SNI standar teknis RPH PDF

Title SNI standar teknis RPH
Author Afif Barokah
Pages 23
File Size 49.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 382
Total Views 570

Summary

SNI 01-6159-1999 Standar Nasional Indonesia SNI 01 - 6159 – 1999 Rumah Pemotongan Hewan Badan Standardisasi Nasional SNI 01-6159-1999 Rumah Pemotongan Hewan Pendahuluan Penetapan standar Rumah Pemotongan Hewan merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian untuk memperoleh kualitas daging yang ...


Description

SNI 01-6159-1999

Standar Nasional Indonesia SNI 01 - 6159 – 1999

Rumah Pemotongan Hewan

Badan Standardisasi Nasional

SNI 01-6159-1999

Rumah Pemotongan Hewan Pendahuluan Penetapan standar Rumah Pemotongan Hewan merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian untuk memperoleh kualitas daging yang aman, sehat, utuh dan halal. Standar ini disusun sebagai hasil pembahasan rapat-rapat teknis, pra-konsensus dan terakhir dirumuskan dalam rapat konsensus nasional. Hadir dalam rapat tersebut wakil-wakil dari lembaga penelitian, perguruan tinggi, produsen dan instansi terkait lainnya.

SNI 01-6159-1999

Daftar Isi Halaman Pendahuluan Daftar Isi …………………………………………………………...

i

Judul ……………………………………………………………….

1

1

Ruang Lingkup ……………………………………………..

1

2

Acuan .................................................................................. 1

3

Definisi ……………………………………………………..

1

4

Persyaratan Lokasi ………………………………………….

3

5

Persyaratan Sarana ………………………………………….

3

6

Persyaratan Bangunan dan Tata Letak ……………………..

4

7

Persyaratan Peralatan ………………………………………

11

8

Persyaratan Higiene Karyawan dan Perusahaan …………... 13

9

Pengawasan Kesehatan Masyarakat Veteriner …………….

13

10

Kendaraan Pengangkut Daging …………………………….

14

11

Persyaratan Ruang Pendingin/Pelayuan ……………………

14

12

Persyaratan Ruang Pembeku ……………………………….

16

13

Persyaratan Ruang Pembagian Karkas dan Pengemasan Daging ………………………………………………..........

14

Laboratorium ………………………………….................... 16

i

16

SNI 01-6159-1999

Rumah Pemotongan Hewan 1

Ruang Lingkup

Standar ini meliputi definisi, acuan, persyaratan lokasi, sarana, bangunan dan tata letak, peralatan, higiene karyawan dan perusahaan, pengawasan kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), kendaraan pengangkut daging, ruang pendingin/pelayuan, ruang pembeku, ruang pembagian karkas dan pengemasan daging serta laboratorium. 2

Acuan

Standar Rumah Pemotongan Hewan ini mengacu kepada: 2.1 FAO/WHO. 1976. Recommended International Code for Hygienic Practice for Fresh Meat. Joint FAO/WHO Food Standards Programme, Rome. 2.2 FAO/WHO. 1978. Construction. FAO, Rome

Slaughterhouse and Slaughterslab Design and

2.3 Gracey, J.F. 1986. Meat Hygiene. Society/Ballière Tindall, England.

English Language Book

2.4 Standing Committee on Agricultural and Resource Management (SCARM). 1995. Australian Standard for constructon Premises Processing Meat for Human Consumption. CSRIO Publishing, Collingwood, Victoria. 2.5 Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 555/Kpts/TN.240/9/1986 tentang Syarat-syarat Rumah Pemotongan Hewan dan Usaha Pemotongan Hewan. 3

Definisi

3.1 Rumah Pemotongan Hewan adalah kompleks bangunan dengan disain dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong hewan potong selain unggas bagi konsumsi masyarakat.

1 dari 17

SNI 01-6159-1999

3.2 Hewan potong adalah sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi, burung unta dan hewan lain yang dagingnya lazim dan layak dimakan manusia. 3.3 Karkas adalah seluruh, setengah atau seperempat bagian dari hewan potong sehat yang disembelih setelah pemisahan kepala, kaki sampai karpus dan tarsus serta ekor, pengulitan, pada babi pengerokan bulu serta setelah pengeluaran isi rongga perut dan dada. 3.4 Jeroan adalah isi rongga dada dan rongga perut dari hewan potong sehat yang disembelih yang lazim dan layak dimakan manusia. 3.5 Daging adalah bagian-bagian hewan yang disembelih serta lazim dan layak dimakan manusia. 3.6 Daging segar adalah daging yang baru disembelih tanpa mengalami perlakuan apapun. 3.7 Daging segar dingin adalah daging yang mengalami proses pendinginan setelah pemotongan sehingga suhu bagian dalam daging 0 – 7 oC. 3.8 Daging beku adalah daging yang mengalami proses pembekuan pada suhu di bawah -1,5o C. 3.9 Kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) adalah suatu bidang penerapan kemampuan profesional, pengetahuan dan sumberdaya kedokteran hewan dalam bidang kesehatan masyarakat untuk melindungi dan memperbaiki kesehatan manusia. 3.10 Pemeriksaan antemortem adalah pemeriksaan kesehatan hewan potong sebelum disembelih yang dilakukan oleh petugas pemeriksa berwenang. 3.11 Pemeriksaan postmortem adalah pemeriksaan kesehatan jeroan, kepala dan karkas setelah disembelih yang dilakukan oleh petugas pemeriksa berwenang. 3.12 Petugas pemeriksa berwenang adalah dokter hewan pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri atau petugas lain yang memiliki pengetahuan dan keterampilan pemeriksaan antemortem dan postmortem serta pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat veteriner yang berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab dokter hewan yang dimaksud.

2 dari 17

SNI 01-6159-1999

3.13 Daerah kotor adalah daerah dengan tingkat pencemaran biologik, kimiawi dan fisik yang tinggi. 3.14 Daerah bersih adalah daerah dengan dengan tingkat pencemaran biologik, kimiawi dan fisik yang rendah. 3.15 Desinfeksi adalah penggunaan bahan kimia dan/atau tindakan fisik untuk mengurangi/ menghilangkan mikroorganisme. 3.16 Kandang Penampung adalah kandang yang digunakan untuk menampung hewan potong sebelum pemotongan dan tempat dilakukannya pemeriksaan antemortem. 3.17 Kandang Isolasi adalah kandang yang digunakan untuk mengisolasi hewan potong yang ditunda pemotongannya karena menderita penyakit tertentu atau dicurigai terhadap suatu penyakit tertentu. 4

Persyaratan Lokasi

Lokasi Rumah Pemotongan Hewan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 4.1 Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan/atau Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK). 4.2 Tidak berada di bagian kota yang padat penduduknya serta letaknya lebih rendah dari pemukiman penduduk, tidak menimbulkan gangguan atau pencemaran lingkungan. 4.3 Tidak berada dekat industri logam dan kimia, tidak berada di daerah rawan banjir, bebas dari asap, bau, debu dan kontaminan lainnya. 4.4 Memiliki lahan yang relatif datar dan cukup luas untuk pengembangan rumah pemotongan hewan. 5

Persyaratan Sarana

5.1

Rumah Pemotongan Hewan harus dilengkapi dengan :

3 dari 17

SNI 01-6159-1999

5.1.1 Sarana jalan yang baik menuju Rumah Pemotongan Hewan yang dapat dilalui kendaraan pengangkut hewan potong dan kendaraan daging. 5.1.2 Sumber air yang cukup dan memenuhi persyaratan SNI 01-0220-1987. 5.1.3 Persediaan air yang minimum harus disediakan yaitu : 5.1.3.1 Sapi, Kerbau, Kuda dan hewan yang setara beratnya: 1000 liter/ekor/hari; 5.1.3.2 Kambing, domba dan hewan yang setara beratnya: 100 liter/ekor/hari; 5.1.3.3 Babi: 450 liter/ekor/hari. 5.1.4 Sumber tenaga listrik yang cukup. 5.1.5 Pada Rumah Pemotongan Hewan Babi harus ada persediaan air panas untuk pencelupan sebelum pengerokan bulu. 5.2 Pada Rumah Pemotongan Hewan seyogyanya dilengkapi dengan instalasi air bertekanan dan/atau air panas (suhu 80 oC). 6

Persyaratan Bangunan dan Tata Letak

6.1

Kompleks Rumah Pemotongan Hewan harus terdiri dari:

6.1.1 Bangunan Utama 6.1.2 Kandang Penampung dan Istirahat Hewan 6.1.3 Kandang Isolasi 6.1.4 Kantor Administrasi dan Kantor Dokter Hewan 6.1.5 Tempat Istirahat Karyawan, Kantin dan Mushola 6.1.6 Tempat Penyimpanan Barang Pribadi (locker)/Ruang Ganti Pakaian 6.1.7 Kamar Mandi dan WC 6.1.8 Sarana Penanganan Limbah 4 dari 17

SNI 01-6159-1999

6.1.9 Insenerator 6.1.10 Tempat Parkir 6.1.11 Rumah Jaga 6.1.12 Gardu Listrik 6.1.13 Menara Air 6.2 Kompleks Rumah Pemotongan Hewan harus dipagar sedemikian rupa sehingga dapat mencegah keluar masuknya orang yang tidak berkepentingan dan hewan lain selain hewan potong. Pintu masuk hewan potong harus terpisah dari pintu keluar daging. 6.3 Kompleks Rumah Pemotongan Hewan babi harus dipisahkan dengan kompleks Rumah Pemotongan Hewan lain dengan jarak yang cukup jauh atau dibatasi dengan tinggi pagar minimal 3 meter atau terpisah total dengan dinding tembok serta terletak di tempat yang lebih rendah daripada Rumah Pemotongan Hewan lain. 6.4 Kendaraan Pengangkut Daging harus dimiliki oleh Rumah Pemotongan Hewan. 6.5

Rumah Pemotongan Hewan seyogyanya dilengkapi dengan:

6.5.1

Ruang Pendingin (chilling room) atau Ruang Pelayuan.

6.5.2 Ruang Pembeku 6.5.3 Ruang Pembagian Karkas (meat cutting room) dan Pengemasan 6.5.4 Laboratorium 6.6

Sistem saluran pembuangan limbah cair:

6.6.1 Sistem saluran pembuangan limbah cair harus cukup besar, didisain agar aliran limbah mengalir dengan lancar, terbuat dari bahan yang mudah dirawat dan dibersihkan, kedap air agar tidak mencemari tanah, mudah diawasi dan dijaga agar tidak menjadi sarang tikus atau rodensia lainnya. Saluran pembuangan dilengkapi dengan penyaring yang mudah diawasi dan dibersihkan. 5 dari 17

SNI 01-6159-1999

6.6.2 Di dalam kompleks Rumah Pemotongan Hewan, sistem saluran pembuangan limbah cair harus selalu tertutup agar tidak menimbulkan bau. 6.6.3 Di dalam bangunan utama, sistem saluran pembuangan limbah cair terbuka dan dilengkapi dengan grill yang mudah dibuka-tutup, terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah korosif. 6.7

Bangunan utama Rumah Pemotongan Hewan terdiri dari:

6.7.1 Daerah kotor : 6.7.1.1 Tempat pemingsanan, tempat pemotongan dan tempat pengeluaran darah. 6.7.1.2 Tempat penyelesaian proses penyembelihan (pemisahan kepala, keempat kaki sampai tarsus dan karpus, pengulitan, pengeluaran isi dada dan isi perut) 6.7.1.3 Ruang untuk jeroan, 6.7.1.4 Ruang untuk kepala dan kaki 6.7.1.5 Ruang untuk kulit. 6.7.1.6 Tempat pemeriksaan postmortem 6.7.2 Daerah bersih : 6.7.2.1Tempat penimbangan karkas 6.7.2.2 Tempat keluar karkas 6.7.3 Jika Rumah Pemotongan Hewan dilengkapi dengan Ruang pendingin/pelayuan, ruang pembeku, ruang pembagian karkas dan pengemasan daging, maka ruang-ruang tersebut terletak di daerah bersih. 6.8 Bangunan utama Rumah Pemotongan Hewan harus memenuhi persyaratan :

6 dari 17

SNI 01-6159-1999

6.8.1 Tata ruang : 6.8.1.1 Tata ruang harus didisain agar searah dengan alur proses serta memiliki ruang yang cukup sehingga seluruh kegiatan pemotongan hewan dapat berjalan baik dan higienis. 6.8.1.2 Tempat pemotongan didisain sedemikian rupa sehingga pemotongan memenuhi persyaratan halal. 6.8.1.3 Besar ruangan disesuaikan dengan kapasitas pemotongan. 6.8.1.4 Adanya pemisahan ruangan yang jelas secara fisik antara “daerah bersih” dan “daerah kotor”. 6.8.1.5 Di daerah pemotongan dan pengeluaran darah harus didisain agar darah dapat tertampung. 6.8.2

Dinding :

6.8.2.1 Tinggi dinding pada tempat proses pemotongan dan pengerjaan karkas minimum 3 meter. 6.8.2.2 Dinding bagian dalam berwarna terang dan minimum setinggi 2 meter terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah korosif, tidak toksik, tahan terhadap benturan keras, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta tidak mudah mengelupas. 6.8.3

Lantai :

6.8.3.1 Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah korosif, tidak licin, tidak toksik, mudah dibersihkan dan didesinfeksi dan landai ke arah saluran pembuangan. 6.8.3.2 Permukaan lantai harus rata, tidak bergelombang, tidak ada celah atau lubang. 6.8.4

Sudut pertemuan :

6.8.4.1 Sudut pertemuan antara dinding dan lantai harus berbentuk lengkung dengan jari-jari sekitar 75 mm.

7 dari 17

SNI 01-6159-1999

6.8.4.2 Sudut pertemuan antara dinding dan dinding harus berbentuk lengkung dengan jari-jari sekitar 25 mm. 6.8.5

Langit-langit :

6.8.5.1 Langit-langit didisain agar tidak terjadi akumulasi kotoran dan kondensasi dalam ruangan. 6.8.5.2 Langit-langit harus berwarna terang, terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah mengelupas, kuat, mudah dibersihkan serta dihindarkan adanya lubang atau celah terbuka pada langit-langit. 6.8.6 Pencegahan serangga, rodensia dan burung: 6.8.6.1 Masuknya serangga harus dicegah dengan melengkapi pintu, jendela atau ventilasi dengan kawat kasa atau dengan menggunakan metode pencegahan serangga lainnya. 6.8.6.2 Konstruksi bangunan harus dirancang sedemikian rupa sehingga mencegah masuknya tikus atau rodensia, serangga dan burung masuk dan bersarang dalam bangunan. 6.8.7 Pertukaran udara dalam bangunan harus baik. 6.8.8 Pintu dibuat dari bahan yang tidak mudah korosif, kedap air, mudah dibersihkan dan didesinfeksi dan bagian bawahnya harus dapat menahan agar tikus/rodensia tidak dapat masuk. Pintu dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatik. 6.8.9 Penerangan dalam ruangan harus cukup baik. Lampu penerangan harus mempunyai pelindung, mudah dibersihkan dam mempunyai intensitas penerangan 540 luks untuk tempat pemeriksaan postmortem dan 220 luks untuk ruang lainnya. 6..9 Kandang penampung dan istirahat hewan memenuhi persyaratan sebagai berikut : 6.9.1 Lokasinya berjarak minimal 10 meter dari bangunan utama. 6.9.2 Kapasitas atau daya tampungnya mampu menampung minimal 1,5 kali kapasitas pemotongan hewan maksimal setiap hari.

8 dari 17

SNI 01-6159-1999

6.9.3 Pertukaran udara dan penerangan harus baik. 6.9.4 Tersedia tempat air minum untuk hewan potong yang didisain landai ke arah saluran pembuangan sehingga mudah dikuras dan dibersihkan. 6.9.5 Lantai terbuat dari bahan yang kuat (tahan terhadap benturan keras), kedap air, tidak licin dan landai ke arah saluran pembuangan serta mudah dibersihkan dan didesinfeksi. 6.9.6 Saluran pembuangan didisain sehingga aliran pembuangan dapat mengalir lancar. 6.9.7 Terpasang atap yang terbuat dari bahan yang kuat, tidak toksik dan dapat melindungi hewan dengan baik dari panas dan hujan. 6.9.8 Terdapat jalur penggiring hewan (gangway) dari kandang menuju tempat penyembelihan. Jalur ini dilengkapi jaring pembatas yang kuat di kedua sisinya dan lebarnya hanya cukup untuk satu ekor sehingga hewan tidak dapat berbalik arah kembali ke kandang. 6.10

Kandang Isolasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

6.10.1 Kandang terletak jauh terpisah dari kandang penampung dan bangunan utama, dekat dengan insenerator dan terletak di bagian yang lebih rendah dari bangunan lain. 6.10.2 Persyaratan bangunan harus memenuhi seperti butir 6.9.3 sampai 6.9.7. 6.10.3 Kandang dilengkapi dengan kandang jepit. 6.11 Kantor Administrasi dan kantor Dokter Hewan harus memenuhi persyaratan: 6.11.1 Ventilasi dan penerangan harus cukup baik. 6.11.2 Luas ruang disesuaikan dengan jumlah karyawan. 6.11.3 Didisain untuk keamanan dan kenyamanan karyawan. 6.11.4 Kantor administrasi dapat dilengkapi dengan tempat pertemuan.

9 dari 17

SNI 01-6159-1999

6.12 Tempat Istirahat Karyawan, Kantin dan Mushola harus memenuhi persyaratan : 6.12.1 Ventilasi dan penerangan cukup baik. 6.12.2 Luas ruang disesuaikan dengan jumlah karyawan. 6.12.3 Konstruksi kantin didisain agar mudah dibersihkan, dirawat dan memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan. 6.13 Tempat Penyimpanan Barang Pribadi atau Ruang Ganti Pakaian harus memenuhi persyaratan: 6.13.1 Ventilasi dan penerangan cukup baik. 6.13.2 Luas ruang disesuaikan dengan jumlah karyawan. 6.13.3 Terletak di bagan arah masuk pegawai atau pengunjung. 6.14

Kamar Mandi dan WC harus memenuhi persyaratan:

6.14.1 Pintu kamar mandi/WC tidak mengarah ke ruang produksi. 6.14.2 Ventilasi dan penerangan cukup baik. 6.14.3 Dibangun minimum masing-masing di daerah kotor dan di daerah bersih. 6.14.4 Saluran pembuangan dari kamar mandi/WC ini dibuat khusus ke arah “septic tank”, tidak menjadi satu dengan saluran pembuangan limbah proses pemotongan. 6.14.5 Dinding bagian dalam dan lantai harus terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah korosif, mudah dirawat serta mudah dibersihkan dan didesinfeksi. 6.15 Sarana Pengolah Limbah harus memenuhi persyaratan yang direkomendasikan dalam Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL).dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). 6.16

Insenerator harus memenuhi persyaratan :

10 dari 17

SNI 01-6159-1999

6.16.1 Terletak dekat kandang isolasi. 6.16.2 Didisain agar mudah diawasi dan mudah dirawat serta sesuai dengan rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL ). 6.17

Rumah Jaga harus memenuhi persyaratan :

6.17.1 Dibangun di masing-masing pintu masuk dan pintu keluar kompleks Rumah Pemotongan Hewan. 6.17.2 Ventilasi dan penerangan harus cukup baik. 6.17.3 Terpasang atap yang terbuat dari bahan yang kuat, tidak toksik dan dapat melindungi petugas dengan baik dari panas matahari dan hujan. 6.17.4 Didisain agar petugas di dalam bangunan dapat mengawasi keadaan di luar rumah jaga. 7

Persyaratan Peralatan

7.1 Seluruh perlengkapan pendukung dan penunjang di Rumah Pemotongan Hewan harus terbuat dari bahan yang tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta mudah dirawat. 7.2 Peralatan yang langsung berhubungan dengan daging harus terbuat dari bahan yang tidak toksik, tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta mudah dirawat. 7.3 Di dalam bangunan utama harus dilengkapi dengan sistem rel (railling system) dan alat penggantung karkas yang didisain khusus dan disesuaikan dengan alur proses untuk mempermudah proses pemotongan dan menjaga agar karkas tidak menyentuh lantai dan dinding. 7.4 Sarana untuk mencuci tangan harus didisain sedemikian rupa agar tangan tidak menyentuh kran air setelah selesai mencuci tangan, dilengkapi dengan sabun dan pengering tangan seperti lap yang senantiasa diganti, kertas tissue atau pengering mekanik (hand drier). Jika menggunakan kertas tissue, maka disediakan pula tempat sampah tertutup yang dioperasikan dengan menggunakan kaki. 7.5 Sarana untuk mencuci tangan seperti butir 7.4 disediakan disetiap tahap proses pemotongan dan diletakkan ditempat yang mudah dijangkau, ditempat 11 dari 17

SNI 01-6159-1999

penurunan ternak hidup, kantor administrasi dan kantor dokter hewan, ruang istirahat pegawai dan/atau kantin serta kamar mandi/WC. 7.6 Pada pintu masuk bangunan utama harus dilengkapi sarana untuk mencuci tangan seperti pada butir 7.4 dan sarana mencuci sepatu boot, yang dilengkapi sabun, desinfektan, dan sikat sepatu. 7.7 Pada Rumah Pemotongan Hewan untuk babi disediakan bak pencelup yang berisi air panas. 7.8 Peralatan yang digunakan untuk menangani pekerjaan bersih harus berbeda dengan yang digunakan untuk pekerjaan kotor, misalnya pisau untuk penyembelihan tidak boleh digunakan untuk pengerjaan karkas. 7.9 Ruang untuk jeroan harus dilengkapi dengan sarana/peralatan untuk pengeluaran isi jeroan, pencucian jeroan dan dilengkapi alat penggantung hati, paru, limpa dan jantung. 7.10 Ruang untuk kepala dan kaki harus dilengkapi dengan sarana/peralatan untuk mencuci dan alat penggantung kepala. 7.11 Ruang untuk kulit harus dilengkapi dengan sarana/peralatan untuk mencuci. 7.12 Harus disediakan sarana/peralatan mendesinfeksi ruang dan peralatan.

untuk

membersihkan

dan

7.13 Harus disediakan sarana/peralatan untuk mendukung tugas dan pekerjaan dokter hewan atau petugas pemeriksa berwenang dalam rangka menjamin mutu daging, sanitasi dan higiene di Rumah Pemotongan Hewan. 7.14 Bagi setiap karyawan disediakan lemari yang dilengkapi dengan kunci pada Ruang Ganti Pakaian untuk menyimpan barang-barang pribadi. 7.15 Perlengkapan standar untuk karyawan pada proses pemotongan dan penanganan dagi...


Similar Free PDFs