumen. Pemilik home industry pun mulai menerapkan manajamen usaha pada industri rumah tangganya. Disamping itu, masyarakat desa Tambakmerang

9

mulai memiliki keberanian untuk melakukan inovasi pangan dengan bahan dasar tepung mocaf. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang membantu kami selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Tambakmerang Kecamatan Giritontro Kabupaten Wonogiri: 1. Unit Pengelola Kuliah Kerja Nyata (UPKKN) Universitas Sebelas Maret 2. Agung Wibowo,SP.,M.Si. sekalu Dosen Pembimbing Lapangan 3. Seluruh Perangkat Desa Tambakmerang 4. Masyarakat Desa Tambakmerang 5. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Wonogiri 6. Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri DAFTAR PUSTAKA Anonim.

2013.

Dilarang

Men-Staples

Pembungkus

Makanan.

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/11/09/dilarang-mensteples-pembungkus-makanan-606600.html

(Diakses 27 Maret 2014

pukul 6:35) Ardjono, Doddy. 2013. Tanpa Sertifikat PIRT, Makanan Tak Bisa Dijual di Pasar Modern.http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/news/2013/04/ 18/153502/Tanpa-Sertifikat-PIRT-Makanan-Tak-Bisa-Dijual-di-PasarModern (Diakses 27 Maret 2014 pukul 7:52). Cholisin. 2011. Pemberdayaan Masyarakat (Paper). Disampaikan Pada Gladi Manajemen Pemerintahan Desa Bagi Kepala Bagian/Kepala Urusan Hasil Pengisian Tahun 2011 Di Lingkungan Kabupaten Sleman, tanggal 19-20 Desember 2011 Julianti, Elisa., Nurminah, Mimi. 2006. Buku Ajar Teknologi Pengemasan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

10

Primartantyo, Ukky. 2013. Setelah 14 Tahun, UNS Solo Kembali KKN. http:/...


Similar Free PDFs