Proposal Uji Aktivitas Antioksidan Ektsrak Etanol Daun Yodium (Jatropha Multifida L) Terdadap Penyembuhan Luka Sayat PDF

Title Proposal Uji Aktivitas Antioksidan Ektsrak Etanol Daun Yodium (Jatropha Multifida L) Terdadap Penyembuhan Luka Sayat
Author KB34_ Nabila Estiani Alsari
Course kimia
Institution Universitas Negeri Surabaya
Pages 24
File Size 642.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 483
Total Views 893

Summary

iPROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWAUJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKTSRAK ETANOL DAUN YODIUM( Jatropha multifida L) TERDADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYATBIDANG KEGIATANPKM PENELITIANDiusulkan oleh: Nabila Estiani Alsari 18030234034 Angkatan 2018 Hesti Sri Prehatini 18030234038 Angkatan 2018 Dian Zulfatur R...


Description

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKTSRAK ETANOL DAUN YODIUM (Jatropha multifida L) TERDADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT

BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh: 1. Nabila Estiani Alsari 2. Hesti Sri Prehatini 3. Dian Zulfatur Rizkiyah

18030234034 18030234038 19030194025

Angkatan 2018 Angkatan 2018 Angkatan 2019

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2020

i

PENGESAHAN USULAN PKM PENELITIAN

Judul Kegiatan

Bidang Kegiatan Katua Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap NIM Program Studi Perguruan Tinggi Alamat Rumah dan No. Hp Anggota Pelaksana Kegiatan Dosen Pembimbing Nama Lengkap NIDN Alamat Rumah dan No. Hp Biaya Kegiatan Total Kemenristekdikti Sumber Lain Jangka Waktu Pelaksanaan

: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKTSRAK ETANOL DAUN YODIUM (Jatropha multifida L TERDADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT : PKM Penelitian : Nabila Estiani Alsari : 18030234034 : S1-Kimia : Universitas Negeri Surabaya : Lidah Wetan Gg.1 No.75,Surabaya/089680773036 : 3 orang : Prof. Dr. Suyatno, M. Si. : 0020076504 : Perum Western Village Blok A-2 No 4 Surabaya, HP: 085645385502 : Rp. ? :: 5 bulan

Menyetujui, Wakil dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni,

Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Dr. Sifak Indana, M.Pd) 196808181993032002

(Nabila Estiani Alsari)NIP. NIM. 18030234034

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni,

Dosen Pembimbing,

(Dr. Agus Hariyanto, M.Kes) NIP. 196708161992031002

(Prof. Dr. Suyatno, M.Si.) NIP. 196507201991011001

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………. ii DAFTAR ISI ………………………………………………………. iii DAFTAR TABEL .................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 2 1.4 Urgensi Penelitian ........................................................................... 2 1.5 Luaran dan Target Penelitian .......................................................... 2 1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 2 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daun Yodium (Jatropha multifida L) .................................................. 3 2.1.1 Kandungan Kimia…………………………………………. . 3 2.1.2 Manfaat Tumbuhan……………………………………….. .. 3 2.2 Ekstraksi…………………………………………………………. . 3 2.3 Luka dan Mekanisme Penyembuhan Luka ........................................... 4 BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian ................................................................................ 5 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………. 5 3.3 Pengambilan Sampel………………………………………………. 5 3.4 Pengolahan Sampel 3.5 Pembuatan Ekstrak Daun Yodium……………………………….. 5 3.6 Pengujian Terhadap Hewan Coba………………………………… 5 3.7 Pengamatan Penyembuhan Luka Sayat…………………………. .. 6 3.8 Pengujian Aktivitas Antioksidan………………………………… . 6 3.9 Teknik Analisis Data ....................................................................... 6 BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya ............................................................................... 7 4.2 Jadwal Kegiatan .............................................................................. 7 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 8 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya ......................................................... Tabel 4.2 Ringkasan Jadwal Kegiatan ........................................................

7 7

iii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan sehari-hari seringkali tidak sengaja dihadapkan dengan luka, seperti saat memotong sayur atau buah-buahan, jika tidak berhati-hati maka jari tangan dapat tersayat pisau. Luka yang disebabkan oleh pisau tidak terlalu parah akan tetapi jika luka tersebut dibiarkan kering dengan sendirinya maka akan terjadi kontaminasi oleh bakteri. Sekecil apapun luka tetap harus diberikan perawatan karena tidak menutup kemungkinan luka tersebut akan mengalami infeksi. Untuk mempercepat pertolongan pertama dapat menggunakan perawatan luka secara tradisional tanaman obat yang mengandung zat yang dapat menyembuhkan luka. Pengembangan produksi tanaman obat semakin pesat, dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat yang meningkat tentang manfaat tanaman obat. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya kembali ke alam (back to nature) dengan memanfaatkan obat-obat alami. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan sekaligus dapat digunakan untuk pengobatan luka adalah getah daun yodium (Jatropha multifida L). Tanaman obat daun yodium memiliki khasiat untuk menyembuhkan luka. Aktivitas penyembuhan luka diperantarai oleh berbagai kandungan senyawa yang terdapat pada bagian-bagian pada tanaman tersebut. multifida L. diketahui mengandung cyclic peptide, phenolics, dan glucosides (Kosasi, dkk., 1989). Batang Jatropha multifida L. mengandung beberapa senyawa seperti multifidone, japodagrone, multidione, multifolone jatrogrossidentadione (Das, dkk., 2009). Batang Jatropha multifida L, diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri gram positif (Fahriya dan Shofi 2011) dan diketahui dapat menghasilkan aktivitas penyembuhan luka dan efek hemostatik (Dewi, 2014). Tambahkan penjelasan hubungannya antioksidan dengan penyembuhan luka? Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan pengujian secara ilmiah aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun tumbuhan yodium (Jatropha multifida L.) terhadap proses penyembuhan luka sayat. Penelitian ini meliputi karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun yodium serta pengujian aktivitas antioksidan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses penyembuhan dengan menggunakan ekstrak daun yodium? 2. Apakah terdapat pengaruh ekstrak daun yodium terhadap proses penyembuhan luka sayat? 3. Apa saja kandungan Bagaimana aktivitas antioksidan daun yodium sehingga dapat menyembuhkan sebagai penyembuh luka sayat?

1.3 Tujuan Penelitian (Sesuaikan dengan rumusan masalah) 1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai proses penyembuhan luka sayat dengan menggunakan ekstrak daun yodium. 2. Membuktikan adanya pengaruh ekstrak daun yodium terhadap proses penyembukan luka sayat. 3. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kandungan antioksidan dari daun yodium yang berperan dalam penyembukan luka sayat. 1.4 Urgensi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk berinovasi dalam hal perawatan luka menggunakan tanaman obat yang memiliki kandungan sesuai untuk proses penyembuhan luka dengan menggunakan tanaman yodium yang mungkin dapat ditemukan di manapun (Coba dibuat ulasan yang isinya apakah tumbuhan iodium itu jumlahnya melimpah, mudah didapat, harganya murah, sudah banyak dimanfaatkan tetapi aktivitas antioksidanya belum pernah diteliti...sehingga penelitian ini perlu atau urgen dilakukan) 1.5 Target dan Luaran Penelitian Target dan luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk menambah nilai guna pada tanaman yodium dan menambah wawasan masyarakat untuk melakukan perawatan menggunakan tanaman obat. (Luaranya harus ada artikel yang dipublikasikan lewat seminar nasional atau jurnal ) 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, perkembangan atau sumber pengobatan alternatif, dan dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya.

BAB II. Tinjauan Pustaka 2.1 Daun Yodium (Jatropha multifida L) Tumbuhan yodium (Jatropha multifida Linn) memiliki habitat di semak dengan tinggi 2 m, batang berkayu, pangkal membesar, bergetah dengan penampang bulat. Tumbuhan yodium memiliki daun tunggal, tersebar, memanjang berukuran 15-20 cm, menjari, ujung runcing, pangkal bulat. Tumbuhan yodium (Jatropha multifida Linn) memiliki bunga majemuk berbentuk malai, bertangkai, dan memiliki benangsari berjumlah delapan, kepala sari berbentuk tapal kuda, dengan putik berjumlah tiga dan kelopak bercabang. Buah tumbuhan yodium berwarna hijau pada saat muda dan berwarna coklat pada saat tua dan berbiji bulat dengan warna putih saat muda dan berwarna coklat ketika tua (Depkes RI, 2000). 2.1.1 Kandungan Kimia Tumbuhan yodium mengandung senyawa-senyawa kimia yang berpotensi sebagai antibakteri seperti tanin, alkaloid, flavonoid dan juga saponin. Tumbuhan yodium juga mengandung sulfur dan iodine yang dapat mempercepat penyembuhan luka (Ilmi, 2009). Daun yodium berasa pahit dan bersifat netral. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam tumbuhan yodium di antaranya α- amirin, kampesterol, 7 α- diol, stigmaterol, β-sitosterol, dan HCN. Batangnya mengandung senyawasenyawa kimia seperti alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin (Hariana, 2004). Iklim, kualitas tanah dan mutu air akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas metabolit sekunder (senyawa alami) pada suatu tumbuhan (Saifudin, 2011). 2.1.2 Manfaat Tumbuhan Tumbuhan yodium biasa digunakan untuk mengobati luka baru dan bengkak dengan cara mengoleskan getah dari batang dan daunnya pada luka baru. Getah tumbuhan yodium terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka dibandingkan povidon iodin 10% (Dewi, 2014). Efek farmakologis tumbuhan yodium di antaranya penurun panas, antiinflamasi, dan menghambat pendarahan. Biji, daun, dan getah tumbuhan yodium dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit seperti bengkak terpukul, terkilir, tulang patah, luka berdarah, mencegah dan mengobati kerusakan gigi (Hariana, 2004).

2.2 Esktraksi Ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut menggunakan pelarut cair. Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lainlain.Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloida, flavonoida dan lain-lain. Mengetahui senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dengan cara yang tepat (Depkes RI, 2000). Tujuan dari suatu proses ekstraksi adalah untuk memperoleh suatu bahan aktif yang tidak diketahui, memperoleh suatu bahan aktif yang sudah diketahui, memperoleh semua metabolit sekunder dari suatu bagian tanaman dengan spesies tertentu, mengidentifikasi semua metabolit sekunder yang terdapat dalam suatu makhluk hidup sebagai penanda kimia atau kajian metabolisme (Kumoro, 2015). 2.3 Luka dan Mekanisme Penyembuhan Luka Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh. Bentuk dari luka berbeda tergantung penyebabnya, ada yang terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi/luka sayat dimana terdapat robekan linier pada kulit dan jaringan di bawahnya (Pusponegoro, 2005) Secara singkat, proses penyembuhan luka dibagi dalam 3 fase. Fase pertama yaitu fase inflamasi atau fase inisial (lag phase) yang berlangsung pada saat terjadinya luka sampai hari ke-5. Pada fase ini terjadi perdarahan, kemudian pembekuan atau penghentian perdarahan akibat kontraksi otot polos dinding pembuluh darah yang terluka dan penggumpalan darah oleh thrombin dan fibrin. Ikut keluar bahan pertahanan tubuh berupa sel-sel leukosit dan antibodi. Disini terjadi vasodilatasi pembuluh darah, oedema (Bisono, 2002). Fase kedua yaitu fase fibroplasi atau fase proliferasi, berlangsung dari hari ke-6 sampai akhir minggu ke-3. Terjadi proliferasi sel-sel fibroblast yang berasal dari sel-sel mesensim yang belum berdiferensiasi. Terjadi pembentukan jaringan granulasi yang terdiri dari sel-sel fibroblast, serat kolagen yang dihasilkan oleh sel fibroblast, deposit sel-sel radang, kapiler baru, hasil angiogenesis. Terjadi penciutan luka akibat kontraksi serat-serat kolagen yang mempertautkan tepi luka. Terjadi epitelisasi akibat proses migrasi dan proses mitosis sel-sel stratum basal dan keratinosit lain yang terpapar luka (sel-sel kelenjar sebaseus, kelenjar keringat, dan akar rambut) ke tengah luka. Semua proses ini akan berhenti bila seluruh permukaan luka sudah tertutup epitel. Orang awam mengatakan luka sudah sembuh/sudah kering. Sebaliknya, proses akan berjalan terus bila permukaan luka belum tertutup epitel. Fase terakhir adalah fase maturasi atau fase resorbsi saat semua bentukanbentukan baru akibat proses penyembuhan akan diresorbsi Kembali atau

mengkerut menjadi matur. Hal ini berlangsung selama 2 bulan atau lebih bahkan bisa sampai 1 tahun. Tanda-tanda yang menunjukkan fase ini sudah berakhir, semua tanda radang hilang, pucat, tak ada rasa sakit/gatal, lemas tak ada indurasi, kemps pembengkakan sudah hilang. (Bisono, 2002) Tambahkan teori tentang antioksidan dan metode penentuan aktivitas antioksidan

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium dengan melakukan serangkaian untuk mengamati dan menguji aktivitas ekstrak daun yodium (Jatropha multifida L) terhadap penyembuhan luka sayat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan setelah ujian akhir semester di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA UNESA. 3.3 Pengambilan sampel Bahan uji daun yodium (Jatropha multifida L) diperoleh dari Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. 3.4 Pengolahan Sampel Bahan uji daun yodium (Jatropha multifida L) disortasi basah yaitu pemisahan dari tanah, kerikil, daun, akar yang telah rusak serta pengotor-pengotor lainnya. Kemudian dicuci hingga bersih. Kemudian dilakukan proses perajangan yaitu proses pemotongan simplisia menjadi bagian bagian kecil tujuannya memudahkan proses pengeringan, setelah itu bahan uji dikeringkan dengan cara diangin-anginkan terhindar dari sinar matahari langsung. Selanjutnya bahan uji disortasi kering, yaitu dipisahkan dari benda-benda asing dan pengotorpengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. Setelah itu simplisia kering dihaluskan menjadi serbuk. 3.5 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Yodium Sebanyak 150 gr serbuk daun yodium dimaserasi menggunakan etanol 96% selama tiga hari, ditutup dan dibiarkan terlindung dari cahaya sambil berulangulang diaduk. Setelah tiga hari sari diserkai, ampas diperas kemudian dilakukan remaserasi, diaduk dan diserkai. Kemudian wadah ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama tiga hari, setelah itu endapan dipisahkan. Ekstrak etanol kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator.

3.6 Pengujian Terhadap Hewan Coba Efek penyembuhan luka dilakukan terhadap hewan coba kelinci yang sehat, langkah pertama yang dilakukan adalah mencukur bulunya kemudian dianastesi dengan menggunakan etil klorida spray dan dibuat luka sayat sepanjang 2 cm dengan cara disayat, melukai atau menggores punggung kelinci dengan scaple dengan kedalaman 0.3 cm. Masing-masing luka pada kelinci akan diberikan dua perlakuan berbeda, yaitu luka A diberikan 2% konsentrasi ekstrak daun yodium dan luka B diberikan 4% konsentrasi ekstrak daun yodium. 3.7 Pengamatan Penyembuhan Luka Sayat Kelinci yang telah dilukai pada bagian kulit punggungnya masing-masing diberi perawatan berdasarkan kelompoknya. Perawatan dilakukan mulai hari ke-1 sampai hari ke-14 sebanyak 1 kali sehari. Luka sayat dirawat secara terbuka hingga sembuh yang ditandai dengan merapat dan tertutupnya luka. Diamati perubahan pada luka sayat selama 14 hari secara makroskopik perkembangan penyembuhan luka pada kulit punggung kelinci dan pengukuran luas permukaan luka dengan menggunakan jangka sorong. 3.8 Pengujian Aktivitas Antioksidan Dibuat larutan stok uji dan standar (vitamin C) dengan menimbang sebanyak 10mg dari masing-masing ekstrak dan dilarutkan dengan metanol hingga 10mL (1000ppm). Kemudian dibuat variasi kadardari masing-masing larutan ekstrak menjadi larutan dengan konsentrasi 20, 40, 80, 160,dan 320 ppm dan lautan standar (vitamin C) sebesar 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm. Diambil 2 mL dari masing-masing larutan uji yang sudah dibuat, ditambah 2 mL DPPH 0,5 mM dan ditambahkan metanol hingga tanda batas dalam labu takar 10 mL. Kemudian divortex dan disimpan dalam inkubator pada suhu 37oC selama 30 menit. Blanko uji dibuat dengan mengukur 2 mL DPPH 0,5 mM, ditambahkan metanol hingga tanda batas dalam labu takar 10 mL dan diperlakukan sama dengan larutan uji. Setelah 30 menit diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 515,5 nm. Selanjutnya dihitung persen inhibisi setiap konsentrasi dan dibuat persamaan linier antara konsentrasi contoh (sumbu x) dan persen inhibisi (sumbu y). Persen inhibisi ditentukan dengan persamaan: % inhibisi =

Absorbansi kontrol−Absorbansi sampel Absorbansi kontrol

x 100

IC50 adalah konsentrasi yang dibutuhkan untuk mereduksi DPPH sebesar 50 %. IC50 dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear, konsentrasi sampel sebagai sumbu x dan % inhibisi sebagai sumbu y, dari persamaan y = bx + a.

3.9 Teknik Analisis Analisis dilakukan untuk memperoleh kesimpulan apakah efek antioksidan ekstrak daun yodium dapat menyembuhkan luka sayat dengan kecepatan penyembuhan cepat atau lambat, atau bahkan tanaman yodium tidak cocok untuk mengobati luka sayat. Kemudian data dianalisis secara statistik menggunakan bantuan program komputer SPSS. (Untuk aktivitas antioksidan dianalisis dengan analisis regresi linier hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan persentase peredaman absorban DPPH untuk menentukan harga IC-50)

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya No 1, 2. 3. 4.

Tabel 1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) Peralatan Penunjang 4.200.000 Bahan Habis Pakai 1.000.000 Perjalanan 950.000 Lain-lain (administrasi, publikasi, seminar, 4.100.000 laporan, dan sewa peralatan) Jumlah 10.250.000

4.2 Jadwal Kegiatan Tabel 2. Rekapitulasi Jadwal Kegitan No

Jenis Kegiatan

1.

Penelusuran Literatur Peminjaman Laboratorium

2. 3.

4. 5.

Penyiapan Bahan-Bahan Penelitian Penelitian Pendahuluan Analisis Data Hasil Penelitian Pendahuluan

Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

6.

Penyusunan Laporan

DAFTAR PUSTAKA Bisono, Dr. 2002. Petunjuk Praktis Operasi Kecil. Jakarta: EGC Das, B., Reddy, K.R., Ravikanth, B., Raju, T.V., Sridhar, B., Khan, P. U., Rao, J.V. 2009. Mulfidone: A Novel Cytotoxic Lathyrane-type Diterpene having an unusual six-membered a ring from Jatropha multifida. Bioorg. Med. Chem. Lett., 19, 77. Depkes RI. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid 2. Jakarta: Departemen Kesehatan RI dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian Dan Pengembangan. Dewi, Christina. 2014. “Perbedaan Efek Perawatan Luka dengan Menggunakan Pohon Yodium Dibandingkan dengan Menggunakan Povidon 10% dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Bersih Pada Marmut (Cavia porcellus)”. Jurnal Wiyata 1. 2: 235-246. Hariana, A. 2004. Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Jakarta: Swadaya Ilmi, A. N. (2009). Tanaman Yodium Jatropha multifida Sebagai Bahan Fortifikasi Bath (Abstrak). Karya Tulis Ilmiah Strata Satu. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya. Halaman 6. Kosasi, S., van der Sluis, W.G., Boelens, R., Hart, L.A., dan Labadie, R.P. 1989. Labaditin, a novel cyclic decapeptide from the latex of Jatropha multifida L. (Euphorbiaceae), FEBS LETTERS. 256, 91-6. Kumoro, Andi Cahyono. 2015. Teknologi Ekstraksi Senyawa Bahan Aktif Dari Tanaman Obat. Yogyakarta: Plantaxia Pusponegoro AD, Bisono. 1997. Luka, trauma, syok dan bencana alam. In: Sjamsuhidajat R, De Jong W, editor. Buku ajar Ilmu bedah. edisi revisi. Jakarta: EGC Saifudin, A., dkk. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 13,14.

LAMPIRAN Lampiran 1...


Similar Free PDFs