SEJARAH POLITIK DAN PEMERINTAHAN PELALAWAN, RIAU. DOCX

Title SEJARAH POLITIK DAN PEMERINTAHAN PELALAWAN, RIAU.
Author Amri Marzali
Pages 18
File Size 72.7 KB
File Type DOCX
Total Downloads 398
Total Views 821

Summary

SEJARAH POLITIK DAN PEMERINTAHAN PELALAWAN, RIAU. Oleh Amri Marzali1 (Akademi Pengajian Melayu, Universiti Malaya; [email protected]) PENDAHULUAN. Pelalawan adalah sebuah Kabupaten di Propinsi Riau. Daerah ini sekurang- kurangnya mempunyai dua keistimewaan dibandingkan dengan daerah-daerah kabupate...


Description

SEJARAH POLITIK DAN PEMERINTAHAN PELALAWAN, RIAU. Oleh Amri Marzali1 (Akademi Pengajian Melayu, Universiti Malaya; [email protected]) PENDAHULUAN. Pelalawan adalah sebuah Kabupaten di Propinsi Riau. Daerah ini sekurang- kurangnya mempunyai dua keistimewaan dibandingkan dengan daerah-daerah kabupaten yang lain di Indonesia. Pertama, sejak awal, daerah ini merupakan pendudukan Orang Asli Petalangan yang mengamalkan adat perpatih – sistem persukuan matrilineal (matrilineal clan). Mereka hidup di bawah sistem pemerintahan Perbatinan, iaitu satu sistem pemerintahan asli Proto Melayu sebelum kedatangan sistem Kerajaan Hindu dan Kerajaan Islam. Kedua, setelah kedatangan Hindu sampai ke zaman kini, daerah ini telah mengalami pergantian berbagai rejim dengan berbagai sistem pemerintahan. Daerah Pelalawan dan masyarakat Orang Asli Petalangan pernah berada di bawah berbagai kekuasaan politik besar, mulai dari kekuasaan kerajaan Pagar Ruyung (terutama di zaman pemerintahan Adityawaran 1347-1476), kerajaan Melaka (di zaman Sultan Mansyursyah 1456-1477), kerajaan Johor (kelanjutan dari Melaka sejak sekitar 1511), kerajaan Pelalawan-Siak (1789-1946), dan terakhir sekali diserahkan kepada Republik Indonesia pada tahun 1946. Tulisan ini akan bercerita tentang sejarah rejim dan sistem pemerintahan yang berlaku di daerah ini. Tulisan ini adalah satu hasil kajian kepustakaan yang digabungkan dengan kajian lapangan di Pelalawan selama satu bulan dalam bulan Januari-Februari 2014. Penyelidikan lapangan dibuat di Kelurahan Sorek Satu, desa-desa Sorek Dua, Betung, Talau, dan Tanjung Beringin. Penyelidikan Pelalawan ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu ucapan terima kasih ditujukan terutama kepada Bapak Hasbullah dan Bapak Husni Tamrin dari UIN SUSKA Riau, Ibu Hesti Asriwandari dari UNRI dan Bapak Dugang dari Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Sampai tahun 1980, daerah Pelalawan masih dalam keadaan hutan rimba belantara, dengan permukaan tanah yang datar dan berawa-rawa. Daerah ini adalah daerah transisi dataran tinggi ke dataran rendah, terletak di bahagian bawah lereng timur pegunungan Bukit Barisan, yang terus beberapa puluh kilometer lagi ke arah timur adalah daerah rawa- pantai Selat Melaka. Di sebelah barat adalah lereng pegunungan Bukit Barisan, dengan puncak tertinggi ditandai oleh Gunung Bukit Situnggal (176 meter di atas permukaan laut). Terus ke barat lagi adalah Kecamatan Kuantan Hilir. Di sebelah selatan adalah Kecamatan Peranab dan Kecamatan Rengat (Kabupaten Indragiri Hulu), yang juga merupakan daerah dataran rendah rawa-rawa. Di tempat-tempat tertentu, sejak tahun 1970an hutan-hutan ini telah dijadikan hutan produksi yang dieksploitasi oleh syarikat-syarikat pemegang Hak Pengusahaan Hutan (forest concessionaire), antara lain PT. Inhutani IV (bekas konsesi PT. Dwi Marta) (57 873 hektar), PT. Hutani Sola Lestari (45 990 hektar), PT. Nanjak Makmur (48 370 hektar), PT. Siak Raya Timber (38 560 hektar). Sejak tahun 1990an sebahagian besar hutan ini telah 1 Amri Marzali adalah pensiunan Profesor Antropologi FISIP Universitas Indonesia, kemudian disambung menjadi Fellow di ATMA Universit Kebangsaan Malaysia (2007-2008) dan menjadi Visitng Professor di Akademi Pengajian Melayu, Universit Malaya sejak Mei 2009....


Similar Free PDFs