Prinsip-prinsip Kurikulum PDF

Title Prinsip-prinsip Kurikulum
Author EL Imas Laila
Pages 23
File Size 326 KB
File Type PDF
Total Downloads 497
Total Views 996

Summary

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PRINSIP-PRINSIP KURIKULUM “Makalah ini di ajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum” Dosen Pembimbing : Dr. Chodidjah Makarim, M. Si Disusun Oleh: Adrini Amelia Husna | 12214211096 Ahmad Zaki | 12214210363 Agisna Nurzatika | 12214210769 Imas La...


Description

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

PRINSIP-PRINSIP KURIKULUM “Makalah ini di ajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah

Pengembangan Kurikulum” Dosen Pembimbing :

Dr. Chodidjah Makarim, M. Si

Disusun Oleh: Adrini Amelia Husna | 12214211096 Ahmad Zaki | 12214210363 Agisna Nurzatika | 12214210769 Imas Laila | 12214211071 Tia Noersantoso | 122110366

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR Jl. K.H. Sholeh Iskandar Km. 2 Bogor 16162 2014 M/1436 H

KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan karunianya, sehingga kita semua dapat menjalankan kewajiban kita yaitu menuntut ilmu sebagai bekal kesempurnaan ibadah kita kepada –Nya. Shalawat serta salam tercurah kepada suri tauladan umat baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan juga pengikutnya sampai akhir zaman. Amin. Atas segala kehendak-Mu Makalah yang berjudul “Prinsip-prinsip Kurikulum“ dapat diselesaikan dalam rangka penugasaan kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum. Kami menyadari bahwa segala apa yang telah di capai tidak akan pernah terwujud tanpa izin dan kehendak Allah SWT, dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kami haturkan kepada bapak pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan nasehat kepada kami selama masa perkuliahan ini sampai selesai. Semoga Makalah

ini bisa menjadi tolak ukur bagi kami serta dapat

bermanfaat bagi para mahasiswa lainnya.

Bogor, November 2014

Penyusun Tim

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2 DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3 BAB I.................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4 A.

Latar Belakang ........................................................................................................ 4

B.

Rumusan Masalah .................................................................................................. 4

BAB II................................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN .................................................................................................................... 5 A.

Pengertian Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum ......................................... 5

B.

Macam-macam Sumber Prinsip Pengebangan Kurikulum ................................... 6

C.

Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum ......................................................... 7

D.

Macam-macam Prinsip Pengembangan Kurikulum .............................................. 8 a.

Prinsip Umum ..................................................................................................... 9

b.

Prinsip Khusus .................................................................................................. 18

BAB III ............................................................................................................................... 22 KESIMPULAN .................................................................................................................... 22 BAB IV ............................................................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 23

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Berangkat dari penjelasan perencanaan kurikulum di atas, maka dalam menyusun perencanaan kurikulum para pengembang kurikulum harus melihat prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Karena, pada dasarnya prinsip-prinsip pengembanagn kurikulum merupakan kaidah dalam penyususan kurikulum sehingga kurikulum sesuai dengan ketentuan dan konferehansif. . Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsipprinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.

B. Rumusan Masalah 1. Pengertian Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum 2. Macam-macam Sumber Prinsip Pengebangan Kurikulum 3. Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum 4. Macam-macam Prinsip Pengembangan Kurikulum

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam asas-asas kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan atau ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidik, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat1. Secara gramatikal prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian ini tersirat makna bahwa kata prinsip menunjuk pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Pengertian dan makna prinsip ini menunjukkan bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Melalui pemahaman suatu prinsip orang bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang dikandung oleh sesuatu baik dalam dimensi proses maupun dimensi hasil, dan bersifat memberikan rambu-rambu atau aturan main yang harus diikuti untuk mencapai tujuan secara benar2. Pengertian dan fungsi prinsip di atas dapat dijadikan dasar untuk menjelaskan arti dan fungsi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjukkan pada suatu pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan

1

Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdaya, Bandung, 2010, h. 150 Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2011, hal. 64

2

pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum planning) . Prinsip-prinsip tersebut menggambarkan ciri dan hakikat kurikulum itu sendiri. Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi,analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan, dan kreasi elemen-elemenkurikulum. Jika proses pengembangan kurikulum ingin berjalan secara efektif dan efisien, maka

para

pengembang

kurikulum

harus

memerhatikan

prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum, baik yang bersifat umum maupun khusus. Di samping itu, para pengembang kurikulum akan bisa bekerja secara mantap, terarah dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. Produk dari aktivitas pengembangan kurikulum tersebut diharapkan akan sesuai dengan harapan masyarakat yang bersifat dinamis dan zaman yang akan selalu berubah. Selain daripada itu adanya berbagai prinsip pengembangan kurikulum merupakan suatu ciri bahwa kurikulum merupakan suatu area atau suatu lapangan studi (field of study) tersendiri.

B. Macam-macam Sumber Prinsip Pengebangan Kurikulum Sumber prinsip menunjukkan dari mana asal muasal lahirnya suatu prinsip. Dari berbagai literatur tentang kurikulum dapat dikemukakan setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum yaitu: data empiris (empirical data), data eksperimen (experiment data), cerita/legenda yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum), dan akal sehat (common sense) (Oliva, 1992:28). Data empiris merujuk pada pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif, data eksperimen menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data hasil temuan penelitian merupakan data yang dipandang valid dan reliable, sehingga tingkat kebenarannya lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum3. Namun demikian, dalam fakta kehidupan, data hasil penelitian (hard data) itu sifatnya sangat terbatas. Disamping itu banyak data-data lainnya yang diperoleh dari bukan hasil penelitian juga terbukti efektif untuk memecakan masalah-masalah 3

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2011, hal. 65

kehidupan yang kompleks, diantaranya adat kebiasaan yang hidup dimasyarakat (folklore of curriculum). Ada juga data hasil pertimbangan pemikiran umum atau akal sehat (common sense). Bahkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat digunakan setelah melalui proses pertimbangan dan penelitian akal sehat terlebih dahulu. Dengan demikian pada prinsipnya kesemua jenis data diatas dapat digunakan atau dimanfaatkan bagi kegiatan pengembangan kurikulum sebagai sumber prinsip yang akan dijadikan pegangan.

C. Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum Pada dasarnya, tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum merupakan tingkat ketepatan (validity) dan ketetapan (reliability) prinsip yang digunakan4. Hal ini ada kaitannya dengan sumber-sumber dari prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri. Ada data, fakta, konsep, dan prinsip yang tingkat kepercayaannya tidak diragukan lagi karena sudah dibuktikan secara empiris melalui suatu penelitian yang berulang-ulang. Ada pula data yang sudah terbukti secara empiris tetapi masih terbatas dalam kasus-kasus tertentu sehingga belum bisa digeneralisasikan.Bahakan ada pula data yang belum dibuktikan dalam suatu penelitian, tetapi sudah terbukti dalam kehidupan, dan menurut pertimbangan akal sehat dipandang logis, baik, dan berguna. Merujuk pada hasil diatas maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip,yaitu: anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (whole truth), anggapan kebenaran parsial (partial truth), dan anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian (hypothesis).Anggapan kebenaran utuh adalah fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh serta telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang, sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa diperlakukan di tempat yang berbeda. Tipe prinsip kategori ini tidak akan mendapat tantangan atau kritik karena sudah diyakini oleh orang-orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.

4

Ibid

Anggapan kebenaran parsial, yaitu suatu fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus, tetapi sifatnya masih belum bisa digeneralisasikan. Mengingat anggapan tersebut dianggap baik dan bermanfaat, maka tipe prinsip ini bisa digunakan. Namun demikian, dalam penggunaanya biasanya masih mengundang pro dan kontra. Selanjutnya, anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian dan hipotesis yaitu prinsip kerja yang sifatnya tentati. Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi, judgement dan pemikiran akal sehat. Meskipun sangat diharapkan menggunakan tipe prinsip whole truth, akan tetapi tipe prinsip lain pun berguna dan bermanfaa. Sebagaiman halnya dengan prinsip tipe kebenaran parsial, prinsip tipe hipotesis juga masih memungkinkan adanya tantangan atau kritikan dalam penggunaannya (pro kontra). Pada dasarnya kesemua jenis tipe prinsip itu bisa digunakan. Tipe prinsip mana yang mendapat penekanan dalam penggunaannya, sangat bergantung kepada perspektif para pengembang kurikulum tentang kurikulum itu sendiri. Dalam praktik pengembangan kurikulum, biasanya kesemua tipe prinsip itu digunakan. Penyederhanaan peristilahan tentang berbagai tipe prinsip sebagaimana dijelaskan dimuka, Oliva (1992: 30) memakai istilah axioms untuk menggambarkan berbagai karakteristik prinsip tersebut. Merujuk pada kamus Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary, kata aksioma memiliki pengertian yang meliputi sifat-sifat dari tiga prinsip diatas.Istilah aksioma ini juga masih mungkin diganti dengan istilah teorema (theorems). Aksioma dan teorema adalah dua hal yang berbeda, tetapi senada. Keduanya akan memberikan pedoman sebagai kerangka dan rujukan dalam melakukan aktivitas dan pemecahan masalah , termasuk didalamnya aktivitas pengembanagan kurikulum.

D. Macam-macam Prinsip Pengembangan Kurikulum Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan dalam dua kategori, yaitu prinsip umumdan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum di mana pun. Selain itu, prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum sebagai

totalitas dai gabungan komponen-komponen yang membangunnya. Prinsip khusus artinta yang hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponenkomponen kurikulum secara tersendiri. Terdapat beberapa istilah lain yang menunjuk pada apa yang dimaksud dengan prinsip, misalnya: axioms (Olivia), criteris (Mc Neil dan Zais), basic cinsideration (Saylor et.al), dan principle (Tyler).5 a. Prinsip Umum 1. Prinsip Relevansi Dalam Oxford Advanced Dictionary of Current English kata relevansi atau relevant mempunyai arti (closely) connected with what is happcning, yakni mempunyai arti kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi. Apabila dikaitkan dengan pendidikan, maka perlunya kesesuaian (program) pendidikan dengan tuntunan kehidupan masyarakat (the needs of society). Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu relevansi eksternal ( external relevansce) dan relevansi internal (internal relevance)6. Relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kenutuhan masyarakat, baik kebutuhan yang diperdiksi pada masa yang akan datang. Intinya, kurikulum harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa beradaptasi dengan masyrakat, memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat serta situasi dan kondisi kehidupan masyarakat ditempat dimana ia berada. Materi atau bahan yang diajarkan kepada anak didik hendaklah memberikan manfaat untuk persiapan masa depan anak didik. Karenanya, keberadaan kurikulum disini bersifat antisipasi dan memiliki dan memiliki nilai prediksi, kedepan secara tajam dan dengan perhitungan7. Kurikulum bisa memenuhi prinsip relevansi eksternal, apabila para pengembang kurikulum memiliki wawasan dan pengetahuan tentang kehidupan masyarakat pada masa kini dan masa datang. Pendidikan dikatakan relevan bila hasil yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan seseorang Soetopo 5

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum dan Pembelajaran. 2011. Jakarta. PT Raja Grafindo, hal. 67 6 Ibid 7 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Jakarta, Gaya Media Pratama, hal. 113

& Soemanto (1993;49-50) dan Subandijah (1993;49-50) mengungkapkan prinsip relevansi sebagai berikut8; Pertama; relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik. Relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik ini memiliki arti bahwa dalam pengembangan kurikulum termasuk dalam menentukan bahan pengajaran (subject matters) hendaknya disesuaikan dengan kehidupan nyata anak didik. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan ,tanpa membedakan agama, suku budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan local, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antara substansi9. Kedua, merupakan relevansi pendidikan dengan dunia kerja, semua orang tua kebanyakan mengharapkan anaknya untuk dapat bekerja sesuai dengan pengalaman pendidikan yang dimiliki ke empat relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan, kemajuan pendidikan telah membuat maju pula dalam imu pengetahuan dan teknologi. Banyak negera tadinya miskin sekarang menjadi kaya. Ketiga, relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan. Kemajuan pendidikan telah membuat maju pula dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak negara yang awalnya miskin sekarang menjadi kaya, sebagai contoh Jepang, dan akhir-akhir ini menonjol Korea Selatan, dan lain-lain. Semua ini disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program pendidikan (kurikulum) hendaknya mampu memberi peluang pada anak didik untuk mengembangkan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi,

dan

senantiasa

mengembangkannya dan tidak cepat memiliki rasa puas. Dan sealu siap menjadi pelopor dalam pertemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan tersebut. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis dan oleh karena itu semangat dan misi

8 9

Idib E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, h. 152

kurikulum mendorong peserta didik untuk

mengikuti dan memanfaatkan secara

tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni10. Sedangkan relevansi internal, yaitu kesesuaian antar komponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang dibangun oleh subsistem atau komponen, yaitu tujuan, isi, metode, dan evaluasi untuk mencapai tujuan teretntu, belajar dan kemampuan siswa. Kurikulum yang baik adalah kurikulm yang memenuhi syarat relevansi internal, yaitu adanya koherensi dan konsistnesi anatar komponennya. Hal ini harus diperhatikan karena setiap tujuan tertentu akan menuntut adanya isi, metode dan sistem eavaluasi tersendiri. Ketidaksesuaian antara komponen-komponen ini akan menyebabakan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujtuannya secsra optimal. Implikasi dari prinsip ini adalah para pengembang kurikulum, isi kurilkulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi. Kriteria dan prinsip-prinsip penetuan kompoonen kurikulum akan dibahas lebih lanjut pada prinsip khusus. Menurut William Van Til dalam bukunya, menyatakan bahwa: “As the compassionate critics rightly insist, the curiculum must be related to the individual learner. A curuculu

hich ig ores the lear er’s experie ce ill ha e o ea i g for hi , a d thus

relevance will be unattainable”11.

2. Prinsip Fleksibilitas Flekbilitas maksudnya tidak kaku,ada semacam ruang gerak yang memberikan adanya kebebesan dalam bertindak .di dalam kurikulum ,fleksibilitas dapat dibagi menjadi dua macam12: 



Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan Fleksibilitas dalam pengembangan program pengajaran. Prinsip fleksibilitas berarti suatu ...


Similar Free PDFs