Sosiologi Perkotaan | Dr. Dra. Alfien Pandaleke, M.Si PDF

Title Sosiologi Perkotaan | Dr. Dra. Alfien Pandaleke, M.Si
Author Ramdan Hidayat | Perguruan Tinggi untuk Semua
Pages 72
File Size 1015.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 594
Total Views 627

Summary

SOSIOLOGI PERKOTAAN Penulis: Dr. Dra. Alfien Pandaleke, M.Si PENERBIT MAXINDO INTERNASIONAL Jl. Cikerti No. 12 Ciomas, Bogor 16610 e-mail: [email protected] SOSIOLOGI PERKOTAAN Penulis: Dr. Dra. Alfien Pandaleke, M.Si ISBN: 978-602-72508-0-2 Editor: Dr. Dra. Alfien Pandaleke, M.Si Pen...


Description

SOSIOLOGI PERKOTAAN Penulis: Dr. Dra. Alfien Pandaleke, M.Si

PENERBIT MAXINDO INTERNASIONAL Jl. Cikerti No. 12 Ciomas, Bogor 16610 e-mail: [email protected]

SOSIOLOGI PERKOTAAN Penulis: Dr. Dra. Alfien Pandaleke, M.Si ISBN: 978-602-72508-0-2

Editor: Dr. Dra. Alfien Pandaleke, M.Si

Penyunting: Ramdan Hidayat, M.Si

Desain Sampul dan Tata Letak: Ramdan Hidayat, M.Si

Penerbit: Maxindo Internasional Redaksi: Jl. Cikerti No. 12 Ciomas – Bogor 16610 +62811128990, +62251-7137056 e-mail: [email protected] Distributor: PT. Maxindo Internasional Jl. Cikerti No. 12 Ciomas – Bogor 16610 +62811128990, +62251-7137056 e-mail: [email protected] Cetakan Pertama, Maret 2015

©Maxindo Internasional 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

KATA PEGANTAR Aspek sosial kehidupan masyarakat di perkotaan merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari. Adanya pola perubahan tatanan sosial dan transformasi peradaban desa yang begitu bias dengan kota menjadikan sosiologi perkotaan sebagai kajian yang begitu menantang. Definisi hakiki tentang sosiologi perkotaan menjadi lebih sulit untuk didefinisikan dengan jelas, terutama untuk suatu wilayah yang masyarakatnya hidup dalam kondisi transisi antara kehidupan pedesaan dan perkotaan, seperti pola urbanisasi sesaat yang diakibatkan oleh kebutuhan ekonomi harian dan perubahan pola kehidupan yang dipengaruhi jam kerja. Berdasarkan sejarahnya, pembentukan kota dimulai dari perubahan dinamis masyarakat di dalamnya. Pola kehidupan masyarakat pedesaan berubah sejalan dengan tingkat penyerapan teknologi dan informasi oleh masyarakatnya. Kondisi ini diakselerasi oleh pengaruh populasi intelek yang kembali ke desanya untuk membangun dan menjadikan kota sebagai brain image untuk dicontoh. Buku ini membahas secara khusus: sejarah pertumbuhan desa dan kota, ruang lingkup sosiologi perkotaan, organisasi ekologis-ekonomis-sosial kota, tipologi kota dan desa menurut pendapat para sosiolog dunia, peradaban kota, klasifikasi kota, permasalahan sosial masyarakat perkotaan, pengaruh urbanisasi terhadap kota & desa, dan penanggulangan arus urbanisasi: modernisasi pertanian & pembentukan agropoltan. Sebagai penutup, penulis berharap buku ini mampu menambah wawasan keilmuan bagi masyarakat, memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perkembangan pengetahuan di Indonesia, dan mampu memberikan inspirasi bagi penentu kebijakan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada almarhum Prof. Dr. Van Betuw, M.Sc yang telah banyak memberikan inspirasi dalam penerbitan buku ini dan berharap kritik ataupun saran dari pembaca demi kesempurnaan buku ini kedepannya. Penulis

Dr. Dra. Alfien Pandaleke, M.Si i

DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1 1.1

SEJARAH SOSIOLOGI.............................................................................. 1

1.2

SEJARAH PERTUMBUHAN KOTA DI INDONESIA .................................... 3

BAB II RUANG LINGKUP SOSIOLOGI PERKOTAAN ................................................... 4 2.1

PENGERTIAN SOSIOLOGI PERKOTAAN .................................................. 4

2.2

PENGERTIAN MASYARAKAT PERKOTAAN ............................................. 5

2.3

PENGERTIAN KOTA MENURUT PARA AHLI ........................................... 7

BAB III KOTA DAN DESA ........................................................................................... 9 3.1

PERBEDAAN KOTA DAN DESA ............................................................... 9

3.2

DIBANGUNNYA KOTA PERTAMA ......................................................... 11

3.3

KOTA PREINDUSTRIIL .......................................................................... 14

BAB IV PENGERTIAN TIPOLOGI KOTA DAN DESA MENURUT PARA AHLI ............. 20 4.1

TONNIS : GEMEINSCHAFT AND GESELLSCHAFT .................................. 20

4.2

DURKHEIM : KESETIAKAWANAN MEKANIS DAN KESETIAKAWANAN ORGANIS ............................................................................................. 22

4.3

COOLEY : THE PRIMARY GROUP AND SECONDARY GROUP................ 23

4.4

REDFILD : THE FOLK-URBAN CONTINUUM ......................................... 24

4.5

BECKER : SACRED AND SECULAR SOCIETIES........................................ 25

BAB V PERADABAN KOTA ....................................................................................... 26 5.1

BUDAYA KOTA ..................................................................................... 26

5.2

KOTA SEBAGAI MIKROKOSMOS KULTURIL ......................................... 28

5.3

ASPEK SOSIAL KEHIDUPAN KOTA ........................................................ 29

5.4

URBANISASI DAN INDUSTRIALISASI .................................................... 31

5.5

GAYA HIDUP KOTA .............................................................................. 32

ii

5.6

INDIVIDUALISME DI PERKOTAAN ....................................................... 33

BAB VI RENUNGAN MENGENAI KOTA.................................................................... 34 6.1

KLASIFIKASI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK .................... 34

6.2

KLASIFIKASI KOTA BERDASARKAN FUNGSINYA................................... 34

6.3

KLASIFIKASI KOTA BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGANNYA.... 35

6.4

SIKAP MANUSIA TERHADAP KOTA ...................................................... 36

6.5

ARTI KOTA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA ......................................... 37

6.6

KOTA SEBAGAI JENDELA TERBUKA ..................................................... 39

6.7

KONTROL SOSIAL DI KOTA.................................................................. 40

6.8

MOBILTAS SOSIAL DI KOTA ................................................................ 42

BAB VII MASALAH SOSIAL DI KOTA ........................................................................ 44 7.1

PERMASALAHAN KOTA ....................................................................... 44

7.2

DAERAH KUMUH DI KOTA................................................................... 50

7.3

STRATA SOSIAL YANG RENDAH DI KOTA............................................ 55

7.4

PEROBAHAN DALAM STATUS WANITA DI KOTA ................................ 56

BAB VIII URBANISASI TERHADAP KOTA DAN DESA ............................................... 59 8.1

PENGARUH URBANISASI TERHADAP KOTA ......................................... 59

8.2

PENGARUH URBNISASI TERHADAP DESA............................................ 60

8.3

PENANGGULANGAN ARUS URBANISASI ............................................. 61

8.4

MODERNISASI PERTANIAN.................................................................. 62

8.5

PEMBENTUKAN AGRIPOLITAN ........................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 63

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

SEJARAH SOSIOLOGI

Dalam sejarah sosiologi kita melihat sudah sejak permulaan perhatian para sosiolog terhadap gejala – gejala sosial Kota. Tinjauan para sosiolog antara lain DURKHEIM, WEBBER dan SIMMEL DURKHEIM, dalam morfologi sosial, melihat suatu hubungan antara gejal-gejala sosial dan keadaan- keadaan material fisik misalnya keadaan penduduk (jumlah dan kepadatannya). Morfologi sosial melihat dua jenis / tipe kehidupan bermasyarakat, yang satu dimana ada suatu kepadatan penduduk yang kurang dan sedikit jumlah penduduk adalah terealisir dalam masyarakat desa. Disini juga kita melihat suatu kesamaan dalam idiologi , kesamaan dalam agama dan juga kebudayaan. Masyarakat desa dibentuk oleh kesatuan homogen sebaliknya masyarakat Kota dengan jumlah penduduk yang besar dan heterogen.. Kehidupan bersama di Kota karena suatu konformisme , akan tetapi karena mereka secara fungsional saling melengkapi dalam bentuk organisasi..Oleh karena itu Duncan Mitchel 1984 menyatakan bahwa di negeri jerman awal abad ini dua tradisi Simmel dan Weber merupakan tradisi dalam sosiologi tidak banya dipengaruhi oleh sosiologi positivist Comte dan Spencer. Kedua tradisi ini dapat dikatakan sebagai pendorong kecenderungan modern bagi sosiologi sosiologi makro dan mikro. Tradisi yang pertama ialah satu tradisi yang bercorak sejarah sosiologi dan yang kedua agak lebih sempit dan lebih bersifat analisa, adalah tentang pembagian kelompok-kelompok sosial dan jenis-jenis hubungan yang ada didalamnya. Yang perama berkembang dipengruhi oleh Marx dapat dikatakan sebagai suatu percobaan untuk mencari pesesuaian dengan tesis marxis, dan ia banyak mengkaji masyarakat modern kota yang bercorak industry dan perkembangannya.. Oleh karena itu WEBBER mempunyai perhatian tentang gejala – gejala ekonomis dan karenanya 1

dikonfrontir dengan gejala kota. Kota adalah tempat / pusat aktifitas – aktifitas ekonomis, mempunyai fungsi sebagai market / pasar ,karena Max Webber suka bekerja dengan tipe – tipe ideal dia juga hendak memandang sifat esensial membuat suatu gambaran tentang kehidupan bermasyarakat . Max Webber menggambarkan beberapa tipe kota (cfr. Urban man and society by A.Cousins / H. Nagpaul chapter II No.7 the typological tradition P.69 :Weber : Types of action orientation ). Simmel memperkembangkan suatu teori umum dengan mempergunakan pengertian “ Vergesselschaftung” menurut dia telah terjadi suatu proses dimana kontak – kontak manusiawi yang hidup di kota, menurut pola – pola tertentu, bersifat rasional dan anonym. Ketiga tokoh ini bekerja dengan cara deduktif, dan mempergunakan situasi di kota untuk memberi contoh – contoh dari teori sosiologis yang lebih umum. Karena itu dapat dikatakan bahwa mereka mempunyai perhatian tentang “kota” tetapi secara tak langsung. Simmel menganalisa beberapa kelompok yang saling berkaitan seperti sifak timbal balik, jenis-jenis hubungan yang terdapat dalam kelompok-kelompok kecil membandingkan kelompok-kelompok yang mempunyai dua orang anggota dengan kelompok-kelompok yang mempunyai tiga orang anggota. Dia telah mengkaji bentuk-bentuk hubungan seperti kekuasaan dan pemaksaan kekuasaan. Dia telah meneliti dan membandingkan bentuk konflik dan telah menulis essei termashur tentang kota metropolitan yang besar dan kesan-kesannya mengenai kepribadian.

2

1.2

SEJARAH PERTUMBUHAN KOTA DI INDONESIA

Kota adalah suatu ciptaan peradaban umat manusia. Kota Kota yang ada di ndonesia telah berkembang sejak zaman dahulu Sebahagian besar kotakota yang tumbun dengn cepat adalah kota-kota yang terletak di dekat pelabuhan Pemilihan Lokasi didasarkan pada potensi-potensi yang dapat dikembangkan terutama potensi sumber daya alam dan letak yang strategis. Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia bermula dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1.

Kota yang berawal dari pusat perdagangan Di Indonesia Kota-Kota yang berasal dari kegiatan perdagangan,antara lain Kota Surabaya, Kota Jakarta dan Kota Makasar.

2.

Kota yang berawal dari pusat perkebunan. Pembukaan lahan baru untuk areal perkebunan berdampak pada pembuatan pemukiman baru yang kemudian berkembang menjadi Kota. Contohnya: Sukabumi (perkebunan the) Ambarawa (Perkebuhan kopi) dan Jambi (perkebunan karet).

3.

Kota yang berawal dari pusat pertambangan. Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari perluasan daerah pertambangan, antara lain Pangkal Pinang dan tanjung Pandan (Pertambangan Timah), Palembang dan Plaju (tambang minjak bumi), Samarinda, Trakan Balik papan (Tambang minyak Bumi).

4.

Kota yang berawal dari pusat Administrasi Pemerintah. Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia merupakan pusat pemerintahan Hindia belanda. Setelah Indonesia merdeka, Kota Batavia (Jakarta) menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.

3

BAB II RUANG LINGKUP SOSIOLOGI PERKOTAAN 2.1

PENGERTIAN SOSIOLOGI PERKOTAAN

Ilmu sosiologi adalah mengkaji dan menganalisis segi-segi kehidupan manusia bermasyarakat dalam kawasan kota. Karakteristik kota adalah mempunyai fungsi-fungsi khusus, mata pencahariannya diluar agraris, adanya spesialisasi pekerjaan warganya, kepadatan penduduk, sifatsifatnya heterogen, kompleks, social relations dan lain sebagainya. Sosiologi adalah studi empiris dan struktur sosial yang didalamnya ada kelompok, pola sosial, orgnisasi, instruksi sosial, dan keseluruhan masyarakat perkotaan Selanjutnya ilmu tersebut berkembang dengan apa yang dinamakan urban sosiologi (sosiologi perkotaan). Sosiologi perkotaan adalah bagian dari studi sosiologi tentang gejala sosial yang didalamnya ada interaksi sosial di wilayah perkotaan. Sosiologi Perkotaan mempelajari masyarakat perkotaan dengan berbagai macam interaksi sesuai dengan lingkungan profesinya. Dengan demikian penduduk yang tinggal di perkotaan akan dipengaruhi oleh kota.

4

2.2

PENGERTIAN MASYARAKAT PERKOTAAN

Masyarakat perkotaan memiliki sifat individual, egois, materialistis penuh kemewahan yang dikelilingi oleh gedung-gedung yang tinggi, perkantoran yang dan pabrik-pabrik yang besar sehingga banyak orang yang mengasumsikan bahwa kota adalah tempat merubah nasib untuk mencapai kesuksesan. Dengan demikian di perkotaan terbuka lapangan kerja dimana terdapat banyak kelompok pegawai, buruh maupun pekerja disektor informal (PKL) Masyarak tukang becak, tukang sapu jalanan, pemulung dan pengemis. dan lain sebagainya Oleh karena itu apabila ditelusuri di perkotaan ternyata banyak pemukiman kumuh Secara sosiologis pola hubungan dalam suatu kesatuan masyarakat Industri, bisnis dan wiraswasta dan lainnya terjadi dalam struktruktur yang lebih kompleks. Sebaliknya secara fisik kota dinyatakan melalui gedung-gedung yang mewah, kemacetan kendaraan yang cukup padat, kesibukan waga, persaingan yang tinggi serta polusinya dan sebagainya. Masyarakat di perkotaan kehidupannya yang heterogen serta individual dan terjadi persaingan yang tinggi namun sering kali terjadi pertentangan atau konflik. Ada asumsi yang menyatakan bahwa masyarakat perkotaan sangat pintar, kreatif dalam berpikir dan bertindak dan mudah menerima perubahan meskipun masih ada masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu beberapa handbook adalah berasal dari The Chicago school dan dibuat berdasar atas suatu “human ecology” tetapi ada juga hanbooks dimana hanya dalam suatu / dua bab diberi perhatian kepada human ecology dan perhatian juga kepada bahan-bahan lain atau suatu pendekatan lain. Sejak tahun 1950 diterbitkan banyak handbooks tentang Urban sociology , itulah suatu bukti bahwa dibutuhkan banyak informasi tentang kehidupan sosial kota. Dengan gejala urbanisasi timbul banyak persoalan sosial karena pengaruh negatifnya selalu dan bagi masyarakat di perkotaan. Banyak handbooks memberi suatu keterangan/informasi tentang gejala-gejala sosial di kota, tetapi keterangan-keterangan teoritis verifikasi dan empiris kurang diberi. Kita dapat memberi suatu keterangan tentang itu yang pada umumnya diberi dalam Handbooks ini yaitu : a.

Beberapa keterangan umum tentang kota, dengan juga beberapa teori diberi beberapa perumusan tentang kota, dengan pada umumnya juga beberapa perbedaan tentang Kota dan Desa 5

b. Proses urbanisasi, besarnya kota dan penyebaran kota-kota. Suatu karangan historis tentang pembentukan dan perkembangan kota-kota suatu karangan tentang kota preindustrial dan perkembangan kota di Eropa Barat dalam abad ke-19 c. Beberapa jenis kota, yang mungkin dimasuki dalam suatu tipologi, fungsi berbagai jenis dalam suatu system kota d. Pembagian kota menurut maksud pemakaian tanah / wilayah Kota. Disini diberi perhatian kepada Human ecology. Dan sering juga dibicarakan the city of the town ,wilayah di kota dan slums. e. Si penduduk di kota, lebih bersifat social psychologis f. Struktur sosial , dengan perhatian terhadap stratifikasi sosial kelompok etnis, institusi-institusi dan organisasi –organisasi. Kesempatan untuk bekerja , keluarga ,pendidikan ,agama , masa media, rekreasi dan serikat-serikat. g. Persoalan urban : kemiskinan ,perumahan yang tidak layak ,kelakuan devian dan lain –lain h. Tetapi perencanaan, pembaharuan, perubahan institusional dan lainlain. Jelaslah bahwa lapangan kerja dari sosiologi perkotaan sangatlah luas, tetapi kurang dilihat suatu sintesa dari obyek-obyek ini

6

2.3

PENGERTIAN KOTA MENURUT PARA AHLI

Kota adalah pusat kehidupan masyarakat unuk berprilaku dan mengisi aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan profesinya Oleh karena itu beberapa pendapat para ahli mengenai kota: 1. Max Weber mengemukkan bahwa kora adalah penghuninya sebahagian besar telah mampu memenuhi kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Menurut MAX Weber ciri Kota adalah adanya pasar, dan sebagai benteng serta mempunyai Sistem hokum dan lain-lain tersendiri, dan bersifat kosmopoliton. 2. Bintarto (1984:36) menyatakan bahwa Kota adalah Sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai oleh strata sosial ekonomi yang heterogen serta corak matrialistis, atau dapat diartikan sebagai benteng budaya yang ditimbulkan oleh unsure-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejal pemutusan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.. Menurut peraturan Menteri Dalam Negeri republic Indonesia No. 4/1980 menyatakan bawa kota adalah wadah yang memiliki batasan administrative wilayah seperti Kota madya dan Kota administrasi. 3. Munford menyatakan bahwa Kota adalah tempat pertemuan yang berorientsi keluar. Sebelum kota menjadi tempat pemukiman yang tetap, pada mulanya kota sebagai suatu tempat orang pulang balik untuk berjumpa secara teratur, jadi ada semacam daya tarik pada penghuni luar kota untuk kegiatan rohaniah dan perdagangan serta kegiatan lain. 4. Cristaller dengan central place theorynya menyatakan bahwa kota berfungsi menyelenggarakan penyediaan jasa-jasa bagi daerah lingkungannya. Menurut teori ini kota diartikan sebagai pusat pelayanan. Sebagai pusat tergantung kepada seberapa jauh daerahdaerh sekitar kota memanfaatkan penyediaan jasa-jasa kota itu. Dari pandangan ini kemudian kota-kota tersusun dalam suatu hirarchi berbagai jenis. 7

5. Karl Marx dan F Engels memandang Kota sebagai pesekutuan yang dibentuk guna melindungi hak milik dan guna memperbanyak alat-alat produksi dan alat-alat yang diperlukan agar anggota masing-masing dapat mempertahankan diri. Perbedaan antara kota dan pedesaan menurut mereka adalah pemisahan yang besar antara kegiatan rohani dan materi. 6. Arnold Tonybee, menyatakan bahwa kota tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya masing-masing. 7. Haris dan Ullman, menyatakan bahwa kota merupakan pusat pemukiman dan pemanf...


Similar Free PDFs