Proposal Hibah Penelitian S1 Kesmas PDF

Title Proposal Hibah Penelitian S1 Kesmas
Author Nadiyah Kamilia
Pages 49
File Size 1.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 105
Total Views 192

Summary

Nomor : Lepas Tasikmalaya, November Lampiran : 1 Berkas Perihal : Permohonan Hibah Penelitian Untuk Tugas Akhir (Skripsi) S1 Kesehatan Masyarakat Kepada Yth Prof. Dr.dr Mulyadi M.Djer Said Sp.A (K) Di Tempat Dengan hormat, Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Nadiyah Kamilia NIK : 154-1010-36 T...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Proposal Hibah Penelitian S1 Kesmas Nadiyah Kamilia

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

BUKU ISPA, ISI muhammad rudi Skrining dan penerapannya pada penderit a ISPA di daerah Banjarbaru Saufi Ridhoni SKRINING Dan Penerapannya pada Proses Skrining ISPA Pasien Balit a di daerah Banjarbaru. Evi Rizki Set yowat i, Dini Amalia

Nomor : Lepas Lampiran : 1 Berkas Perihal : Permohonan Hibah Penelitian Untuk Tugas Akhir (Skripsi) S1 Kesehatan Masyarakat

Tasikmalaya, November

Kepada Yth Prof. Dr.dr Mulyadi M.Djer Said Sp.A (K) Di Tempat Dengan hormat, Yang bertandatangan di bawah ini : Nama

: Nadiyah Kamilia

NIK

: 154-1010-36

Tempat dan Tanggal Lahir : Sorong, 12 Januari 1997 Judul Tugas Akhir

: Gambaran Tatalaksana Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Fasilitas Kesehatan Tingkat Satu Se-Kota Tasikmalaya

Dengan ini mengajukan permohonan seperti perihal tersebut di atas, agar kiranya Bapak dapat memberikan bantuan kepada saya dalam Penyusunan Tugas Akhir (Skripsi) sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan/Program studi Kesehatan Masyarakat jenjanga S1, Fakultas Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Sebagai Bahan Pertimbangan bagi Bapak, bersama ini saya lampirkan : 1. Surat Permohonan Penelitian Skripsi 2. Surat Rekomendasi Pengambilan Data Dinas Kesehatan 3. Fotocopy Surat Aktif Kuliah 4. Proposal Skripsi Demikian surat permohonan ini saya buat dan disampaikan kepada bapak untuk menjadi bahan pertimbangan, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya Yang bermohon,

Nadiyah Kamilia NIK 154101036

GAMBARAN KEGIATAN TATALAKSANA PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA DI PUSKESMAS SE- KOTA TASIKMALAYA

PROPOSAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Pengusul: NADIYAH KAMILIA 15 41010 036

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2019

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil’alamin, Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian berjudul : “GAMBARAN TATALAKSANA KEGIATAN PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA SE-KOTA TASIKMALAYA” Shalawat dan salam semoga senantiasa menyelimuti sang Habibullah yakni Rasulullah Muhammad SAW, berikut seluruh keluarganya, sahabatnya, dan segenap kaum mukmin yang teguh mentaati sunnah dan meneladani perilaku beliau selama hidupnya. Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, umumnya bagi semua pembaca. Tasikmalaya, 1 Oktober 2018 Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................. i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 6 1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................. 6 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 7 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 10 2.1 Defenisi Pneumonia Balita ................................................... 10 2.2 Diagnosa Pneumonia Balita ................................................... 11 2.3 Sistem Pengobatan dan Rujukan............................................ 20 2.4 Proses Pencatatan dan Pelaporan Kasus ............................... 24 2.5 Monitoring dan Evaluasi Kasus ............................................ 26 BAB III METODELOGI PENELITIAN ..................................................... 29 3.1 Kerangka Pikir ........................................................................ 29 3.2 Metode Penelitiam ................................................................. 30 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 31 3.4 Instrumen Penelitian ............................................................... 31 3.5 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 31 3.6 Analisis Data ........................................................................... 33 3.7 Validasi Data ........................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 39

i

DAFTAR TABEL . Tabel 2.1 Diagnosis Banding Anak Dengan Batuk Dan Atau Kesulitan Bernapas ...................................................................................15 Tabel 3.1 Daftar Alamat Puskesmas ..........................................................31 Tabel 3.2 Triagulasi Data .........................................................................38

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ....................................................................29

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Paru-paru terdiri dari bronkus yang kemudian terbagi lagi menjadi bronkiolus, dengan setiap ujungnya berakhir pada alveoli. Didalam alveoli terdapat kapiler-kapiler pembuluh darah dimana terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida (Kemenkes RI, 2016). Ketika seseorang anak menderita Pneumonia Balita , nanah (PUS) atau cairan/eksudat akan mengisi alveoli dan menyebabkan hambaran dalam pertukaran oksigen, selain itu juga menyebabkan kemampuan paru-paru untuk mengembang berkurang sehingga tubuh bereaksi dengan bernapas lebih cepat agar tidak terjadi kekurangan oksigen (hipoksia). Apabila Pneumonia Balita bertambah parah, maka timbul tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, sebagai usaha untuk meningkatkan pemenuhan oksigen didalam tubuh. Anak dengan Pneumonia Balita dapat meninggal karena hipoaksia atau infeksi menyeluruh (sepsis) (Kemenkes RI, 2017). Pneumonia Balita

merupakan penyebab utama kematian balita di

dunia. Penyakit ini menyumbang 16% dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun, yang menyebabkan kematian pada 920.136 balita, atau lebih dari 2.500 per hari, atau di perkirakan 2 anak Balita meninggal setiap menit pada tahun 2015 (WHO, 2017).

2

Sejak tahun 1990 Kementrian Kesehatan telah mengadaptasi, menggunakan dan menyebarluaskan pedoman tatalaksana Pneumonia Balita Balita. Petunjuk teknis tersebut sebagai panduan dalam melaksanakan tatalaksana standar program yang bertujuan untuk menemukan sendini mungkin dan mengobati sampai sembuh sehingga tidak memperberat penyakitnya dan menyebabkan kematian. Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Bandung yang dilaksanakan RS Hasan Sadikin RSHS tahun 2012 tentang angka resistensi yang dilaksanakan RSHS tahun 2012 tentang angka resistensi antibiotic (kotrimoksasol) cukup tinggi (40,6%) dan berdasarkan petunjuk teknis WHO terkini maka perlu dilakukan revisi terkait sistem tatalaksana Pneumonia Balita , dan kementrian kesehatan sudah mengeluarkan pedoman terbaru pada tahun (Kemenkes RI,2017). Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus Pneumonia Balita balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa. Diperkirakan sekitar separuh dari total kasus kematian pada anak yang menderita Pneumonia Balita di dunia disebabkan oleh bakteri pnwumokokus (WHO, 2016). Di Indonesia, Pneumonia Balita

masih merupakan masalah besar

mengingat angka kematian akibat penyakit ini masih tinggi. Hasil survey sistem registasi sampel (SRS) oleh Balitbangkes tahun 2014 menyebutkan proporsi kematian Pneumonia Balita pada balita yaitu 9,4%. Profil kesehatan Indonesia 2015 dilaporkan penemuan Pneumonia Balita pada balita sebesar 63,45%.

3

Sampai dengan tahun 2014, angka cakupan penemuan Pneumonia Balita balita tidak mengalami perkembangan berarti yaitu berkisar antara 20%-30%. Peningkatan cakupan pada tahun 2015 – 2017 dikarenakan adanya perubahan angka perkiraan kasus dari 10% menjadi 3,55%, selain itu ada peningkatan dalam kelengkapan pelaporan dari 91,91% pada tahun 2015 menjadi 94,12% pada tahun 2016 dan 97,30% pada tahun 2017 (Kemenkes RI 2018). Pada tahun 2016 , sebanyak 568.146 (65,27%) kasus Pneumonia Balita ditemukan, angka ini meningkat beberapa persen dibandingkan dengan tahun 2015. Kasus Pneumonia Balita di Indonesia pada Tahun 2017 menyerang 511.434 balita yang terdiri dari 166.127 kasus Pneumonia Balita anak kurang dari 1 tahun, 327.428 kasus anak 1 sampai 4 tahun, 8.522 kasus Pneumonia Balita berat anak kurang dari 1 tahun dan 9.357 kasus anak 1 sampai 4 tahun. Angka kasus pada tahun 2017 menurun tetapi tidak terlalu banyak cenderung tetap (Kemenkes RI, 2018). Namun apabila dilihat dari (CFR) Case Fatality Rate dari tahun 2016 sampai 2017 terdata 598 balita meninggal akibat kasus Pneumonia Balita meningkat hingga total 1752 balita dari 511.434 total penderita di tahun tersebut. Lima profinsi tertinggi penemuan kasus Pneumonia Balita diantaranya Jawa Barat : 174.612 , Jawa Timur : 93.279, Jawa Tengah : 59.650, DKI Jakarta : 44.967 , Banten : 30.649 , dan Nusa Tenggara Barat : 25.946 pada tahun 2016. Sedangkan ditahun 2017 lima propinsi tertinggi diantaranya Jawa

4

Barat : 145.135 , Jawa Timur : 92.975, Jawa Tengah : 59.995, DKI Jakarta : 43.451, Banten : 31.651 , dan Nusa Tenggara Barat : 18.569. Jawa Barat merupakan provinsi terbanyak penemuan kasus Pneumonia Balita balita, setiap tahunnya mendominasi hampir dari setengah total kasus yang ditemukan di Indonesia, sebanyak 206.091 balita 61,59% yang terdiri dari 46.540 anak di bawah 1 tahun, 77.290 anak antara 1-4 tahun dan 1.822 kasus Pneumonia Balita berat anak dibawah 1 tahun dan 1.284 anak antara 1-4 tahun (Kemenkes, 2018). Kota Tasikmalaya merupakan urutan ke-8 Kota dengan kasus Pneumonia Balita terbanyak menurut profil kesehatan jawa barat tahun 2016. Penelitian mengenai faktor resiko Pneumonia Balita

yang terjadi

khusus nya di kota tasikmalaya sudah dimulai dari tahun 2002, yang di amati oleh beberapa peneliti dari universitas Indonesia, pada tahun tersebut banyak faktor yang memepengaruhi terutama cakupan vitamin A, pemberian ASI Eksklusif dan cakupan imunisasi yang kurang, kemudian penelitian selanjutnya oleh widodo angka kasus Pneumonia Balita di Kota Tasikmalaya meningkat di tahun 2005 sebanyak 5.794 kasus, 3.583 kasus di tahun 2006 dan meningkat lagi 4.602 kasus ditahun 2007 silam. Angka tersebut menetap seiring dengan formasi tatalaksana yang juga tetap, hingga sampai saat ini. Angka kasus Pneumonia Balita terbaru saat ini di tahun 2015 sebanyak 2612 balita, pada tahun 2016 sebanyak 2480 kasus dan pada tahun 2017 sebanyak 1935 kasus, pada tahun 2017 kemarin terdapat 2 balita meninggal

5

akibat kasus Pneumonia Balita di wilayah kerja Puskesmas Parakanyasag dan Puskesmas Indihiang. Kasus penemuan Pneumonia Balita

di kota

tasikmalaya berada di wilayah kerja Puskesmas Cibereum Kota Tasikmalaya sebesar 97,65% ( Data P2ISPA Kota Tasikmalaya, 2017). Presentase pelaksanaan pemeriksaan dan tatalaksana standar kota tasikmalaya sebesar 42,,86 % kurang dari 60% dan jika dilihat dari presentase pelaksanaan pemeriksaan dan tatalaksana standar di kota tasikmalaya ada beberapa puskesmas yang kurang dalam pelaksanaan tersebut pada tahun 2017 dari minimal presentase penerapan nya seperti, PKM Mangkubumi 8,7%, PKM Indihiang 34,5%, PKM Bunggursari 6,7%, PKM Panglayungan 24,7% dan PKM Cihideung 30,2% ( Data P2ISPA Kota Tasikmalaya, 2017). Melihat defenisi penyakit, kasus, serta data di atas peneliti ingin menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi kegiatan penemuan kasus Pneumonia Balita

dari tatalaksana Pneumonia Balita

balita di fisilitas

pelayanan kesehatan tingkat satu maka dengan ini peneliti menarik sebuah judul “Gambaran Kegiatan Penemuan Kasus Pneumonia Balita Balita SeKota Tasikmalaya” untuk dijadikan penelitian yang akan di bahas dengan metode deskriptif kualitatif.

6

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitan peneliti ingin menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi kegiatan penemuan kasus Pneumonia Balita dari tatalaksana Pneumonia Balita balita di fisilitas pelayanan kesehatan tingkat satu.

1.3

Pertanyaan Penelitian Bagaimana kegiatan penemuan kasus di seluruh Puskesmas Kota Tasikmalaya tahun 2018 ?

1.4

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menggambarkan kegiatan penemuan kasus Pneumonia Balita pada balita di Puskesmas se- Kota Tasikmalaya

2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan kegiatan diagnosa Pneumonia Balita

balita di

Puskesmas Se-Kota Tasikmalaya b. Mendeskripsikan kegiatan pengumpulan data kasus Pneumonia Balita di Puskesmas se- Kota Tasikmalaya. c. Mendeskripsikan proses pengolahan data kasus Pneumonia Balita di Puskesmas se- Kota Tasikmalaya.

7

d. Mendeskripsikan proses analisa data penemuan kasus Pneumonia Balita di Puskesmas se- Kota Tasikmalaya. e. Mendeskripsikan proses pelaporan data dari hasil kegiatan penemuan kasus Pneumonia Balita di Puskesmas se- Kota Tasikmalaya. f. Mendeskripsikan karakteristik petugas (tingkat pendidikan, status pelatihan, tingkat pengetahuan, dan keterampilan pengolahan data) dalam pelaksanaan kegiatan penemuan kasus Pneumonia Balita di Puskesmas se- Kota Tasikmalaya g. Mendeskripsikan sarana yang digunakan (sarana pengolahan data, sarana transportasi dan alat ukur napas) dalam pelaksanaan kegiatan penemuan kasus Pneumonia Balita

di Puskesmas se- Kota

Tasikmalaya. h. Mendeskripsikan dana kegiatan penemuan kasus Pneumonia Balita di Puskesmas se- Kota Tasikmalaya

1.5

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Kota Tasikmalaya Penelitian ini untuk memudahkan pemerintah Kota Tasikmalaya dalam meninjau aktivitas dan kendala dalam kegiatan penemuan kasus serta menggambarkan melalui peta penyebaran penyakit di setiap wilayah kerja puskesmas Se- Kota Tasikmalaya. 2. Manfaat bagi dinas kesehatan kota tasikmalaya

8

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi program dari tatalaksana Pneumonia Balita

di fasilitas tingkat satu dan dapat

memudahkan dinas kesehatan untuk mencari hambatan atau kendala di puskesmas dalam kegiatan penemuan kasus Pneumonia Balita di Kota Tasikmalaya 3. Manfaat bagi program studi kesehatan masyarakat Penelitian ini dapat dijadikan reverensi dan informasi terkait kegiatan penemuan kasus Pneumonia Balita di puskesmas kepada mahasiswa untuk menunjang keilmuan. 4. Manfaat bagi peneliti lain Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk bahan bacaan rujukan oleh penelitiselanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan kegiatan penemuan kasus Pneumonia Balita balita di kota atau kabupaten lain di seluruh Indonesia. 5. Manfaat bagi masyarakat Penelitian ini bertujuan untuk membuka informasi baru terkait kegiatan penemuan kasus yang masih banyak terjadi di Kota Tasikmalaya dan sebagai bahan acuan pemerintah khusus nya untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan pengobatan secara baik melalui informasi dari penelitian ini.

9

1.6

Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berjudul “Gambaran Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Puskesmas se-Kota Tasikmalaya” tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap fakta-fakta unik masyarakat terutama pada fasilitas tingkat satu di Kota Tasikmalaya untuk mencari hambatan-hambatan yang ada di Tatalaksana Penemuan Kasus Pneumonia Balita. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi peminatan epidemiologi program studi kesehatan masyarakat Universitas Siliwangi Tasikmalaya dengan metode Deskriptif Kualitatif. Cara menganalisis data dilakukan dengan wawancara mendalam, menelaah dokumen, menyebarkan kuesioner dan observasi yang akan dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2019 sampai dengan peneliti mendapatkan kejenuhan dalam informasi saat berlangsungnya penelitian.

10

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

2.1

Defenisi Pneumonia Balita Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli) yang disebabkan terutama oleh bakteri dan merupakan penyakit saluran pernapasan akut yang sering menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2010). Penyebab pneumonia adalah berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur, parasit dan bakteri (Kemenkes RI, 2015). Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) dan mempunyai gejala batuk, sesak nafas, ronki, dan infiltrat pada foto rontgen. Anak yang menderita pneumonia, kemampuan paru-paru untuk mengembang berkurang, sehingga tubuh bereaksi dengan bernapas cepat agar tidak terjadi hipoksia (kekurangan oksigen). Apabila pneumonia bertambah parah, paru akan bertambah kaku dan timbul tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (Ni Nyoman, 2013). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut disebut bronkopneumonia. Dalam pelaksanaan pengendalian penyakit ISPA semua bentuk pneumonia (baik pneumonia maupun bronkopneumonia), disebut “Pneumonia” saja. Anak dengan pneumonia dapat meninggal karena hipoksia atau sepsis (infeksi menyeluruh) akibat kemampuan paru untuk menyerap oksigen menjadi berkurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tidak bisa bekerja (WHO, 2006). Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia dan penyumbang terbesar penyebab kematian anak usia dibawah lima tahun (balita) dibandingkan penyakit AIDS, malaria, dan campak (Misnadiarly, 2018).

11

2.2 2.2.1

Diagnosa Pneumonia Balita Penentuan Kasus Dalam mendiagnosis anak dengan pneumonia memerlukan beberapa tahapan meliputi anamnesisi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Hal yang paling penting dalam tatalaksana pneumonia anak adalah pemberian pengetahuan kepada orangtua dan tenaga kesehatan mengenal keluhan, gejala, dan tanda yang spesifik pada saluran napas anak sebelum dibawa ke sarana kesehatan. Pasien biasanya mengalami demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, dan sesak napas. Pada bayi biasanya gejalanya tidak khas, sering tanpa demam. Anak yang lebih besar kadang mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen disertai muntah. Hal yang paling mudah dalam mengenali pneumonia anak adalah adanya riwayat batuk dan atau adanya kesulitan bernafas dalam waktu kurang dari 14 hari, disertai ada atau tidak tanda-tanda bahaya. Beberapa gejalanya yaitu : 1. Batuk, biasanya 3-5 hari 2. Kesukaran bernafas seperti; napas cepat atau sesak napas 3. Demam tinggi 4. Informasi tanda-tanda bahaya Faktor Resiko : 1 Riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis (batuk kronik) pada keluarga yang tinggal dalam satu rumah. 2 Riwayat tersedak atau gejala sejak napas tiba-tiba, seperti gejala aspirasi dari benda asing seperti kacang. 3 Riwayat infeksi HIV pada pasien dan ibunya 4 Riwayat imunisasi vaksin BCG, DPT, Campak, HIB dan pneumokokus 5 Riwayat asma pada pasien dan keluarganya yaitu pada orangtua dan saudara kandung. 6 Riwayat menderita campak dalam beberapa hari sebelumnya.

12

Melakukan pemeriksaan fisik pada anak yang paling baik adalah anak dalam keadaan tenang. Tidak ada gunanya mendengarkan dengan al...


Similar Free PDFs