Stratifikasi Sosial PDF

Title Stratifikasi Sosial
Author Akbar Gumilang
Pages 6
File Size 255.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 53
Total Views 519

Summary

Nama : Muhammad Akbar Gumilang NPM : 1806140672 Mata Kuliah : Dasar Antropologi dan Sosiologi Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat PJ Mata Kuliah : Dr. dra. Evi Martha M. Kes Stratifikasi Sosial A. Pengertian Stratifikasi Sosial Dalam Moeis (2008), stratifikasi berasal dari kata stratum (jamak:...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Stratifikasi Sosial Akbar Gumilang

Related papers Makalah ISBD Grozniy Kurnia

BUKU SOSIOLOGI UNT UK KELAS XI SMA Idik Saeful Bahri kelas 11 sosiologi vina dwi laning Diant i Wulan

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Nama

: Muhammad Akbar Gumilang

NPM

: 1806140672

Mata Kuliah

: Dasar Antropologi dan Sosiologi

Program Studi

: Ilmu Kesehatan Masyarakat

PJ Mata Kuliah

: Dr. dra. Evi Martha M. Kes

Stratifikasi Sosial

A. Pengertian Stratifikasi Sosial Dalam Moeis (2008), stratifikasi berasal dari kata stratum (jamak: strata) yang bermakna lapisan. Stratifikasi social sendiri dalam Singgih (2007) didefinisikan sebagai pembedaan dan/atau pengelompokkan suatu kelompok social secara bertingkat (hierarkis) yang didasari pada adanya suatu symbol-simbol tertentu yang dianggap berhara dan bernilai, baik secara social, ekonomi, politik, hukum, budaya, maupun dimensi lainnya. B. Bentuk Stratifikasi Sosial Ilmu sosiologi menggambarkan bahwa setidaknya ada dua bentuk dari stratifikasi social. Kedua bentuk tersebut adalah: 1. Stratifikasi Sosial Terbuka - Setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk naik lapisan; - Menggunakan usaha dan kecakapan anggota masyarakat itu sendiri; - Menstimulus anggota masyarakat untuk mengembangkan kecakapannya. 2. Stratifikasi Sosial Terbuka - Terdapat perbedaan kesempatan untuk naik lapisan; - Menggunakan factor-faktor yang sudah ditentukan (kelahiran, usia, umur, dan lainnya) untuk naik lapisan. Menurut J. Milton Yinger dalam Moeis (2008), secara teoritis, keterbukaan suatu sistem stratifikasi diukur oleh mudah-tidaknya dan sering-tidaknya seseorang yang mempunyai status tertentu memperoleh status dalam strata yang lebih tinggi, setiap anggota masyarakat dapat menduduki status yang berbeda dengan status orang tuanya, bisa lebih tinggi bisa lebih rendah; sedangkan stratifikasi sosial yang tertutup ditandakan dengan keadaan manakala setiap anggota masyarakat tetap berada pada status yang sama dengan orang tuanya.

C. Tolak Ukur Stratifikasi Sosial Stratifikasi memerlukan sebuah ukuran atau kriteria untuk memposisikan individu ke dalam sebuah kelompok. Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolonggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tersebut adalah: 1. Kekayaan, dapat dilihat dari symbol status berupa tempat tinggal (bangunan dan lokasi), kendaraan, pakian, kebiasaan dalam mecukupi rumah tangga; 2. Kekuasaan, pemilik kekuasaan dan wewenang terbesar menempati lapisan tertinggi dalam masyarakat; 3. Kehormatan, ukuran seperti ini biasanya terdapat pada masyarakat yang masih tradisional, individu yang bersangkutan adalah iyang dianggap atau pernah berjasa besar dalam masyarakat; orang atau orang-orang yang paling dihormati atau yang disegani, ada dalam lapisan atas; 4. Ilmu pengetahuan, menggunakan mutu ilmu pengetahuan sebagai indicator. Namun, banyak juga yang menggunakan gelar akademik di mana itu merupakan hal yang kurang tepat. D. Unsur-unsur Stratifikasi Sosial 1. Kedudukan atau Status Kedudukan atau Status diartikan sebagai posisi seseorang dalam suatu kelompok social. Kedudukan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: - Ascribe Status, merupakan kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampan, serta diperoleh karena kelahiran. - Achieved Status, merupakan keududukan seorang yang dicapai karena usaha atau kemampuan yang disengaja dan tidak diperoleh atas dasar kelahiran, serta bersifat terbuka bagi siapa saja. - Assigned Status, meruapakan kedudukan yang diberikan karena alasan-alasan tertentu seperti orang yang berjasa, sehingga seseorang mendapat kedudukan yang lebih tinggi. Dalam suatu kedudukan atau status dapat terjadi sebuah konflik yang dikenal sebagai status konflik. Status konflik adalah pertentangan antara kedudukan-kedudukan yang dimiliki seseorang dalam masyarakat. Status konflik terdiri dari status konflik individual dan antar individual. -

Status konflik individual, adalah konflik yang dialami dalam batin sendiri. Contoh: polisi menilang keluarganya atau rekan sesame polisi; Status konflik antar individual, terjadi saat dua orang ingin menyelesaikan suatu hal yang terletak pada bidang yang sama.

Cerminan kedudukan atau status yang sedang ditempati seseorang dapat dilihat dari ciri-ciri tertentu, yang dalam sosiologi dikenal sebagai symbol status. Ciri-ciri tersebut sudah melekat dan menjadi bagian dari hidupnya. Contoh dari symbol status adalah cara berpakaian, pergaulan, cara-cara mengisi waktu senggang, memilih tempat

tinggal, berkendaraan, rekreasi, serta kebiasaan-kebiasaan lain yang membedakannya dengan orang-orang kebanyakan. 2. Peranan Peranan atau role merupakan suatu aspek di mana saat seseorang melaksanakan hakhak serta kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Maka, peranan merupakan suatu perilaku yang diharapkan oleh orang lain pada seseorang yang menduduki status tertentu. Sekurang-kurangnya suatu peranan mencakup tiga hal (Singgih, 2007): - Peranan adalah meliputi norma-norma yang dihubungakan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat; peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan; - Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi; - Peranan juga dapat dikatakan sebagai perikelakuan individu yang penting bagi struktur sosial. Peranan memiliki beberapa istilah untuk menggambarkan sesuatu yang terjadi di dalamnya, yaitu: - Model peranan, orang-orang yang dijadikan contoh; - Prescribed role, peranan yang diharapkan oleh orang lain atau masyarakat; - Enacted role, peranan yang nyata dan sesungguhnya - Role distance, atau kesenjangan peranan adalah ketimpangan yang terjadi antara kewajiban dan tujuan peran; - Kegagalan peran, terjadi karena individu dalam masyarakat memiliki beragam peran yang dapat bertentangan; - Konflik peran, terjadi bila individu memiliki keanggotaan ganda dan dituntut untuk melakukan peranan lebih dari satu sehingga menimbulkan ketidakserasian. E. Terjadinya Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial dapat terjadi dengan sendirinya maupun disusun secara sengaja (Singgih, 2007). 1. Stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya terjadi berdasarkan: - Umur, contoh: orang tua dan pemuda; - Kepandaian, contoh: orang yang berkepandaian lebih dan kurang; - Kekerabatan, contoh: kelompok dengan kekerabatan yang lebih dekat mendapat warisan yang lebih besar; - Gender, contoh: sistem pewarisan beberapa masyarakat menunjukkan laki-laki mendapat warisan lebih dari perempuan. 2. Stratifikasi yang sengaja disusun contohnya adalah: - Stratifikasi pekerjaan, contohnya adanya atasan dan bawahan;

-

Stratifikasi ekonomi, berdasarkan penguasaan dan kepemilikan materi.

Chester I. Barnard mengemukakan pernyataannya mengenai stratifikasi social yaitu: - Sistem berlapis sengaja disusun dlm organisasi formal mengejar suatu tujuan; - Pembagian kedudukan pada pokoknya diperlukan secara mutlak, agar organisasi tersebut dapat bergerak secara teratur untuk mencapai tujuan yang dimaksud; - Sistem berlapis timbul karena perbedaan kebutuhan, kepentingan dan kemampuan individu. F. Mobilitas Sosial Mobilitas social atau gerak social adalah pergerakan yang terjadi pada objek sosial dari suatu kedudukan ke kedudukan lainnya. Terdapat dua macam mobilitas social yaitu: 1. Gerak Horizontal Merupakan perpindahan individu atau objek social dari suatu kelompok social ke kelompok social lain yang sederajat. Perpindahan ini tidak meinmbulkan perubahan dalam derajat kedudukan objek social. 2. Gerak Vertikal Merupakan perpindahan individu atau objek social dari suatu kelompok dari suatu kedudukan ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat. Perpindahan ini kembali dibedakan menjadi dua gerak yaitu gerak vertical naik (social climbing) dan gerak vertical turun (social sinking). G. Alasan Keberadaan Stratifikasi Sosial 1. Manusia pada umumnya bercita-cita agar ada perbedaan kedudukan dan peranan dalam masyarakat. Tetapi cita-cita tersebut terkadang tidak sesuai kenyataan. 2. Setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai akibat penempatan. 3. Masyarakat menghadapi dua persoalan yaitu pertama menempatkan individu-individu tersebut dan kedua mendorong agar mereka melaksanakan kewajibannya. 4. Kedudukan dan peranan tertentu memerlukan kemampuan latihan terlebih dahulu. Pentingnya kedudukan dan peranan juga tidak selalu sama. 5. Hal yang terpenting adalah individu-individu tersebut mendapatkan hak atas kewenangan untuk melakukan tindakan. Hak-hak tersebut di lain pihak juga mendorong individu-individu untuk memperoleh kedudukan dan peran tertentu dalam masyarakat

Daftar Pustaka Maunah, B. (2015). Stratifikasi Sosial dan Perjuangan Kelas dalam Perspektif Pendidikan Sosiologi. TA'ALLUM, 19-38. Moeis, S. (2008). Struktur Sosial: Stratifikasi Sosial. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Singgih, D. S. (2007). Prosedur Analisis Stratifikasi Sosial dalam Perspektif Sosiologi. Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, 11-22....


Similar Free PDFs