Aspek yang dinilai dalam reading.pdf PDF

Title Aspek yang dinilai dalam reading.pdf
Author Musdalifah Muslimin
Pages 9
File Size 69.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 35
Total Views 586

Summary

ASPEK ASPEK YANG DINILAI DALAM READING MUSDALIFAH PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang aspek aspek apa saja yang dinilai dalam reading skill oleh gu...


Description

ASPEK ASPEK YANG DINILAI DALAM READING MUSDALIFAH PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang aspek aspek apa saja yang dinilai dalam reading skill oleh guru bahasa inggris di sekolah. Aspek aspeek yang digunakan guru sebagai standar penilaian didalam kelas. Salah satu kemampuan berbahasa adalah reading atau membaca. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang menjadi penilain dalam READING, yaitu : (1) fluency atau kefasihan, (2) Accuracy atau ketepatan, (3) Pronunciation atau pengucapan, dan (4) intonation atau intonasi. Hal tersebutlah yang diperhatikan guru dalam melakukan penilaian pada kemampuan reading atau membaca. Selain itu juga terdapat contoh yang akan menunjukkan tentang bagaimana contoh mengkaji aspek aspek tersebut. Dalam contoh tersebut kita akan diberikan penjelasan yang lengkap tentang cara cara untuk mengkaji sehingga kita tidak lagi pusing tentang bagaimana cara mengkajinya. Sehingga para pembaca akan lebih mudah memahaminya. Penulisan jurnal ini dilakukan dengan mengumpulkan materi bacaan atau referensi seperti artikel ataupun jurnal lainnya yang dianggap sesuai dengan topic pembahasan. Kemudin mulai mengkaji aspek apa yang termasuk dalam penilaian kemampuan reading atau membaca. Kata Kunci : Fluency, Acuracy, Pronunciation, Intonation

I.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Bahasa inggris merupakan salah satu pelajaran wajib di sekolah SMP dan SMA. Mau atau tidak mau, kita harus mempelajarinya. Dalam mempelajari bahasa baik bahasa indonesia maupun bahasa inggris keterampilan membaca akan menjadi salah satu indikator penilian. Membaca merupakan salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat untuk dilakukan. Bukan Cuma menambah wawasan kita tetapi juga membaca melatih kita agar mudah memahami sesuatu dengan sendiri. Membaca juga merupakan salah satu dari kemampuan bahasa. Oleh karena itu, membaca juga termasuk dalam salah satu penilaian bahasa. Dalam penelian kemampuan

membacadi kelas, terdapat beberapa aspek yang menjadi standar penilaian seorang guru. Seorang guru akan menilai dan mengukur tingkat kemampuan membaca siswa dari aspek tersebut. Dalam proses penilaian ada beberapa standar yang harus dicapai. Ada beberapa aspek yang menjadi bahan penilaian. Aspek aspek penilaian tersebut sangatlah penting. Dengan mengetahui aspek aspek penilaian tersebut, kita bisa lebih terarah dalam belajar. Lebih mudah dalam mencapai standar yang sudah ditentukan oleh guru.

Rumusan Masalah 1. Mengapa reading sangat penting untuk dipelajari? 2. Apa saja aspek yang dinilai dalam reading?

II.

TELAAH PUSTAKA

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 1979: 7). Membaca dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu membaca dalam hati dan membaca nyaring. Membaca nyaring merupakan kegiatan membaca, yang bersifat sastra sepertimembaca drama, membaca cerpen, dan membaca puisi. Membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan bagian atau komponen dari komunikasi tulis (Bolon, 1987: 5). Berdasarkan pengertian membaca dari beberapa ahli diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa membaca merupakan salah satu aspek dalam bahasa yang dilakukan untuk mengetahui pesan ataupun hal tertentu yang disampaikan oleh penulis melalui media tulisan. Membaca dapat membuat seseorang mengetahui banyak hal. Dengan membaca kita bisa menjadi lebih cerdas karena mampu mengetahui banyak hal. Menurut para ahli membaca mempunyai banyak arti, diantaranya adalah : Memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan, 1986:7).

Membaca merupakan kegiatan merespon lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat (Ahmad S. Harjasujana dalam St.Y. Slamet, 2008:67). Hal tersebut berarti bahwa membaca memberikan respon terhadap segala ungkapan penulis sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik. Sumber yang lain juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67). Secara singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to and getting meaning from printed or written material”, memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro and Bonomo dalam H.G. Tarigan, 1986:8). Kegiatan membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Proses membaca diawali dari aktivitas yang bersifat mekanis yakni aktivitas indera mata bagi yang normal, alat peraba bagi yang tuna netra. Setelah proses tersebut berlangsung, maka nalar dan institusi yang bekerja, berupa proses pemahaman dan penghayatan. Selain itu aktivitas membaca juga mementingkan ketepatan dan kecepatan juga pola kompetensi atau kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan referen kehidupan yang luas. Dari berbagai pengertian membaca di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kegiatan membaca adalah memahami isi, ide atau gagasan baik yang tersurat maupun tersirat dalam bahan bacaan. Dengan demikian, pemahaman menjadi produk yang dapat diukur dalam kegiatan membaca, bukan perilaku fisik pada saat membaca. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman (St.Y. Slamet, 2008:68 Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1979:7). Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Rahim 2007:2). Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang termasuk di dalam retorika seperti keterampilan berbahasa yang lainnya (berbicara dan menulis) (Haryadi 2007:4).

III.

METODE PENELITIAN

Penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian library research atau studi kepustakaan. library research merupakan rangkaian kegiatan yang merujuk pada metode pengumpulan data pustaka. metode penelitian yang memperoleh referensi atau sumber dari bacaan kemudian mengolah menjadi bahan penelitian.

Menurut M. Nazir dalam bukunya yang berjudul „Metode Penelitian‟ mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan: “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”(Nazir,1988: 111).[1] Selanjutnya menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topic penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll).

IV.

PEMBAHASAN

Dalam kemampuan membaca atau Reading, terdapat beberapa aspek penilaian. Aspek aspek tersebutlah yang diperhatikan guru dalam memberikan penilaian. Dalam proses penilaian reading, terdapat beberapa aspek penilaian yang di lakukan seperti berikut. 1. Merespon lambing-lambang grafis dalam tulisan, seperti tanda baca, kapitalisasi, cetak miring. Lambang-lambang grafis seperti tanda baca, kapitalisasi, cetak miring dan sebagainya dinilai guna siswa dapat dengan mudah mengerti isi tulisan. Karena didalam penulisan, hal tersebut sangat penting. Mengandung makna tersendiri. 2. Memahami unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis, seperti strukut morefem/kata, kalimat, kaitan kata dalam kalimat, kaitan kalimat dan paragraph Unsure unsure bahasa seperti struktur kata, kalimat dan kaitannya satu sama lain dalam wacana tulis harus di pahami untuk maksud dari bacaan tersebut. 3. Memahami makna kata dan kalimat menurut konteks wacana tulis Dalam sebuah wacana tulis sangat penting untuk mengetahui maksud dari bacaan ataupun kalimat tersebut. Dalam penentuan ide pokok ataupun mencari kesimpulan, kita harus mengetahui kaitan makna dari setiap kata dan kalimatnya. 4. Memahami pikiran utama, pendukung, dan informasi rinci dalam wacana tulis Pikiran utaa ataupun ide pokok dan semua bagian bagian bacaan tersebut perlu kita pahami dengan baik, karena dibebara soal tentang reading selalu menanyakan

tentang hal itu. Kenapa itu penting, karena jika kita sudah mengetahui ide pokok atau pikiran utama dari sebuah bacaan maka akan mudah untuk memahami semua isinya. 5. Menarik kesimpulan dan inferensi dari wacana tulis Menarik kesimpulan dari wacana tulis yang sudah kit abaca sangatpenting untuk melihat sejauh mana yang siswa bisa tangkap atau pahami dari hasil membacanya. 6. Mengetaui gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan gagasan dalam wacana tulis Dalam setiap bacaan, penulis mempunyai gaya dan maksud dalam menyampaikan bacaan tersebut. Dalam menilai tersebut, guru bisa membuat sebuah tes ataupun memberikan bacaan kepada siswa kemudian memperhatikan ke enam aspek tersebut. Untuk mempermudah lagi, guru bisa menggunakan table seperti dibawah ini sebagai acuan penilaian. Dimana, ada skor tertentu untuk level kemampuan siswa. READING No Aspek Yang dinilai Skor Merespon lambing-lambang grafis dalam tulisan, seperti tanda baca, kapitalisasi, cetak miring.: 

1.

  

Dapat merespon lambang-lambang grafis dalam tulisan dengan sangat tepat dan akurat. Dapat merespon lambang-lambang grafis dalam tulisan dengan tepat dan akurat. Dapat merespon lambang-lambang grafis dalam tulisan dengan cukup tepat dan akurat. Tidak dapat merespon lambang-lambang grafis dalam tulisan

4 3 2 1

Memahami unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis, seperti strukut morefem/kata, kalimat, kaitan kata dalam kalimat, kaitan kalimat dan paragraph: 

2.

  

4 Dapat mengidentifikasi unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis dengan sangat cepat dan akurat. Dapat mengidentifikasi unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis dengan tepat 3 dan akurat. Dapat mengidentifikasi unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis dengan 2 cukup tepat dan akurat. Tidak dapat mengidentifikasi unsure-unsur bahasa dalam wacana tulis. 1

Memahami makna kata dan kalimat menurut konteks wacana tulis: 3.



4 Dapat mengidentifikasi makna kata dan kalimat menurut konteksnya dengan 3 sangat tepat dan akurat.

  

Dapat mengidentifikasi makna kata dan kalimat menurut konteksnya dengan 2 tepat dan akurat. Dapat mengidentifikasi makna kata dan kalimat menurut konteksnya dengan 1 cukup tepat dan akurat. Tidak dapat mengidentifikasi makna kata dan kalimat menurut konteksnya.

Memahami pikiran utama, pendukung, dan informasi rinci dalam wacana tulis: 

4.

  

Dapat mmengidentifikasi pikiran utama, pendukung dan informasi rinci dengan sangat tepat dan akurat. Dapat mengidentifikasi pikiran utama, pendukung dan informasi rinci dengan sangat tepat dan akurat. Dapat mengidentifikasi pikiran utama, pendukung dan informasi rinci dengan cukup tepat dan akurat. Tidak dapat mengidentifikasi pikiran utama, pendukung dan informasi rinci.

4 3 2 1

Menarik kesimpulan dan inferensi dari wacana tulis 

5.

  

Dapat menarik kesimpulan dan inferensi dari wacana tulis dengan sangat 4 tepat dan akurat. Dapat menarik kesimpulan dan inferensi dari wacana dengan tepat dan akurat. 3 Dapat menarik kesimpulan dan inferensi dari wacana tulis dengan cukup 2 tepat dan akurat. 1 Tidak dapat menarik kesimpulan dnegan tepat dan akurat.

Mengetaui gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan gagasan dalam wacana tulis: 

6.

  

Dapat mengidentifikasi gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan gagasan dalam wacana tulis dengan sangat tepat dan akurat. 4 Dapat mengidentifikasi gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan 3 gagasan dalam wacana tulis dengan tepat dan akurat Dapat mengidentifikasi gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan 2 gagasan dalam wacana tulis dengan cukup tepat dan akurat 1 Tidak dapat mengidentifikasi gaya dan maksud penulis dalam menyampaikan gagasan dalam wacana tulis

Selain itu, ada pula aspek penilaian lain yang digunakan oleh guru dalam menilai Reading Aloud atau membaca nyaring. Membaca nyaring atau reading aloud adalah kegiatan membaca yang bersuara dengan ucapan dan intonasi sehingga pendengar bisa memahami isi dan mendapatkan informasi dari bacaan yang dibacakan oleh pembaca baik yang berupa pikiran, perasaan dan sikap dari penulis.

Dalam Reading aloud atau membaca nyaring, ada beberapa aspek yang dinilai, yaitu. 1. Fluency atau Kefasihan Fluency atau kefasihan yaitu kemampuan siswa dalam membaca nyaring dengan fasih tanpa adanya hesitasi ataupun keraguan. 2. Accuracy atau ketepatan Accuracy atau ketepatan yaitu kemampuan siswa dalam membaca nyaring dengan tepat dan dapat dipahami pendengar. 3. Pronunciation atau pengucapan Pronunciation atau pengucapan yaitu kemampuan ucapan pembaca untuk membuat pendengar bisa mengerti dengan apa yang diucapkan oleh pembaca. 4. Intonation atau intonasi Intonasi merupakan penekanan yang dilakukan dalam membaca untuk memperjelas apa yang dimaksud oleh pembaca tersebut. Untuk mengetahui atau melihat bagaimana cara dalam penilaian reading aload, kita bisa enggunakan table seperti pada contoh sebelumnya dengan memberikan rentang skor sesuai dengan kemampuan siswa. LEMBAR PENILAIAN READING ALOUD Nama siswa

: _________________________

Kelas

: _________________________

ASPEK

SKOR 50

TOTAL 60

70

1. Fluency 2. Accuracy 3. Pronunciation 4. Intonation

Keterangan untuk : 1. Fluency

50 : Bila terjadi hesitasi

80

60 : Lancar, tetapi masih ada hesitasi 70 : Lancar 80 : Sangat lancar 2. Accuracy

50 : Semua ucapan tidak dapat dipahami 60 : Sebagian kecil ucapan sudah dapat dipahami 70 : Sebagain besar ucapan sudah dapat dipahami 80 : Semua ucapan dapat dipahami

3. Pronunciation

50 : Hampir semua ucapan tidak benar 60 : Sebagian kecil ucapan sudah benar 70 : Sebagian besar ucapan benar 80 : Semua ucapan benar

4. Intonation

50 : Tekanan/irama semua kata salah 60 : Tekanan/irama sebagian kecil kata benar 70 : Tekanan/irama sebagian besar kata benar 80 : Tekanan/irama semua kata, frasa, kalimat benar

V.

KESIMPULAN Dalam penilaian reading, ada beberapa aspek yang menjadi penilaian. Dalam penentuan aspek tersebut ada dua jenis reading yang memiliki perbedaan aspek penilaian. Sehingga dalam menentukan aspek penilaian dalam reading itu tergantung pada jenis reading yang mau kita ajarkan. Dalam konsep pemahaman reading, hal yang harus kita perhatikan adalah bagaimana kita bisa mengerti apa yang kita baca. Mulai dari pikiran utama hingga bagaimana kita bisa menyimpulkan dari wacana tulisan yang sudah kit abaca. Sedangkan dalam membaca nyaring atau reading aloud, kita harus membuat bagaimana pendengar bisa memahami aa yang kit abaca, mulai dari fluency atau kefasihan sampe pada intonasi kita dalam membaca.

VI.

DAFTAR PUSAKA Andriansyah, W., & Johar, A. (2012). PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Studi pada Mahasiswa Politeknik di Palembang). Ta'dib, 17(02), 161-170. Holisa, N. (2014). PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN (RESEPTIF) DENGAN METODE MATERNAL REFLEKTIF (MMR) SISWA TUNARUNGU. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 5(2). Aira. ”Studi Kepustakaan”. 6 April 2017. http://phairha.blogspot.co.id/2012/01/studikepustakaan.html Ryan. “Memahami Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)” 6 April 2017. http://ryan-febrianti.blogspot.co.id/2015/03/memahami-metode-penelitiankepustakaan.html Sept Hana. “Kriteria Penilaian” 6 April 2017. http://anasept.blogspot.co.id/2011/12/kriteria-penilaian.html#!/2011/12/kriteriapenilaian.html Wuryanto Agus. ”Rubrik Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris” 6 April 2017. https://aguswuryanto.wordpress.com/2011/09/13/rubrik-penilaian-pembelajaran-bahasainggris/...


Similar Free PDFs