PKM-AI STRATEGI PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN HUMOR UNTUK MENGATASI DISKALKULIA PADA SISWA SD PDF

Title PKM-AI STRATEGI PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN HUMOR UNTUK MENGATASI DISKALKULIA PADA SISWA SD
Author Aan Yuliyanto
Pages 20
File Size 1 MB
File Type PDF
Total Downloads 18
Total Views 454

Summary

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN HUMOR UNTUK MENGATASI DISKALKULIA PADA SISWA SD BIDANG KEGIATAN: PKM-ARTIKEL ILMIAH Diusulkan oleh: Aan Yuliyanto (NIM : 1400184 Angkatan 2014) Nurul Latifah (NIM : 1507351 Angkatan 2015) Ulfi Najati (NIM : 1407043 Angkatan 2014...


Description

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN HUMOR UNTUK MENGATASI DISKALKULIA PADA SISWA SD

BIDANG KEGIATAN: PKM-ARTIKEL ILMIAH

Aan Yuliyanto Nurul Latifah Ulfi Najati

Diusulkan oleh: (NIM : 1400184 Angkatan 2014) (NIM : 1507351 Angkatan 2015) (NIM : 1407043 Angkatan 2014)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PURWAKARTA 2017

ii

1

PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN HUMOR UNTUK MENGATASI DISKALKULIA PADA SISWA SD Aan Yuliyanto, Nurul Latifah, dan Ulfi Najati Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta Jalan Veteran No. 8 Purwakarta Jawa Barat ABSTRAK Matematika adalah mata pelajaran yang sangat kompleks dan bepengaruh dalam kehidupan. Namun dalam belajar matematika ada satu hambatan yang dialami oleh siswa sebagai pembelajar di sekolah yaitu diskalkulia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa sekolah dasar yang mengalami diskalkulia dalam belajar matematika dan masih banyak guru dan orang tua yang belum menyadarinya juga cara untuk mengatasinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab diskalkulia dalam belajar matematika, bagaimanakah cara mengatasi diskalkulia pada siswa dengan menggunakan strategi humor, dan seberapa besar pengaruh penerapan strategi humor dalam mengatasi permasalahan tersebut. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian mengemukakan bahwa rata-rata siswa memiliki diskalkulia dalam belajar matematika dalam tipe soal bertingkat. Berdasarkan hasil penerapan strategi humor untuk mengatasi diskalkulia pada siswa SD diperoleh Skor sign two tailed menunjukan 0,000 < 0,05 jadi hipotesis bahwa skor pretes dengan postes siswa mengalami peningkatan, oleh sebab itu strategi humor mampu mengatasi diskalkulia dapat diterima. Ungkapan tersebut didukung pula fakta yang diperoleh data dari N-gain dimana Uji N-gain menunjukan bahwa N-gainnya adalah sedang yakni 0,34, hal tersebut menunjukan bahwa strategi humor mampu mengatasi diskalkulia dan meningkatkan motivasi, minat serta prestasi siswa Sekolah Dasar. Kata Kunci: Kesulitan belajar, diskalkulia, strategi, humor ABSTRACT Math is a subject that is very complex and influential in life. But in mathematics there is one obstacle experienced by students as learners in school, that dyscalculia. This research is motivated by a number of elementary school students with dyscalculia in learning mathematics and many teachers and parents who do not realize it is also a way to overcome it. The purpose of this study was to determine the causes of dyscalculia in learning mathematics, how do I overcome dyscalculia in students by using humor strategies, and how much influence the implementation strategy of humor in addressing the issue. This research method is quantitative descriptive. The results of the study suggested that the average student has dyscalculia in learning mathematics in a multilevel type of questions. Based on the results of the implementation strategy of humor to overcome dyscalculia in elementary students obtained scores two tailed sign indicates 0.000 < 0.05 so the hypothesis that the pretest to posttest scores of students has increased, therefore the strategy of humor can overcome dyscalculia acceptable. The phrase also supported the fact that the data obtained from the N-gaingain where Test N indicates that N-gain is pretty is being namely 0.34, it shows that the strategy of humor can overcome dyscalculia and increase the motivation, interest and achievement in elementary school students. Keywords: Learning disabilities, dyscalculia, strategy, humor

2

PENDAHULUAN Kesulitan belajar setidaknya terdapat 6 jenisnya, salah satunya adalah diskalkulia atau kesulitan belajar matematika, ada pula disleksia, disgrafia dan lain sebagainya (Slavin, 2011). Kebanyakan guru-guru saat ini masih belum dapat membedakan kesulitan belajar pada anak dengan tunagrahita, sehingga penaganannya masih belum tepat sasaran. Untuk diskalkulia sendiri, hampir kebanyakan peserta didik baik SD bahkan Mahasiswa sekalipun menganggap mata pelajaran atau mata kuliah matematika adalah mata pelajaran tersulit. Hal tersebut didukung oleh beberapa fakta tentang angka dan rumus adalah pelajaran abstrak, tegang dan konsentrasi penuh saat pelajaran matematika, butuh ketelitian untuk menjawab soal, dan lain sebagainya. Hal ini di dukung dengan salah satu penelitian yang mengungkap bahwa ternyata masih banyak siswa yang menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa dikarenakan banyak siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari dan karekteristik matematika yang bersifat abstrak sehingga siswa menganggap matematika merupakan momok yang menakutkan, diperkuat oleh Sriyanto (dalam Husna,2007) yang menyatakan bahwa matematika sering kali dianggap sebagai momok menakutkan dan cenderung dianggap pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa. Russefendi (dalam Husna, 1991) juga menambahkan matematika bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi, dianggap sebagai ilmu yang sukar dan ruwet. Padahal, matematika sebenarnya bisa disampaikan dengan cara yang menyenangkan, apalagi untuk murid Sekolah Dasar. Pada tingkat pendidikan dasar ini pelajaran matematika masih berkenaan dengan berhitung, yang merupakan bagian dari matematika, yakni operasi tambah, kurang, kali, dan bagi. Mula-mula menggunakan bilangan bulat. Kemudian meningkat ke bilangan pecahan. Operasi hitung itu bisa dipelajari sambil bermain yang memang merupakan kegiatan utama anak-anak. Meskipun terkadang sulit, namun semua orang harus mempelajarinya, karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Oleh kaena itu peneliti menerapkan strategi humor karena peneliti menganggap strategi ini sangat efektif dan inovatif dalam mengatasi diskalkulia. Karena dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam humor akan membuat siswa mudah menyerap materi dan tak lagi merasa bosan atau tertekan dalam belajar sebab pembelajaran berlangsung penuh kegembiraan namun tetap dengan proses pembelajaran yang efektif. Rumusan masalah dari kegiatan ini adalah bagaimanakah karakteristik, dan faktor penyebab diskalkulia pada siswa Sekolah Dasar?, dan bagaimanakah pembelajaran yang menyenangkan dengan strategi humor dalam mengatasi diskalkulia pada siswa Sekolah Dasar?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: karakteristik, dan faktor penyebab diskalkulia pada siswa Sekolah Dasar; bagaimana pemberlajaran yang menyenangkan dengan strategi humor untuk mengatasi diskalkulia pada siswa Sekolah Dasar. Manfaat

3

penelitian ini adalah secara umum untuk dapat mengatasi diskalkulia siswa Sekolah Dasar, sedangkan secara khusus adalah sebagai berikut: bagi Guru diantaranya menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan pembelajaran matematika; agar dapat memahami karakteristik, dan faktor penyebab diskalkulia siswa SD dalam belajar matematika; Agar dapat menerapkan strategi humor untuk mengatasi diskalkulia siswa SD dalam belajar matematika. Bagi Peserta didik diantaranya, meningkatkan minat peserta didik dalam kegiatan belajar di sekolah terutama dalam pembelajaran matematika yang selalu dianggap sulit; siswa tidak lagi mengalami diskalkulia dalam mempelajari matematika; meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Karakteristik, dan faktor penyebab diskalkulia pada siswa Sekolah Dasar; 2. Bagaimana pemberlajaran yang menyenangkan dengan strategi humor untuk mengatasi diskalkulia pada siswa Sekolah Dasar. METODE Peneliti dalam meneliti menggunakan Pendekatan Kuantitatif untuk jenis survei yang diadaptasi dari (Creswell, 2009). Penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian survei deskriptif, di mana bermaksud untuk mengumpulkan data atau informasi yang besar dengan menggunakan sampel yang lebih kecil. Dengan menggunakan tanpa kelas kontrol. Lokasi penelitian di SDN Benda 1 terletak di Jln. Balai Desa Benda, Kec. Karangampel, Kab. Indramayu Jawa Barat, 45284. Waktu penelitian dilakukan pada : senin-sabtu, 07-13 November 2016, pukul : 07.00 s/d selesai. Jumlah Partisipan peserta adalah Kelas VI SD yang berjumlah 37 siswa di SD Negeri Benda 1. Instrumen penelitiannya adalah berupa soal tes tulis dengan tipe bertingkat dari yang mudah ke yang sulit pada materi luas bangun datar segi banyak. Teknik pengumpulan data menggunakan trknik observasi, wawancara dan tes. Analisis data peneliti menggunakan uji signifikasi dengan SPSS 21 dan uji normalized gain untuk mengetahui tingkat perbedaan hasil pretes dan postes. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada semester 2 di salah satu SD di Kabupaten Indramayu, peneliti menemukan bahwa sebanyak 70% siswa mengalami diskalkulia dengan ciri-ciri yang ada pada 4 tipe dalam diskalkulia yakni lemah dalam logika, perencanaan, menghitung sederhana bahkan tekun dalam tugas namun selalu salah. Selain itu ada beberapa karakteristik anak yang dianggap mengalami diskalkulia: 1. Biasanya siswa tidak memahami proses matematik, yang disertakan dengan kesulitan menyiapkan tugas yang melibatkan angka atau simbol matematik. 2. Kurangnya pemahaman siswa tentang nilai tempat, seperti puluh, ratus, ribu dan seterusnya.

4

3. Siswa sulit untuk memfokuskan diri khususnya pada mata pelajaran matematik. Akan tetapi memiliki kemampuan berbahasa yang normal. 4.

Memberikan jawaban yang berubah-ubah saat diberi pertanyaan seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Hasil observasi dan wawancara menunjukan bahwa penyebab diskalkulia diantaranya: faktor internal meliputi bakat, minat, sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, kemampuan berprestasi rasa percaya diri siswa, intelegensi & keberhasilan belajar, kebiasaan belajar, cita-cita siswa Faktor eksternal yang meliputi keluarga diantaranya, orang tua, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga. Sekolah, diantaranya guru sebagai pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah dan Lingkungan sosial Dari beberapa faktor penyebab diskalkulia yang peneliti temukan ada beberapa hal yang dapat langsung diatasi dengan strategi humor dan ada yang hanya dapat diatasi melalui stimulus saja, seperti apabila siswa mengalami cacat tubuh dalam faktor fisiologi tentu hal ini membutuhkan proses penyembuhan terlebih dahulu, dan strategi humor hanya mampu memberikan stimulus atau menghibur dan memotivasi siswa. Untuk faktor pikologi ini dapat diatasi dengan strategi humor secara langsung berikut penjabarannya Perihal bakat, gunakan sisipan humor untuk memotivasi siswa bahwa dia memang memiliki bakat dalam matematika agar lebih semangat untuk belajar begitu pula untuk yang belum memiuliki bakat, karena potensi dalam bakat dapat digali apabila siswa sudah merasa senang dengan matematika, begitu pula dengan minat dan motivasi siswa, ajaklah siswa untuk berminat dengan matematika dengan mengubah pikiran mereka tentang matematika yang seram dan sulit dengan pembelajaran humor, gunakan humor pada setiap pembelajaran matematika, bisa dengan cerita, gambar, karikatur, aktifitas lucu, video lucu yang tentunya sesuai dengan pembelajaran saat itu. Olah lah bahan belajar semenarik mungkin tidak monoton, ajaklah siswa untuk ikut aktifitas didalamnya, jangan lupa gunakan sisipan humor agar tidak membosankan. Gaya mengajar guru sangat menentukan keberhasilannya. Latihlah percaya diri siswa dan kebiasaan belajarnya. Guru dan orang tua harus selalu berkoordinasi dalam penanganan diskalkulia, saat siswa dirumah mintalah orang tua untuk selalu menyemangati dan berkomunikasi dengan anak saat setelah pembelajaran di sekolah, ajak orang tua untuk turut menerapkan strategi humor ini, agar terciptanya kesinambungan yang baik. Di lingkungan sekolah pun sangat mempengaruhi pembelajaran siswa, lingkungan yang kondusif dan nyaman akan mendukung proses pembelajaran, kreatiflah dalam memanfaatkan kurikulum, jangan terpaku pada yang sudah ada. Sekolah pun harus berkoordinasi dengan masyarakat di sekitarnya agar semuanya dapat saling mendukung.

5

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan pada semester dua, tahun 2015, berikut contoh penerapan strtategi humor pada mata pelajaran Matematika kelas VI SD semester 1 dengan materi bangun datar segi banyak. Berikut rinciannya: Saat guru memperkenalkan diri dan mengabsen, sampai pada memperkenalkan orang tua guru, berikut percakapannya, Guru : “nama ayah bapak Rahayu, terkadang tetangga memanggilnya seenaknya” Siswa : “dipanggil apa Pak? Guru : “Pa Ha, Pa Rah, kadang Pa Yu kan aneh” Siswa : “hahahaha tapi bisa juga sih pak, hahaha” Guru : “lah kamu siapa namanya?” (menunjuk pada siswa di ujung kiri paling depan) Siswa : “Yuni Sarahhhh Pak” Guru : “ooo umur kamu udah 50 tahun ya?” Yuni : “looh kok bapak bisa bilang gitu?” Guru : “laah itu kamu nyanyi sama Rafi Ahmad 50 tahun apa gitu?” Yuni : “itu Yuni Shara pak aku Yuni Sarahhhhhh” Siswa : “hahahaha yuni saraaahhhhh hhahahah” Kemudian saat pertengan pembelajaran menyelipkan humor berupa cerita seeprti berikut: “nah ada cerita pengalaman bapak waktu main layangan dulu emang sih saya gak sepintar teman-teman main layangan, biasanya biar layangannya terbang saya bapak bawa sambil berlari ke belakang sampai saya tidak menyadari saya masuk selokan tetangga yang rumahnya memelihara anjing, tiba-tiba si anjing menggonggong dan membuat saya terkejut dan lari ke atas selokan, dan sialnya saya tersandung batu dan jatuh tengkurap, tanpa disadari di tempat saya jatuh ada tahi kerbau yang cukup banyak dan besar, entahlah hanya karena layangan semua itu terjadi. Hahaha. Saat akan pulang, guakanlah pantun untuk meniutup pelajaran hari ini, contohnya: Jalan-jalan ke Kota Paris Tidak lupa membeli gamis Duhai murid-muridku yang manis Sampai jumpa dihari minggu dan kamis Langkah- Langkah Pembelajaran: Langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi Pembelajaran Waktu Pendahuluan - Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 10 menit menanyakan kabar siswa. - Guru mengajak siswa untuk berdoa dan meminta salah seorang siswa memimpin do’a. - Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. - Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan

6

dicapai dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami. - Guru melakukan apersepsi. - Guru mengabsen siswa dan memunculkan sedikit lelucon pada nama, gaya siswa penampilan siswa atau perasaan dan kegiatan hari ini Inti - siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai 75 jenis bangun datar segi banyak menit - siswa memperhatikan demonstrasi guru dengan media yang dibuat mengenai bangun datar segi banyak yaitu trapesium, belah ketupat dan layang-layang - guru membacakan sejenak tentang cerita humor tentang bermain layang-layang - siswa berkelompok mengambil media yang disediakan guru tentang bangun datar dan mencoba menentukan luas bangun tersebut dengan bimbingan guru - siswa mencoba mengerjakan lembar kerja siswa yang diberikan guru secara berkelompok - siswa menyampaikan hasil temuanya mencari luas segi banyak dengan gaya bercerita di depan teman-temannya - siswa mendengarkan komentar humor guru tentang penampilan mereka di depan teman-temannya. Penutup - Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini 15 - Guru memberikan lembar evaluasi menit - Guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah - Guru menutup pembelajaran dengan pantun jenaka - Guru membimbing siswa berdoa sebelum pulang Skor hasil belajar sebelum dan sesudah diterapkannya strategi humor disajikan dalam diagram 1. Data tersebut diuji dengan SPSS 21 untuk melihat Uji signifikasi skor pretes dan postes pada perlakuan strategi humor untuk mengatasi diskalkulia dilakukan dengan uji non parametik pada level 95% Berdasarkan tebel tersebut, skor sign two-tailed menunjukan 0,000 < 0,05 jadi hipotesis bahwa ada perbedaan

7

rata-rata skor pretes dengan postes siswa setelah mengalami pembelajaran dengan strategi humor dapat diterima. Skor Pretes Skor Postes 1 0 1 2 000 2 3 0000000 3 0 4 000000 4 00 5 000000000 5 00000 6 0 6 0000000 7 00000 7 000000000 8 0000 8 00000000 9 0 9 000 10 10 00 Diagram 1 Perbandingan Hasil Tes sebelum diterapkan dan sesudah diterapkan Strategi Humor dengan menggunakan diagram daun Untuk melihat adanya peningkatan digunakan Uji N-gain (Normalized-gain). N Gain=

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑠𝑘𝑜𝑟 max − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

𝑥 100

N = Jumlah siswa Interpretasi: N-gain tinggi jika N-gain > 0,7 N-gain sedang jika 0,3 < N-gain > 0,7 N-gain rendah jika N-gain ≤ 0,3 Diuji pada setiap siswa: Tabel 2 Uji Normalized gain pada Pretes dan Postes Siswa Siswa Skor Pretes Skor Postes 1 50 60 2 40 50 3 30 40 4 30 70 5 50 70 6 50 80 7 50 80 8 40 70 9 30 80 10 20 90 11 70 90 12 50 80 13 80 50 14 30 20 15 20 60 16 40 50

N-gain 0,2 0,16 0,14 0,57 0,57 0,6 0,6 0,5 0,71 0,87 0,66 0,6 -0,6 -0,2 0,5 0,2

8

17 30 18 90 19 80 20 90 21 50 22 50 23 40 24 40 25 40 26 30 27 80 28 60 29 10 30 50 31 70 32 70 33 70 34 70 35 80 36 50 37 50 ∑ Normalized-gain Rata-rata N-gain

80 100 70 100 50 60 70 50 60 80 80 60 30 40 70 60 70 80 90 70 70

0,71 1 -0,5 1 0 0,2 0,5 0,6 0,33 0,71 0 0 0,22 -0,2 0,62 -0,33 0 0,33 0,5 0,4 0,4 12,73 =

=

∑ 𝑁 𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑁 12,73 37

= 0,34 (sedang) Uji N-gain menunjukan peningkatan bahwa N-gainnya adalah sedang yakni 0,34. Kelebihan dari strategi humor setelah diuji cobakan yaitu strategi humor mampu meningkatkan minat dan kesenangan peserta didik akan mata pelajaran matematika. Pelajaran matematika menjadi pelajaran yang mengasyikan dan ditunggu-tunggu, aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran humor yaitu siswa aktif berinteraksi dengan perhitungan yang dikemas dalam humor sehingga siswa tidak menyadarinya hal itu rumit atau sulit. Para siswa merespon postitif terhadap kegiatan pembelajaran, karena pembelajaran matematika terlewati tanpa perasaan sulit dan pusing karena mereka lalui dengan gembira dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. KESIMPULAN Karakteristik diskalkulia pada siswa SD berdasarkan hasil temuan pada observasi yang peneliti lakukan adalah sebanyak 70% mengalami diskalkulia dengan ciri-ciri yang ada pada 4 tipe dalam diskalkulia yakni lemah dalam logika, perencanaan, menghitung sederhana bahkan tekun dalam tugas namun selalu salah. Biasanya

9

siswa tidak memahami proses matematik, yang disertakan dengan kesulitan menyiapkan tugas yang melibatkan angka atau simbol matematik, surangnya pemahaman siswa tentang nilai tempat, seperti puluh, ratus, ribu dan seterusnya, siswa sulit untuk memfokuskan diri khususnya pada mata pelajaran matematik. Akan tetapi memiliki kemampuan berbahasa yang normal. memberikan jawaban yang berubah-ubah saat diberi pertanyaan seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa penyebab diskalkulia diantaranya: faktor internal meliputi bakat, minat, sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, kemampuan berprestasi rasa percaya diri siswa, intelegensi & keberhasilan belajar, kebiasaan belajar, cita-cita siswa. Faktor eksternal yang meliputi keluarga diantaranya, orang tua, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga. Sekolah, diantaranya guru sebagai pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah dan Lingkungan sosial. Gunakan sisipan humor untuk memotivasi siswa bahwa dia memang memiliki bakat dalam matematika agar lebih semangat untuk belajar begitu pula untuk yang belum memiliki bakat, karena potensi dalam bakat dapat digali apabila siswa sudah merasa senang dengan matematika, begitu pula dengan minat dan motivasi siswa, ajaklah siswa untuk berminat dengan matematika dengan mengubah pikiran mereka tentang matematika yang seram dan sulit dengan pembelajaran humor, gunakan humor pada setiap pembelajaran matematika, bisa dengan cerita, gambar, karikatur, aktifitas lucu, video lucu yang ten...


Similar Free PDFs