Proposal Penelitian Dosen Pemula "DAMPAK KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PADA PEMBANGUNAN DI HULU SUNGAI MAHAKAM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA" PDF

Title Proposal Penelitian Dosen Pemula "DAMPAK KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PADA PEMBANGUNAN DI HULU SUNGAI MAHAKAM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"
Author Agung Nugroho
Pages 37
File Size 1.7 MB
File Type PDF
Total Downloads 45
Total Views 113

Summary

1 Kode / Nama Rumpun Ilmu: 185 / Agribisnis USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA DAMPAK KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PADA PEMBANGUNAN DI HULU SUNGAI MAHAKAM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TIM PENGUSUL AGUNG ENGGAL NUGROHO, SP., MP NIDN. 1126109001 RAKHMADHANI NORHAQ, S.Hut., MP NIDN. 1112097601 UNIVERS...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Proposal Penelitian Dosen Pemula "DAMPAK KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PADA PEMBANGUNAN DI HULU SUNGAI MAHA... Agung Nugroho

Related papers peningkat an kapasit as desa.pdf Dewi Sart ika

peningkat an kapasit as desa Dewi Sart ika RPJMD II Gambaran Umum Daerah anggala yudha

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

1 Kode / Nama Rumpun Ilmu: 185 / Agribisnis USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

DAMPAK KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PADA PEMBANGUNAN DI HULU SUNGAI MAHAKAM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

TIM PENGUSUL AGUNG ENGGAL NUGROHO, SP., MP NIDN. 1126109001 RAKHMADHANI NORHAQ, S.Hut., MP NIDN. 1112097601

UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017

2

3

4

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii RINGKASAN ................................................................................................... iv I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1.3. Batasan Penelitian dan Hipotesis ...................................................... 1.4. Tujuan Penelitian .............................................................................. 1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................ 1.6. Rencana Capaian Tahunan ...............................................................

1 1 2 3 3 4 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 2.1. Pengertian Perkebunan ..................................................................... 2.2. Dampak Perkebunan Kelapa Sawit .................................................. 2.3. Pengertian dan Indikator Persepsi .................................................... 2.3.1. Faktor yang mempengaruhi persepsi .................................... 2.4. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................

6 6 6 8 11 12

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian .......................................................... 3.2. Definisi Operasional ......................................................................... 3.3. Jenis Dan Sumber Data ..................................................................... 3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 3.5. Teknik Analisis Data ........................................................................

13 13 13 14 15 16

IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ..................................................... 19 4.1. Anggaran Biaya ................................................................................. 19 4.2. Jadwal Penelitian .............................................................................. 19 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20 LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................. 22

5

RINGKASAN Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Timur, dengan luas mencapai 27.263 km2. Kabupaten ini terbagi dalam tiga zona berdasarkan aliran sungai Mahakam, yaitu zona hilir (pantai), tengah, dan hulu. Pada wilayah hulu, terdapat banyak perusahaan besar perkebunan kelapa sawit, yang terbagi dalam beberapa kecamatan. Namun karena lokasinya yang cukup jauh dari pusat pemerintahan, dan akses jalan yang belum memadai, beberapa daerah di Kabupaten Kutai Kartanegara zona hulu masih tertinggal dalam hal pembangunan dari zona yang lain. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kontribusi pembangunan yang diberikan dari keberadaan perkebunan – perkebunan kelapa sawit di zona hulu tersebut. Pembangunan yang dimaksud dilihat dari bangunan fisik maupun pengembangan kemasyarakatan diwilayah tersebut. Selain itu penelitian ini akan melihat persepsi masyarakat terhadap keberadaan perkebunan kelapa sawit dan membandingkan apakah terdapat perbedaan persepsi pada masing – masing kecamatan lokasi penelitian. Langkah penelitian diawali dengan proses identifikasi awal, kemudian pengambilan data (wawancara dan kuesioner), tabulasi, analisis data, sampai akhirnya menghasilkan simpulan dan saran laporan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam penyusunan kebijakan terkait dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit dan peningkatan pembangunan di wilayah hulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini dapat menunjukkan secara jelas potret masyarakat di hulu sungai mahakam yang berada disekitar perusahaan kelapa sawit.

Kata kunci: Dampak, Kelapa Sawit, Pembangunan

1

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang saat ini mulai menggunakan sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang akan dikembangkan kedepan. Beberapa isu nasional seperti angka pengangguran yang cenderung tinggi, kemiskinan yang cenderung meningkat, kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan di Indonesia menjadikan pembangunan pertanian yang fokus pada komoditas perkebunan diharapkan berperan besar tidak hanya pada sektor ekonomi melainkan juga sosial dan lingkungan. Salah satu komoditas unggulan perkebunan yang saat ini semakin dikembangkan di Indonesia adalah tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Perkebunan kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan yang terluas di Indonesia maupun dunia. Namun sangat disayangkan produktivitasnya masih rendah dan penyebarannya di tanah air tidak merata. Lahan perkebunan paling luas berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan, sedangkan di Irian belum banyak investor yang berinvestasi (Sunarko, 2009). Saat ini kelapa sawit menjadi salah satu primadona yang menarik minat investor perkebunan di Indonesia, salah satunya adalah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki wilayah yang sangat luas mencapai 27. 263 km2. Dengan wilayah yang luas, potensi dan peluang investasi sub sektor perkebunan diarahkan pada beberapa komoditas, terutama komoditas yang kurang mendapat perhatian. Adapun titik berat dari pengembangan dan pemberdayaan sub sektor perkebunan adalah kelapa sawit, kakao, karet, kebu, pisang dan lada. Kelapa sawit merupakan komoditas ekspor andalan yang dijadikan bahan baku minyak goreng. Saat ini tengah diteliti untuk dijadikan bahan bakar kendaraan bermotor pengganti minyak bumi yang kini menipis. Komoditi kelapa sawit menjadi andalan bagi masuknya investasi ke Kabupaten Kutai Kartanegara. Hanya saja hingga kini jumlah investor yang berminat mengelola komoditas kelapa sawit

2

masih sangat kurang jika dibandingkan dengan sektor pertambangan (Kutai Kartanegara, 2012). Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini memang telah mengalami pertumbuhan, hal ini dibuktikan dengan mulai berdirinya beberapa perusahaan-perusahaan kelapa sawit di daerah tersebut. Data Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara menunjukkan bahwa terdapat 42 perusahaan perkebunan besar swasta yang membudidayakan tanaman kelapa sawit di Kabupaten Kutai Kartanegara (Dinas Perkebunan, 2017). Banyaknya perusahaan besar kelapa sawit tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi Kabupaten Kutai Kartanegara, khususnya di zona hulu sungai Mahakam. Peran serta dari perusahaan sebagai investor diharapkan turut membantu percepatan pembangunan diwilayah tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana dampak keberadaan perkebunan kelapa sawit dalam pembangunan di wilayah hulu sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara. 1.2. Rumusan Masalah Kehadiran perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya bagi masyarakat wilayah hulu tentu menjadi sesuatu yang baru. Kultur sosial dan budaya masyarakat sedikit banyak pasti mendapat pengaruh dari hadirnya perkebunan kelapa sawit tersebut. Selain sisi sosial, kehadiran suatu perkebunan besar umumnya tentu akan berpengaruh pada sektor ekonomi masyarakat sekitar dan percepatan pembangunan di lokasi tersebut. Sebelum perusahaan membuka perkebunan kelapa sawit, tentu telah dilakukan langkah-langkah oleh pihak perusahaan guna kelancaran usahanya. Namun kendati demikian, sebagaimana perusahaan-perusahaan lain, konflik dengan masyarakat baik besar maupun kecil pasti akan muncul sebagai akibat dari pihak-pihak yang merasa belum terpuaskan ataupun terpenuhi dari kinerja maupun operasional perusahaan, baik dalam kerjasama kemitraan, kontribusi sosial kemasyarakatan dan ekonomi, maupun dalam pembangunan fasilitas umum masyarakat.

3

Untuk mengetahui bagaimana kontribusi perusahaan dalam pembangunan dan pandangan masyarakat pada perkebunan kelapa sawit di zona hulu sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara maka dirumuskan beberapa hal : 1.

Apakah terdapat kontribusi perusahaan perkebunan kelapa sawit, dalam pembangunan fasilitas umum di wilayah hulu sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara?

2.

Bagaimana persepsi masyarakat sekitar terhadap keberadaan perkebunan kelapa sawit di wilayah hulu sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara?

3.

Apakah terdapat perbedaan persepsi masyarakat di setiap kecamatan di hulu sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara?

1.3. Batasan Penelitian dan Hipotesis Zona hulu sungai Mahakam kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Muara Kaman, Kota Bangun, Muara Muntai, Muara Wis, Kenohan, Kembang Janggut, dan Tabang. Karena beberapa kecamatan didominasi oleh wilayah perairan (rawa dalam dan danau), maka tidak seluruh kecamatan menjadi lokasi penelitian. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive berdasarkan kriteria luasan daerah yang digunakan untuk budidaya kelapa sawit oleh perusahaan. Dari kriteria tersebut dan pertimbangan jalur sungai Mahakam, maka ditentukan tiga kecamatan yang menjadi lokasi penelitian yaitu Kecamatan Muara Kaman, Muara Wis, dan Kembang Janggut. Hipotesis dalam penelitian ini: 1.

Perusahaan kelapa sawit memiliki kontribusi dalam pembangunan fasilitas umum di wilayah hulu sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara.

2.

Masyarakat sekitar memberikan persepsi positif terhadap keberadaan perkebunan kelapa sawit di wilayah hulu sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara

1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

Untuk mengetahui kontribusi perusahaan perkebunan kelapa sawit, dalam pembangunan fasilitas umum di wilayah hulu sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara.

4

2.

Untuk mengetahui persepsi masyarakat sekitar terhadap keberadaan perkebunan kelapa sawit di wilayah hulu sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara.

3.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi masyarakat terhadap keberadaan perkebunan kelapa sawit di setiap kecamatan di hulu sungai Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara.

1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.

Sebagai sumbangan pemikiran dan masukan kepada perusahaan kelapa sawit untuk

menentukan

kebijakan

perusahaan

kedepannya

terkait

usaha

pembangunan lingkungan. 2.

Sebagai masukan informasi bagi Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara serta instansi terkait dalam penentuan kebijakan pembangunan khsusnya diwilayah hulu sungai Mahakam.

3.

Sebagai bahan perbandingan bagi pihak lain yang ingin meneliti lebih lanjut masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.6. Rencana Capaian Tahunan Penelitian ini dilaksanakan selama satu tahun, dengan luaran penelitian sampai publish membutuhkan waktu dua tahun. Secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1. Target Capaian Tahunan Jenis Luaran No

Kategori

Sub Kategori

Indikator Capaian Wajib

Tambahan

TS1)

TS+1

accepted

publish

Internasional bereputasi 1

Artikel ilmiah dimuat di jurnal2)

Nasional Terakreditasi Nasional tidak terakreditasi

2

Internasional Terindeks Artikel ilmiah 3) dimuat di prosiding Nasional

3

Invited speaker dalam temu ilmiah4)

4

Visiting Lecturer

5

Hak Kekayaan

5)

Internasional Nasional International Paten



TS+2

5

Intelektual (HKI)6)

Paten Sederhana Hak Cipta Merek Dagang Rahasia Dagang Desain Produk Industri Indikasi Geografis Perlindungan Varietas Tanaman Perlindungan Topografi Sirkuit Terpadu

6

8.

Teknologi Tepat Guna7) Model/Purwarupa/Desain/Karyaseni/Rekayasa Sosial8) Bahan Ajar 9)

9.

Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)10)

7

√ 1

2

editing

terbit

6

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perkebunan Herwindo (2015), pengertian perkebunan Menurut UU No. 18 Tahun 2004, Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengelola, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manejemen untuk mewujudkan kesejahtraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan pokok maupun sayuran untuk memebedakannya dengan usaha ladang dan hortikultural sayur mayor dan bunga, meski usaha penanaman pohon buah masih disebut usaha perkebunan. Tanaman yang ditanam umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama, antara kurang dari setahun hingga tahunan. 2.2. Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Dampak adalah suatu perubahan yang disebabkan oleh suatu kegiatan, suatu usaha investasi dalam kegiatan pembangunan memiliki kemampuan potensial menimbulkan dampak (dampak merupakan pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif). Konsep dampak diartikan sebagai pengaruh munculnya aktifitas manusia dalam pembangunan terhadap lingkungan termasuk manusia. Soemartono

(2011)

menjelaskan

bahwa

pada

dasarnya

sasaran

pembangunan adalah menaikkan tingkat kesejahteraan rakyat, akan tetapi aktifitas pembangunan menimbulkan efek samping yang tidak direncanakan di luar sasaran yang disebut dampak. Dampak dapat bersifat biofisik, sosial, ekonomi, dan budaya yang berpengaruh terhadap sasaran yang ingin dicapai. Dampak sosial adalah konsekuensi sosial yang menimbulkan akibat dari suatu kegiatan pembangunan ataupun penerapan suatu kebijakan dan program merupakan perubahan yang terjadi pada manusia dan masyarakat yang diakibatkan oleh aktifitas pembangunan (Soedharto dalam Darwis, 2015).

7

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang perkebunan dan kelapa sawit, menimbang: “Bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang berkandung didalamnya, sebagai karunia dan amanat tuhan yang Maha Esa yang dianuhgrakan kepada bangsa Indonesia, merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan perekonomian nasional termasuk didalamnya pembangunan perkebunan dalam mewujudkan kemakmuran dan kesejahtraan rakyat secara berkeadilan sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara berkeadilan, maka perkebunan perlu di jamin keberlanjutannya serta ditingkatkan fungsi dan perannya kemudian perkebunan sebagai salah satu bentuk pengelolaan sumber daya alam perlu dilakukan secara terencana, terbuka, terpadu, profesional, dan bertanggung jawab (Laing, 2016). Pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Pasal 2 disebutkan bahwa perkebunan diselenggarakan bedasarkan atas asas manfaat dan berkelanjutan, keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan, serta berkeadilan. Tujuan perkebunan kelapa sawit adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu maka kehadiran perkebunan harus memberikan dampak yang positif bagi pembangunan di suatu daerah. Menurut Afifuddin dalam Siradjuddin (2015) pembangunan subsektor kelapa sawit merupakan penyedia lapangan kerja yang cukup besar dan sebagai sumber pendapatan petani. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang memiliki andil besar dalam menghasilkan pendapatan asli daerah, produk domestik bruto, dan kesejahteraan masyarakat. Lebih lanjut Syahza dalam Siradjuddin (2015) menyatakan bahwa kegiatan perkebunan kelapa sawit telah memberikan pengaruh eksternal yang bersifat positif atau bermanfaat bagi wilayah sekitarnya. Manfaat kegiatan perkebunan terhadap aspek sosial ekonomi antara lain adalah: 1) Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar; 2) Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha; 3) Memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah.

8

2.3. Pengertian dan Indikator Persepsi Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat sesuatu yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandang seseorang. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika ada stimulus yang memicunya, atau ada kejadian yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya (Waidi, 2006). Rakhmat (2007), menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman (2005) menyatakan persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia. Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian. Sugihartono, dkk (2007) mengemukakan bahwa persepsi kemampuan

otak

dalam

menerjemahkan

stimulus

atau

proses

adalah untuk

menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Kotler dalam Semuel (2007), Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama. Persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian te...


Similar Free PDFs