ANALISIS SEMIOTIK FILM NEGERI 5 MENARA PDF

Title ANALISIS SEMIOTIK FILM NEGERI 5 MENARA
Author Bataviana I
Pages 95
File Size 1.8 MB
File Type PDF
Total Downloads 231
Total Views 598

Summary

ANALISIS SEMIOTIK FILM NEGERI 5 MENARA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I.) Oleh Amin Rois NIM: 108051000036 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI U...


Description

ANALISIS SEMIOTIK FILM NEGERI 5 MENARA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I.)

Oleh Amin Rois NIM: 108051000036

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M. / 1434 H.

ABSTRAK

Amin Rois 108051000036 Analisis Semiotik Film Negeri 5 Menara

Film merupakan karya seni kolektif dan kolaboratif. Banyak film yang berusaha menyajikan tontonan yang sifatnya mengandung unsur-unsur informasi dan hiburan. Film Negeri 5 Menara merupakan salah satu film yang sarat akan hal tersebut. Baik dari segi isi cerita maupun visual pengadeganan dari film tersebut. Film yang berkisahkan perjalanan Alif dari Bukit Tinggi hingga masuk pesantren Madani ini, dengan semangat man jadda wa jada telah menggugah semangat banyak kalangan. Apalagi dibantu oleh pengambilan gambar yang dramatis dan dialog yang cukup pas, menjadikan film diminati banyak kalangan di tanah air. Pernyataan di atas membuat beragam pertanyaan, seberapa jauh makna yang dimiliki oleh film Negeri 5 Menara? Bagaimana maknanya ukhuwah islamiyah dalam film Negeri 5 Menara? Di dunia perfilman Indonesia beberapa film yang diproduksi berdasarkan sebuah novel. Salah satunya film Negeri 5 Menara. Film ini diangkat dari novel Best Seller karya Ahmad Fuadi. Film yang disutradarai oleh Affandi Abdur Rahman ini sarat akan pesan ukhuwah. Kisah yang diperankan para aktor dapat tentunya dapat diterapkan penonton dikehidupan sehari-hari. Film yang bergenre drama islami ini memiliki gaya tersendiri. Alhasil film ini memang layak untuk ditonton dan diteliti, sebab dari dialog, pengambilan gambar dan gerakan para pemain sanggup menggugah penikmat film. Inilah yang menjadi kesempatan metodologi kualitatif untuk menggali lebih dalam film ini. Bisa dikatakan, melalui teori Roland Barthes dengan denotasi, konotasi dan mitos-nya, peneliti dapat lebih memahami pesan atau simbol yang terkandung dalam dialog, pengambilan gambar dan gerak para pemain film Negeri 5 Menara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan pesan-pesan secara simbolis dalam film Negeri 5 Menara.

Hasil yang diperoleh peneliti meliputi makna ukhuwah islamiyah secara bertahap. Adapaun tahapan ukhuwah islamiyah tersebut terdiri dari ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), ta’awun (saling menolong), dan takaful (saling memikul beban).

KATA PENGANTAR Kesulitan memang tidak pernah lepas dari kulit hidup manusia, sebab itu Allah selalu memberikan dukungan kepada hamba-Nya untuk tidak berputus asa. Allah berfirman dalam Al-Qur‟an Surat An-Nashr ayat 6, “inna ma’al usri yusro” (sesungguhnya dibalik kesusahan itu ada kemudahan). Atas nama-Nya yang Agung dan Harum, penulis bersimpuh dan bersyukur kepada Allah SWT, Raja dari segala raja, tiada Tuhan selain Engkau, yang telah memberi segala rizki dan mendukung penulis melalui firman-Nya, yang telah menghangatkan penulis dari malam-Nya dan yang telah membuat skripsi ini selesai karena cinta-Nya. Tidak lupa pula penulis bershalawat kepada sang pangeran cinta, manusia agung yang banyak berkorban, menangis dan tersenyum untuk umatnya, seorang suami, sahabat, nabi, dan rasul yang mencintai anak-anak yatim. Al-Mustofa, Nabi Muhammad Saw. Semoga keberkahan sholawat dan salam selalu tercurah kepada beliau, keluarga dan para sahabatnya. Tiada emas, mutiara, intan permata sekalipun yang dapat menggantikan kegembiraan hati penulis dalam menyelesaikan tugas mulia ini. Alhamdulillah berkat usaha, doa dan tawakal, skripsi yang berjudul Analisis Semiotika Film Negeri 5 Menara ini dapat dituntaskan. Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan bantuan serta bimbingan semua pihak. Dengan segala ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta pembantu dekan dan jajarannya.

2. Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Umi Musyarofah, MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Suhaimi, M. Si, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktunya kepada penulis. Terima kasih atas bimbingan, secercah ilmu dan dorongan yang telah bapak berikan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini. 4. Drs. Sungaidi, MA, dan Bintan Humeira, M.Si selaku dosen penguji, yang telah memberikan arahan hasil terbaik kepada penulis. Terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan kepada penulis. 5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, atas ilmu dan dedikasi yang diberikan kepada penulis. 6. Segenap staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. 7. Orang tua tercinta, Ayahanda Bahrudin S.Ag dan Ibunda Parwanti S.Pd yang telah memberikan doa tiada henti, kelembutan kasih sayang, materi dan motivasi kepada penulis. Serta kakakku, Mas Abdul Hamid S.Pd.I dan istrinya Mbak Alvi Nur Dina S.Pd.I. 8. Kekasihku, Fajar Rahayu Utami, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

9. Sahabat-sahabat yang selalu kurindukan, Joya Dahliana Syahri, Tatak Ari Mahmudi, Zakky Zulhazmi, Ichwan, Khofidhotul Millah, Lek Dul Abdullah, Denadon Chaniago, Hagian Sukarna, Syamsul Fajri, Dedik Priyanto, Rizki Akmalsyah, Adi Sucipto, Didik Setiawan, Fajar MM, Marhamah, Syafaah Restuning Hayati. 10. Kawan seperjuangan di Kelas Istimewa, KPI angkatan 2008 kelas B yang sangat istimewa sehingga memberikan nuansa persahabatan, kekeluargaan selama masa perkuliahan. 11. Mas Dwi Cahyo atas do‟a dan nasehatnya. 12. Para Asatidz di MAPK MAN I Surakarta dan Angkatan Gravity Mutalazymaen. 13. Ustadz Abdul Wahib dan teman-temanku di Pondok Pesantren AlHasanah. Terima kasih atas ilmu dan pelajaran hidup yang telah diberikan. Kepada semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung membantu penulis dalam menyelasaikan skripsi ini, Semoga Allah membalas budi baik yang telah kalian berikan. Amin.

Ciputat, 25 Januari 2013

Penulis.

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………………………..... i

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

……………………………………………………… ii

.……………………………………………………………….. v

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR

……...……………………………………………….. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. B. C. D. E. F. G.

Latar Belakang Masalah …………………………......……........ Batasan dan Rumusan Masalah……………………….………... Tujuan Penelitian ……….…………………………..……........ Manfaat Penelitian …………………………….......................... Tinjauan Kepustakaan ………………………..……..…………. Metodologi Penelitian ...……………………...……..…….….... Sistematika Penulisan ………………………...……..………….

1 4 4 5 5 6 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teoritis Semiotik

1. 2.

Konsep Semiotik ................................................................ 11 Konsep Semiotik Roland Barthes ....................................... 14

B.

Tinjauan Teoritis Tentang Film 1. Pengertian Film .................................................................. 2. Sejarah Perkembangan Film Dunia .................................... 3. Sejarah Perkembangan Film Indonesia ............................... 4. Jenisdan Kualifikasi Film .................................................. 5. Unsur-unsur Pembentuk Film ............................................. 6. Struktur Film ………………………...………….………… 7. Teknik Pengambilan Gambar …………………………….. C. Film Suatu Medium Ekspresi dan Komunikasi .......................... D. Ukhuwah Islamiyah

1. 2.

17 19 21 23 25 26 29 32

Pengertian Ukhuwah Islamiyah….………………………. 34 Tahapan Ukhuwah Islamiyah ............................................... 36

BAB III GAMBARAN UMUM FILM FILM NEGERI 5 MENARA

A. Sinopsis Film Negeri 5 Menara ................................................. 39 B. Profil Sutradara, Produser, PenulisSkenario ............................. 41 C. Profil Pemain Film Negeri 5 Menara ......................................... 45 BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISA DATA

A. B. C. D.

Ta’aruf (Saling Mengenal) …………………………....……... Tafahum (Saling Mengerti) …………………………………… Ta’awun (Saling Menolong) …………………….…………….. Takaful (Saling Merasakan Beban) ………………..………….….

54 61 68 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 78 B. Saran ........................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA

...................................................................................... 82

DAFTAR TABEL

1.

Tabel Perkenalan Santri Baru di Kamar Indonesia Satu………………… 55

2.

Tabel Sepotong Kayu dan Sebilah Pedang Berkarat…..………………… 58

3.

Tabel Baso Berpamitan dengan Shahibul Menara ……………………... 61

4.

Tabel Pasar Hewan dan Marosok Dalam Saruang ……………………… 64

5.

Tabel Baso Berlatih dan Berpidato Berbahasa Inggris …………………. 68

6.

Tabel Es Kering untuk Pementasan Teater ……………………………... 72

7.

Tabel Hukuman Jewer Bersama ………………………………………... 75

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Film dalam arti sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan di TV.1 Film merupakan salah satu media massa yang berbentuk audio visual dan sifatnya sangat konpleks. Film menjadi sebuah karya estetika sekaligus sebagai alat informasi yang bisa menjadi alat penghibur, alat propaganda, juga alat politik. Film juga dapat menjadi sarana rekreasi dan edukasi, di sisi lain dapat pula berperan sebagai penyebarluasan nilai-nilai budaya baru.2

Film bisa disebut

sebagai sinema atau gambar hidup yang mana diartikan sebagai karya seni, bentuk populer dari hiburan, juga produksi industri atau barang bisnis. Film sebagai karya seni lahir dari proses kreatifitas yang menuntut kebebasan berkreativitas.3 Film merupakan hasil karya yang sangat unik dan menarik, karena menuangkan gagasan dalam bentuk gambar hidup, dan disajikan sebagai hiburan yang layak dinikmati oleh masyarakat. Tetapi dalam pembuatan film harus memiliki daya tarik tersendiri, sehingga pesan moral yang akan disampaikan bisa ditangkap oleh penonton. Dalam pembuatan film diperlukan proses pemikiran dan proses teknik. Proses pemikiran berupa pencarian ide, gagasan, dan cerita yang akan digarap.

1

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008)

hal. 136. 2

Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional Tinjauan dan Restrospeksi, ( Jakarta: Panitia hari Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010, 2010) hal.26. 3 Heru Effendy, Mari Membuat Film, (Yogyakarta: Panduan, 2006) hal. 3

Proses teknik berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan ide, gagasan menjadi sebuah film yang siap ditonton.4 Pencarian ide atau gagasan ini dapat berasal dari mana saja, seperti, novel, cerpen, puisi, dongeng, bahkan dari sejarah ataupun cerita nyata. Salah satu film yang diinspirasi dari novel adalah film Negeri 5 Menara. Novel best seller karya Ahmad Fuadi yang telah memenangkan berbagai penghargaan, seperti Anugerah Pembaca Indonesia dan nominasi Khatulistiwa Literary Award.5 Film ini sendiri merupakan kisah perjuangan menggapai mimpi di balik persahabatan dan persaudaraan (dalam konsep Islam disebut “Ukhuwwah”) antara seorang Alif Fikri Chaniago (Gazza Zubizzaretha) asal Bukittinggi, Sumatera Barat sebagai pemeran utama dengan kelima teman barunya: Baso Salahuddin (Billy Sandi) asal Gowa, Sulawesi Selatan; Atang Yunus (Rizki Ramdani) asal Bandung, Jawa Barat; Raja Lubis (Jiofani Lubis) dari Medan, Sumatera Utara; Said Jufri (Ernest Samudera) asal Surabaya, Jawa Timur; dan Dulmajid (Aris Adnanda Putra) asal Sumenep, Madura; pada sebuah pesantren modern di sudut kota Ponorogo, Jawa Timur, yang bernama Pondok Madani. Kebiasaan mereka yang senantiasa berkumpul di bawah menara sebelah kanan mesjid Jami‟ Pondok Madani, membuat teman-teman di pondok menggelari mereka berenam dengan istilah: Sahibul Menara (Orang Yang Memiliki Menara). Satu adegan yang menjadi benang merah, antara perwujudan mimpi dan menara, sehingga novel dan film dinamai sama-sama “Negeri 5

4

Ekky Imanjaya, Why Not: Remaja Doyan Nonton, ( Bandung:: PT Mizan Bunaya Kreativa, 2004), cet.1, h. 10 5 Artikel, di akses Senin, 7 Mei 2012 pukul 22.40 WIB dari, Falsafah Hidup Dalam Negeri 5 Menara, http://hiburan.kompasiana.com/film/2012/03/13/falsafah-hidup-dalam-filmnegeri-5-menara/

Menara” adalah: tatkala mereka berimajinasi mengukir mimpi dengan bentuk awan yang mereka lihat di bawah menara berupa visualisasi benua yang akan mereka kunjungi. Jika menilik bukunya, kelak akan didapati pemetaan awan mimpi Alif (Menara 3) yang menggambarkannya seperti Benua Amerika: Baso (Menara 6) dan Atang (Menara 4) yang sama-sama melukiskannya seperti Benua Asia & Afrika; Raja (Menara 2) yang mengilustrasikannya seperti Benua Eropa; Said (Menara 1) dan Dulmajid (Menara 5) yang juga sama-sama mengkhayalkannya seperti Benua Asia alias Indonesia. Film ini dikemas begitu menarik, alur cerita serta pengisahan konflikkonflik membuat para penonton semakin mengenal sejarah dan tercerahkan, membuat film ini semakin bagus dan berkualitas.6 Namun sebuah film yang bagus dan berkualitas bukan hanya dilihat dari alur ceritanya saja tetapi harus mempunyai pesan moral maupun dakwah yang ingin disampaikan kepada penonton. Melalui tanda-tanda, simbol, dan ikon yang terdapat di dalamnya. Film ini layak untuk ditonton, selain karena sinematografisnya bagus, penonton akan mendapat pelajaran berharga dari film tersebut. Kadang kala, pesan moral pada sebuah film kurang diperhatikan oleh penonton. Banyak di antara mereka hanya menikmati alur cerita dan visualisasi film tersebut. Padahal jika diperhatikan secara seksama dalam suatu film dapat menjadi inspirator bagi penontonnya. Bahkan kita dapat mengambil hikmah, serta pelajaran berharga dari film tersebut. Dalam film Negeri 5 Menara banyak pesan

6

Artikel, di akses Rabu, 16 Mei 2012 pukul 10.40 WIB dari, Review Film Negeri 5 Menara, http://trendygalih.com/2012/03/review-film-negeri-5-menara/

moral yang tersurat maupun tersirat. Dengan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai makna simbolis mengenai pesan moral yang ingin disampaikan pada film Negeri 5 Menara. Berdasarkan latar belakang film di atas, perlu adanya penelitian secara mendalam pada aspek cerita film ini, guna memahami secara hermenetik, semantik, simbolik, narasi, dan kebudayaan apa yang akan di sampaikan dalam sebuah film. Sebab dalam industri perfilman, khusunya bagi sang sutradara ada pesan atau simbol-simbol yang ingin disampaikan untuk masyarakat luas lewat film. Berangkat dari penjelasan di atas, maka peneliti memilih judul “ANALISIS SEMIOTIK FILM NEGERI 5 MENARA“. B. Batasan Dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Agar penulisan proposal skripsi ini lebih fokus, maka penulis sengaja membatasi pengambilan adegan-adegan dalam film Negeri 5 Menara hanya pada adegan-adegan yang mengandung ukhuwwah berupa ta’aruf (saling mengenali), tafahum (saling memahami), ta’awun (saling menolong), dan takaful (memikul beban). 2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini: “Bagaimana makna ukhuwah islamiyah dalam film Negeri 5 Menara secara denotasi dan konotasi? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna (petanda) yang terdapat dalam film Negeri 5 Menara (penanda).

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi akademis dan praktis adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Akademisi Penelitian ini diharapkan bisa memperkaya khasanah ilmu komunikasi massa melalui film untuk fakultas Ilmu Komunikasi khusunya Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bisa memberikan konstribusi positif bagi para tim produksi, sutradara, dan akademisi yang mengambil bidang komunikasi dan dakwah, khususnya yang berminat di dunia perfilman. Juga untuk menumbuhkan apresiasi penonton Indonesia yang sangat diperlukan agar filmfilm hebat seperti Negeri 5 Menara terus diproduksi. E. Tinjauan Kepustakaan Adapun tinjauan pustaka yang menginspirasi peneliti dari skripsi-skripsi terdahulu di antaranya: 1. “Analisis semiotik film A Mighty Heart“, oleh Risky Akmalsyah, tahun 2010, Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. “Pesan Moral Dalam Film Memoirs Of A Geisha“, oleh Novi Farida Priyadi, 2007, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran“ Yogyakarta.

3. “Analisis Semiotika Film Freedoom Writers“, oleh Dahliana Syahri, 2011, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. “Analisis Semiotik Pesan Dakwah Dalam Poster Narkotika Badan Narkotika Nasional (BBN)“, oleh Afaf Sholihin, 2010, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. “Analisis Semiotik Foto Daily Life Stories Pada World Press Photo 2009“, oleh Aida Islamie, 2010, Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kelima Skripsi di atas memiliki objek berbeda. Skripsi pertama, kedua dan ketiga diatas menggunakan objek film. Sedangkan skripsi keempat menggunakan objek poster dan skripsi kelima menggunakan objek foto. Masing-masing menggunakan teknik analisis Roland Barthes. Objek yang penulis teliti berbeda dengan yang lain. Film ini sengaja dipilih penulis untuk diteliti karena menurut penulis banyak mengandung pesan ukhuwwah, baik berupa ta’aruf (saling mengenali), tafahum (saling memahami), ta’awun (saling menolong), dan takaful (saling memikul beban). Harapan penulis semoga penelitian ini bisa menambah referensi penelitian film. F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang

memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan pesan-pesan dalam film Negeri 5 Menara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang Kemudian penelitian ini menggunakan teori Roland Barthes dalam memaknai secara denotasi dan konotasi.7 2. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini ialah film Negeri 5 Menara, sedangkan subjeknya adalah potongan gambar atau visual yang terdapat dalam film Negeri 5 Menara yang berkaitan dengan rumusan masalah. 3. Sumber Data Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu: a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh dari rekaman film Negeri 5 Menara, yang akan dipilih gambar dari adegan-adegan yang berkaitan dengan penelitian. b. Data sekunder Data skunder adalah data yang diperoleh dari literatur yang mendukung data primer, seperti kamus, internet, artikel, koran, buku-buku yang berhubungan dengan penelitian, catatan kuliah dan sebagainya. 4. Tahapan Penelitian Tahap yang penelitian yang dipakai ada tiga yaitu: a. Tahap Pengumpulan Data

7

Roland Barthes dikutip oleh Sumbo Tinarbuko dalam buku Semiotika Komunikasi Visual, (Jogjakarta: Jalasutra, 2012), hal. 35.

Pengumpulan data untuk pen...


Similar Free PDFs