Uji Kualitatif Protein (Uji Biuret, Koagulasi dan Xantoprotein) Biokimia PDF

Title Uji Kualitatif Protein (Uji Biuret, Koagulasi dan Xantoprotein) Biokimia
Author Leni Dwi Apriani
Pages 10
File Size 243.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 61
Total Views 334

Summary

Nama kelompok 8 : 1. Helda Anggraini (06101281823072) 2. Leni Dwi Apriani (06101181823062) 3. Lussi Widyaningsih (06101281823063) LAPORAN 2 PRAKTIKUM BIOKIMIA 1. Nomor Percobaan : 2 2. Nama Percobaan : Reaksi Uji Protein 3. Uji / Sampel : Tabel 2 Table 2. Uji Sampel Protein No. Uji Protein Sampel Pr...


Description

Nama kelompok 8 : 1. Helda Anggraini

(06101281823072)

2. Leni Dwi Apriani

(06101181823062)

3. Lussi Widyaningsih

(06101281823063)

LAPORAN 2 PRAKTIKUM BIOKIMIA 1. Nomor Percobaan : 2 2. Nama Percobaan : Reaksi Uji Protein 3. Uji / Sampel

: Tabel 2 Table 2. Uji Sampel Protein

No. Uji Protein

Sampel Protein

1.

Uji Biuret

Susu, Putih Telur, Tepung Kacang, Ikan

2.

Uji Xantoprotein

Susu, gelatin, Putih Telur

3.

Uji Koagulasi

Susu, Putih telur, Ikan, Gelatin

4. Teori Percobaan Protein merupakan komponene utama dalam semua sel hidup,baik tumbuhan maupun hewan yang memiliki peran penting. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, misalnya untuk pembentukan kulit, otot, rambut, membrane sel, jantung, hati, ginjal, dan beberapa organ penting lainnya. Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal drai hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Sumber protei dari beberapa bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, dan buah-buahan. Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas satuan-satuan asamasam amino sebagai monomernya. Protein adalah suatu polipeptida yang memiliki kirakira 100 sampai 1.800 atau lebih residu asam amino. Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dan zat kimia, sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau modifikasi pasa struktur molekul protein disebut denaturasi. Molekul protein mempunyai gugus amino (-NH2) dan gugus karboksilat (COOH) pada ujung-ujung rantainya. Hal ini menyebabkan protein mempunyai banyak

muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan asam dan basa. Protein dapat diuji dengan beberapa metode diantaranya adalah uji biuret, ujikoagulasi, uji xantoprotein, uji pengendapan logam, uji ninhydrin, uji millon,uji belerang,uji pengendapan oleh garam, alcohol dan denaturasi. Pada praktikum ini, akan dilakukan uji biuret, uji xantoprtein dan juga uji koagulasi. Pada uji biuret, ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih, tetapi negative untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi pun positif terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus: -CH2NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, dan –CONH2. Biuret adalah senyawa denga dua ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Pada uji xantoprotein, reaksi pada uji xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Tidak semua protein mengandung asam amino yang mengandung cincin benzena. Dari 20 jenis asam amino, terdapat 3 asam amino yang mengandung gugus benzena (cincin fenil) yaitu fenilalanin, triptofan dan tirosin. Jika protein yang mengandung cincin benzena ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga. Pereaksi uji xantoprotein sendiri mengandung asam nitrat pekat yang akan menunjukkan hasil positif berwarna kuning karena adanya inti benzene yang ternitrasi oleh asam nitrat membentuk nitrobenzene. Prinsip uji koagulasi adalah pengendapan protein oleh asam asetat terjadi cukup cepat karena adanya panas. Pertamatama akan terjadi presipitasi yaitu pembentukan presipitat atau partikel kecil yang melayanglayang dalam larutan dan dapat mengendap dalam waktu singkat . Presipitat kemudian diuji kandunan keberadan proteinnya dengan menggunakan prinsip uji Millon. Setelah dilakukan penambahan asam asetat pada sampel protein, terjadi proses denaturasi pada sampel albumin tersebut. Pemanasan sampel juga berfugsi untuk membuat protein terdenaturasi lebih cepat sehingga protein akan mengendap. Adapun ketika ditambahkan air, sampel protein tidak larut dan ada gumpala berwarna putih karena denaturasi dapat mengubah sifat protein mejadi sukar larut dalam air. Setelah diuji kelarutanya dalam air, sampel kemudian diberi pereaksi Millon untuk uji keberadaan asam amino tirosin pada sampel lalu dipanaskan yang memberikan hasil uji positif berupa warna merah bata.

5. Prosedur Percobaan a. Prosedur Percobaan 1) Uji Biuret Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4. 2) Uji Xantoprotein Tambahkan 2 ml larutan HNO3 kedalam 2 ml salah satu sampel protein. Tambahkan larutan NaOH 6N, amati perubahanna. Ulangi percobaan pada sampel protein yang lainnya. 3) Uji Koagulasi Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon. b. Diagram Alir Percobaan 1) Uji Biuret 3 ml sampel protein + 1 ml larutan NaOH 2,5 N

+ 1 tetes CuSO4 0,01 M. lalu aduk.

2) Uji Xantoprotein 2 ml sampel protein + 2 ml HNO3

+ NaOH 6 N. Amati perubahannya

Ulangi percobaan pada sampelnya

3) Uji Koagulasi 5 ml sampel protein + 2 tetes HOAc (Asam Asetat) 1 M, letakkan pada air mendidih 5 menit

Ambil endapan dengan batang pengaduk

Uji kelarutan endapan di dalam air dan uji endapan dengan reagon millon

6. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan 1. Tabung reaksi 2. Gelas ukur 3. Penjepit tabung reaksi 4. Waterbath 5. Pipet tetes 6. Rak tabung reaksi 7. Batang pengaduk 8. Beaker gelas b. Bahan yang digunakan 1. NaOH 2,5 N 2. NaOH 6 N 3. CuSO4 4. HNO3 5. Asam asetat 1 M 6. Reagen Millon 7. Air 8. Susu 9. Putih telur 10. Tepung kacang 11. Gelatin 12. Ikan 7. Pengamatan No. 1.

Uji Protein Uji Biuret

Sampel Protein Susu

Pengamatan Terbentuk larutan warna ungu (+)

Gambar

Putih Telur

Terbentuk larutan warna ungu (+)

Tepung Kacang

Terbentuk larutan warna ungu (+)

Ikan

Terbentuk larutan warna ungu (+)

2.

Uji Xantoprotein

Susu

Terbentuk cincin berwarna kuning (+)

Gelatin

Tidak terbentuk cincin berwarna kuning (-)

Putih Telur

Terbentuk cincin berwarna kuning (+)

3.

Uji Koagulasi

Susu

Terbentuk endapan dan berwarna merah bata (+)

Putih Telur

Terbentuk endapan dan berwarna merah bata (+)

Ikan

Terbentuk endapan dan berwarna merah bata (+)

Gelatin

Terbentuk endapan berwarna putih (+)

8. Pembahasan dan Reaksi 1) Uji Biuret Pada uji Biuret menggunakan penggunakan pereaksi tembaga sulfat(CuSO 4) yang menghasilkan ion Cu2+ yang mana pada suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang membentuk protein membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu dan menggunakan natrium hidroksida (NaOH) sebagai pemberi suasana basa. Pada percobaan ini menggunakan sampel susu,putih telur,tepung kacang dan ikan. Sampel pertama yaitu susu,pada sampel menunjukkan hasil uji yang positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu. Sampel ke dua yaitu putih telur. Putih telur juga menunjukkan hasil yang positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi ungu.kemudian sampel ketiga yaitu tepung kacang. Sampel ini menunjukkan hasil uji positif yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi ungu. Sampel yang terakhir yaitu ikan. Sampel ini menunjukkan hasil uji yang positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi ungu. Reaksi :

2) Uji Xantoprotein Uji Xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Pada uji ini digunakan tiga sampel, yaitu susu, gelatin dan putih telur. Pertama, dilakukan pada sampel susu dimana membentuk cincin berwarna kuning yang menunjukkan hasil positif. Kemudian, pada sampel gelatin menunjukkan hasil yang negative dimana tidak membentuk cincin berwarna kuning. Selanjutnya, dilakukan pada sampel putih telur dimana menunjukkan ahsil positif dan membentuk cincin berwarna kuning. Pada uji xantoprotein ini juga dilakukan perlakuan penambahan HNO3 (asam nitrat) dimana berfungsi untuk menitrasi inti benzena yang terdapat dalam molekul protein. Pada uji xantoprotein ini, hasil positif itu pada sampel putih telur dan susu dimana keduanya itu membentuk cincin berwarna kuning karena pada sampel susu mengandung asam amino tyrosin dan pada putih telur mengandung asam amino triptofan. Asam amino tyrosin dan triptofan ini mengandung inti benzene yang sudah diaktivasi sehingga dapat bereaksi pada uji xantoprotein. Kemudian pada sampel gelatin hasilnya negative dan tidak membentuk cincin kuning dikarenakan pada gelatin, persentase kandungan asam amino tyrosin yang memiliki inti benzene ini lebih sedikit atau rendah. Oleh sebab itu, gelatin tidak membentuk cincin berwarna kuning. Reaksi : a. Susu

Pada susu terkandung kasein, dan kasein ini tersusun dari rantai polipeptida. Pada rantai polipeptida ini tersusun dari asam amino, salah satu dari asam amino tersebut ialah tyrosin.

b. Putih telur

Pada putih telur terdapat asam amino triptofan dimana triptofan mengandung inti benzene sehingga dapat bereaksi pada uji xantoprptein yang menghasilkan cincin kuning. 3) Uji Koagulasi Pada uji koagulasi ini memiliki prinsip, yaitu pengendapan oleh asam asetat yang terjadi cukup cepat karena dalam kondisi panas. Penambahan asam asetat akan menyebabkan protein mengalami denaturasi. Uji Koagulasi menggunakan empat sampel yaitu susu,putih telur,ikan,dan gelatin. Pertama, pada sampel susu yang berwarna putih Ketika sesudah penambahan asam asetat menghasilkan larutan endapan berwarna putih. Kemudian larutan endapan putih ini dilakukan uji kelarutan dan uji millon. Pada uji kelarutan itu dilakukan dengan penambahan H2O (air), yang menghasilkan endapan putih tidak larut, sedangkan pada uji millon sampel ini membentuk larutan endapan berwarna merah bata. Selanjutnya, pada sampel putih telur dan ikan sama seperti hasil sampel susu dimana ikan dan putih telur membentuk endapan putih pada penambahan asam asetat dan tidak larut pada air kemudian membentuk endapan merah bata pada uji millon. Sedangkan pada sampel gelatin ketika dilakukan uji koagulasi menghasilkan larutan endapan putih dan tidak larut pada uji kelarutan dan larutan tidak berwarna serta tidak membentuk endapan merah bata pada uji millon. Terbentuknya endapan merah bata pada susu, putih telur dan ikan itu dikarenakan pada uji millon itu prinsipnya akan posisitf apabila sampel mengandung tyrosin dan akan membentuk warna merah bata. Gelatin tidak berubah menjadi endapan warna merah bata dikarenakan pada gelatin persentase kandungan tyrosin sedikit atau lebih rendah dibandingkan kandungan tyrosin pada sampel lainnya. Oleh sebab itu gelatin tidak berubah endapan warna merah bata. Jadi, pada uji koagulasi ini yang positif yaitu pada semua sampel karena prinsip koagulasi ini ialah adanya pengendapan. Walaupun pada gelatin

tidak membentuk endapan merah bata dalam uji millon namun dia positif pada uji koagulasi dimana gelatin mengendap membentuk endapan. Reaksi :

9. Kesimpulan 1) Pada uji biuret, sampel yang menunjukkan hasil positif ialah semua sampel, yakni susu, putih telur, ikan dan tepung kacang dimana pada sampel bereaksi dengan tembaga (II) Sulfat yang menghasilkan ion Cu2+ yang mana pada suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang membentuk protein dan menghasilkan warna ungu pada larutannya. 2) Pada uji xantoprotein sampel yang menunjukkan hasil positif ialah pada sampel susu dan putih telur yang membentuk cincin berwarna kuning dimana asam amino yang terkandung pada sampel itu memiliki inti benzene yang dapat bereaksi dengan asam nitrat sehingga terjadi proses nitrasi. Sedangkan gelatin menunjukkan hasil negative pada uji tersebut dikarenakan pada gelatin persentase kandungan asam amino yang memiliki inti benzene ini lebih sedikit atau rendah. 3) Pada uji koagulasi, sampel yang menunjukkan hasil positif ialah semua sampel, yaitu sampel susu, putih telur, ikan dan gelatin. Pada sampel masing-masing membentuk endapan dimana prinsip dari uji koagulasi ini ialah terjadinya pengendapan pada sampel.

10. Daftar Pustaka Affandi,

I.

2015.

Laporan

Praktikum

Biokimia

Protein.

(Online).

https://www.academia.edu/19716985/LAPORAN-PRAKTIKUM-BIOKIMIAPROTEIN. (Diakses pada 10 Oktober 2020). Jannah,

A.R.,

dkk.

2017.

Uji

Protein.

https://www.academia.edu/37780952/BIOKIMI-PROTEIN-2.docx. pada 10 Oktober 2020)

(Online). (Diakses...


Similar Free PDFs