Transformasi Digital PDF

Title Transformasi Digital
Author Nur Afrylyanty
Pages 15
File Size 307 KB
File Type PDF
Total Downloads 72
Total Views 212

Summary

LAPORAN TRANSFORMASI DIGITAL diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Preservasi dan Konservasi Bahan Pusakan dan Informasi oleh : Fitri Wulan A. 1201958 Nur Afrylyanty 1202788 Tantan Hadian 1205343 PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS IL...


Description

LAPORAN TRANSFORMASI DIGITAL diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Preservasi dan Konservasi Bahan Pusakan dan Informasi

oleh : Fitri Wulan A.

1201958

Nur Afrylyanty

1202788

Tantan Hadian

1205343

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013-2014

Kata Pengantar Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan pertolongan-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas mengenai Program Disaster Preparedness Plan (Perencanaan Kesiapan Bencana) Di Perpustakaan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Informasi. Dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen dan asisten dosen mata kuliah Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Informasi, kiranya Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, umumnya bagi pembaca.

Bandung, Maret 2014

Penyusun

i|kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan perawatan dan pelestarian bahan pustaka adalah melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan alih bentuk menggunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin agar bahan pustaka itu dapat digunakan secara optimal dalam jangka waktu yang cukup lama. Perpustakan sebagai salah satu pengelola informasi bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan merawat koleksi untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam jangka waktu yang lama secara efektif dan efisien. Untuk itu koleksi perlu dirawat dan dilestarikan agar ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung didalamnya dapat diwariskan ke generasi yang akan datang. Tugas pemeliharaan, perawatan dan pelestarian koleksi bukanlah tugas yang mudah.Sejak jaman dahulu perpustakaan telah berusaha untuk mencegah dan mengatasi kerusakan koleksi yang disebabkan oleh faktor alam, serangga dan ulah manusia. Penggunaan berbagai insektisida, pengaturan ruangan secara khusus, penyelenggaraan pendidikan pengguna perpustakaan merupakan usaha-usaha untuk mencegah atau mengurangi kerusakan koleksi. Kekuatan utama sebuah dokumen bukan saja terletak pada fisiknya tetapi juga nilai informasinya yang terkandung dalam dokumen yang bersangkutan.Oleh karena itu baik fisik maupun informasi yang dikandung perlu dilestarikan bersama sebagai suatu rekaman budaya atau sejarah kehidupan

bangsa

yang

menjadi

kebanggaan

dan

acuan

dalam

pengembangan budaya bangsa di masa mendatang. Mengingat kesulitan ruang penyimpanan dan kemajuan teknologi, maka pemeliharaan dokumen atau pelestarian tidak ditujukan kepada dokumen yang sudah rusak dan tua saja, tetapi juga pada bahan pustaka 1|kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi

yang baru datang. Alih bentuk dokumen atau reprografi misalnya dalam bentuk mikro atau dalam bentuk digital selain untuk mencegah kerusakan juga untuk mengatasi kesuliatan ruang penyimpanan.

B. Rumusan masalah 1. Apa definisi dari perpusakaan itu sendiri? 2. Apa definisi dari bahan pustaka? 3. Apa definisi dan kegiatan dari Fumigasi? 4. Apa definisi dan kegiatan dari Deadifikasi? 5. Apa definisi dan kegiatan dari Laminasi? 6. Apa definisi dan kegiatan dari Enkapsulasi? C. Identifikasai masalah 1. Pada makalah ini kami membahas mengenai pengertian dari perpustakaan. 2. Menjabarkan pengertian dari bahan pustaka. 3. Menjelaskan mengenai pengertian dan kegiatan Fumigasi. 4. Menjelaskan mengenai pengertian dan kegiatan Deasidifikasi. 5. Menjelaskan mengenai pengertian dan kegiatan Laminasi. 6. Menjelaskan mengenai pengertian dan kegiatan Enkapsulasi.

D. Pembatas masalah Makalah ini pada umumnya hanya membatasi masalah pada ruang lingkup kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi di perpustakaan.

E. Tujuan 1. Agar mengetahui definisi dari perpusakaan dan bahan pustaka. 2. Agar memahami apa saja kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi di perpustakaan.

F. Manfaat

2|kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi

Manfaat dari makalah ini yaitu agar kita yang akan kelak menjadi pustakawan dapat mengetahui kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi di perpustakaan.

BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Teori 1. Perpustakaan Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.

2. Bahan Pustaka Bahan Pustaka atau bahan pustaka merupakan salah satu unsur dalam sebuah sistem perpustakaan, selain ruangan

atau gedung,

peralatan atau perabot, tenaga dan anggaran. Unsur-unsur tersebut satu sama

lain

saling

berkaitan

dan

saling

mendukung

untuk

terselenggaranya layanan perpustakaan yang baik. Jadi, bahan pustaka merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga harus dilestarikan mengingat nilainya yang mahal.

B. Laminasi Laminasi atau penyampulan ini dengan cara memberikan perlindungan plastik atau bahan lain agar bahan pustaka itu tidak sobek atau hancur. Disamping itu, dengan penyampulan buku tampak rapi. 1. Bahan pustaka yang perlu dijilid adalah berikut ini: 3|kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi



Bahan pustaka yang sampulnya rusak atau terlalu tipis.



Bahan pustaka yang benang jahitannya untuk mengikat lembaran-lembaran lepas, telah lepas.



Bahan pustaka yang memiliki halaman tidak berurutan sehingga perlu dibongkar untuk dijilid lagi.



Manuskrip, naskah atau dokumen kuno biasanya kertasnya sudah lapuk dan mudah hancur. Karena itu, perlu diawetkan dengan disemprot bahan kimia (coating) dengan proses laminasi.

2. Bahan pustaka yang berbentuk majalah akan dijilid, apabila semua nomor untuk satu volume telah lengkap. Apabila nomor lepasnya agak tebal maka anda dapat menjilid satu volume majalah menjadi dua atau tiga jilid. 3. Prosedur penjilidan 

Setiap bahan pustaka yang akan dijilid diambil dari rak.



Apabila bahan pustaka itu berbentuk buku maka kartu buku yang berada dibalik sampul belakang harus dicabut. Jajarkan kartu buku pada jajaran buku yang dijilid. Penjajaran kartu-kartu itu bisa menurut abjad pengarang ataupun judul buku.



Apabila bahan pustaka itu berupa majalah maka harus ada catatan data majalah yang sedang dijilid pada kartu registrasi untuk judul-judul majalah tersebut. Tuliskan volume dan nomor-nomor majalah yang sedang dijilid. Perlu juga menuliskan bahwa satu volume dari judul majalah itu dijilid menjadi berapa jilid sehingga dapat dijadikan pegangan, apabila menjilid judul majalah itu pada waktu-waktu yang akan datang.



Untuk setiap bahan pustaka yang akan dijilid dibuatkan lembar petunjuk sebagai pegangan bagi orang yang akan melaksankan penjilidan. Untuk majalah, lembar petunjuk itu dibuatkan untuk setiap judul majalah. Lembar petunjuk itu dibuat rangkap dua, yang pertama dimasukkan ke dalam bahan yang akan dijilid, dan yang kedua disimpan pada file perpustakaan.

4|kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi

Lemar petunjuk untuk buku berisi data tentang: 1) Tanggal buku dikirim untuk dijilid, 2) Data bibliografi setiap buku, 3) Jenis dan tebal sampul yang diinginkan, 4) Jenis pelapis sampul yang dikehendaki, 5) Warna sampul, 6) Keterangan mengenai keinginan pustakawan dalam pemberian judul pada sampul dan punggung buku, 7) Keterangan mengenai nomor halaman yang perlu ditambah, diganti, atau diperbaiki. Lembar petunjuk untuk majalah berisi data tentang: 1) Tanggal majalah itu dikirim untuk dijilid; 2) Judul majalah, volume dan nomor-nomor majalah yang akan dikirim untuk dijilid; 3) Keterangan mengenai berapa nomor yang dijilid menjadi satu; 4) Indeks majalah dijilid bersama atau terpisah; 5) Keterangan mengenai keinginan pustakawan dalam pemberian judul, nomor, volume majalah pada sampul dan punggung majalah; 6) Jenis, tebal, warna sampul yang diinginkan; 7) Keterangan mengenai halaman yang perlu dihilangkan, seperti sampul, iklan, dan sebagainya. 

Setiap bahan pustaka yang akan dijilid, dicatat pada buku ekspedisi. Dengan demikian, akan dapat diketahui lalu lintas bahan

pustaka,

baik

antarbagian

di

dalam

organisasi

perpustakaan, apalagi jika penjilidan itu dilakukan keluar perpustakaan. Pencatatan ini diperlukan sebagi bukti bahwa bahan pustaka itu sudah diproses ke bagian penjilidan. Jadi, apabila ada bahan pustaka yang hilang dalam proses penjilidan akan lebih mudah menelusurnya, daripada terjadi saling lempar tanggung jawab dikemudian hari. Pustakawan mengelola begitu 5|kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi

banyak pustaka sehingga tidak mungkin untuk mengingatnya satu demi satu. Pada awalnya mungkin saja masih teringat bahan pustaka apa saja yang sudah diserahkan ke bagian penjilidan, tetapi setelah sekian lama tidak mungkin untuk mengingatnya semua. 

Bahan pustaka, beserta satu lembar petunjuk didalam bahan itu, diserahkan

kepada

penjilid

yang

menandatangani

buku

ekspedisi. 

Apabila bahan pustaka telah kembali dari penjilidan/dengan lembar petunjuk masih didalamnya, perlu diteliti apakah sudah dijilid sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Kalau belum, kembalikan saja bahan pustaka itu ke bagian penjilidan, untuk diselesaikan sesuai dengan petunjuk.



Apabila penjilidan sudah diselesaikan dengan baik, untuk buku kartu buku ditarik dari jajaran buku yang dijilid. Kartu buku itu dimasukkan kembali ke kantung buku, dan buku ditempatkan kembali ke rak. Untuk majalah, ganti keterangan di kartu registrasi dari sedang dijilid, menjadi volume tersebut sudah dijilid.



Apabila penjilidan dilakukan oleh pihak luar perpustakaan, perlu diselesaikan masalah keuangannya.

Laminasi Manuscript, naskah, dokumen kuno biasanya kertasnya mudah lapuk dan hancur sehingga perlu diawet an dengan disemprot bahan kimia (coating) atau dengan proses laminasi. Pada laminasi sederhana dilaksanakan secara manual. Mula-mula bentangkan kertas tissue sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan, kemudian diatasnya digelar selembar acetate foil dengan ukuran yang sama, selanjutnya, dihamparkan bahan pustaka yang rusak dalam ukuran yang lebih kecil artinya kertas tissue dan acetate foil harus lebih besar daripada kertas yang rusak. Kemudian, dipasang lagi kertas tisu 6|kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi

dengan ukuran yang lebih besar dari pada halaman yang rusak. Kemudian, ulaslah dengan cairan acetone pada semua halaman dan dibolak-balik dengan bantuan kapas atau kuas. Persenyawaan cairan acetone menyebabkan acetate foil bersenyawa dengan kertas tisu, baik diata maupun dibawah halaman yang rusak. Lalu, kertas tissue digunting. Laminasi modern menggunakan mesin. Bahan laminasi sudah dirancang dalam bentuk siap pakai. Akibat proses panas dari mesin, laminasi akan melindungi dokumen. Cara ini banyak digunakan di Indonesia erutama untuk perlindungan dokumen berharga. Sebagai contoh Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM) ataupun ijazah sering pula dilaminasi. Demikian pula dengan lembaran bahan pustaka yang penting tetapi kertasnya mudah lapuk maka laminasi merupakan salah satu cara untuk melestarikan bahan pustaka itu.

C. Fumigasi Fumigasi adalah suatu upaya melakukan tindakan untuk mencegah kerusakan bahan pustaka dari serangga yang dilakukan dengan cara, seperti memberikan obat dengan menyuntikkan ke dalam tanah dibawah gedung, atau menaruh diruangan perpustakaan yang tertutup rapat selama beberapa hari agar serangga tersebut mati. Fumigasi atau pengasapan bertujuan untuk membunuh jamur maupun serangga yang tumbuh pada bahan kertas. Fumigasi dapat diaksanakan dalam kotak, lemari fumigasi, ruang fumigasi, ruang penyimpanan arsip, ruang perpustakaan, maupun ruang deposit. Bahan fumigasi disebut fumigant , dapat berbentuk padat, cair, atau gas. 1. Padat Bahan padat ini terdiri dari thymol crystal dan phospine. a. Thymol Crystal

7|kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi

Bahan ini dapat mematikan jamur yang tumbuh pada permukaan kertas atau kulit sampul buku. Fumigasi dengan bahan ini memerlukan lemari lengkap dengan pemanasan lampu pijar. Bahan ini akan menguap karena adanya pemanasan. Uap pada tekanan dan pada suhu kamar akan menyumblim lalu menempel pada kertas yang berfungsi sebagai elindung terhadap serangan jamur dari luar. Fumigasi dengan cara ini memerlukan waktu sekitar dua hari. b. Phospine Bahan inisangat efektif untuk membunuh serangga maupun binatang mengerat. Bahan ini dapat berbentuk: 1) Tablet atau plet dengan nama merk phostoxin, gastoxi, dangas/Ex-B yang mengandung alumunium phospephide yang dapat bereaksi dengan uap air yang terdapat dalam udara membentuk gas phospine yang beracun. 2) Batangan Bahan ini mengandung magnesium phosphide yang juga dapat bereaksi dengan uap air untuk menghasilakn gas phospine. 2. Cair Bahan cair ini antara lain fumaldehide dan carbon tetrachloride a. Fumaldehide Bahan cairan ini pada tekanan suhu kamar secara perlahan akan menguap menjadi as. Bahan ini berguna untuk mematikan jamur. Fumigasi dengan bahan ini dilakukan dengan ruangan khusus fumigasi atau kotak. Adapun cara fumigasi ini adalah dabahn ini ditaruh pada bejana yang ceper agar penguapannya lebih cepat, kemudian dimasukna ke dalam kotak yang telah diisi buku yang akan difumigasi. Bahan ini hanya mematikan jamur dan tidak berfungsi untuk melindungi karena tidak meninggalkan residu maupu uap setelah selesai fumigasi. b.

Carbon Tetrachloride dan Carbon disulfide

8|kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi

Penggunaan bahan-bahan tersebut dapat dicampuri dengan perbandingan 50% :50% atau dipisah sama sekali. Bahan ini juga berfungsi untuk mematikan serangga dan cara penggunaanya seperti pada penggunaan formaldehide. 3. Gas Bahan gas ini antara lain berupa methyl bromide. Bahan ini memilikititik didih yang rendah. Oleh karena itu, begitu dikeluarkan dari dalam tabung langsung menjadi gas. Gas ini lebih berat dari pada udara, maka dalam proses fumigasi hendaknya dimasukan dari atas ruangan. Bahan ini berfungsi sebagai pembasmi serangga dan dapat membunuh jamur Aspergillus spp dan Pacnicillium spp. Gas ini mudah terbakar dan dapat mematikan api. Pemeliharaan bahan non kertas- Film Bahan pustaka yang terbuat dari film memerlukan perawatan yang hati-hati. Biasanya informasi yang dikandung bahan informasi ini memiliki nilai tinggi yang perlu diawetkan. Daya tahan dokumen berupa film ditentukan oleh kestabilan kimiawi film itu sendiri, pemprosesan,

kondisi

tempat

penyimpanan,

perawatan

dan

penggunaannya. Penyimpanan bahan film dapat dilkukan dengan dua cara, yakni disimpan dalam ruangan atau dalam kantong alumunium. Apabila film itu disimpan dalam ruangan maka harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Bebas dari debu b. Tidak terkena sinar matahari/lampu langsung c. Kelembapan udara hendaknya dijaga antara 20-40 % d. Suhu ruangan hendaknya dijaga agar tidak lebih/kurang dari 21 derajat e. Sirkulasi udara dalam ruangan dapat berjalan dengan lancar. f. Ruangan harus tertutup rapat, terbebas dari debu luar dan kontaminasi dari zat kimia

9|kegiatan Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi

g. Memiliki alat keamanan untuk menjaga dari kebakaran atau pencurian h. Penyimpanan film pada rak ang anti karat dan dimasukkan ke dalam kotak/tabung dari plastik maupun fiberglass i. Penjagaan kelembapan dan suhu ruangan hendaknya disesuaikan dengan macam film dan jangka penyimpanan Contoh atau dalam kantong rak penyimpanan film

Apabila film itu disimpan dalam kantong alumunum, maka kantong itu terdiri dari 3 lapis. Lapisan pertama, terbuat dari polister agar tidak mudah rusak atau robek. Lapisan kedua/tengah terdiri dari alumunium agar tidak terjadi kontaminasi dan lapisan dalam terbuat dari bahan yang memiliki daya rekat. Penyimpanan film dalam kantong digunakan swiss vacuum . penyimpanan ini dilakukan dengan cara: a. Film mikro dimasukkan ke dalam kantong alumunium kemudian udara dalam kantong itu dikeluarkan b. Sebagai gantinya, gas N dimaskkan agar film-film itu tdak lengket satu dengan yang lainnya, dan c. Kantong itu dipanaskan ujungnya denga alat pengelem. 10 | k e g i a t a n F u m i g a s i , D e a d i f i k a s i , L a m i n a s i d a n E n k a p s u l a s i

D. Enkapsulasi Enkapsulasi adalah salah satu melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh karena umur. Yang harus diperhatikan dalam proses enkapsulasi adalah kertas harus kering, bersih dan bebas asam.

E. Deasidifikasi Deasidifikasi adalah cara menetralisir aam yang sedang merusak kertas dan memberi bahan penahan/buffer untuk melindungi kertas dari pengaruh asam dari luar.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

11 | k e g i a t a n F u m i g a s i , D e a d i f i k a s i , L a m i n a s i d a n E n k a p s u l a s i

Dalam kegiatan pemeliharaan bahan pustaka adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan yang bertujuan agar kandungan informasi lebih awet, lebih luas penyebarannya dan agar dikembangkan lebih lanjut. Dalam kegiatan pemeliharaan bahan pustaka ini tidak hanya bahan pustaka cetak, tetapi juga dilakukan kepada bahan pustaka non-cetak. Adapun pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan cara laminasi/penyampulan, fumigasi, enkapsulasi dan deasidifikasi.

B. Saran Suatu bahan pustaka lambat laun pasti akan mengalami penurunan kualitas

bahkan

kerusakan.

Untuk

mencegah terjadinya

kerusakan,

konservator tentunya harus mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kerusakan bahan pustaka. Upaya pencegahan kerusakan bahan pustaka dapat dilakukan dengan memperhatikan tempat penyimpanan, kebersihan, suhu dan kelembapan udara dalam ruangan penyimpanan, pencahayaan, dan lain-lain. Ada beberapa cara menanggulangi bahan pustaka yang rusak, diantaranya melalui kegiatan laminasi, fumigasi, enkapsulasi, dan deasidifikasi. Penulis berharap pembaca benar-benar paham betapa pentingnya bahan pustaka agar selalu terawat dengan kondisi yang baik sehingga bahan pustaka tetap berguna dan bermanfaat bagi pemustaka sampai kapan pun.

12 | k e g i a t a n F u m i g a s i , D e a d i f i k a s i , L a m i n a s i d a n E n k a p s u l a s i

Daftar Pustaka

Lasa HS. (2007). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus. Lasa HS. (2009). Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Saleh, Abdul Rahman dan Rita Komalasari. (2009). Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka. Sutarno, N. S. (2008). Kamus Perpustakaan dan Informasi. Jakarta : Jala Permata. Yulia, Yuyu dan Janti Gristinawati Sujana. (2009). Pengembangan Koleksi. Jakarta: Universitas Terbuka.

13 | k e g i a t ...


Similar Free PDFs