Tugas 1 Preservasi dan konversi media informasi Rizki Anugerah Lastiyanto PDF

Title Tugas 1 Preservasi dan konversi media informasi Rizki Anugerah Lastiyanto
Course Preservasi Dan Konservasi Media Informasi
Institution Universitas Terbuka
Pages 6
File Size 103.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 262
Total Views 710

Summary

Tugas 1 Preservasi dan Konservasi Media InformasiNIM ; 043482888NAMA ; Rizki Anugerah LastiyantoUPBJJ ; SurabayaMata Kuliah ; Preservasi dan Konversi Media Informasi PUSTJurusan ; S-1 Ilmu PerpustakaanSemester ; 2SOAL Bahan pustaka harus dijaga kelestariannya baik fisik ataupun kandungan informasi d...


Description

Tugas 1 Preservasi dan Konservasi Media Informasi NIM

; 043482888

NAMA

; Rizki Anugerah Lastiyanto

UPBJJ

; Surabaya

Mata Kuliah ; Preservasi dan Konversi Media Informasi PUST4210 Jurusan

; S-1 Ilmu Perpustakaan

Semester

;2

SOAL 1. Bahan pustaka harus dijaga kelestariannya baik fisik ataupun kandungan informasi dari bahan pustaka tersebut. Jelaskan mengenai preservasi fisik koleksi bahan pustaka dan preservasi kandungan informasi koleksi bahan pustaka. 2. Dalam pelestarian bahan pustaka dikenal metode preventif dan kuratif. Jelaskan perbedaan kedua metode tersebut. 3. Sejarah media rekam informasi terbagi dalam 3 tahap, yaitu zaman pra kertas, zaman kertas, dan zaman elektronik. Jelaskan dan beri contoh perbedaan dari ketiga zaman tersebut ! 4. Dikenal 2 faktor kerusakan bahan pustaka, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Jelaskan dan beri contoh.

JAWABAN 1. Preservasi fisik koleksi bahan pustaka dan preservasi kandungan informasi koleksi bahan pustaka adalah sebagai berikut ; Feather (1993;7) membagi metode preversasi fisik dan isi bahan pustaka ke dalam empat bagian , yaitu ; a. Those of housekeeping nature Mencakup prinsip-prinsip preservasi yang terdapat di setiap perpustakaan, seperti memelihara kebersihan di lingkungan perpustakaan, memelihara intensitas suhu, cahaya , dan kelembapan di ruang koleksi perpustakaan b. Those relating to disaster preparednes plan

Mencakup program perencaan penanggulangan bencana, yaitu sebuah pedoman yang berisi langkah-langkah yang ditetapkan dalam persiapan mencegah, menangani, dan memulihkan kondisi dari segala macam bencana c. Those relating to the trasnfer of information from deterorated medium to another medium Melestarikan isi intelektual materi dengan cara alih media ke dalam bentuk yang lebih awet seperti microfilms, compact disc, dan sebagainya d. Those requiring cooperative action or the use technology on a large scale Mencakup teknik-teknik pelestarian secara fisik seperti deadifikasi massal, mendigitalisasi koleksi hingga mendorong para penerbit untuk menggunakan kertas permanen agar masa hidup koleksi dapat lebih lama. 2. Metode Preventif Tindakan Preventif ini adalah untuk mencegah sebelum bahan atau koleksi perpustakaan termasuk segala fasilitas, perabotan dan perlengkapannya mengalami kerusakan.contoh metode preventif adalah membersihkan secara rutin seluruh perabotan dan perlengkapan perpustakaan termasuk keadaan ruangan yang harus selalu dalam keadaan bersih. Metode Kuratif Dalam Perpustakaan tindakan kuratif mempunyai arti perawatan, perbaikan atau pengobatan akan suatu yang sudah terlanjur rusak Contoh : melaksanakan penjilidan terhadap buku-buku yang rusak sebagian, sobek sebagian, kulit buku yang lepas, dan kerusakan sejenisnya. 3. Media rekam informasi pada zaman prakertas ; Sebelum ditemukan tulisan dan bentuk buku,terdapat jenis-jenis buku kuno yang dikenal antara lain Clay tablet yang terbuat dari tanah liat yang ditemukan bangsa Sumeria. Berbentuk segi empat dan ditulis dengan stylus (sejenis rumput). Tulisan ini memakai lambang-lambang untuk menggambarkan sesuatu benda Pada zaman mesir kuno buku terbuat dari papirus. Tulisan yang dipakai adalah tulisan paku. Bentuk buku tersebut berbentuk berupa gulungan. Bangsa Romawi pun menggunakan cara yang sama tetapi mereka menggunakan gulungan dengan kulit domba yang disebut partchment (perkamen). Bentuk buku pada waktu itu berupa gulungan yang panjang. Pada awal abad pertengahan , gulungan-gulungan buku digantikan oleh lembaran kulit domba terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras dinamakan codex. Kulit domba yang lebih kuat dan lebih mudah dipotong dibuat berlipat-berlipat sehingga lebih mudah digunakan, inilah bentuk awal dari buku yang berjilid. Di Indonesia dikenal berupa tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan pada zaman dahulu kala. Selain itu, Indonesia juga mengenal

buku kuno. Tulisan-tulisan dituangkan ke atas daun lontar kemudian disatukan dan dijilid sehingga membentuk sebuah buku. Media rekam informasi pada zaman kertas Kertas sebagai media baru untuk kegiatan tulis menulis baru mulai dikenal pada abad ke 2 M atau tepatnya tahun 105 M. Penemu kertas adalah T`sai Lun. Kertas produk T`sai Lun yang berbahan dasar pohon murbei dalam waktu relatif singkat segera saja menggantikan fungsi berbagai media tulis yang telah digunakan sebelumnya , seperti bambu dan kain sutera. Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang. Kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap. Dengan dikenalkannya kertas ini, maka berbagai kegiatan tulis menulis dilakukan pada media ini. Kertas bisa dibuat dari berbagai serat, yaitu 1. 2. 3. 4. 5.

Serat binatang (wol, bulu, rambut, sutera) Serat bahan mineral (asbes) Serat sintetis (rayon, nilon, kaca , dan lain-lain) Serat keramik (baja dan bahan tambang lainnya) Serat tumbuh-tumbuhan (kapas, kayu, merang, dan lain-lain)

Tahun 1455, yaitu ketika mesin cetak pertama kali ditemukan. Mesin cetak ini menggunakan plat huruf yang terbuat dari besi yang bisa diganti-ganti dalam bingkai yang terbuat dari kayu. Mesin cetak ini dikembangkan untuk yang pertama kalinya oleh Johann Gutenberg. Dengan mesin cetak ini maka tulisan atau informasi mengenai sesuatu tidak saja dapat dicetak, akan tetapi juga dapat dengan mudah digandakan sehingga dapat disebarluaskan Media rekam informasi pada zaman elektronik Pada masa sekarang perkembangan dunia teknologi dan komputer berkembang pesat, buku yang berbentuk soft cover dan hard cover berubah menjadi e-book atau buku elektronik. Jika pada umumnya buku terdiri dari kumpulan kertas berisikan teks atau gambar , maka buku elktronik berisikan informasi digital yang juga terdapat teks atau gambar yang dapat diakses menggunakan perangkat keras seperti komputer, handphone, ataupun tablet. 4. Faktor yang mempengaruhi kerusakan koleksi bahan pustaka a) Faktor Internal

Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan faktor buku itu sendiri, yaitu bahan kertas, tinta cetak, perekat dan lain-lain. kertas menjadi menguning. Dikarenakan senyawa lignin ini bersifat asam oleh karena itu, kertas yang baik adalah yang mengandung sedikit atau bebas dari senyawa lignin ini. Tinta adalah salah satu sumber terbentuknya asam pada kertas, karena tinta dibuat dengan mencampurkan asam tanat dan garam besi serta ditambah dengan asam sulfat atau asam hidroklorida agar tetesan dapat melekat dengan baik. b) Faktor Eksternal 1) Faktor Biologi Bahan pustaka terdiri dari selulosa, perekat dan protein yang merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup seperti jamur, serangga, binatang pengerat dan lain-lain. Makhluk tersebut dapat hidup dengan kondisi lembab dan suhunya tinggi. I. Binatang Pengerat Binatang pengerat adalah berbagai jenis tikus. Kertas dan buku menjadi sasaran untuk dijadikan sarang. Binatang ini biasanya memakan buku yang disimpan dalam gudang dan kadang-kadang kertas disobek-sobek dan dikumpulkan untuk dijadikan sarang. II. Serangga Serangga menjadi masalah pelik di daerah beriklim tropis. Makanan yang digemari serangga adalah lem atau perekat yang terbuat dari tepung kanji pada buku , jenis jenis serangga yang mempengaruhi kerusakan bahan pustaka adalah sebagai berikut a. Rayap b. Kecoa c. Ikan Perak d. Kutu Buku e. Ngengat Pakaian

III.

Jamur Jamur yang bisa merusak bahan pustaka ini bukanlah jenis jamur yang dibuat makanan , tetapi jenis jamur yang beracun yang lazim kita lihat di pakaian, kertas dan benda-benda lain. jamur ini juga merusak perekat-perekat yang ada pada kertas sehingga merusak daya rekatnya, dan merusak tinta yang menyebabkan tulisan tidak terbaca. Jamur yang menempel pada bahan pustaka bisa membuat bahan pustaka lengket satu sama lain sehingga kertas sobek jika dibuka. Kita bisa lihat, misalnya , mula-mula kerta berwarna putih kemudian warna itu berubah menjadi biru, dan akhirnya berubah

berwarna menjadi hitam. Pada tingkat demikian, kertas sukar diperbaiki, jamur sukar dihilangkan. 2) Faktor Fisika Selain faktor biologi seperti serangga, mikroorganisme, tikus dan lain sebagainya, ada lagi perusak bahan pustaka yang hebat yaitu disebut faktor fisik misalnya debu, cahaya, suhu dan kelembaban udara A. Debu Debu dapat masuk ke dalam ruang perpustakaan melalui pintu, jendela, atau lubang-lubang angin perpustakaan. Apabila debu melekat pada kertas maka akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas menjadi rapuh dan cepat rusak. B. Suhu dan Kelembaban Udara Kerusakan kertas yang disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat pada jilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidannya sendiri menjadi longgar. Di samping itu, suhu yang tinggi itu dapat menyebabkan kertas menjadi rapuh, warna kertas menjadi kuning. Sebaliknya apabila kelembaban menjadi tinggi buku akan menjadi lembab. Akibatnya, buku menjadi diserang jamur, rayap, kecoa, kutu buku, dan ikan perak. C. Cahaya Cahaya dapat berakibat buruk pada buku jika tidak sesuai dengan standar. Gelombang cahaya mendorong dekomposisi kimiawi bahan-bahan organik, terutama cahaya ultraviolet dengan gelombang lebih tinggi. Dalam ruang baca tingkat cahaya yang menyinari bahan pustaka harus rendah tapi masih tetap nyaman untuk kegiatan membaca. Cahaya dapat memudarkan tulisan, sampul buku, dan bahan cetak. 3) Faktor Lain A. Manusia Pembaca di perpustakaan sengaja merobek bagian halamn buku, diambil gambarnya dari halaman buku, dan tabel-tabel statistiknya. Kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak sengaja membuat lipatan sebagai tanda batas baca atau melipat buku ke belakang. Akibatnya, perekat yang mengelem punggung buku untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas sehingga lembaranlembaran buku akan terpisah dari jilidnya. B. Bencana Alam Bencana seperti kebakaran atau banjir dapat mengakibatkan kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif cepat

Sumber ; Buku Materi Pokok PUST 4210 Modul 1 – 3 Halaman 1.26 – 3.20...


Similar Free PDFs