Sosiologi Desain dalam Komik Strip PDF

Title Sosiologi Desain dalam Komik Strip
Author Afrilya Puji
Pages 10
File Size 883.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 126
Total Views 169

Summary

SOSIOLOGI DKV DALAM ELEMEN KOMIK STRIP (Studi kasus komik Benny and Mice) oleh: Demima Anindya Putri (1312265024) Vinsensia Mishela C.P. (1312279024) Afrilya Puji Prayoga (1412336024) Marissa Dwi Praseptiani (1412341024) DKV ISI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Sosiologi Desain 1 merupakan suatu sistem penanam...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Sosiologi Desain dalam Komik Strip Afrilya Puji

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

BAHASA RUPA KOMIK KOSASIH sayid mat aram, sayid mat aram

Sayid Mat aram BAHASA RUPA KOMIK KOSASIH sayid mat aram Komik sebagai Media Pengembangan Kreat ivit as Siswa dalam Dunia Pendidikan. PDF sarah rishel

SOSIOLOGI DKV DALAM ELEMEN KOMIK STRIP (Studi kasus komik Benny and Mice)

oleh: Demima Anindya Putri (1312265024) Vinsensia Mishela C.P. (1312279024) Afrilya Puji Prayoga (1412336024) Marissa Dwi Praseptiani (1412341024)

DKV ISI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Sosiologi Desain

1

A. PENDAHULUAN enomena sosial adalah gejala atau peristiwa yang terjadi dan dapat diamati dalam kehidupan sosial. Menurut Soerjono Soekanto, fenomena atau masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial (Herabudin, 2015: 247). Didalam fenomena sosial terdapat fakta-fakta sosial yang dapat dijelaskan peristiwanya melalui media massa. Pada dasarnya peranan media massa adalah untuk membantu dan mempermudah khalayak mengetahui apa yang sedang terjadi di lingkungannya. Merujuk pada ilmu komunikasi, media massa erat kaitannya dengan komunikasi massa. Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas (Bungin, 2008: 71).

F

merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah yang datang baik dari dalam (pada diri sendiri) maupun dari luar (keadaan di sekitarnya) melalui tindakan untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut. Salah satu cara menarik untuk memperbaiki moral dengan menanamkan nilainilai pendidikan karakter adalah melalui media komik. Komik merupakan salah satu media dalam Desain Komunikasi Visual (DKV). DKV adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan untuk mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna dan layout (tata letak/perwajahan). Dengan demikian gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan (Sriwitari, 2014: 2).

“Kehidupan manusia dalam masyarakat dapat digambarkan melalui media komik karena mengandung unsur gambar dan teks.”

Di Indonesia, informasi dalam media massa sering membahas tentang kasus-kasus degradasi moral seperti tawuran remaja, penggunaan narkoba dan minuman keras, kasus hamil di luar nikah dan praktik aborsi, hingga praktek KKN yang dilakukan oleh para pejabat tinggi negara. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi moral bangsa terutama generasi muda sudah mulai mengalami degradasi moral sehingga perlu mendapat perhatian. Sebenarnya dibutuhkan peran pendidikan karakter sebagai salah satu solusi untuk memperbaiki moral bangsa. Dimana pendidikan karakter

Sosiologi adalah kajian ilmiah atas kehidupan sosial masyarakat untuk mengetahui hakikat dan sebab-sebab dari berbagai pola pikiran dan tindakan manusia yang teratur dan berulang-ulang (Sanderson, 1993: 2). Kehidupan manusia dalam masyarakat dapat digambarkan melalui media komik karena mengandung unsur gambar dan teks. Jalan ceritanya dipaparkan melalui percakapan yang terdapat pada balon kata di dalam panel. Antar panel yang satu dengan yang lain saling berhubungan sehingga menciptakan sebuah interaksi dan proses komunikasi yang menjadi inti dari pengertian Sosiologi DKV. Sosiologi Desain

2

Perpaduan 2 konsep ilmu yaitu sosologi dan DKV dapat digunakan untuk menyampaikan pesan. Sosiologi DKV dalam hal ini komik dapat menjadi media yang efektif dan komunikatif untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter, mengetahui realitas sosial yang terjadi seperti kasus degradasi moral sehingga memberikan gambaran masyarakat untuk menanggapi, bersikap dan bertindak.

B. RUMUSAN MASALAH erdasarkan pendahuluan yang telah dikemukakan diatas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Bagaimana hubungan antar elemen dalam komik bertemakan sosiologi/fungsi sosial dapat berperan sebagai media komunikasi visual yang efektif dalam menyampaikan informasi sebagai pembangun moral bangsa?

B

C. TUJUAN DAN MANFAAT ujuan dan manfaat yang dapat diambil adalah: Mengetahui hubungan antar elemen dalam komik bertemakan sosiologi/fungsi sosial dapat berperan sebagai media komunikasi visual yang efektif dalam menyampaikan informasi sebagai pembangun moral bangsa.

T

D. PEMBAHASAN omik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu untuk memberikan infomasi atau untuk mencapai tanggapan estetis dari para pembaca (McCloud, 2002: 20). Komik dalam DKV merupakan bentuk komunikasi visual yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Perpindahan dalam pesan dalam komik berjalan dari pikiran ke tangan, dari tangan ke kertas, dari kertas ke mata dan dari mata ke pikiran pembaca, yang artinya pesan dari komikus dapat mengalir tanpa terpegaruh apapun untuk sampai pada pembaca (McCloud, 2002: 195). Komik dikemas dalam sajian yang unik yaitu penggabungan antara teks dan gambar/ilustrasi. Dengan demikian teks dan gambar dalam komik mempunyai peranan penting dalam komunikasi massa.

K

Istilah Komik Strip merujuk pada komik yang terdiri dari beberapa panel saja dan biasanya muncul di surat kabar atau majalah. Komik jenis ini terbagi menjadi 2 kategori salah satunya Comic Cartoon atau Kartun Komik. Kartun Komik merupakan susunan gambar yang biasanya terdiri dari tiga sampai enam panel yang berisi tentang komentar yang bersifat humor tentang suatu peristiwa atau masalah yang sedang aktual (Wijana, 2003: 11). Perlu untuk diketahui, masyarakat secara umum masih belum bisa memahami peranan komik Strip sebagai media penyampai pesan moral dari komikus melalui komiknya. Mereka masih beranggapan bahwa komik adalah seni yang kurang memiliki Sosiologi Desain

3

nilai edukatif, kurang berbudaya dan dipandang sebagai media hiburan semata. Pemahaman komik Strip sebagai media yang mengangkat masalah aktual yang terjadi di masyarakat perlu untuk diperhatikan sehingga masyarakat dapat mengerti tujuan komik tersebut dibuat. Karena memerlukan interpretasi yang lebih dari pembaca, komik jenis ini kadang dikatakan juga sebagai Komik Intelektual (Bonneff, 1998: 59). Untuk memberikan pemahaman yang lebih mengenai komik ini, para komikus bisa mendekatkan diri dengan masyarakat dan memperkenalkan komik-komik yang bermutu dengan konteks ringan seperti humor. Banyak orang menyukai humor, terutama yang mengandung kekonyolan “korban masyarakat” karena suasana yang ditampilkan sangat mendekati dengan keadaan masyarakat sebenarnya. Menurut Prijosaksono (2002: 64), untuk menjadikan peran komik sebagai media komunikasi yang efektif dapat dilakukan dengan cara: 1. Komikus perlu melakukan pendekatan dengan lapisan masyarakat; 2. Memperlihatkan norma yang berlaku; 3. Menggunakan bahasa mudah dipahami; 4. Makna pesan ringkas dan jelas; 5. Disampaikan secara tulus; 6. Cara penyampaian mudah diterima; 7. Disertai dengan humor. Salah satu komik yang mengangkat fenomena sosial dalam kehidupan masyarakat berbau humor adalah komik Strip Benny & Mice (baca: mi-ce bukan mais). Benny & Mice adalah sebuah serial komik strip berjenis Kartun Komik yang terbit setiap hari minggu di harian Kompas. Komik Strip ini mengambil latar keadaan kota Metropolitan Jakarta yang dikarang oleh Ben-

ny Rachmadi dan Muhammad “Mice” Misrad. Komik ini banyak mengandung kritik sosial kepada penduduk Jakarta dari berbagai kalangan, semacam “kaca masyarakat” yang menggambarkan fenomena sosial yang nampak dalam masyarakat, namun dipandang dari sudut kelucuan (humor) sehingga tidak menyinggung siapapun. Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada Arie Sujito (Kompas, 2010), mengatakan bahwa komik Strip Benny & Mice sebenarnya adalah bagian dari tradisi kritik kebudayaan yang disampaikan dengan bahasa sopan namun menggelitik dan membuat orang berpikir. Sebagai contoh, komik Strip Benny and Mice yang terbit di harian Kompas, Minggu 6 September 2009, masing-masing bagian dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. 2.

3.

4.

Komik strip tersebut berjudul Kartun Benny & Mice. Di bawah judul diilustrasikan dengan karakter tokoh Benny and Mice yang mengenakan peci, dan berjas. Karakter Benny memakai jas berdasi panjang, sedangkan karakter Mice disebelah kiri memakai jas dan kacamata berdasi kupu-kupu. Di belakang kedua ilustrasi tersebut terdapat sebuah background bendera Indonesia yang berbentuk lingkaran. Di bawahnya terdapat lembaran pita bertuliskan “FOR 2009-2014”.

Sosiologi Desain

4

5.

6.

Selanjutnya pada panel 1, terdapat sub judul Bantuan Langsung Tunai dengan ilustrasi seorang laki-laki menggunakan kemeja sedang memegang HP baru di tangan kirinya. Ilustrasi tersebut didukung oleh balon kata bertuliskan “he he he Untung dapat dana BLT, bisa ganti hape baru!”. Kemudian terdapat beberapa keterangan pendukung seperti kata “Hape 3G” dan “Keluarga Pak RT”. Pada panel 2 diilustrasikan dengan seorang wanita berkonde dengan bibir tebal, menggunakan pakaian bermotif bunga-bunga. Terlihat beberapa perhiasan sedang dikenakannya seperti anting, gelang mutiara dan kalung. Ilustrasi tersebut diperjelas dengan balon kata yang berisi “He he he Untung ada dana BLT, jadi nambahin koleksi emas ku”. Terdapat juga beberapa keterangan pendukung seperti kata “Saudara Pak RW”

7.

Panel 3 diilustrasikan dengan seorang laki-laki yang menjulurkan lidahnya keluar (baca: sedang bahagia) karena tangan kirinya memegang beberapa lembar uang kertas. Ilustrasi tersebut didukung dengan balon kata bertuliskan “he he he asyiik... Lumayaaan... dapat dana BLT. Ngajak bokin nonton film Iron Man ach!”. Tambahan lain terdapat keterangan teks bertuliskan “Kerabat Pak Lurah”.

8.

Panel 4 menjelaskan keadaan orang miskin dengan karakter Benny and Mice digambarkan sedang duduk bersila, makan nasi dengan lauk tempe menggunakan tangan. Keduanya terlihat menggunakan pakaian robek yang ditambal dan saling menangis. Kondisi tersebut diperjelas dengan balon kata yang berisi “Kok kita gak dapet dana BLT ya? hik.. hik..”. Lalu balon kata selanjutnya berisi “..hik..hik..karena kita sebatang kara...tak ada saudara..”.

Sosiologi Desain

5

9.

Pada panel 5 terdapat ilustrasi sisa bungkus makanan dan minuman yang terdapat dipinggir trotoar dengan balon kata yang berisi “Hsk...hsk..Lalu..kita berharap sama siapa lagi? Sama negeri ini??”

Dari hasil deskripsi diatas, komik tersebut mengangkat isu populer dengan bercerita tentang penyelewengan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang tidak tepat sasaran. Teks dan gambar dalam panel 1-3 menjelaskan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan saudara dengan pejabat (lurah, RT/RW) yang bisa mendapatkan dana BLT. Kondisi tersebut diceritakan oleh komikus menggunakan ilustrasi yang digambarkan mirip sesuai dengan keadaan masyarakat sebenarnya, menggunakan gaya bahasa percakapan sehari-hari untuk memudahkan pembaca memahami fenomena sosial yang diceritakan. Karakter visual tokoh juga dibuat unik dan lucu disetiap panelnya agar dapat menjadi humor tersendiri untuk menarik perhatian. Tentu apabila masyarakat dapat mengambil hikmah dari isi komik tersebut hal ini merupakan sebuah kritik sosial kepada lurah, RT/RW yang tidak bertanggung jawab terhadap penyaluran dana BLT yang seharusnya untuk orang-orang miskin, akan tetapi diberikan seenaknya saja kepada kerabat terdekatnya. Kritik tersebut dapat dilihat dari ilustrasi dan balon kata yang terdapat pada panel 4 dan 5 yang dituliskan: Mice : “Kok, kita gak dapet dana BLT ya? Hsk.. hssk..” Benny : “..hsk..hsk..karena kita sebatang kata...tak ada saudara...” (hsk..hsk..Lalu..kita berharap sama siapa lagi? Sama negeri ini??)

Gb. 1. Komik Strip Benny & Mice (Harian Kompas, Minggu 6 September 2009)

Dalam hal ini, antara panel yang satu dengan yang lain saling berhubungan membentuk sebuah alur cerita, dikarenakan masing-masing panel membahas proses penyaluran dana BLT. Pada panel 1 terdapat subjudul ‘Bantuan Langsung Tunai’ sebagai penjelas bahwa komik strip tersebut akan membahas dana BLT yang diberikan kepada orang yang tidak tepat. Kemudian diperjelas lagi dengan sebuah ilustrasi salah seorang kelSosiologi Desain

6

uarga Pak RT yang tengah memegang sebuah handphone 3G. Selanjutnya panel ke-2 membahas bantuan BLT yang diberikan kepada saudara pak RW yang sedang mengenakan beberapa perhiasan di tubuhnya. Dan panel ke-3, bantuan BLT diberikan kepada kerabat pak Lurah yang terlihat sedang memegang beberapa lembar uang kertas.

yikapi kejadian tersebut secara kritis dan memiliki rasa tanggung jawab moral untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih baik. Tentu hal ini berkaitan dengan pembangunan moralitas bangsa.

Alur cerita mencapai klimaks ketika berada di panel 4 dan 5, yaitu menjelaskan rakyat miskin yang seharusnya mendapat bantuan tersebut, tidak menerima sepeserpun dana BLT karena tidak memiliki kerabat/saudara yang memiliki jabatan. Oleh karena itu, antar panel dapat dikatakan saling berinteraksi dan terkait. Interaksi tersebut dibuat dalam bentuk teks yang dituliskan pada balon kata dalam masing-masing panel yang berfungsi sebagai alat komunikasi, menggambarkan suatu dinamika masyarakat dalam penyaluran dana BLT, dalam hal ini diwakilkan lewat komik strip tersebut. Pada tiap panel, penjelasan pada balon kata juga didukung dengan ilustrasi. Dari permasalahan yang ada, terdapat permasalahan baru yang muncul. Hal tersebut terlihat pada panel ke-5, dimana terlihat kedua orang yang tidak mendapatkan dana BLT meninggalkan sampah makanan dan minumannya di jalanan. Keadaan tersebut juga dapat dijadikan sebagai kritik terhadap masyarakat mengenai kurangnya kesadaran terhadap kebersihan. Berdasarkan alur cerita yang disampaikan, interaksi antar panel dapat dikatakan sebagai sebuah fenomena sosiologi yang dijelaskan dalam media DKV berbentuk komik yang pada akhirnya bertujuan untuk menyampaikan pesan terhadap fenomena yang terjadi. Pesan yang disampaikan komikus harapannya dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat untuk dapat menSosiologi Desain

7

E. KESIMPULAN omik merupakan salah satu media DKV yang mempunyai peran penting untuk mengangkat fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Komik juga memiliki kekuatan yang cukup besar untuk memberikan informasi mendidik, menghibur sekaligus mempengaruhi seperti hakekat fungsi dari komunikasi. Ide kreatif yang muncul dalam komik akan mengarahkan kepada kesadaran nurani, spiritual dan kepekaan sosial. Ditambah dengan gaya tutur yang etik dan estetik membuat pesan yang disampaikan mampu menyentuh dinding nurani, menggugah pemikiran masyarakat dan sekaligus menyadarkannya terhadap realitas yang terjadi (Maharsi, 2011: 11).

K

F. DAFTAR PUSTAKA Bonneff, Marcel. (1998), Les Bandes Dessinees Indonesiennes atau Komik Indonesia , terjemahan Rahayu S. Hidayat. (1998), KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Jakarta. Bungin, Burhan. (2008), Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Kencana Predana Media Group, Jakarta. Herabudin. (2015), Pengantar Sosiologi, Pustaka Setia, Bandung. Maharsi, Indiria. (2011), Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, Kata Buku, Yogyakarta. McCloud, Scot. (2001), Understanding Comics atau Memahami Komik, terjemahan S. Kinanti. (2002), KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Jakarta. Prijosaksono, A. (2002), Instead wondering of “Who moved my cheese?” Create your own cheese, Elex Media Komputindo, Jakarta. Sanderson, Stephen K. (1993), Sosiologi Mikro , CV. Rajawali Pers, Jakarta. Sriwitari, Ni Nyoman. (2014), Desain Komunikasi Visual, Grha Ilmu, Yogyakarta. Sujito, Arie. (7 Maret 2010), “Benny and Mice”, Kompas. at URL http://megapolitan.kompas.com/read/2010/03/07/04163822/ BENNY-MICE (diakses pada Senin, 2 November 2015 pukul 16.03 WIB). Wijana, I Dewa Putu. (2003), Kartun, Studi Tentang Permainan Bahasa, Penerbit Ombak, Yogyakarta.

Sosiologi Desain

8

G. WEBTOGRAFI http://dgi-indonesia.com/komik-sebagai-media-komunikasi-pembelajaran/ (diakses pada Kamis, 1 Oktober 2015 pukul 20.19 WIB)

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-fenomena-sosial-dan-ekonomi.html (diakses pada Kamis, 1 Oktober 2015 pukul 20.47 WIB)

http://www.kaskus.co.id/thread/52f2eff9bfcb178a788b47cd/ mengulas-komik-strip-asal-indonesia-benny-amp-mice/ (diakses pada Kamis, 1 Oktober 2015 pukul 22.41 WIB)

https://www.academia.edu/3690323/11_elemen_komunikasi_ massa (diakses pada Kamis, 1 Oktober 2015 pukul 21.27 WIB)

m.kompasiana.com/andina.ramadhon/pendidikan-karakter-membentuk-moral-bangsa_54f674fea33311e6058b4d12 (diakses pada Kamis, 8 Oktober 2015 pukul 10:41 WIB)

Sosiologi Desain

9...


Similar Free PDFs