TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK Kajian Teori Manajemen Strategis Management, Strategic Management Theories and the Linkage with Organizational competitive Advantage from the Resource-Based View PDF

Title TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK Kajian Teori Manajemen Strategis Management, Strategic Management Theories and the Linkage with Organizational competitive Advantage from the Resource-Based View
Author Arif Partono
Pages 13
File Size 222.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 281
Total Views 759

Summary

TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK Dosen : Prof. Dr. Agus Rahayu H. MSI. Kajian Teori Manajemen Strategis Management, Strategic Management Theories and the Linkage with Organizational competitive Advantage from the Resource-Based View (Raduan, C. R, Jegak, U, Haslinda, A, Alimin, I. I) Maret 13, 2014 Oleh : ...


Description

TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK Dosen : Prof. Dr. Agus Rahayu H. MSI. Kajian Teori Manajemen Strategis Management, Strategic Management Theories and the Linkage with Organizational competitive Advantage from the Resource-Based View (Raduan, C. R, Jegak, U, Haslinda, A, Alimin, I. I) Maret 13, 2014

Oleh : Arif Partono Prasetio - 1303193

Universitas Pendidikan Indonesia Program Doktor Ilmu Manajemen 2014

Arif Partono - 1303193

Management, Strategic Management Theories and the Linkage with Organizational Competitive Advantage from the Resource-Based View Pengantar Sasaran utama dari kegiatan suatu perusahaan adalah memperoleh keunggulan bersaing dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Keunggulan bersaing merupakan suatu konsep yang sering menjadi bahan kajia di berbagai riset manajemen strategis. Agar dapat bersaing dan bertahan, perusahaan lokal, nasional, maupun internasional tidak hanya harus bagus dalam bidangnya saja tetapi juga harus bisa mampu berjuang untuk masa depan. Untuk memperoleh keunggulan bersaing yang bertahan lama bukan pekerjaan mudah. Apalagi jika tidak didukung adanya strategi yang jelas dan bisa dijalankan. Keunggulan bersaing merupakan hasil dari banyak faktor. Beberapa di antaranya adalah efisiensi operasional, merger, akuisisi, diversifikasi, komposisi tim manajemen puncak, struktur organisasi, HRM, kondisi sosial politik, ketaatan akan tatanan sosial, ekspansi, dan adapatasi serta fenomena industri yang terjadi (Ma, 1999a, 1999b; Flint and Van Fleet, 2005; King, 2007b). Konsep keunggulan bersaing sudah ada sejak perusahaan besar seperti Sony, Intel, dan Toyota berhasil mendapatkannya melalui praktek dan pendekatan manajemen strategis. Masalah yang muncul dari konsep keunggulan bersaing adalah pengetahuan yang mendasari keunggulan bersaing dalam manajemen dan bisnis. Oleh karena itu dilakukan kajian literatur mengenai evolusi teori manajemen, teori manajemen strategis, dan hubungannya dengan keunggulan bersaing, ditinjau dari sudut pandang resources based.

The Evolution of Management Theory Teori manajemen memberikan kerangka konseptual sederhana untuk mengelola pengetahuan dan sekaligus memberikan panduan bagi tindakan yang diperlukan untuk membantu organisasi mencapai sasaran. Perkembangan industri masa lalu telah memberikan dasar sistem organisasi dan budaya. Di samping itu, manajemen ilmiah juga bisa menjadi titik awal untuk memulai menganalisis aspek manajerial dari suatu organisasi dan memperbaiki penerapannya dalam kondisi nyata (Cole, 2004; DuBrin, 2006). Sesuai dengan teori modern lainnya, teori manajemen ilmiah juga rentan terhadap kritik dan sudah berkembang menyesuaikan diri dengan kebutuhan organisasi dan lingkungan. Ini merupakan faktor penting, bisa menerima dan beradaptasi dengan 1

Arif Partono - 1303193

kebutuhan lingkungan, tanpa meninggalkan keyakinan dasar dari konsep atau gagasan yang dianggap benar. Berdasarkan konsepsi Sheldrake (2003), Cole (2004) and DuBrin (2006), digambarkan Diagram Teori Manajemen yang mencoba menjelaskan evolusi teori manajemen dari tahun 1900 hingga 2000.

Perkembangan dan kemajuan teori manajemen nampak memperlihatkan dinamika teori manajemen itu sendiri; responsif dan adaptif dengan kebutuhan internal dan eksternal perusahaan. Diagram di atas memperlihatkan beberapa pendekatan ilmu manajemen;

2

Arif Partono - 1303193

Pendekatan Klasik Pendekatan klasik terdiri dari manajemen ilmiah dan administrasi manajemen. manajemen ilmiah adalah penerapan metode ilmiah untuk meningkatkan produktivtas karyawan, dikembangkan oleh Taylor, Gantt and Frank & Lillian Gilbreth. Administrasi manajemen membahas penggunaan prinsip manajemen dalam mengelola organisasi, dikembangkan oleh Fayol and Weber. Pendekatan Sumberdaya Manusia Pendekatan sumberdaya manusia (SDM) menekankan pada penerapan aspek psikologis manusia dalam mengelola organisasi, misalnya mengelola karyawan dengan cara memahami kebutuhan psikologisnya. Salah satu pendekatan model ini adalah kajian Hawthorne studies mengenai fenomena dimana orang akan berperilaku berbeda dalam merespon perhatian, Teori X dan Y dari McGregor (yang mengasumsikan sifat manusia terkait pekerjaan dan tanggung jawab), dan hirarki kebutuhan dari Maslow. Teori SDM dan perilaku organisasi banyak diprakarsai dari pendekatan ini. Pendekatan Kuantitatif Pendekatan ini adalah perspektif manajemen yang menekankan pada pemanfaatan sekumpulan metode dalam pengambilan keputusan, dengan didasarkan pada metode ilmiah. Pendekatan ini sering dikenal dengan istilah manajemen ilmiah atau riset operasi yang mengadopsi alat kuantitatif termasuk statistik, pemrograman linier, pohon keputusan, analisis jaringan. Beberapa penerapannya antara lain dalam pengendalian persediaan dan kualitas. Pendekatan Sistem Organisasi dilihat sebagai suatu sistem atau suatu kesatuan dari berbagai bagian yang saling terhubung. Beberapa teori yang dihasilkan dari sudut pandang ini adalah SDM dan perilaku organisasi (termasuk teori organisasi), teori keunggulan bersaing resources-based view (RBV), teori keunggulan bersaing dan keunggulan kolaboratif dari manajemen strategis, (termasuk perspektif organisasi industrial), dan teori kompetensi serta inovasi. Sudut pandang sistem ini penting karena keterkaitan dan interaksi sumberdaya internal, kapabilitas dan sistem menjelaskan dinamika dan sifat adaptasi dari organisasi dengan lingkungan.

3

Arif Partono - 1303193

Pendekatan Kontingensi Pendekatan ini berpendapat bahwa tidak ada satu cara yang tepat dan terbaik untuk mengelola karyawan atau pekerjaan dan berlaku untuk setiap situasi. Manajer harus mempelajari situasi yang berbeda sebelum memutuskan suatu tindakan. Teori manajemen yang dihasilkan dari pandangan ini adalah teori keunggulan bersaing dan keunggulan kolaboratif dari manajemen strategis, (termasuk perspektif organisasi industrial), dan teori kompetensi serta inovasi. Hal ini disebabkan karena lingkungan dan kebutuhan serta struktur organisasi ang berbeda mempengaruhi organisasi, di samping itu juga adanya perbedaan dalam sumberdaya serta kemampuan. Pendekatan Teknologi Informasi Pendekatan ini berasal dari dampak teknologi informasi dan internet terhadap organisasi, serta karyawannya. Teori manajemen yang bersumber dari pendekatan ini adalah teori manajemen pengetahuan (KM), supply chain management (teori logistik, distribusi, persediaan), dan teori keunggulan bersaing dan keunggulan kolaboratif dari manajemen strategis, (termasuk perspektif organisasi industrial).

Tinjauan Terhadap Teori Manajemen Strategis Manajemen strategis merupakan proses dan pendekatan untuk menentukan sasaran organisasi, mengembangkan kebijakan dan rencana untuk mencapau sasaran tersebut, dan mengalokasikan sumberdaya serta mengimplementasikan kebijakan dan rencana tadi. Manajemen strategis merupakan kombinasi dari perumusan strategi, penerapan dan evaluasi (David, 2005; Haim Hilman Abdullah, 2005; Mohd Khairuddin Hashim, 2005; Zainal Abidin Mohamed, 2005). Teori manajemen strategis banyak berasal dari sudut pandang pendekatan sistem, kontingensi, dan teknologi informasi. Dengan latar belakang tersebut, sejalan dengan David (2005) dan Mohd Khairuddin Hashim (2005), maka teori manajemen strategis yang banyak digunakan adalah profit-maximizing dan competition-based theory, resource-based theory, survival-based theory, human resource-based theory, agency theory dan contingency theory. Teori optimalisasi laba dan persaingan, yang didasarkan pada gagasan bahwa tujuan utama organisasi bisnis adalah memaksimalkan keuntungan jangka panjang dan mengembangkan keunggulan bersaing terhadap pesaingnya di pasar yang dimasuki. Perspektif organisasi industrial menjadi dasar bagi teori ini karena memandang posisi organisasi di pasar eksterna sebagai suatu faktor penting untuk mencapai dan

4

Arif Partono - 1303193

mempertahankan keunggulan bersaing. Perspektif tradisional organisasi industrial memberikan suatu model sistematis untuk menilai persaiangan dalam suatu industri (Porter, 1981). Resource-based theory yang bersumber dari prinsip bahwa sumberdaya utama perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing berada di dalam lingkungan internal mereka. Keunggulan bersaing ditentukan oleh keunikan dan kemampuan sumberdaya internal yang dimiliki (Barney, 1995). RBV memprediksikan bahwa jenis sumberdaya tertentu yang dimiliki dan dikelola oleh perusahaan memiliki potensi untu menghasilkan keunggulan bersaing (Ainuddin et al., 2007). Survival-based theory memusatkan perhatian pada konsep bahwa organisasi harus senantiasa beradaptasi denga lingkungan persaingannya agar bisa berhasil. Berbeda dengan teori human resource-based yang menekankan pada pentingnya elemen SDM dalam pengembangan strategi perusahaan. Lebihlanjut, teori agensi, menegaskan pentingnya hubungan antara pemegang saham atau pemilik perusahaan dengan agen atau manajer dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Teori kontingensi menyajikan gagasan bahwa tidak ada satu cara terbaik di dalam mengelola organisasi. Oleh karenanya organisasi harus mengembangkan strategi manajerial berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi. Selama proses perumusan, penerapan, dan evaluasi teori-teori manajemen strategis tersebut dapat diterapkan sebagai alat untuk membantu proses pengambilan keputusan. Keterhubungan teori-teori tersebut digambarkan pada gambar berikut

(Strategic

Management Theories (adapted from David, 2005; Mohd Khairuddin Hashim, 2005);

5

Arif Partono - 1303193

Kajian kali ini akan difokuskan pada atribut internal perusahaan (sumberdaya, kemampuan, dan sistem) dalam perannya untuk membangun keunggulan bersaing.

Keunggulan Bersaing – Resources-Based View Sekali lagi ditegaskan bahwa pencapaian keunggulan bersaing merupakan inti dari kajian dalam manajemen strategis (Burden and Proctor, 2000; Fahy, 2000; Ma, 2000, 2004; Barney, 2001a, 2001b, 2007; Lin, 2003; Fahy, Farrelly and Quester, 2004; Cousins, 2005; Porter and Kramer, 2006; Liao and Hu, 2007). Pemahaman terhadap sumberdaya yang dapat menjadi keunggulan bersaing telah menjadi kajian utama dalam studi manajemen strategis. (Porter, 1985, 1991; Barney, 1991; Peteraf, 1993; Ma, 1999a, 1999b, 2004; Flint and Van Fleet, 2005; King, 2007b). Teori RBV menekankan bahwa dalam manajemen strategis sumberdaya utama dan pendorong munculnya keunggulan bersaing serta mampu membentuk kinerja yang superior dikaitkan dengan hal-hal yang sangat berharga dan sulit/mahal untuk diduplikasi (Barney, 1986, 1991, 2001a; Conner, 1991; Mills, Platts and Bourne, 2003; Peteraf and Bergen, 2003). Hal ini dibangun dengan asumsi bahwa sumberdaya strategis terdistribusi merata di antara perusahaan dan bahwa perbedaan masing-masing bersifat stabil. Terdapat 4 indikator utama yang mengindikasikan sumberdaya yang bisa menjadi keunggulan bersaing; bernilai, jarang ada, sulit ditiru, dan tidak bisa tergantikan. Barney (1991) menyatakan bahwa sumberdaya perusahaan mencakup semua aset, proses di dalam organisasi, informasi, dan pengetahuan yang dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan untuk

6

Arif Partono - 1303193

mendukung strategi yang dijalankan. Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing jika mampu menerapkan strategi yang bisa menciptakan nilai yang mudah ditiru atau dimiliki oleh pesaing. Sedangkan keunggulan bersaing yang tahan lama adalah nilai yang sulit ditiru atau dimiliki pesaing sehingga manfaat dari strategi tersebut tidak bisa diduplikasi (Barney, 1991).

Istilah keunggulan bersaing paling banyak digunakan dalam manajemen strategis, akan tetapi belum ada definisi yang benar-benar tepat. Ma (2000) menyajikan tiga observasi mengenai keunggulan bersaing; -

keunggulan bersaing tidak berarti kinerja yang baik

-

keunggulan bersaing sebagai suatu istilah hubungan

-

keunggulan bersaing sebagai suatu konteks Kemudian, Ma (2000) juga menganalisis tiga pola hubungan antara keunggulan

bersaing dengan kinerja perusahaan; -

keunggulan bersaing mengarah pada kinerja yang baik

-

keunggulan bersaing tanpa kinerja yang baik

-

kinerja yang baik tanpa keunggulan bersaing Beberapa contoh sumber keunggulan bersaing adalah kepemilikan aset, akses ke

pasokan dan distribusi, pengetahuan, kompetensi, dan kemampuan operasional bisnis. Perusahaan harus secara aktif dan kreatif mengeksplorasi sumberdaya yang dimiliki dan mencegah pesaing untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut. Memahami keunggulan bersaing merupakan hal penting bagi manajer yang bertanggung jawab untuk keberlangsungan perusahaan. Ma memperkenalkan istilah

7

Arif Partono - 1303193

SELECT yang merupakan singkatan anatomi dalam keunggulan bersaing yang mudah digunakan; substance (isi atau konten), expression, locale, effect (pengaruh), cause, dan time span (waktu).

Teori RBV menjadi teori populer di bidang manajemen strategis. Istilah ini awalnya dikemukakan oleh Wernerfelt pada tahun 1984 (Fahy, 2000) dan telah mendapat penghargaan karena kontribusinya yang besar (Zajac, 1995; cited in Fahy, 2000). Fahy (2000) mengatakan bahwa kontribusi terbesar dari RBV adalah sebagai teori keunggulan bersaing yang sederhana dan sangat mendasar. RBV diawali dengn asumsi bahwa hasil yang ingin dihasilkan dari upaya manajerial dalam perusahaan adalah memiliki keunggulan bersaing (SCA – sustainable competitive advantage). Pencapaian SCA membuat perusahaan memperoleh tingkat pengembalian di

8

Arif Partono - 1303193

atas rata-rata. RBV berpendapat bahwa kunci untuk mencapai keunggulan bersaing tersebut adalah dengan memiliki sumberdaya utama (bernilai, sulit diduplikasi). RBV menekankan pada pilihan strategis; mendorong perusahaan untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan menggunakan sumberdaya kunci untuk memaksimalkan tingkat pengembalian (Fahy, 2000). Porter (1991) menyatakan adanya 4 atribut yang mempengaruhi keunggulan bersaing suatu perusahaan; kondisi faktor, kondisi permintaan, industri terkait dan pendukung, serta strategi, struktur, dan persaingan yang dihadapi. Sedangkan O’Shaughnessy (1996) setuju denan Porter tetapi menambahkan dua hal lain yaitu faktor budaya dan sejarah. Mazzarol dan Soutar (1999) membahas struktur, strategi, dan keunggulan bersaing dengan menyajikan model yang penting untuk menetapkan dan memelihara keunggulan bersaing bagi lembaga pendidikan di pasar internasional. Kajian lain oleh Burden dan Proctor (2000) mengenai pelatihan dan keunggulan bersaing menemukan ahwa pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu, dan senantiasa demikian merupakan cara utama untuk memperoleh keunggulan bersaing, dan pelatihan adalah cara yang dapat digunakan untuk mewujudkan hal itu. Riset yang dilakukan oleh Gupta dan McDaniel (2002) di bidang manajemen pengetahuan dan keunggulan bersaing menunjukkan hubungan penting antara manajemen pengetahuan dan pengembangan keunggulan bersaing. Variabel yang digunakan antara lain; efektivitas organisasi, efisiensi, core competency, biaya, pembentukan pengetahuan, penyebaran, dan penggunaan. Goh (2004) juga mengidentifikasi bahwa manajemen pengetahuan telah muncul sebagai sumber keunggulan bersaing. Lin (2003) berpendapat bahwa transfer teknologi juga menjadi sumbr keunggulan bersaing bagi perusahaan di negara sedang berkembang yang memiliki keterbatasan sumberdaya R & D. variabel dalam transfer teknologi adalah technological learning performance,

organizational

intelligence,

spesifikasi

perusahaan,

kompleksitas,

kematangan, kualifikasi karyawan, dan inovasi. Fahy, Farrelly and Quester (2004) juga menemukan meningkatnya peran sponsorship dalam bauran pemasaran yang bisa mengarah pada pertimbangan bahwa hal tersebut dapat dianggap sebagai kegiatan yang menghasilkan keunggulan bersaing. Ma (2004) melanjutkan kerangka integratif mengenai determinan keunggulan dalam persaingan global di antaranya creation & innovation, persaingan, cooperation dan co-

9

Arif Partono - 1303193

option. Sedangkan De Pablos (2006) menyatakan bahwa keunggulan bersaing perusahaan transnational berada pada kemampuannya untuk mengidentifikasi dan mentransfer pengetahuan strategis ke wilayah lain. Cousins (2005) melakukan studi mengenai fokus sstrategi dan keunggulan bersaing dan menemukan bahwa perusahaan yang memiliki keunggulan di bidang biaya akan bersifat pasif dan suportif, sedangkan perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing dalam hal diferensiasi akan melihatnya sebagai strategi yang membedakan. Variabel diukur menggunakan istilah pengembangan bisnis, pangsa pasar, membangun hubungan, diferensiasi, dan kolaborasi. Peneliti

yang

mengkaji keunggulan bersaing

menuurt

Ma (2000),

harus

memvalidasikan pertanyaan yang akan digunakan dan desain penelitiannya, kemudian memutuskan variabel dependen dan independen yang akan digunakan. Apakah variabel keunggulan bersaing dan kinerja keuangan sejajar? Sehingga harus ada variabel lain yang mempengaruhi hasilnya? Atau keduanya merupakan konsep yang berbeda, yang dinyatakan melalui pernyataan bahwa kinerja keuangan tergantung pada keunggulan bersaing. Fahy (2000) menyatakan bahwa dinamika perkembangan sumberdaya akan menjadi hal utama dalam perkembangan teori RBV.

Kritik Terhadap Teori RVB Meski banyak digunakan, akan tetapi teori RBV memiliki banyak kelemahan yang diidentifikasi oleh beberapa peneliti. -

Kontribusi sebagian besar hanya pada konseptual bukan empiris Fahy (2000), akibatnya banyak prinsip dasarnya yang masih harus divalidasi

-

Relevansinya masih diperdebatkan Barney (2001a) dan Priem serta Butler (2001a, 2001b)

-

Ketersediaan sumberdaya dianggap sebagai hal yang umum, sehingga proses untuk mendapatkan sumberdaya diabaikan. Analisis ini penting karena banyak faktor yang terlibat dalam pembentukan sumberdaya tadi (Dierickx and Cool, 1989; cited in Fahy, 2000).

-

RBV banyak mengandung paradox, hal yag bertentangan dan ambigu. Salah satu contoh adalah ketika suatu sumberdaya bisa diukur, maka sumberdaya tersebut kemungkinan tidak bisa digunakan dalam jangka waktu lama.

-

Perlu kajian yang tidak sekedar menganalisis atribut dari sumberdaya perusahaan,

10

Arif Partono - 1303193

misalnya membahas hubungan antara sumberdaya dengan variabel lain dalam menciptakan keunggulan bersaing (Armstrong dan Shimizu, 2007). -

Perlu dilakukan kajian mengenai hubungan antara sumberdaya organisasi, kapabilitas, sistem, keunggulan bersaing, dan kinerja sehingga bisa memperkaya dan mendukung teori RBV.

Kesimpulan dan pandangan penulis Jika dilihat dari pembahasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa teori mengenao manajemen strategis berasal dari teori manajemen dasar. Teori manajemen telah mengalami evolusi dan telah disesuaikan dengan tuntutan eksternal serta kebutuhan internal. Teori mengenai manajemen strategis membahas bagaimana suatu perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing merupakan konsep yang relatif, artinya keunggulan saat ini bisa saja tergeser dan bukan menjadi keunggulan lagi. Oleh karena itu, sasaran perusahaan adalah menciptakan keunggulan bersaing dan mempertahankan agar keunggulan tersebut masih berlaku untuk jangka waktu yang panjang. Beberapa kali disebutkan bahwa ada 4 hal yang dapat menjadi ukuran apakah sumberdaya tersebut berpotensi membangun keunggulan bersaing bagi perusahaan. Pertama adalah keunikan nilai yang ditawarkan, kedua adalah jarang atau sulit diperoleh/dibuat, kemudian, sulit digantikan dengan sempurna oleh yang lain, dan terakhir adalah sulit ditiru. Keunggulan bersaing ini bisa dilihat dari perspektif organisasi industrial (di dasarkan pada kondisi lingkungan eksternal) yang melihat posisi organisasi di dal...


Similar Free PDFs