TASAWUF SUHRAWARDI AL-MAQTUL PDF

Title TASAWUF SUHRAWARDI AL-MAQTUL
Author Dr. Ja'far MA
Pages 43
File Size 2 MB
File Type PDF
Total Downloads 136
Total Views 641

Summary

TASAWUF SUHRAWARDI< AL-MAQTU<L Oleh: Ja‘far NIM: 94310030181 Program Studi AGAMA DAN FILSAFAT ISLAM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2015 TASAWUF SUHRAWARDI< AL-MAQTU<L Oleh: Ja‘far NIM: 94310030181 Program Studi AGAMA DAN FILSAFAT ISLAM PROGRAM PASCASAR...


Description

Accelerat ing t he world's research.

TASAWUF SUHRAWARDI ALMAQTUL Dr. Ja'far MA

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MANUSIA MENURUT SUHRAWARDI AL-MAQT UL Dr. Ja'far MA

PENGARUH ILUMINASIONISME DALAM PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM.pdf lina sari PENGARUH ILUMINASIONISME DALAM PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM lina sari

TASAWUF SUHRAWARDI< AL-MAQTUmil), bukan manusia binatang (al-insa>n al-h}ayawa>n), bahkan pelanggaran terhadap perintah itu hanya membuat manusia menjadi seperti binatang ternak (ula>’ika ka al-an‘a>m), bahkan lebih rendah lagi sehingga mereka menjadi manusia lalai (Q.S. al-A‘ra>f/7: 179). Ketiga potensi manusia itu mampu menyibak hakikat realitas (Tuhan, alam dan manusia), sehingga manusia dapat secara benar meyakini kebenaran ajaran Islam. Perintah dan motivasi Islam di atas membuat ilmuwan-ilmuwan (al-

‘ulama>’) dari kalangan umat Islam mencoba menemukan hakikat realitas. Usaha keras mereka melahirkan lima aliran intelektual Islam seperti Teologi (Kala>m), Peripatetisme

(h}ikmah

al-masysya>’iyah),

Gnosisme

(tas}awwu>f/‘irfan),

Illuminasionisme (h}ikmah al-isyra>qiyah), dan Filsafat Hikmah (h}ikmah al-

muta‘a>liyah). Kelima mazhab ini telah merumuskan metode ilmiah tersendiri dan dinilai mampu menjelaskan hakikat realitas dengan baik, kendati kehadiran seluruh aliran intelektual Islam itu tetap menunai kontroversi karena kelimanya memiliki pendukung sekaligus penentang. Disertasi ini mengkaji pemikiran tasawuf Syaikh al-Isyra>q Suhrawardi> yang dikenal sebagai pendiri mazhab Illuminasionisme (h}ikmah al-isyra>qiyah). Disertasi ini dinilai penting, karena para pengkaji masih hanya memfokuskan

xii

kajian terhadap filsafat Suhrawardi>, sehingga pemikiran mistiknya masih diabaikan, padahal ajarannya didasari oleh pengalaman tasawuf. Para ahli memang tidak menafikan keberadaan dimensi mistik ajaran Suhrawardi> dan meyakini bahwa ia dipengaruhi oleh ajaran-ajaran mistik kaum filsuf seperti al-Fa>ra>bi> dan Ibn Si>na> dan kaum sufi seperti al-H{alla>j dan al-Ghaza>li>. Disertasi ini menemukan bahwa ajaran Suhrawardi> diraih dari pengalaman spiritual setelah melaksanakan serangkaian praktik spiritual tertentu, dan pengalaman spiritual itu mengalami rasionalisasi dengan memanfaatkan terminologi dan temuan/ajaran kaum filsuf Persia, filsuf Yunani dan filsuf Muslim. Disertasi ini menegaskan bahwa ajaran tasawuf Suhrawardi> memiliki perbedaan dengan ajaran tasawuf para filsuf dan sufi, meskipun pengaruh mereka tidak dapat diabaikan, sebab Suhrawardi> telah memfilsafatkan pengalaman tasawuf, sedangkan para filsuf dan sufi sebelum Suhrawardi> telah mengkontraskan antara filsafat dan mistik. Disertasi ini berhasil melengkapi temuan-temuan penelitian lain mengenai Suhrawardi>, dan menambah gugusan penelitian dalam bidang filsafat dan mistisisme Islam. Diakui bahwa disertasi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa motivasi dan bantuan dari banyak pihak. Karena itu, dalam kesempatan ini saya patut merekamkan ucapan terima kasih kepada mereka, kendati pahala dari Allah Swt. lebih besar daripada sekadar ucapan terima kasih ini. 1.

Ucapan terima kasih ditujukan kepada kedua orangtua saya, Ayahanda (alm.) Umar AB., dan Ibunda Ngatmini, atas segala kasih sayang, doa dan pendidikan agama sejak usia dini. Kendati tidak meraih pendidikan tinggi, tetapi keduanya punya spirit akademik yang tinggi, perhatian yang serius terhadap ilmu dan pendidikan, dan berhasil mendidik anak-anak mereka menjadi calon ilmuwan Muslim masa depan. Tetapi, ayah saya sudah tiada sebelum saya menyelesaikan program Master of Arts, dan kini ayah kembali tidak melihat anaknya sudah mendapatkan gelar Doktor. Semoga Allah Swt. memberikan kepada keduanya berupa pahala, pengampunan, dan kemuliaan, di dunia dan di akhirat (alla>hummaghfirli wa li walidayya war-h}amhuma>

kama> rabbaya>ni> s}aghi>ra).

xiii

2.

Terima kasih kepada saudara-saudara saya di Aceh Tamiang; 4 saudara perempuan (Itawati, Anisah, Sriwahyuni, S.Pd.I., dan Helma Fitri); 7 keponakan (Putri Raafidha Ardelia, Cut Mutiara, Ayatu Syifa, Naura Aufa, Jihan Ramadani, Umairah, dan Zikra Fadiyah); dan 1 saudara ipar (Muhammad Boyni).

3.

Kepada istri saya (Maisyarah, S.Pd.), saya berikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas segala doa dan kebaikan, sehingga disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Kepada putri terkasih (Ishqi Safa Ishraqi), semoga dapat melanjutkan tradisi akademik para ulama, dan mampu menjadi cendikiawati Muslim masa depan.

4.

Ucapan terima kasih kepada Rektor UIN Sumatera Utara (Prof. Dr. Nur Ahmad Fadhil Lubis, MA), Direktur Program Pascasarjana UIN Sumatera Utara (Prof. Dr. Ramli Abdul Wahid, MA) c/q Kepala Prodi Agama dan Filsafat Islam (Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag.), dan seluruh sivitas akademika Program Pascasarjana UIN Sumatera Utara atas segala bantuan, keramahan dan kebaikan mereka selama ini.

5.

Ucapan terima kasih saya kepada kedua Promotor, Bapak Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.Ag. dan Bapak Prof. Dr. H. Hasan Bakti Nasution, M.Ag. atas segala limpahan kebaikan, ilmu, tauladan, dan motivasi, sehingga disertasi ini menjadi lebih baik berkat bimbingan terbaik dari mereka selama ini.

6.

Ucapan terima kasih saya kepada Tim Pengelola MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu

Keislaman UIN Sumatera Utara atas segala bantuan (moril dan materil), kebersamaan dan keramahan selama ini, mereka adalah Prof. Dr. Hasan Asari, MA, Prof. Dr. Al Rasyidin, M.Ag., Drs. Asrul Daulay, M.Si., Dr. Mhd. Syahnan, MA., Dr. Harun Al Rasyid, MA., Sakti Ritonga, S.Ag., M.Pd., Dr. Muhammad Iqbal, M.Ag., Saidatul Khairiyah, MA, dan Muhammad Nasir. Berkat ilmu, spirit dan budaya akademik mereka, disertasi ini semakin membaik dari segi metode penulisan.

xiv

7.

Sebagai pamungkas, saya harus mengakui bahwa saya tidak akan mungkin dapat mengikuti program doktor tanpa perhatian, motivasi dan bantuan dari banyak pihak. Sewaktu mendaftar sebagai mahasiswa program doktor, saya hanya memiliki niat dan tekad, tetapi minus finansial. Saya hanya meyakini bahwa Allah Swt. akan membantu para penuntut ilmu. Keyakinan saya telah terbukti, sebab saya banyak menerima aliran bantuan dari berbagai penjuru, sehingga saya harus merekamkan sekedar doa dan ucapan terima kasih kepada para donator perkuliahan saya. Saya mengucapkan terima kasih atas motivasi dan bantuan materil bagi perkuliahan saya dari keluarga Prof. Dr. Dja’far Siddik, MA dan Dra. Hj. Rosnita, MA. Saya mengucapkan terima kasih kepada para dermawan seperti Ibu Hj. S. Kaloko, Kakak Ros, Kakak Dani, Bapak Herman Arbi, SE., Bapak Hermanto, dan Moraluddin Harahap, MA atas bantuan materil mereka sehingga saya dapat mengikuti Ujian Tertutup/Pendahuluan. Untuk Ujian Terbuka/Promosi, saya menerima motivasi dan bantuan materil dari H. Awaluddin Pane, Prof. Dr. Al Rasyidin, M.Ag., Prof. Dr. Hasan Asari, MA, Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag., Prof. Dr. Saiful Akhyar Lubis, MA., Dr. Mhd. Syahnan, MA, Dr. Muhammad Iqbal, M.Ag., Drs. Hadis Purba, MA, Drs. Tarmizi Situmorang, M.Pd., Dr. Harun Al Rasyid, MA, Drs. Asrul Daulay, M.Si., Drs. Amiruddin Siahaan, M.Pd., dan Muhammad Nasir. Khusus terima kasih saya atas dukungan Bapak Dr. Achyar Zein, M.Ag., atas bantuan moril dan materil sehingga berbagai bantuan diperoleh dari kaum dermawan. Semoga semua motivasi, doa dan bantuan dari Bapak/Ibu sekalian dapat menjadi amal saleh dan pahala untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat kelak.

xv

Kendati penulisan dan ujian disertasi ini meraih banyak bantuan dari berbagai pihak, tetapi andaikan ada kekeliruan dan kekurangan dalam disertasi ini, akan tetap menjadi tanggung jawab saya, dengan senantiasa mengharapkan tegur sapa dari para pengkaji filsafat dan tasawuf agar disertasi ini dapat menjadi lebih sempurna di suatu masa. Medan, 27 Januari 2015

Ja’far

xvi

DAFTAR ISI

Surat Pernyataan ............................................................................................. ... i Persetujuan ...................................................................................................... .. ii P \ engesahan ....................................................................................................... iii Pedoman Transliterasi Arab Latin ................................................................. . iv Abstrak ............................................................................................................ . ix Kata Pengantar ............................................................................................... xii Daftar Isi .......................................................................................................... xvii Bab I Pendahuluan ........................................................................................... .. 1 A Latar Belakang Masalah .................................................................... .. 1 B Rumusan dan Batasan Masalah ......................................................... 15 C Tujuan dan Signifikansi Penelitian .................................................... 17 D Penelitian Terdahulu .......................................................................... 18 E Metode Penelitian dan Garis-garis Besar Penelitian .......................... 25 Bab II Latar Belakang Intelektual Suhrawardi> al-Maqtu>l .............................. 29 A Latar Belakang Eksternal ..................................................................... 29 1 Dinamika Politik .............................................................................. 29 2 Dinamika Intelektual ........................................................................ 37 B Latar Belakang Internal ........................................................................ 55 1 Riwayat Pendidikan .......................................................................... 55 2 Karya-karya ....................................................................................... 73 3 Suhrawardi> dan Tasawuf .................................................................. 77 a Diskursus Keilmuan Suhrawardi>.................................................... 77 b Sumber Ajaran ............................................................................... 87 c Kedudukan al-Qur’a>n dan H}adi>s| .................................................... 100

xvii

Bab III Hubungan Tuhan, Alam dan Manusia dalam Karya-karya Suhrawardi> al-Maqtu>l ............................................................................. 127 A Allah (an-Nu>r al-Anwa>r)....................................................................... 127 B Alam (‘Ar al-Qa>hirah ........................................................................ 128 2 Al-Anwa>r al-Mudabbirah .................................................................. 139 3 ‘A wa Khiya>l ..................................................................... 141 4 Barzakhiya>ni ..................................................................................... 147 C Manusia (al-Insa>n) ................................................................................ 149 D Hubungan Tuhan, Alam dan Manusia .................................................. 163 Bab IV Perjalanan Spiritual dalam Karya-karya Suhrawardi> al-Maqtu>l ........ 170 A Tujuan Perjalanan Spiritual .................................................................. 170 B Praktik-praktik Spiritual ....................................................................... 197 C Pengalaman-pengalaman Spiritual ....................................................... 227 D H{aki>m Muta’allih ................................................................................. 238 Bab V Analitis Kritis terhadap Tasawuf Suhrawardi> al-Maqtu>l .................... 257 A Kelemahan dan Kekuatan Tasawuf Suhrawardi> .................................. 257 B Kontribusi Tasawuf Suhrawardi> .......................................................... 265 Bab IV Penutup................................................................................................ 272 A Kesimpulan ........................................................................................... 272 B Saran ..................................................................................................... 274 Daftar Pustaka ................................................................................................. 277 Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... 295

xviii

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Beberapa orientalis meneliti dan menarik kesimpulan bahwa al-Qur’a>n dan h{adi>s| tidak memainkan peran sebagai pendorong kemunculan tasawuf,1 sebab disiplin ilmu ini muncul sebagai akibat dari pengaruh agama-agama dan filsafat Yunani.2 Berbeda dari banyak orientalis, Seyyed Hossein Nasr meyakini bahwa tasawuf sebagai jalan pendakian kepada Allah berasal dari dimensi batin al-

Qur’a>n, kenyataan batin Nabi Muh}ammad Saw. sebagai manusia sempurna (alinsa>n al-ka>mil), dan tauladan para sahabat Nabi. Kendati demikian, tidak dapat

1

Para sufi seperti al-Kalabadzi>, al-Qusyairi> dan al-H{ujwiri> menyebutkan empat pendapat tentang asal-usul istilah tasawuf. Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata as}-s}u>f (‫)الصوف‬: bulu domba. Disebut sufi karena kaum sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bulu domba. Kedua, istilah tasawuf berasal dari kata as}-s}af (‫)الصف‬: barisan pertama. Disebut sufi karena kaum sufi berada pada barisan pertama di depan Tuhan, karena besarnya keinginan mereka terhadap Tuhan, kecenderungan hati mereka terhadap-Nya dan tinggalnya bagian-bagian rahasia dalam diri mereka di hadapan-Nya. Ketiga, istilah tasawuf berasal dari kata ahl as}-s}uffah ( ‫ )اهل الصف‬karena para sufi mengaku sebagai golongan ahl as}-s}uffah yang diridai Allah. Mereka disebut sufi karena sifat-sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tinggal di serambi masjid (s}uffah) yang hidup pada masa Nabi Muh}ammad SAW. Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata as}-s}afa>’ (‫)الصفاء‬, yang artinya kesucian. Disebut sufi karena para sufi telah menyucikan akhlak mereka dari nodanoda bawaan, dan karena kemurnian hati dan kebersihan tindakan mereka. Menurut ‘Abd alQa>dir al-Jaila>ni>, pendiri tarekat Qadiriyah, seseorang dikatakan sebagai sufi karena tiga alasan berikut. Pertama, terjadinya proses penjernihan terhadap hati mereka berkat cahaya makrifat. Kedua, ia dinisbahkan kepada as}h}ab as}-s}uffah, yakni para sahabat yang meninggalkan segala sesuatu karena cinta kepada Allah dan rasul-Nya. Ketiga, ia memakai s}u>f (pakaian dari bulu), di mana untuk sufi tingkat pemula mengenakan pakaian dari bulu biri-biri, sedangkan untuk sufi tingkat pertengahan dari bulu kambing, sedangkan untuk sufi tingkat puncak dari bulu mir‘izza (bulu halus kambing). Al-Jaila>ni> menambahkan bahwa kata tas}awwu>f (‫ )تصوف‬terdiri atas empat huruf, yakni ta’ ( ), s}ad (‫)ص‬, waw ( ) dan fa’ (‫ )ف‬. Kata ta’ bermakna taubah, kata s}ad bermakna s}afa’, kata waw bermakna wilayah (kewalian), dan kata fa>’ bermakna fana>’ fi> Alla>h. Abu> Bakar al-Kala>ba>zi>, at-Ta‘ri>f li Maz|hab Ahl at-Tas}awwu>f (Kairo: Da>r Ih}ya>’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1960), h. 21-26; Abu> Bakar al-Kala>ba>zi>, the Doctrine of Sufis (New Delhi: Kitab Bhavan, 2006), h. 1-3; al-Hujwiri>, the Kashf al-Mahjub, terj. R.A. Nicholson (New Delhi: Adam Publishers and Distributor, 2006), h. 30-31; ‘Abd al-Qa>dir al-Jaila>ni>, Titian Mahabbah, terj. Ahmad Fadhil (Jakarta: Sahara Publisher, 2003), h. 73-77. 2 Lihat ulasan Julian Baldick, Mystical Islam: an Introduction to Sufism (New York & London: New York University Press, 1989), h. 15-16; Reynold A. Nicholson, the Mystics of Islam (London: Routledge, 1914), h. 1-28; Isma‘il Raji’ al-Faruqi dan Lois Lamya’ al-Faruqi, the Cultural Atlas of Islam (London: Macmillan Publishing Company, 1986), h. 295-296.

2

dimungkiri bahwa tasawuf berinteraksi dengan bentuk-bentuk spiritualisme agama lain dan metafisika filsafat Yunani, meski interaksi ini hanya berkenaan dengan bentuk dan simbol eksternal dan alat bantu intelektual untuk mengekspresikan kebenaran.3 Apabila dirujuk kepada ucapan-ucapan para sufi awal, bisa dibuktikan bahwa al-Qur’a>n, h{adi>s|, dan tauladan sahabat menjadi sumber asasi dan faktor pendorong kemunculan tasawuf. Tampaknya, penelitian terhadap al-Qur’a>n dan h{adi>s| menjadi cara terbaik untuk membuktikan pernyataan bahwa benih-benih tasawuf berasal dari kedua sumber ajaran Islam tersebut. Dari sekian banyak ayat, al-Qur’a>n memberikan indikasi kuat bahwa Allah sangat dekat dengan manusia,4 kemungkinan manusia dapat mendekati-Nya,5 dan urgensi kesucian jiwa bagi seorang manusia sebagai syarat memperoleh pengetahuan sejati.6 H{adi>s|-h{adi>s| sahih mengenai ajaran tasawuf bertebaran dalam berbagai kitab h{adi>s|, terutama h{adi>s| tentang kemungkinan mendekati Allah dan peranan hati–sebagai sarana ilmiah terbaik dalam dunia tasawuf–dalam perjalanan spiritual. Dalam S}ah}i>h} Muslim, diriwayatkan sebuah h{adi>s| dari Abu> Hurairah yang menginformasikan bahwa ketika seorang hamba berusaha mendekati Allah, maka Allah semakin mendekati hamba tersebut.7 Dalam S{ah}i>h} al-Bukha>ri>, diriwayatkan h{adi>s| dari Nu‘ma>n ibn 3

Seyyed Hossein Nasr, the Garden of Truth: the Vision and Promise of Sufism, Islam’s Mystical Tradition (New York: Harper Collins Paperback, 2008), h. 165-166. 4

Q.S. al-Baqarah/2: 186.

ِ ‫وإِذَا سأَلَك ِعب ِادي ع يِ فَِإ يِ قَ ِر‬ ِ ‫الداع إِذَا دع‬ ‫ان فَ ْليَ ْسَت ِجيبُواْ ِِ َولْيُ ْؤِمُواْ ِِ لَ َعل ُه ْم يَ ْر ُش ُدو َن‬ َ َ ِ َ‫يب َد ْع َوة‬ َ َ َ َ َ ٌ ُ ‫يب أُج‬

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran . 5

Q.S. al-Qa>f/50: 16.

ِ ‫ولََق ْد خلَ ْق ا ا ِْْنسا َن ونَعلَم ما تُوس ِوس بِِه نَ ْفسه وََن أَقْ رب إِلَي ِه ِمن حب ِل الْوِر‬ ‫يد‬ َ َ َ َ َْ ْ ْ ُ َ ُ ْ َ ُ ُ ُ َْ َُ ْ َ َ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. 6

Q.S. asy-Syams/91: 7-10.

ٍ ‫َونَ ْف‬ ‫اها‬ َ ‫اب َمن َدس‬ َ ‫س َوَما َسو َاها فَأَ ََْْم َها فُ ُج َورَها َوتَ ْق َو َاها قَ ْد أَفْ لَ َح َمن َزك‬ َ ‫اها َوقَ ْد َخ‬

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. ” 7 Lihat Muslim ibn al-H{ajja>j Abu> al-H{asan al-Qusyairi> an-Naisa>bu>ri>, S{ah}i>h} Muslim, ditahqiq oleh Muh}ammad Fu>’a>d ‘Abd al-Ba>qi>’ (Beirut: Da>r Ih}ya>’ at-Turas| al-‘Arabi, t.t.), Juz IV, h. 2061. H{adi>s| ini disebutkan dengan redaksi sedikit berbeda dalam Muh}ammad ibn Isma>‘i>l Abu>

3

Ba>syir yang menyebutkan bahwa dalam “tubuh manusia terdapat segumpal daging dan jika kondisinya baik, maka baiklah seluruh jasad, sedangkan jika kondisinya rusak, maka seluruh jasad akan rusak. Segumpal daging tersebut adalah hati.”8 Tatkala manusia telah berhasil mendidik hati, maka manusia itu ‫)أنْ ت ْعبد ه‬ akan mencapai kedudukan ihsan (al-ih}sa>n) (‫َ كأنهك تراه فإنْ ل ْم تكنْ تراه فإنهه يراك‬ sebagai hierarki paling tinggi setelah Islam (al-isla>m) dan iman (al-i>ma>n).9 Ayatayat dan h{adi>s|-h{adi>s| menyatakan tentang perintah dan kemungkinan seorang manusia mendekati Allah dan menjadi landasan bagi tujuan seorang sufi bertasawuf, dan tidak kalah penting bahwa banyak ayat dan h{adi>s| sahih lain yang mengutarakan doktrin-doktrin dasar tasawuf, dan para sufi menjadikan berbagai aya...


Similar Free PDFs