Revisi Kasus B PDF

Title Revisi Kasus B
Author andhini siti
Course Asuhan Gizi
Institution Universitas Diponegoro
Pages 24
File Size 425.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 96
Total Views 395

Summary

REVISI MAKALAH KASUS An. B ASUHAN GIZI II Dosen Pengampu : Deny Yudi Fitranti, S, M Choirun Nisa, S, M dr. Etisa Adi Murbawani, M, Sp DISUSUN OLEH: Nama : Shinta Khinanti NIM : Kelas : Genap PROGAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018 BAB I PENDAHULUAN Latar Belak...


Description

REVISI MAKALAH KASUS An. B ASUHAN GIZI II Dosen Pengampu : Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si Choirun Nisa, S.Gz, M.Gizi dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si, Sp.GK

DISUSUN OLEH: Nama

: Shinta Khinanti

NIM

: 22030116120006

Kelas

: Genap

PROGAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang An B (1 th 4 bulan, laki-laki) masuk RS dengan keluhan demam sejak 3 hari, muntah, diare lebih dari 5x dalam sehari, diare akut dan dehidrasi sedang. Demam dirasakan terus menerus. Pasien selalu memuntahkan makanan / minuman yang dimakan. BAB cair sampai 3x/hari. An B memiliki BB 8,2 kg TB 75 cm. Berdasarkan diagnosis An B diare akut dengan dehidrasi sedang. An B diberi ASI hanya sampai 3 bulan karena ibu An B ASI nya tidak dapat keluar. Masuk RS mendapatkan inf. NaCl 0,9% 20 tpm. Data antropometri : BB 8,2 kg, TB 75 cm Data Biokimia : Terminologi

Data

Hemoglobin

11,3 g/Dl

Hematokrit

39%

MCV

87 fL

MCH

24

MCHC

31,9

Leukosit

9,77

Eritrosit

5x103/uL

Pemeriksaan Fisik : Denyut Nadi 107 x/menit, Pernafasan 30x/menit, Suhu 37,5oC Gambaran asupan makan sebelum masuk RS : An. B susah mengkonsumsi karbohidrat hanya 2-3 sendok tiap kali makan. Konsumsi sumber protein hewani berupa ikan atau ayam sebanyak ¼ potong dan sumber protein nabayi berupa tahu atau tempe sebanyak ¼ potong. An. B susah sekali mengkonsumsi sayuran, sedangkan untuk konsumsi buah berupa jeruk, pisang hanya seminggu 2-3 kali. Jenis makanan sumber karbohidrat yang sering di

konsumsi An. A adalah nasi dikonsumsi 2-3 kali sehari, roti di konsumsi 1-2 kali tiap minggu. Jenis protein hewani yang sering di konsumsi berupa ayam, telur ayam dan ikan 3-4 kali tiap minggu. Protein nabati yamg dikonsumsi adalah tahu dan tempe 3-4 kali tiap minggu.An B sangat susah mengkonsumsi sayur seminggu hanya 1-2 kali itu pun hanya 1-2 sendok saja. Buah yang sering dikonsumsi An. B adalah pisang, jeruk, 3-4 kali tiap minggu. An. B mengkonsumsi susu formula sehari ½ botol kurang lebih 50 ml, namun karena sering mengalami alergi sehingga An B sering berganti-ganti merk susu formula. An B tidak pernah jajan sembarangan hanya gemar mengkonsumsi kerupuk dan rambak serta diberikan biscuit jika An B menginginkannya. Pemberian makanan tambahan sudah diberikan sejak An B berumur 3 bulan. Pola makan An B 2-3 kali makan utama dan frekuensi selingan yang tidak teratur. Pola konsumsi sumber protein hewani dan nabati 3-4 kali tiap minggu, konsumsi sayuran 2 kali sseminggu dan buah 3-4 kali tiap minggu. Asupan setelah masuk RS : Pasien mengkonsumsi susu yang dibawa biasa dikonsumsi dari rumah sehari menghabiskan kurang lebih 2 botol per hari. Bubur saring hanya dimakan 2-3 sendok makan, lauk hanya 1-2 suapan dan tidak mau makan sayur. Buah yang paling sering dikonsumsi pisang sehari ra ta-rata 1 buah pisang. Untuk snack An B hanya menggunakannya sebagai mainan dan tidak mengkonsumsinya. Asupan MRS : Terminologi

Data Pasien

Total asupan energi

471.2

Total asupan lemak

19

Total asupan protein

21.7

Total asupan karbohidrat 79 Cairan oral

200

Vit C

37

Asam folat

42.1

Vit B12

1

Zat besi

8

Orangtua An. B jarang mendatangi penyuluhan posyandu, sehingga kurang mendapat edukasi terkait gizi. Saat di rumah sakit, An. B tidak melakukan aktivitas apapun, hanya tidur dan berkomunikasi dengan orangtua atau pengunjung yang datang. An. B mempunyai alergi terhadap merk susu formula komersil tertentu.

BAB II SKRINING (DATA UMUM) A. Pemilihan Metode Skrining Pada kasus Anak B skrining dilakukan sebagai tanda awal untuk menilai dan menentukan status gizi pasien secara akurat, menentukan hubungan dengan malnutrisi secara klinis, dan memonitor perubahan status gizi selama mendapatkan terapi gizi. Skrining yang digunakan dalam kasus ini adalah PYMS (Pediatric Yorkhill Malnutrition Score). PYMS merupakan instrumen terpilih karena cukup sederhana, lengkap dalam menilai faktor-faktor yang mungkin berperan pada status nutrisi, dan validitasnya sudah banyak diuji oleh berbagai studi di berbagai negara dan pada berbagai kondisi. Pertanyaan yang terdapat dalam form skrining PYMS berupa 4 kriteria penilaian. Kriteria tersebut seputar antropometri, penurunan berat badan, asupan makan satu minggu terakhir dan keadaan sakit anak. B. Pengisian Kuesioner Pengisian skrining form PYMS dilakukan dengan metode tanya-jawab secara singkat dan cepat antara tim medis dengan pasien (bila anak...


Similar Free PDFs