Title | Validasi dan Verifikasi Metode |
---|---|
Author | Mega Yusvita |
Pages | 35 |
File Size | 986.3 KB |
File Type | |
Total Downloads | 233 |
Total Views | 528 |
Validasi dan Verifikasi Metode Mohamad Rafi Divisi Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB VALIDASI METODE Validasi metode merupakan suatu cara dalam menguji suatu metode analisis untuk melihat apakah sesuai dengan tujuan yang diharapkan Tujuan dari validasi metode yaitu untuk membuktikan bahwa ha...
Validasi dan Verifikasi Metode Mohamad Rafi Divisi Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB
VALIDASI METODE Validasi metode merupakan suatu cara dalam menguji suatu metode analisis untuk melihat apakah sesuai dengan tujuan yang diharapkan Tujuan dari validasi metode yaitu untuk membuktikan bahwa hasil percobaan yang diperoleh dapat diterima dan menunjukkan bahwa metode akan bekerja sebagaimana mestinya dibawah kondisi yang akan digunakan Bagi kimiawan analitik, validasi metode merupakan bagian penting dalam ilmu kimia analitik dan demikian pula untuk bidang lainnya
VALIDASI METODE Validation (ISO/IEC 17025)
Validation is the confirmation by examination and the provision of objective evidence that the particular requirements for a specific intended use are fulfilled. …...fit for purpose
VALIDASI METODE Validasi merupakan suatu proses untuk menetapkan... • Karakteristik kinerja • Batasan suatu metode analisis • Identifikasi pengaruh yang mungkin mengubah karakteristik kinerja sampai sejauh mana
• Which analytes can be determined in which matrix in the presence of which interferences?
• Within these conditions what levels of precision and accuracy can be achieved?
VALIDASI METODE Validasi
Pengembangan
Optimisasi
VALIDASI METODE Organisasi telah mempunyai panduan bagaimana suatu metode harus diuji atau disahihkan seperti: • International Conference on Harmonization (ICH) • International Standards Association (ISO) • International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) • Eurachem/CITAC, Association of Analytical Chemistry (AOAC) • US Pharmacopeia • Food and Drug Administration (FDA) • Komite Akreditasi Nasional (KAN) • Dsb Dalam panduan tersebut dicantumkan parameter-parameter yang harus dievaluasi sebagai bagian dari proses validasi metode.
PARAMETER VALIDASI METODE
PARAMETER VALIDASI METODE USP
ICH
Kespesifikan
Kespesifikan
Akurasi
Kisaran
Linearitas dan kisaran Presisi
Batas deteksi/Limit deteksi Batas kuantitasi/Limit kuantitasi Ruggedness Robustness
Linearitas
Akurasi Presisi
Keterulangan/Repeatability Intermediate Precision
Ketertiruan/Reproducibility
Batas deteksi/Limit deteksi Batas kuantitasi/Limit kuantitasi
PARAMETER VALIDASI METODE Parameter yang direkomendasikan untuk validasi metode Parameter
Identifikasi
Akurasi Presisi Kespesifikan
Ya
Tes impuritis
Asai (kadar/potensi)
Ya Ya
Ya Ya
Ya
Ya
Batas deteksi Batas kuantitasi
Ya
Linearitas
Ya
Ya
Kisaran
Ya
Ya
Ya
Ya
Robustness
Ya
VALIDASI METODE Kapan validasi harus dilakukan? • Changes in established methods • New method developed for a particular problem • Established method used in different laboratories, different equipment or different staff • Out-of-control situations within internal quality assurance • Non-successful participation in PTs • Demonstration of equivalence between two methods (e.g. a rapid new test against a standard method)
VALIDASI VS VERIFIKASI METODE Validasi
- Modifikasi metode standar (compendial) - In house methods
Verifikasi
Metode standar (compendial)
• Verifikasi adalah proses untuk menunjukkan kompetensi dalam uji kinerja suatu metode standar yang telah divalidasi • Parameter yang dievaluasi hampir sama dengan validasi metode
AKURASI
Permufakatan kedekatan diantara hasil yang diperoleh menggunakan metode yang digunakan dan nilai sebenarnya
AKURASI Terdapat beberapa cara dalam menentukan akurasi sebuah metode yaitu: • Menggunakan senyawa standar murni yang telah dikarakterisasi dan dihitung melalui perolehan kembali. • Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil dari metode lainnya yang telah tervalidasi. • Menyiapkan matriks plasebo (tanpa analat) kemudian dibubuhkan standar dengan variasi konsentrasi lalu menganalisisnya.
Perolehan kembali merupakan cara yang umum digunakan dalam mengevaluasi akurasi, persamaan berikut digunakan dalam menghitung perolehan kembali. ℎ � � % � �ℎ � �= � % ℎ � � ��
AKURASI Perolehan Kembali Analat pada Konsentrasi Berbeda Analat (%)
Rasio Analat
Unit
Rerata % perolehan kembali
100
1
100 %
98-102
≥ 10
10-1
10 %
98-102
≥1
10-2
1%
97-103
≥ 0.1
10-3
0.1%
95-105
0.01
10-4
100 ppm
90-107
0.001
10-5
10 ppm
80-110
0.0001
10-6
1 ppm
80-110
0.00001
10-7
100 ppb
80-110
0.000001
10-8
10 ppb
60-115
0.0000001
10-9
1 ppb
40-120
AOAC manual for the Peer-Verified Methods program
Trueness Trueness: kedekatan antara nilai rerata dari sejumlah tertentu ulangan pengukuran dan nilai kuantitas pembanding Menentukannya: Menggunakan Bahan rujukan bersertifikat (Certified Reference Materials) Menggunakan bahan rujukan atau bahan In-house Menggunakan metode rujukan Sampel tunggal Sejumlah sampel Via studi Interlaboratorium Via studi perolehan kembali
Trueness Mengunakan bahan baku bersertifikat/ Certified Reference Materials (CRM) Uji t satu arah dapat digunakan Melakukan beberapa analisis , lalu hitunglah selang kepercayaan dari rerata yang diperoleh dan cek apakah nilai pembanding berada dalam interval tersebut t x s n
xref
t x s n
Trueness Rumus dapat diatur kembali: t hitung
x xref s n
Untuk lebih tepat ketidakpastian dari nilai baku juga dimasukkan dan akan diperoleh t hitung
x xref
s u2 ref n 2
Bandingkan antara thitung dengan ttabel untuk tingkat kepercayaan yang diinginkan, jika thitung< ttabel, tidak ada perbedaan yang signifikan
Trueness Menggunakan metode rujukan dan satu sampel
Dalam kasus ini dapat menggunakan uji t 2 arah Analisis sampel yang sama dengan kedua metode (X dan Y)
t hitung
xy
1 1 s xy s xy Nx Ny
s ( N x 1) s ( N y 1) 2 x
2 y
Nx N y 2
Prekondisi: Fhitung< Ftabel.
Bandingkan thitung dengan ttabel
Fhitung
s x2 2 , sx s y sy
Trueness Menggunakan metode rujukan dan beberapa sampel
Uji t berpasangan (Paired t-test) Analisi dengan metode sendiri: x1,x2,..,xn Analisis dengan metode rujukan: xref,1, xref,2,..., xref,n
t hitung
d , sd n
d xi xref i
Bandingkan thitung dengan ttabel
Trueness Via studi inter-laboratorium Moisture by Karl Fischer titration and by Evaporation (Oven loss) in Barley 4
2
8
11
10
Evaporation
6
Lab id number
3
5
7
1
9
9
4
6
8
2
Karl Fischer
1
7
3
10
5
11 -3
-2
-1
0
ZScore
1
2
3
Trueness Via studi perolehan kembali
Menambahkan sejumlah tertentu analit ke dalam sampel Menentukan perolehan kembali dalam %
c fort c unf Perolehan kembali 100 c add
cfort: konsentrasi analit pada sample yang telah ditambahkan analit cunf: Konsentrasi analit pada sample tanpa penambahan analit cadd: Konsentrasi analit teoretis pada sampel setelah penambahan sejumlah tertentu analit
Interpretasi pengukuran bias Measured value (laboratory mean)
True value Total bias
Interlaboratory mean
Laboratory bias
Method bias
Note: Laboratory and method biases are shown here acting in the same direction. In reality this is not always the case
PRESISI • Menyatakan permufakatan kedekatan diantara hasil beberapa pengukuran dari beberapa pencuplikan • Presisi umum diungkapkan sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif � � = . �
PRESISI Presisi merupakan beberapa pengukuran yang dilakukan dalam menentukan hal yang sama. Selanjutnya dapat dikategorikan sebagai berikut: • Keterulangan (repeatability) Kecermatan yang dihasilkan pada kondisi pengoperasian yang sama pada waktu yang pendek (contohnya kecermatan injeksi pada KCKT/KG). • Presisi antara (intermediate precision) Mengevaluasi varians ketika contoh dianalisis menggunakan dua atau lebih instrumen yang berbeda, atau analis yang berbeda, atau di hari yang berbeda. • Ketertiruan (reproducibility) Mirip dengan presisi antara, hanya contoh akan diuji pada dua atau lebih laboratorium. � � = . �
PRESISI [Analat] vs Presisi % Analat
Rasio Analat
Unit
RSD (%)
100
1
100 %
1.3
≥ 10
10-1
10 %
2.7
≥1
10-2
1%
2.8
≥ 0.1
10-3
0.1%
3.7
0.01
10-4
100 ppm
5.3
0.001
10-5
10 ppm
7.3
0.0001
10-6
1 ppm
11
0.00001
10-7
100 ppb
15
0.000001
10-8
10 ppb
21
0.0000001
10-9
1 ppb
30
AOAC manual for the Peer-Verified Methods program
PRESISI
A. Akurasi baik, presisi baik B. Akurasi tidak baik, presisi baik C. Akurasi baik, presisi tidak baik D. Akurasi dan presisi tidak baik
KESPESIFIKAN
Kemampuan dalam mengukur analat dengan adanya senyawa lain yang terdapat dalam matriks contoh
Selektivitas
Bias
KESPESIFIKAN Selectivity • A selective method gives correct results for all interesting analytes whereas a specific test method gives correct results for the interesting analyte whereas other analytes might interfere each other.
Specifity
• Outlines the analytical extent to which an analytical substance or substance group can be determined without interference from sample related components.
No problem, usually both words are mixed …
BATAS DETEKSI DAN KUANTITASI Batas Deteksi Jumlah terkecil analat dalam contoh yang dapat dideteksi tetapi tidak untuk dikuantitasi. Umumnya batas terkecil ini dievaluasi dengan nisbah isyarat-derau (S/N) yang ekuivalen terhadap 3 kali simpangan baku derau (S/N = 3s)
Batas Kuantitasi Jumlah terkecil analat dalam contoh yang dapat dikuantitasi dengan presisi dan akurasi yang sesuai. Umumnya batas terkecil ini dievaluasi dengan nisbah isyarat-derau (S/N) yang ekuivalen terhadap 10 kali simpangan baku derau (S/N = 10s)
BATAS DETEKSI DAN KUANTITASI
BATAS DETEKSI DAN KUANTITASI Cara penentuan BD • Pemeriksaan visual (membandingkan warna pada tabung yang telah diisi larutan analat dengan berbagai konsentrasi) • Nisbah isyarat-derau Telah diketahui sebelumnya bahwa konsentrasi yang memberikan nisbah isyarat-derau = 3s adalah estimasi yang baik. Dua cara dalam menentukan s yaitu: - Simpangan baku blangko - Simpangan baku kemiringan (slope) atau perpotongan-y (yintercept) dari kurva kalibrasi Persamaan dalam menentukan batas deteksi diungkapkan sebagai berikut: 3� �� =
dengan S = kemiringan kurva kalibrasi dan s ditentukan dari salah satu cara diatas.
BATAS DETEKSI DAN KUANTITASI Batas kuantitasi (BK) ditentukan dengan cara yang sama saat menentukan BD, hanya saja digunakan nisbah isyarat-derau sebesar 10s. Setelah BK dihitung, maka dilakukan verifikasi dengan menganalisis contoh pada konsentrasi di nilai BK dan mengevaluasi akurasi dan presisinya. Persamaan dalam menentukan batas deteksi diungkapkan sebagai berikut: �� =
�
dengan S = kemiringan kurva kalibrasi dan s ditentukan dari salah satu cara diatas
Linearitas dan kisaran kerja Linearitas Kemampuan suatu metode untuk menghasilkan sinyal terukur yang proporsional terhadap konsentrasi analit Kisaran kerja Terbatas oleh titik terendah dan tertinggi pada kurva kalibrasi Kurva kalibrasi yang linear hanya dapat digunakan jika linearitas pada kisaran kerja terjamin Koefisien (r) adalah keterukuran korelasi bukan keterukuran linearitas Cek tampilan grafik dari data kalibrasi dan atau residu Minimum 5 nilai konsentrasi
Ruggedness dan Robustness • According to the USP definition of ruggedness, the method is repeatedly performed under different test conditions to examine the effects of some “non-procedure-related” factors, such as laboratories, instruments, analysts, reagents, and time, without changing the “procedurerelated” method parameters. To evaluate the influence of the factors, a nested design can be executed . • According to the USP/ICH definition of robustness, the influences of small deliberate changes in “procedure-related” method parameters, such as operational, environmental and peak measurement/analysis parameters are evaluated. This is usually done by means of an experimental design approach, mostly by applying two-level screening designs....