PROPOSAL PROYEK KOPI DESA (KOPERASI TANI DESA SEJAHTERA PDF

Title PROPOSAL PROYEK KOPI DESA (KOPERASI TANI DESA SEJAHTERA
Author A. Muh Kamim
Pages 44
File Size 907.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 330
Total Views 729

Summary

PROPOSAL PROYEK KOPI DESA (KOPERASI TANI DESA SEJAHTERA) OLEH: KELOMPOK 1 • Anggalih Bayu Muh Kamim (15/384256/SP/26968). • Izzatu Imaarotissaamiyy Alqudsiyy (14/364777/SP/26198) • Anastasia Imelda Cahyaningrum (15/384255/SP/26967) • Heribertus Satrio Wiratsongko (14/367038/SP/26367) • Rayu Anitawat...


Description

PROPOSAL PROYEK KOPI DESA (KOPERASI TANI DESA SEJAHTERA)

OLEH: KELOMPOK 1 •

Anggalih Bayu Muh Kamim

(15/384256/SP/26968).



Izzatu Imaarotissaamiyy Alqudsiyy

(14/364777/SP/26198)



Anastasia Imelda Cahyaningrum

(15/384255/SP/26967)



Heribertus Satrio Wiratsongko

(14/367038/SP/26367)



Rayu Anitawati

(15/378703/SP/26657)



Fadilla Saraswati

(15/384265/SP/26977)



Muhammad Rizki K

(15/384278/SP/26990)



Muhammad Subhi Adzimi

(15/381325/SP/26788)



Muhammad Jamaluddin

(15/384276/SP/26988)

Januari 2018- Desember 2025 Forum Desa Sejahtera Yogyakarta

I.

RINGKASAN PROJECT Nama Project: Project Objective

Proyek KOPI DESA (Koperasi Tani Desa Sejahtera) •

BerkurangnyaKetergantunganPermodalan Petani Di Kecamatan Cangkringan Terhadap Bantuan Kredit Dari Pemerintah Pusat Hingga Bulan Desember Tahun 2025. • Menurunnya Angka Kemiskinan Rumah Tangga Petani Di Kecamatan Cangkringan Hingga Desember Tahun 2025.

Core Program Area

Peningkatan Kemandirian dan Kesejahteraan Rumah Tangga Petani.

Target Lokasi

Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta.

Target Kelompok dan Jumlah Target Group

2 Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan yang mengelola pertanian organik dan peternakan sapi. 3603 kk rumah tangga petani.

Rentang Waktu

Januari 2018 s.d. Desember 2025.

Managing Area Federation

Forum Desa Sejahtera

Mitra Kerja

Anggaran Tahunan

• Koperasi Induk Kabupaten Sleman. • Dinas Perindustrian, Perdagagan dan Koperasi Kabupaten Sleman. • OPD Kecamatan Cangkringan. • Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa di tiap desa di Kecamatan Cangkringan.

Rp 311.969.000

1

II.

RASIONALISASI PROJECT 2.1. Prioritas Masalah dan Akar Masalah Berdasarkan penggalian dari data sekunder mengenai permasalahan pengembangan pertanian di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman adalah terganggunya produktivitas pasca erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 yang menuntut adanya proses perbaikan tata kelola, tingginya ketergantungan pada permodalan dari pemerintah dalam proses produksi, dan masih tingginya angka kemiskinan pada rumah tangga petani. Terganggunya produktivitas pasca erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 yang menuntut adanya proses perbaikan tata kelola. Permasalahan ini muncul akibat adanya kerentanan yang ada dalam pengelolaan sektor pertanian yang ada di Kecamatan Cangkringan yang berada di zona rawan bencana Gunung Merapi yang tidak diikuti oleh kesiapan masyarakat dalam menghadapi proses produksi pasca bencana. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nyak Ilham dan A. Priyanti pada tahun 2011 menunjukan bahwasanya bencana Merapi menyebabkan kematian ternak dan penurunan produksi susu. Kematian ternak dapat disebabkan oleh awan dan lahar panas serta keracunan abu yang terkonsumsi melalui pakan dan masuk melalui saluran pernafasan. Penurunan produksi susu bervariasi dari 6,7 persen sampai 84 persen. Sapi yang ditinggal mengungsi dan tidak diberi pakan dan minum selama empat hari mengalami penurunan produksi paling tinggi. Kematian ternak, terganggunya kelembagaan pemasaran input dan output, turunnya harga ternak dan penurunan produksi susu menimbulkan kerugian mencapai Rp. 21,0 milyar (Ilham dan Priyanti, 2011). Penelitian lain lain yang dilakukan oleh Tri Siwi Nugrahani pada tahun 2011 menunjukan bahwasanya Berdasar analisis data dan hasil pembahasan dengan membandingkan antara tahun 2010 dengan tahun 2011 ternyata tidak keseluruhan di wilayah Kecamatan Cangkringan mengalami dampak erupsi merapi. Hal ini ditunjukkan dengan tidak di semua desa di wilayah Kecamatan Cangkringan tingkat kemiskinannya bertambah. Seperti di desa Wukirsari, Umbulharjo dan Glagaharjo jumlah kemiskinan berkurang yang berarti erupsi merapi kurang berpengaruh terhadap jumlah kemiskinan di wilayah tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat kemiskinan yang menurun antara keadaan sebelum erupsi dengan setelah erupsi. Sedangkan wilayah yang mengalami kenaikan jumlah kemiskinan akibat erupsi yaitu Desa Kepuharjo dan Argomulyo. Meskipun pemerintah telah berupaya dengan menggiatkan perekonomian di wilayah Kepuharjo seperti tempat wisata, ternyata pengembangan tersebut belum mampu mengurangi jumlah kemiskinan di wilayah tersebut (Nugrahani, 2011). Tingginya ketergantungan pada permodalan dari pemerintah dalam proses produksi. Permasalahan ini muncul akibat minimnya pembentukan modal secara mandiri di dalam komunitas petani di luar Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberikan oleh pemerintah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman pada Tahun 2015 terjadi peningkatan penggunaan

2

KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari 3,9% menjadi 5,55% yang menunjukan adanya peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap modal dari pemerintah. Berdasarkan statistik dari Kecamatan Cangkringan dalam Angka pada Tahun 2017 yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik menunjukan bahwasannya dari 5 desa yang ada di Kecamatan Cangkringan hanya terdapat 1 bank milik pemerintah, 1 bank milik swasta dan 1 BPR yang terdapat di Desa Argomulyo yang menunjukan minimnya pilihan bagi komunitas petani untuk mendapatkan sumber permodalan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Tahun 2016 juga menunjukan sebenarnya di Kecamatan Cangkringan terdapat sebanyak 17 koperasi dengan jumlah anggota 8223 orang, namun tampaknya belum dapat mempengaruhi pembentukan modal secara mandiri dalam komunitas petani.

Masih tingginya angka kemiskinan pada rumah tangga petani. Permasalahan ini muncul akibat dari minimnya inovasi dalam pengelolaan pertanian dan keseriusan pemerintah setempat yang berujung pada minimnya tingkat kesejahteraan rumah tangga petani. Padahal, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman pada Tahun 2016 sektor pertanian di Kecamatan Cangkringan menyumbang sebanyak 54% dari total PDRB Kecamatan. Kurangnya peningkatan kesejahteraan petani di Kecamatan Cangkringan juga telah berdampak pada penurunan jumlah rumah tangga petani. Berdasarkan Sensus Pertanian pada tahun 2013 menunjukan pada rentang waktu 2003-2013 jumlah rumah tangga petani di Kecamatan Cangkringan telah menurun dari 6890 menjadi sebanyak 6552. Dari permasalahan di atas, masalah yang akan diintervensi adalah tingginya angka kemiskinan pada rumah tangga petani di Kecamatan Cangkringan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2016 menunjukan bahwasannya terdapat 10811 keluarga miskin di Kecamatan Cangkringan, hal ini tentu riskan dengan sektor pertanian yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi Kecamatan Cangkringan ternyata belum dapat dikelola dengan baik. Peliknya masalah permodalan komunitas petani dan keadaan pasca bencana adalah beberapa keadaan yang mendorong munculnya kemiskinan rumah tangga petani di Kecamatan Cangkringan. Di Kecamatan Cangkringan sendiri telah terdapat usaha susu sapi perah yang dikelola oleh Koperasi Sarono Makmur dan pertanian organik, namun tampaknya dapat dikelola dengan baik. Intervensi terhadap koperasi yang ada di Kecamatan Cangkringan menjadi penting untuk membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga petani. 2.2. Target Lokasi dan Group Project KOPI DESA ini mempunyai target lokasi yang berada di Kecamatan Cangkringan yang terdiri atas 5 desa yakni Argomulyo, Kepuharjo, Glagaharjo, Wukirsari, dan Umbulharjo. Total rumah tangga petani yang terdapat di Kecamatan Cangkringan adalah sebanyak 6552 kk dan penerima manfaat dari program ini adalah sebanyak 55% dari total rumah tangga petani menjadi sebanyak 3603 kk dan 2 koperasi tani yang mengelola usaha sapi perah dan pertanian organik. Program ini akan melibatkan beberapa pihak untuk mencapai keberhasilan yakni pemerintah daerah Kabupaten Sleman, Disperindagkop

3

Kabupaten Sleman, perusahaan mitra, perusahaan agro, BPD, Lembaga Survei, Tim Ahli dan Akademisi, Koperasi Induk Kabupaten Sleman, pemerintah pusat.

III.

STRATEGI PROJECT Goal dari project ini adalah peningkatan kemandirian dan kesejahteraan rumah tangga petani di Kecamatan Depok. Khusus untuk pendanaan dari FAO, Forum Desa Sejahtera mengambil objektif yang terdiri atas berkurangnya ketergantungan permodalan petani di Kecamatan Cangkringan terhadap bantuan kredit dari pemerintah pusat, penurunan angka kemiskinan rumah tangga petani di Kecamatan Cangkringan dan pemenuhan kebutuhan produksi secara mandiri oleh rumah tangga petani. Untuk meraih tujuan, Forum Desa Sejahtera mengimplementasikan program di wilayah kerjanya yang diharapkan dapat menjembatani masalah pada anak dan remaja. Misalnya, untuk life stage pertama dalam meraih objektif yang pertama Forum Desa Sejahtera akan melaksanakan proyek KOPI DESA dengan 1) Perbaikan Tata Kelola Koperasi Tani; 2) Peningkatan Omzet Penjualan Produk Hasil Produksi Pertanian yang ada di Koperasi Tani; dan 3) Perluasan Mitra Kerja Koperasi Tani.

IV.

GAMBARAN PROJECT OBJECTIVE 4.1. Result Framework

Hierarkhi Goal (A): Peningkatan Kemandirian dan Kesejahteraan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Cangkringan hingga Bulan Desember Tahun 2025.

Objective A.1.: Berkurangnya Ketergantungan Permodalan Petani di Kecamatan Cangkringan terhadap Bantuan Kredit dari Pemerintah Pusat hingga Bulan Desember Tahun 2025.

Indikator Indeks Paritas Petani Tingkat Kabupaten Meningkat Sebesar 2 % dan diikuti oleh penurunan koefisien gini di tingkat kecamatan menjadi di bawah 0,37 hingga Bulan Desember Tahun 2025. Pengurangan Jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh pemerintah kepada Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan Sebesar 5 % dari jumlah total sumber penerimaan modal koperasi tani hingga Bulan Desember Tahun 2025.

4

Asumsi

Alat Verifikasi Sensus Ekonomi Dan Sensus Pertanian Pada Tahun Berjalan.

Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan sudah mampu mendapatkan sumber permodalan secara mandiri dan sudah tidak bergantung oleh pengucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Pemerintah.

Sensus Ekonomi, Laporan Keuangan Koperasi Tani Desa, Laporan Kinerja Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten Sleman.

Output A.1.1.: Adanya Perbaikan Tata Kelola Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan hingga Bulan Desember Tahun 2025.

Terjadi Peningkatan Jumlah SHU (Sisa Hasil Usaha) Sebesar 10 % dari total perolehan SHU setiap tahun berjalan pada pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan hingga Bulan Desember Tahun 2025.

Koperasi Tani berhasil meningkatkan Jumlah SHU yang didapatkan bagi anggota dan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan anggotanya yang merupakan bagian dari rumah tangga petani di Kecamatan Cangkringan. Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan dapat membelanjakan dana yang dikelolanya secara transparan dan akuntabel.

Kegiatan A.1.1.1.: Pembuatan Sistem Informasi Serapan Anggaran Berbasis Kinerja dalam Internal Koperasi Tani hingga Bulan Desember Tahun 2020.

Laporan Keuangan Koperasi Tani, FGD, LPJ Pengurus Koperasi Tani Desa.

Adanya panduan Sistem Informasi teknis penyusunan Pengadaan Barang & dan penggunaan Jasa Koperasi Tani anggaran di tiap Kecamatan koperasi tani di Cangkringan, Kecamatan Inventarisasi Aset Cangkringan yang Koperasi Tani akan membantu Kecamatan proses transparansi Cangkringan Pada pengadaan barang & Tahun Berjalan. jasa bagi operasional koperasi tani di Kecamatan Cangkringan dijamin oleh sistem infomasi pengadaan barang & jasa yang ditunjukan dengan adanya papan pelaporan lelang dan papan informasi pengadaan aset serta sebanyak 10 anggota di tiap koperasi tani di Kecamatan Cangkringan memahami proses perencanaan dan penggunaan anggaran organisasi secara tepat sasaran hingga Bulan Desember Tahun 2020. Kegiatan A.1.1.2.: Tersusunnya Anggota Koperasi Laporan Keuangan Pembuatan Sistem panduan kerja Tani di tiap desa di Koperasi Tani Di Penilaian Kinerja koperasi tani yang Kecamatan

5

360 0 dalam Tata Kelola Koperasi Tani hingga Bulan November Tahun 2020.

Kegiatan A.1.1.3.: Diklat bagi Anggota Koperasi mengenai Pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

Kegiatan A.1.1.4.: Kunjungan Industri ke koperasi tani di Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul dan Kota Batu, Malang yang berhasil mengelola Koperasi Tani dengan baik.

mendorong setidaknya sebanyak 75 Anggota Koperasi Tani di tiap desa di Kecamatan Cangkringan membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela secara rutin dan memenuhi jam kerja setidaknya 24 jam/ minggu hingga Bulan November Tahun 2020. Dilaksanakannya Diklat Pengelolaan LKM bagi anggota koperasi tani di Kecamatan Cangkringan sebanyak 5 kali yang meliputi kegiatan orientasi LKM, diskusi panel pengelolaan LKM, dan workshop pengelolaan LKM hingga September Tahun 2022 yang melibatkan sebanyak 45 Anggota Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan dan terlibat aktif dalam pelaksanaan Diklat Minimal 75 % dari keseluruhan sesi Diklat. Dilaksanakannya kunjungan industri ke koperasi tani di Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul pada 28 Mei Tahun 2019 dan kunjungan industri ke Kota Batu, Malang pada 22

Cangkringan dapat Kecamatan bertanggungjawab Cangkringan, FGD. dalam memenuhi kewajiban organisasi.

Anggota Koperasi Berita Acara Diklat, Tani di Kecamatan Absensi Kegiatan Cangkringan Diklat, SPPD. berkomitmen untuk belajar pengelolaan LKM.

Pengurus dan anggota Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan berkomitmen untuk memajukan pengelolaan dengan belajar dari pengalaman Koperasi Tani lain.

6

Berita Acara Kunjungan Industri, Absensi Kegiatan Kunjungan Industri, SPPD.

Kegiatan A.1.1.5.: Pembuatan Sistem Pengelolaan Anggaran Berbasis Teknologi Informasi bagi tiap Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan hingga Bulan Desember Tahun 2020.

Output A.1.2.: Peningkatan Omzet Penjualan Produk Hasil Produksi Pertanian yang dihasilkan koperasi tani di Kecamatan Cangkringan. Kegiatan A.1.2.1.: Pelatihan Diversifikasi Produk Hasil Pertanian..

Februari 2023 yang melibatkan sebanyak 35 anggota di tiap koperasi tani di Kecamatan Cangkringan. Adanya proses pembuatan website bagi koperasi tani di Kecamatan Cangkringan dan pembentukan tim admin terpadu di Kantor Kecamatan yang akan mengelola website dan sosial media koperasi tani yang akan membantu proses pelaporan penggunaan anggaran melalui website dan sosial media Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan setidaknya dilakukan satu bulan sekali. Terjadi Peningkatan Laba Penjualan sebesar 5 % dari total revenue Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan hingga Desember Tahun 2025. Dilaksanakannya pelatihan diversifikasi produk hasil pertanian sebanyak 7 kali hingga September Tahun 2024 yang melibatkan 25 petani penggarap dan 20 anggota di tiap koperasi tani di Kecamatan

Semua anggota Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan dan mitra dapat memantau kinerja keuangan.

Inventarisasi Teknologi Informasi Koperasi Tani, FGD, Wawancara.

Koperasi Tani Laporan Penjualan berhasilkan Produk Koperasi meningkatkan omzet Tani Di Kecamatan penjualan produk Cangkringan & pertanian. Expenditure Tracking.

Semua anggota Koperasi Tani berkomitmen untuk meningkatkan variasi hasil produk pertanian yang dihasilkan oleh Koperasi Tani.

7

Berita Acara Pelatihan, Absensi Kegiatan Pelatihan, SPPD.

Kegiatan A.1.2.2.: Pelatihan Penggunaan Teknologi Informasi sebagai Media Promosi Produk Hasil Pertanian.

Kegiatan A.1.2.3.: Pelatihan Variasi Metode Menanam pada Petani Penggarap.

Kegiatan A.1.2.4: Pelatihan Pengemasan Produk Hasil Pertanian.

Cangkringan yang terlibat aktif dalam setidaknya sebanyak 75% dari keseluruhan sesi pelatihan. Dilaksanakannya pelatihan penggunaan sarana TI untuk media promosi sebanyak 4 kali hingga Desember 2022 yang melibatkan 25 anggota tiap koperasi tani di Kecamatan Cangkringan yang terlibat aktif dalam setidaknya 75% dari keseluruhan sesi pelatihan. Dilaksanakannya pelatihan metode variasi tanam sebanyak 2 kali hingga Mei 2021 dengan melibatkan 50 petani penggarap yang terlibat aktif dalam setidaknya 75% dari keseluruhan sesi pelatihan. Dilaksanakannya pelatihan pengemasan produk sebanyak 4 kali hingga Mei Tahun 2023 sebanyak 30 anggota koperasi tani di Kecamatan Cangkringan terlibat akitif dalam setidaknya 75% dari keseluruhan sesi pelatihan dan sebanyak 50% dari anggota Koperasi Tani yang mengikuti

8

Anggota Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan berkomitmen untuk dapat mengoperasikan website dan sosial media dalam rangka menunjang promosi.

Survei, FGD, Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Koperasi Tani, Berita Acara Pelatihan.

Anggota Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan berkomitmen untuk dapat mengenali dan mempraktikkan berbagai metode tanam.

Survei, FGD, Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Koperasi Tani, Berita Acara Pelatihan.

Anggota Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan berkomitmen untuk dapat mengenali dan mempraktikkan cara pengemasan produk hasil pertanian secara baik.

Survei, FGD, Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Koperasi Tani, Berita Acara Pelatihan.

Output A.1.3: Perluasan Mitra Kerja Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan.

Kegiatan A.1.3.1.: Penyelenggaraan Bazaar Hasil Produk Pertanian Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan dengan Mengundang Berbagai Perusahaan Agro.

Kegiatan A.1.3.2.: Penyelenggaraan riset dan diseminasi hasil produk pertanian Koperasi Tani Kecamatan Cangkringan dengan melibatkan bantuan tim ahli dari elemen perguruan tinggi di tingkat Provinsi.

pelatihan dapat melakukan pengemasan produk hasil pertanian secara baik sesuai standar pengemasan hasil produksi. Koperasi Tani Desa di Kecamatan Cangkringan memiliki 10 tambahan mitra perusahaan swasta yang membantu memasarkan produk hasil pertanian ke luar daerah hingga Desember Tahun 2025. Terlaksananya kegiatan Bazaar setiap tahun hingga September Tahun 2025 yang melibatkan sebanyak 15 perusahaan calon mitra hadir dalam kegiatan bazaar hasil produk pertanian yang dan setidaknya terdapat 15 bazaar hasil produk pertanian dari koperasi tani di Kecamatan Cangkringan. Adanya pelibatan elemen perguruan tinggi dalam proses riset dan diseminasi serta terselenggaranya proses diseminasi hasil inovasi di tingkat kabupaten pada September dan Bulan Desember di tingkat provinsi setiap 2 tahun sekali hingga Mei Tahun

9

Koperasi Tani MOU Koperasi Tani berhasil menjaring Dengan Mitra mitra perusahaan Perusahaan. swasta untuk membantu distribusi produk.

Penyelenggara Bazaar berhasil mendatangkan calon mitra untuk mengenali produk hasil pertanian Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan.

FGD, LPJ Acara Bazaar Hasil Produk Pertanian Yang Dihasilkan Koperasi Tani Di Kecamatan Cangkringan.

Proses inovasi produk pertanian Koperasi Tani berjalan dengan baik.

Laporan Hasil Riset Pengembangan Produk Koperasi Tani, FGD, Survei.

Kegiatan A.1.3.3.: Pelatihan Pemanfaatan teknologi informasi untuk sarana pembelian dan pemesanan produk hasil pertanian koperasi tani di Kecamatan Cangkringan.

Objective A.2.: Menurunnya angka kemiskinan rumah tangga petani di Kecamatan Cangkringan hingga Desember Tahun 2025. Output A.2.1.: Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Petani hingga Desember Tahun 2025.

Kegiatan A.2.1.1.: Pelatihan pembuatan keripik bagi ibu rumah tangga petani di Kecamatan Cangkringan.

2025 dan dihasilkan 3 produk baru yang dihasilkan oleh Koperasi Tani di Kecamatan Cangkringan. Terlaksananya pelatihan pemanfaatan teknologi infor...


Similar Free PDFs