REAKTIVITAS ION – ION LOGAM TRANSISI DOCX

Title REAKTIVITAS ION – ION LOGAM TRANSISI
Author Nurul Asri Fauzyah
Pages 5
File Size 38 KB
File Type DOCX
Total Downloads 92
Total Views 548

Summary

REAKTIVITAS ION – ION LOGAM TRANSISI Nurul Asri Fauzyah, Faizal Abdul Rohman, Nurcahya Putri dan Ucu Tuti Handayani Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Achmad Yani ABSTRAK Telah dilakukan praktikum mengenai reaktivitas ion-ion logam transisi. Sampel ion-...


Description

REAKTIVITAS ION – ION LOGAM TRANSISI Nurul Asri Fauzyah, Faizal Abdul Rohman, Nurcahya Putri dan Ucu Tuti Handayani Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Achmad Yani ABSTRAK Telah dilakukan praktikum mengenai reaktivitas ion-ion logam transisi. Sampel ion- ion logam transisi yang akan diuji coba kali ini berasal dari larutan ZnCl2 dan NiCl2, yang diuji dengan pereaksi yang berbeda-beda yaitu NaOH 2M, NaOH pekat 50%, KSCN 1M, NH3 1M, dan Na2CO3 1M. Reaktifitas lebih ditekankan pada kecepatan terjadinya suatu reaksi kimia dengan zat lain. Reaktifitas suatu senyawa dapat diamati dari adanya perubahan warna maupun terbentuknya endapan. Reaktifitas suatu senyawa khususnya yang mengandung ion logam transisi tergantung beberapa faktor, misalnya muatan dan jari – jari ion, serta konfigurasi elektron di orbital d. Berdasarkan hasil pengamatan ini didapatkan reaktifitas senyawa yang terjadi pada setiap sampelnya dilihat dari perubahan warna yang terjadi dan terbentuk atau tidaknya endapan. PENDAHULUAN Unsur-unsur deret peralihan utama (kadang- kadang disebut juga unsur-unsur "Kelompok d" mengandung atom-atom atau ion-ion dengan orbital d yang belum terisi penuh. Sedangkan unsur-unsur peralihan dalam mengandung atom-atom dengan orbital f yang belum penuh. Kedua deskripsi ini cocok untuk semua unsur-unsur pada bagian tengah tabel berkala. Sehingga lebih dari separuh unsur-unsur yang telah ditemukan termasuk dalam deret peralihan atau peralihan dalam. Sifat kimia unsur-unsur ini penting secara teoritis maupun secara praktis. Satu sifat penting unsur peralihan ialah kemampuannya untuk membentuk ion kompleks. Sifat-sifat unsur peralihan deret pertama (Z = 21 sampai Z = 29). Titik cair yang tinggi, daya hantar listrik yang baik, dan kekerasan sedang sampai tinggi adalah akibat dari cepat tersedianya elektron dan orbital untuk elektron dan orbital untuk membentuk ikatan logam. Potensial elektroda baku meningkat sesuai dengan meningkatnya nomor atom sepanjang deret peralihan. (Petrucci, 1987:141-142). Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat ditempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 14550C, dan bersifat sedikit magnetis. Asam klorida (encer maupun pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan nikel dengan membentuk hidrogen: Ni + 2HCl Ni2+ + 2Cl- + H2. Garam-garam nikel(II) yang stabil, diturunkan dari nikel(II) oksida, NiO, yang merupakan zat berwarna hijau. Garam-garam nikel yang terlarut, berwarna hijau disebabkan oleh warna dari kompleks heksakuonikelat(II), [Ni(H2O)6]2+ ; tetapi untuk singkatnya, kita akan menganggapnya sebagai ion nikel(II) Ni2+ saja. Reaksi-reaksi ion nikel(II) dengan larutan natrium hidroksida: endapan hijau nikel(II) hidroksida: Ni2+ + 2OH- Ni(OH)2 . Reaksi-reaksi ion nikel(II) dengan larutan ammonia: endapan hijau nikel(II) hidroksida: Ni2+ + NH3 + 2H2O Ni(OH)2 + 2NH4+ . (Vogel, 1985: 280-281). Unsur transisi deret pertama adalah unsur – unsur logam transisi yang terletak pada periode paling atas dalam kelompok logam transisi pada tabel periodik unsur. Unsur – unsur tersebut antara lain Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Unsur– unsur ini memiliki elektron valensi pada orbital d sehingga memiliki beberapa sifat seperti katalis, warna larutan dan kemagnetannya. Unsur – unsur ini meskipun struktur geometri senyawa kompleksnya lebih mudah di prediksi dari pada senyawa kompleks golongan lantanida, dari kiri ke kanan mempunyai jumlah elektron valensi, jumlah elektron pada orbital d, muatan inti efektif, jari– jari kation yang berbeda– beda sehingga memiliki reaktifitas yang berbeda terhadap anion tertentu. (Tim Dosen Kimia Anorganik.,2013) . Zinc cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat. Permukaan logam zinc murni akan dengan mudah membentuk lapisan zinc karbonat (Zn5(OH)6CO3) karbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air. Zinc yang dibakar akan menghasilkan api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan asap zinc oksida. Zinc bereaksi dengan asam, basa, dan non- logam lainnya. Zinc yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung zinc karbonat dan reaksi zinc dengan air yang ada akan melepaskan gas hydrogen. Zinc secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada elektron terluar s akan terlepas, dan ion zinc yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d. Sifat kimiawi zinc mirip dengan logam- logam transisi periode pertama seperti nikel dan tembaga, bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion zinc dan magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama, dimana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-...


Similar Free PDFs