PROYEK OPEN OLT-ONT DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA PDF

Title PROYEK OPEN OLT-ONT DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA
Author Iwan Krisnadi
Pages 8
File Size 718.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 723
Total Views 786

Summary

PROYEK OPEN OLT-ONT DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Fahimah Rahmadian/1806155541 Manajemen Telekomunikasi – Universitas Indonesia [email protected] Dosen: Dr. Ir. Iwan Krisnadi MBA Abstrak Pada awal tahun 2015, Telkom meluncurkan IndiHome, layanan fixed broadband berbasis fiber optik dengan...


Description

PROYEK OPEN OLT-ONT DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Fahimah Rahmadian/1806155541 Manajemen Telekomunikasi – Universitas Indonesia [email protected] Dosen: Dr. Ir. Iwan Krisnadi MBA

Abstrak Pada awal tahun 2015, Telkom meluncurkan IndiHome, layanan fixed broadband berbasis fiber optik dengan konsep triple play yang terdiri dari telepon rumah, internet berkecepatan tinggi, dan IPTV. Target Line in Service (LIS) IndiHome pada tahun 2018 telah ditetapkan sebesar 5,2 juta pelanggan. Kelangkaan stok perangkat ONT untuk merek tertentu berdampak pada terhambatnya pemenuhan target sales IndiHome di beberapa Witel (Wilayah Telekomunikasi) Telkom. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diadakan inisiasi proyek pengadaan open ONT (Optical Network Termination) dari platform teknologi OLT (Optical Line Termination) eksisting (Huawei, ZTE, FiberHome, dan Nokia) yang memenuhi persyaratan teknis open OLT-ONT. Kata Kunci: IndiHome, Line In Service (LIS), Optical Network Termination (ONT), Optical Line Termination (OLT) I. PENDAHULUAN PT. Telekomunikasi Indonesia dengan visi perusahaan “Be The King of Digital in The Region” telah bertransformasi menjadi digital telecommunication company dan berkomitmen untuk memberikan layanan end to end dengan berbagai solusi digital yang berorientasi kepada customer experience. Transformasi tersebut akan membuat Telkom Group menjadi lebih lean dan agile dalam beradaptasi dengan perubahan industri telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat.

Target Line in Service (LIS) IndiHome pada tahun 2018 telah ditetapkan sebesar 5,2 juta pelanggan. Kelangkaan stok perangkat ONT untuk merek tertentu berdampak pada terhambatnya pemenuhan target sales IndiHome di beberapa Witel (Wilayah Telekomunikasi) Telkom. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diadakan inisiasi proyek pengadaan open ONT (Optical Network Termination) dari platform teknologi OLT (Optical Line Termination) eksisting (Huawei, ZTE, FiberHome, dan Nokia) yang memenuhi persyaratan teknis open OLT-ONT.

Salah satu upaya Telkom untuk memberikan layanan terbaik adalah dengan revitalisasi bisnis fixed line. Pada awal tahun 2015, Telkom meluncurkan IndiHome, layanan fixed broadband berbasis fiber optik dengan konsep triple play yang terdiri dari telepon rumah, internet berkecepatan tinggi, dan IPTV. Peningkatan kapabilitas IT Tools yang digunakan dalam fulfillment, assurance, dan billing serta pengembangan Digital Touch Point adalah bagian dari langkah strategis yang dilakukan untuk memberikan customer experience yang excellent dan menghasilkan profitabilitas yang optimum.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jaringan Optik Jaringan optik adalah jenis jaringan komunikasi data yang dibangun dengan teknologi serat optik sebagai media komunikasi utama untuk mengkonversi data dan melewatkannya sebagai pulsa cahaya antara pengirim dan penerima node. Pulsa cahaya dari jaringan optik dapat diangkut cukup jauh sampai pulsa diregenerasi melalui perangkat repeater optik. Setelah sinyal dikirim ke jaringan tujuan, sinyal akan diubah menjadi sinyal listrik melalui perangkat penerima optik dan dikirim ke node penerima.

keunggulan yang berbeda, di antaranya lebih efisien karena setiap helai serat optik dapat melayani hingga 32 pengguna. PON memiliki biaya pembangunan rendah relatif terhadap jaringa optik aktif bersama dengan biaya perawatan yang lebih rendah. Karena ada beberapa bagian yang bergerak atau listrik, hanya ada sedikit yang bisa salah dalam PON.

Gambar 1. Skema Jaringan Optik Aktif

Adapun beberapa alat yang mendukung terbentuknya jaringan optik pasif yaitu: a. Optical Line Terminal (OLT) Fungsi utama OLT adalah mengontrol informasi yang mengambang di ODN, menuju ke dua arah, ketika berada di kantor pusat.

Gambar 3. Optical Line Terminal (OLT) Gambar 2. Skema Jaringan Optik Pasif

1. Active Optical Network Sistem optik aktif menggunakan peralatan switching bertenaga listrik, seperti router atau switch aggregator, untuk mengelola distribusi sinyal dan sinyal langsung ke pelanggan tertentu. Jaringan optik aktif memiliki kelemahan, di antaranya membutuhkan setidaknya satu agregator switch untuk setiap 48 pelanggan. Karena membutuhkan daya, jaringan optik aktif secara inheren kurang dapat diandalkan daripada jaringan optik pasif. Akan tetapi, karena menggunakan komponen aktif, jangkauan yang tercakup oleh jaringan optik aktif lebih besar dibandingkan dengan jaringan optik pasif.

b. Optical Network Unit (ONU) ONU mengubah sinyal optik yang dikirimkan melalui serat ke sinyal listrik. Sinyal-sinyal listrik ini kemudian dikirim ke masing-masing pelanggan.

Gambar 4. Optical Network Unit (ONU)

c. Optical Distribution Network (ODN) ODN adalah bagian integral dari sistem PON, menyediakan media transmisi optik untuk koneksi fisik beberapa ONU ke OLT.

2. Passive Optical Network Jaringan optik pasif, di sisi lain, tidak termasuk peralatan switching bertenaga listrik dan sebagai gantinya menggunakan splitter optik untuk memisahkan dan mengumpulkan sinyal optik ketika mereka bergerak melalui jaringan. Peralatan bertenaga (aktif) diperlukan hanya di sumber dan menerima ujung-ujung sinyal. PON memiliki beberapa

Gambar 5. Optical Distribution Network (ODN)

d. Auto Configuration Server (ACS) Auto Configuration Server menangani komunikasi dengan perangkat/CPE (peralatan tempat pelanggan).

2. Konfigurasi Open OLT-ONT

Gambar 6. Topologi Sistem Jaringan dengan ACS

B. Teknologi Fiber To The X (FTTx) PT. Telekomunikasi Indonesia FTTx adalah generalisasi untuk beberapa konfigurasi penempatan serat, disusun menjadi dua kelompok: FTTP/FTTH/FTTB (Serat diletakkan sepanjang jalan ke tempat/rumah/bangunan) dan FTTC/N (serat diletakkan ke kabinet/node, dengan tembaga kabel yang melengkapi koneksi). Saat ini, PT. Telekomunikasi Indonesia menggunakan teknologi Fiber to The Home untuk layanan consumer.

Untuk mendapatkan Interoperability yang sesuai dengan standar yang ditentukan maka ditentukan konfigurasi yang tepat untuk Open OLT-ONT. Adapun konfigurasi Open OLT-ONT yang digunakan adalah: • ONT Umum dikelola oleh OLT (OMCI) dan ACS • WAN Side oleh OMCI (termasuk provisioning) • Sisi LAN oleh ACS (termasuk manajemen layanan)

Gambar 8. Konfigurasi Sistem Open OLT-ONT

Gambar 7. Ilustrasi Jaringan FTTx

3. Tes Open OLT-ONT Untuk melakukan pengetesan alat, dibutuhkan suatu environment tertutup yang tidak tersambung dengan jaringan utama Telkom. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi gangguan terhadap jaringan utama Telkom yang terhubung langsung dengan pelanggan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu skema yang representatif untuk melakukan pengetesan di lab.

C. Open OLT-ONT Project 1. Jenis Open OLT-ONT Adapun jenis dari open OLT-ONT yang ada di inventory dan digunakan dalam proyek ini adalah: OLT VENDOR FIBERHOME HUAWEI NOKIA ZTE ONT VENDOR FIBERHOME HUAWEI NOKIA ZTE

Type/Model AN5116-06B MA5600T 7360 ISAM FX-4 C300 V.2 Type/Model AN5506-04-FS Version WKF2.134.285F4 HG8245H Version 494.E G-240W-A Version 3FE45414AAAA01 F609 Version 5.2

SW Version V104R000 V800R018T00SPH101 R5.6.01 V2.1.0T37 SW Version V.2.6.02P0T0 V3R016C10S138 3FE56557BFGA05 V5.2.10P3T12

Tabel 1. Jenis OLT dan ONT yang Digunakan

Gambar 9. Skema Tes Alat di Lab PT. Telekomunikasi Indonesia

4. Flow Autoprovisioning Open ONT Adapun langkah-langkah untuk autoprovisioning open ONT pada Gambar 10 dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Work order PSB datang dari sistem provisioning untuk mengaktifkan layanan IndiHome menggunakan ONT dan PON port GPON tertentu b) NOSS/UIM akan memastikan WO menggunakan data inventori ODN yang tepat c) Saat teknisi provisioning menghidupkan ONT di pelanggan, maka teknisi akan melakukan pencatatan Serial Number ONT dan model ONT yang akan dicatat di UIM d) OSM akan mengirimkan order Provisioning ke NE melalui ASAP untuk mengcreate 3 WAN services (HIS, IPTYV, dan Voice) e) ASAP akan meregister ONT ke NMS OLT dan mengkonfigurasi WAN GPON (voice) sehingga ONT akan terkoneksi ke network, dan ready untuk connect ke ACS f) ASAP akan mengirimkan Konfigurasi Service pelanggan ke ACS g) CPE/ONT akan melakukan pull konfigurasi yang telah tersimpan di ACS, sehingga ONT akan terkonfigurasi sesuai dengan layanan yang diminta.

Bertujuan untuk mendapatkan teori dasar tentang hal-hal terkait permasalahan yang dibahas, baik melalui internet maupun buku referensi. 2. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data Bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang perencanaan dan jalannya proyek. 3. Metode Analisis Bertujuan untuk menganalisis bagaimana proyek dilaksanakan dari tahap awal hingga akhir. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Manual Provisioning Manual provisioning sebelumnya dilakukan dengan melakukan setting ONT langsung melalui GUI yang disediakan oleh vendor. Setting dilakukan sesuai dengan parameterparameter yang ada dan tidak melalui ACS. Manual provisioning terlebih dahulu dilakukan agar mengetahui parameter-parameter yang harus dimasukkan ketika ACS bekerja untuk melakukan autoprovisioning. Manual Provisioning dilakukan terhadap seluruh ONT maupun OLT dari keempat vendor, barulah jika terbukti bahwa ONT dari tiap vendor telah siap untuk berhubungan dengan OLT lain dan sebaliknya, barulah akan dilanjutkan ke tahap berikutnya (Auto provisioning).

Gambar 11. Akses GUI ONT Vendor Fiberhome pada Web Browser

Gambar 10. Workflow Autoprovisioning Open OLTONT

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan penulisan jurnal ini di antaranya: 1. Metode Studi Literatur

dalam

Sebagai contoh proses manual provisioning untuk layanan IPTV pada ONT Fiberhome. Sebelum melakukan pengaturan pada GUI maka perlu terlebih dahulu dihubungkan ONT dengan STB melalui PORT4 ONT. Pada manual provisioning ini, STB yang digunakan milik ZTE. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan manual provisioning melalui GUI yang disediakan oleh vendor Fiberhome:

1. Memastikan ONT mendapatkan IP untuk DCN Gambar 15. WAN List Muncul Setelah Manual Provisioning IPTV pada ONT Fiberhome Gambar 12. Akses GUI ONT Vendor Fiberhome pada Web Browser

Menghubungkan ONT dengan kabel fiber dan memastikan tanda ONT terhubung dengan PON menyala. Kemudian, masuk ke dalam halaman GUI dan melihat apakah ONT sudah mendapatkan IP. Gambar 3.2. menunjukkan bahwa ONT yang digunakan sudah mendapatkan IP. 2. Melihat WAN List dan Menambahkan VLAN Untuk memberikan layanan IPTV, diperlukan VLAN baru. Oleh karena itu, ditambahkan WAN baru dengan tipe bridge seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.

Gambar 13. Menambahkan VLAN pada ONT Fiberhome

Setelah membuat VLAN baru, ditentukan multicast VLAN. Untuk layanan IPTV digunakan multicast untuk TV live sedangkan unicast untuk TV On Demand.

Gambar 14. Memberi Nomor VLAN untuk IPTV pada ONT Fiberhome

3. VLAN selesai dibuat, lakukan cek WAN List dan kualitas layanan pada TV

Dari Gambar 15 di atas, terlihat bahwa sudah ada VLAN baru dengan koneksi tipe bridge yang akan digunakan untuk IPTV. B. Auto Provisioning 1. Setting ONT via ACS Menggunakan SoapUI Dalam system PT. Telekomunikasi Indonesia terdapat lima hal yang dapat dilakukan melalui aplikasi SoapUI untuk mengatur ONT secara langsung melalui ACS adalah: a) Cek status ONT

Gambar 16. Screenshot Script untuk Cek Status ONT

Bagian ini digunakan untuk melihat status ONT yang sedang diatur via ACS. Pengenalan vendor ONT oleh nantinya akan disesuaikan berdasarkan 3 huruf pertama pada serial number. Pengenalan ini dibutuhkan agar pengaturan khusus untuk open OLT-ONT dapat dimuat secara remote oleh ACS nantinya. b) Membuang Layanan c) Membuat Layanan Voice Untuk membuat layanan voice pada ONT maka diperlukan nilai dari S-Vlan, U-Vlan, Password, Username, SIP_Proxy_Address, dan CPE_Model. Seluruh informasi tersebut dimasukkan pada bagian script SoapUI seperti pada Gambar 17.

Berikut adalah hasil dari autoprovisioning pada ONT vendor Huawei yang digunakan:

Gambar 17. Screenshot Script untuk Cek Status Membuat Layanan Voice

d) Membuat Layanan Internet Untuk membuat layanan internet pada ONT maka diperlukan nilai dari S-Vlan, UVlan, Password, Username, dan CPE_Serial_Number.

Gambar 20. WAN Information Autoprovisioning via ACS ONT Huawei

C. Melihat Protokol Data dengan WireShark Untuk melihat keberhasilan koneksi antara ONT dan OLT, digunakan tes ping dan melihat respon melalui software WireShark. Gambar 21 merupakan hasil pengetesan ONT dari vendor ZTE dengan OLT Juniper. Pada gambar ini terlihat adanya paket ARP request yang membutuhkan reply dari ONT ZTE tetapi tidak menerima jawaban sama sekali. Hal tersebut merupakan suatu hal yang tidak benar sehingga ditetapkan sebagai masalah.

Gambar 18. Screenshot Script untuk Membuat Layanan Internet

e) Membuat Layanan Data Untuk membuat layanan IPTV pada ONT maka diperlukan nilai dari S-Vlan, U-Vlan, Password, Username, SIP_Proxy_Address, dan CPE_Model. Gambar 21. Masalah ARP pada WireShark

Gambar 19. Screenshot Script untuk Pengaturan Layanan IPTV

2. Hasil Auto Provisioning ONT Sama dengan auto provisioning normal, ONT harus mendapatkan IP terlebih dahulu yang menandakan ONT telah terhubung dengan jaringan DCN. Kemudian jika IP telah didapatkan, barulah ACS dapat melakukan autoprovisioning terhadap ONT.

Masalah yang ditunjukkan melalui WireShark pada gambar di atas menyebabkan diperlukan adanya GPON Analyzer karena keterbatasan kemampuan software ini. Software ini hanya dapat mendeteksi trafik paket yang terjadi antara ONT dan OLT tetapi tidak mengetahui apakah paket sampai atau tidak, apakah suatu request menerima reply, dan lain-lain. Oleh karena itu digunakan GPON Analyzer untuk mengetahui berbagai hal secara detail hingga port yang digunakan untuk mengirim paket-paket tersebut. D. Melihat Protokol Data dengan GPON Analyzer (GPONXpert)

Salah satu cara untuk mendeteksi sumber masalah dalam proyek ini adalah dengan menggunakan GPON Analyzer (GPONXpert). 1. Analisa Protokol pada ONT Huawei Protokol komunikasi antara ONT Huawei dan OLT Fiberhome tidak mengalami masalah dan sesuai dengan spesifikasi. Oleh karena itu, protokol ONT Huawei menjadi bahan untuk perbandingan dengan ONT ZTE. Dari Gambar 22 terlihat bahwa komunikasi jaringan pada GEM PORT 1 dari ONT Huawei mendapatkan terdapat request dengan periode tertentu untuk ONT ZTE. Request tersebut dilakukan secara periodik oleh OLT karena untuk jaringan ini digunakan teknologi jaringan tipe DCN di mana IP dari suatu router (dalam hal ini ONT) tidak akan dimiliki selamanya. Oleh karena itu, OLT akan memastikan secara periodik kepemilikan IP dari suatu router dengan cara melakukan request pertanyaan kepada kepemilikan IP tertentu dan menunggu adanya balasan (reply) yang memastikan kepemilikan IP tersebut.

Gambar 23. Protokol Data ARP pada GEM PORT (125) ONT Huawei

Kemudian dilihat pada GEM PORT 125 ONT Huawei seperti yang ditunjukkan pada Gambar 23 terlihat pada bagian yang ditandai kotak merah terdapat jawaban atas ARP request yang diminta oleh OLT Fiberhome. Terlihat bahwa terdapat reply setiap ±5 menit melalui PORT 125 melalui kolom waktu. Sedangkan terlihat arah (direction) dari reply tersebut adalah Upstream yang menandakan bahwa data dating dari ONT Huawei menuju OLT Fiberhome. Selain melihat arah reply dari kolom direction, dapat pula dilihat lebih spesifik pada bagian data. Terlihat source protokol address 10.21.1.159 yang merupakan IP dari ONT Huawei. Walaupun tidak terlihat pada gambar di atas, destination protocol address dari paket ARP ini mengarah ke 10.21.1.1 yang merupakan OLT Fiberhome.

Gambar 22. Protokol Data ARP pada ONU GEM PORT (1) ONT HUAWEI

2. Analisa Protokol pada ONT ZTE Kemudian dilihat lalu lintas paket ARP di ONT ZTE dengan OLT Fiberhome menggunakan GPON Analyzer.

Request ARP normalnya terjadi antara 4-8 menit sekali (bergantung pengaturan oleh vendor ONT) untuk beberapa IP di dalam jaringan. Request pada Gambar 22 dilakukan pada Port 1 di mana Port 1 adalah standar untuk broadcast ARP request DCN sehingga ONT standar harus dapat menerima broadcast dari OLT untuk ARP request. Gambar 24. Protocol Data ARP pada GEM PORT (1) ONT ZTE

Gambar 24 menunjukkan protokol data ARP dan terlihat bahwa ONT ZTE telah mendapatkan request ARP secara periodik dari OLT vendor Fiberhome. Pada gambar di atas didapat bahwa OLT memiliki IP 10.211.1.1 sedangkan ONT memiliki IP 10.211.1.25. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa OLT memiliki vendor Fiberhome telah berfungsi dengan wajar. Kemudian dilihat protokol ARP dari PORT 185 seperti yang terlihat pada Gambar 25. Terlihat jelas tidak ada balasan atas request ARP yang disampaikan kepada ONT ZTE oleh OLT Fiberhome yang disampaikan melalui PORT 1. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpuan bahwa ONT ZTE yang bermasalah. Dari kesimpulan tersebut, pihak vendor ZTE diminta untuk melakukan perbaikan atas ONT yang diberikan. Pihak vendor ZTE diminta untuk membuat ONT dapat bekerja sesuai dengan STEL (Standar Telekomunikasi) yang ditentukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia.

Gambar 25. Protocol Data ARP pada OLT GEM PORT (185) ONT ZTE

V. KESIMPULAN Proyek Open OLT-ONT akan mengatasi solusi kelangkaan merk ONT tertentu sehingga proses penjualan IndiHome ke pelanggan dapat dipercepat dan target Line in Service dapat tercapai. Agar pelaksanaan proyek Open OLT-ONT dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, maka dibutuhkan perencanaan yang matang dan detil antara PT. Telekomunikasi Indonesia dan vendor-vendor

yang terlibat dalam proyek ini. Untuk itu dibutuhkan manajemen proyek yang baik dan komprehensif agar tata kelola proyek Open OLT-ONT berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan oleh Perusahaan.

VI. DAFTAR PUSTAKA 1. Keiser, Gerd. 2000. Optical Fiber Communications. Singapore: McGrawHill. 2. Agrawal, Govind. 2002. Fiber Optic Communication Systems: John Wiley and Sons. 3. Lam, Cederic. 2007. Passive Optical Network: Principles and Practice: America. Academic Press 4. Johnson, Larry. 2014. Introduction to FTTx Network: The Light Brigade, Inc. 5. Anonim. 2017. Telkom FTTH Design Guidance: PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk....


Similar Free PDFs