UJI LEMAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SALKOWSKI PDF

Title UJI LEMAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SALKOWSKI
Author Wulan Susanti
Pages 4
File Size 787.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 64
Total Views 367

Summary

Jurnal BIOKIMIA ke-5, Desember 2011 UJI LEMAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SALKOWSKI Wulan Susanti, Nur Wal Jiniana, Dessy Rositasari, Nur Firti, dan Nuri Purnama Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syar...


Description

Jurnal BIOKIMIA ke-5, Desember 2011

UJI LEMAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SALKOWSKI

Wulan Susanti, Nur Wal Jiniana, Dessy Rositasari, Nur Firti, dan Nuri Purnama Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK Percobaan telah dilakukan mengkaji tentang “Percobaan SALKOWSKI” yang bertujuan untuk menyelidiki dan mengamati pengaruh penambahan H2SO4 terhadap 0,5% larutan kolsterol yang terdapat dalam makanan. Matode yang kami gunakan yaitu 0,5% larutan kolesterol yang terdapat dalam makanan kuning telur dan margarine sebanyak 2 ml ditambahkan dengan larutan H2SO4 dan diamatai perubahan warna yang dihasilkan dari pencampuran tersebut. Hasil percobaan ini menyatakan bahwa margarin dan kuning telur mengandung lemak dengan indikasi bahwa perubahan warna yang dihasilkan adalah kuning tua yang berada pada bagian bawah. Dari pencampuran tersebut dihasilkan tiga lapisan, secara berurutan dari lapisan paling atas yaitu tidak berwarna, merah bata, dan kuning tua untuk margarine, untuk kuning telur secara berurutan dari lapisan paling atas yaitu kuning jernih, merah dan kuning tua. Kata kunci : Percobaan Salkowski, kuning telur, margarine, H2SO4 I. PENDAHULUAN Lipid adalah sekumpulan senyawa dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak Lipid merupakan ester asam lemak yang tersebar di alam dalam bentuk nabati maupun hewani. Kegunaan lipid sebagai pelindung seluler karena lipid merupakan bagian integral dari membrane sel dan lipid sebagai

pelindung aseluler karena lipid merupakan pelindung organism dalam bentuk jaringan integument. Sifat asam lemak ditentukan oleh rantai hidrikarbonnya. Ada asam rantai lurus dan rantai bercabang yag ditemukan di alam dalam bentuk siklis baik yang jenuh maupun tidak jenuh. Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat

Jurnal BIOKIMIA ke-5, Desember 2011

dibagi dalam beberapa golongan, ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golonggan besar yakni, lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkoho l, contoh hanya lemak ata ugliserida dan lilin (waxes), lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida, derivatlipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh

proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol. Komponen integral lipid terdiri dari alcohol tinggi dan lipoprotein larut dalam air, dan proteolipid tidak larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang stabil bila ada bahan lain yang berfungsi sebgai emulgator. Sebagai penyusun lipid, asam lemak memiliki sifat ampifatik dimana memiliki ujung rantai karbon.

II. BAHAN DAN CARA KERJA Bahan dan alat : Bahan: Larutan H2SO4 4ml, Kloroform, kuning telur 2ml, margarine 2ml. Alat : Tabung rekasi, rak tabung reaksi, dan pipet tetes

Cara Kerja : 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dala percobaan ini. 2. Mengambil sampel makanan (kuning telur dan margarine) yang mengandung kolesterol, masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml. 3. Mengukur larutan H2SO4 sebanyak 2 ml dengan menggunakan gelas ukur. 4. Memasukkan larutan H2SO4 ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berisi dengan sampel makanan. 5. Mengamati perubahan warna yang terjadi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal BIOKIMIA ke-5, Desember 2011

bahan

perlakuan

Pengamatan Sebelum Bening dan terbentuk lapisan antara kloroform dan kolestrol

· Dicampur dengan H2SO4 pekat dengan volume 2 CC Larutan kolestrol · Laurtan kolestrol + H2SO4 didiamkan sampai kedua larutan terpisah

sesudah - Lapisan kloroform lebih keruh daripada lapisan H2SO4 - Terbentuk 3 lapisan kuning, hijau, bening - Terjadi fluorsensi (lapisan berwarna hijau

PEMBAHASAN Larutan kolestrol diberi perlakuan dengan dicampur H2SO4 pekat dengan volume 2 CC, lalu larutan H2SO4 didiamkan sampai kedua larutan terpisah. Ketika larutan tersebut ditambahkan H2SO4 pekat, dapat diamati perbandingan antara sesudah dan sebelum dicampur dengan H2SO4 pekat. Pada keadaan sebelum diberikan H2SO4 pekat hanya terbentuk dua lapisan yaitu antara kloroform dan kolestrol. Ketika telah dicampurkan dengan H2SO4 pekat maka terbentuklah 3 lapisan yaitu berwarna kuning, hijau, dan bening. Lapisan yang berwarna hijau inilah yang disebut fluorsensi. Lapisan fluorsensi ini terbentuk karena H2SO4 pekat tercampur dengan kolestrol dan kloroform. Berdasarkan praktikum mengenai Percobaan Salkowski, dalam menentukan adanya kolesterol atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat adanya fluorosensi. Dalam percobaan ini, larutan kolesterol dilarutkan dalam kloroform kemudian diberi perlakuan dengan dicampur asam sulfat (H2SO4) pekat dengan volume 2 CC, kemudian larutan H2SO4 didiamkan sampai kedua larutan terpisah. Pada keadaan sebelum diberikan

Jurnal BIOKIMIA ke-5, Desember 2011

H2SO4 pekat hanya terbentuk dua lapisan yaitu kloroform dan kolestrol. Ketika telah dicampurkan dengan H2SO4 pekat dan didiamkan maka terbentuk warna hijau antara kloroform dan H2SO4, warna tersebut merupakan fluorosensi hijau yang letaknya antara lapisan kuning dan bening. Adanya fluoresensi hijau terjadi bila dikenai cahaya. Proses perubahan warna fluoresensi yang mula-mula akan berwarna merah kemudian biru dan hijau. Terjadinya fluoresensi karena akibat dari larutan kolesterol dalam kloroform dan ditambah dengan asam sulfat pekat. Penambahan asam sulfat pekat adalah untuk membentuk kompleks warna.

IV. SIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketika larutan kolesterol + kloroform yang ditetesi dengan larutan H 2SO4 dengan kedua volume larutan yang sama (2 cc) setelah dikocok – kocok dan menunggu beberapa detik dapatdiketahui adanya fluoresensi dalam larutan kolesterol + kloroform yang dicampur dengan asam sulfat pekat. Adanya fluoresensi ini menandakan adanya kolesterol dalam larutan tersebut. V.

DAFTAR PUSTAKA

Anna Poedjiadi, titin supriyatin. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia. Jakarta Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional Edisi 3. Airlangga University Press: Surabaya Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia....


Similar Free PDFs