Audit UTS PDF

Title Audit UTS
Author Azzahra Sabrina Rahma
Course PRINCIPLES OF AUDITING An Introduction to International Standards on Auditing
Institution Trisakti School of Management
Pages 47
File Size 707.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 486
Total Views 933

Summary

CHAPTER 10 : AUDIT EVIDENCE Sumber : Principles of Auditing , Rick Hayes 10 Introduction Auditing merupakan proses sistematik dari mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif terkait asersi mengenai tindakan dan kejadian ekonomi. Auditor harus membuat dan melakukan prosedur audit yang sesuai ...


Description

CHAPTER 10 : AUDIT EVIDENCE Sumber : Principles of Auditing , Rick Hayes 10.2 Introduction Auditing merupakan proses sistematik dari mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif terkait asersi mengenai tindakan dan kejadian ekonomi. Auditor harus membuat dan melakukan prosedur audit yang sesuai dengan situasi untuk tujuan mendapatkan bukti audit yang cukup dan sesuai. Bukti merupakan segala hal yang dapat membuat seseorang percaya bahwa suatu fakta, proposisi, ataupun asersi benar atau salah. Bukti audit merupakan segala informasi yang digunakan oleh auditor sehingga dapat membuat kesimpulan dimana opini audit nya berdasarkan kepada bukti audit. Bukti audit termasuk di dalamnya berupa pencatatan akuntansi dan informasi lainnya yang terdapat di dalam laporan keuangan. -

Pencatatan akuntansi Pencatatan akuntansi merupakan hal yang mendasar di dalam bukti audit, dan secara umum mencatat initial entries dan catatan pendukung lainnya. Initial entries termasuk transaksi saat terjadi penjualan, electronic data interchange (EDI), electronic fund transfers (EFT), kontrak, invoices, pemberitahuan pengiriman, order pembelian, order penjualan, buku besar utama dan pendukung, journal entries, dan penyesuaian lainnya terhadap laporan keuangan. Contoh dari catatan pendukung adalah file komputer, data base, worksheets, spreadsheets, log komputer dan manual, perhitungan, rekonsiliasi, dan pengungkapan. Sebagian besar pencatatan akuntansi dimulai, dicatat, diproses, dan dilaporkan di dalam bentuk elektronik seperti database. Untuk perusahaan yang lebih besar, pencatatan akuntansi merupakan bagian dari enterprise resource planning (ERP), yang merupakan sistem yang mengintegrasikan seluruh aspek aktivitas organisasi.

10.3 Prosedur Audit untuk Mendapatkan Bukti Audit -

Teknik Pengumpulan Bukti Auditor mendapatkan bukti audit dengan satu atau lebih teknik pengumpulan bukti berikut ini: 1. Inquiry 2. Observation 3. Inspection (atas tangible assets, records, atau dokumen) 4. Recalculation 5. Re-performance 6. Confirmation 7. Analytical procedure



Inquiry Teknik yang paling sering digunakan di dalam pengumpulan bukti adalah inquiry. Inquiry terdiri dari mencari informasi mengenai orang yang memiliki pengetahuan di dalam atau di luar perusahaan. Inquiry klien merupakan proses mendapatkan informasi lisan ataupun tertulis dari klien sebagai jawaban dari pertanyaan spesifik selama masa audit. Inquiries dapat berada di dalam berbagai bentuk, mulai dari inquiries tertulis formal, penunjukkan pihak ketiga, inquiries lisan informal, penunjukkan pihak di dalam perusahaan. Respons terhadap inquiries dapat membantu auditor mengenai informasi yang sebelumnya tidak diproses atau dengan bukti nyata.



Observation

Observation terdiri dari melihat proses atau prosedur yang dilakukan oleh orang lain, misalnya, pengamatan auditor atas perhitungan persediaan yang dilakukan oleh petugas perusahaan atau kinerja kegiatan pengendalian. Observation dapat memberikan bukti audit tentang kinerja suatu proses atau prosedur, tetapi bukti terbatas pada titik waktu di mana pengamatan berlangsung dan juga dibatasi oleh fakta bahwa tindakan yang diamati dapat mempengaruhi bagaimana proses atau prosedur dilakukan.



Inspection Inspection melibatkan catatan pemeriksaan atau dokumen, baik internal maupun eksternal, dalam bentuk kertas, bentuk elektronik, atau media lainnya, atau pemeriksaan aset secara fisik. Pemeriksaan catatan dan dokumen memberikan bukti audit dari berbagai tingkat kehandalan, tergantung pada sifat dan sumber mereka dan, dalam kasus catatan internal dan dokumen, pada efektivitas kontrol atas produksi mereka. Contoh inspection digunakan sebagai tes kontrol adalah pemeriksaan catatan untuk bukti otorisasi

Internal Document Dokumen internal yang diproses di bawah kontrol internal yang baik lebih dapat diandalkan daripada yang diproses di bawah kontrol yang lemah External documents Dokumen eksternal dapat diproses oleh pihak internal dan eksternal yang mewakili kesepakatan Vouching Vouching adalah penggunaan dokumentasi untuk mendukung transaksi atau jumlah yang tercatat. Ini adalah proses audit di mana auditor memilih item

sampel dari akun dan mundur melalui sistem akuntansi untuk menemukan dokumentasi sumber yang mendukung item yang dipilih. Tracing Tracing adalah prosedur audit dimana auditor memilih item sampel dari dokumen sumber dasar dan melanjutkan melalui sistem akuntansi untuk menemukan pencatatan akhir dari transaksi (misalnya dalam buku besar).



Recalculation dan Reperformance Recalculation terdiri dari pengecekan keakuratan aritmatik dari sumber dokumen

dan

pencatatan

akuntansi

atau

melakukan

perhitungan

independen. Reperformance merupakan eksekusi independen auditor mengenai prosedur atau kontrol yang dilakukan sebagai bagian dari kontrol internal perusahaan, baik secara manual atau menggunakan CAATs.

Contoh recalculation • Memperluas faktur penjualan • Menambahkan jurnal dan catatan anak perusahaan • Memeriksa perhitungan penyusutan • Memeriksa keakuratan mekanisme catatan dan buku besar



Keandalan dan Biaya dari Prosedur Audit Urutan dari teknik pengumpulan bukti/ Reliability of procedures dari yang paling andal adalah sebagai berikut: 1. Recalculation 2. Inspection 3. Re-performance 4. Observation

5. Confirmation 6. Analytical Procedure 7. Inquiry Sedangkan dari segi biaya, prosedur/ Cost of procedures pengumpulan bukti dari yang biaya nya paling mahal hingga yang paling muran adalah sebagai berikut: 1. confirmation 2. Inspection 3. Recalculation 4. Reperformance 5. Observation 6. Analytical Procedure 7. Inquiry

Confirmation -

Auditor dapat menggunakan konfirmasi sebagai respons terhadap risiko signifikan.

-

Auditor biasanya harus mengkonfirmasi piutang.

-

Konfirmasi tertulis yang diterima dari pihak ketiga sangat persuasif, tetapi sangat mahal dan merepotkan bagi mereka yang diminta untuk memberikannya.

External Confirmation Konfirmasi eksternal merupakan bukti audit yang diperoleh auditor sebagai tanggapan langsung tertulis kepada auditor dari pihak ketiga (pihak yang dikonfirmasi), dalam bentuk kertas, atau melalui media elektronik atau lainnya. Empat karakteristik utama: 1. Informasi diminta oleh auditor klien. 2. Permintaan dan tanggapan secara tertulis, dikirim ke auditor. 3. Tanggapan berasal dari pihak ketiga yang independen. 4. Konfirmasi positif melibatkan penerimaan informasi Konfirmasi terdiri dari respon terhadap penyelidikan dari pihak ketiga untuk menguatkan informasi yang terkandung dalam catatan akuntansi. Konfirmasi adalah penerimaan auditor dari tanggapan tertulis atau lisan dari pihak ketiga yang independen memverifikasi keakuratan informasi yang diminta. Ini adalah tindakan memperoleh bukti audit dari pihak ketiga untuk mendukung fakta atau kondisi. Karena konfirmasi dari pihak ketiga yang independen biasanya dalam menulis, dan diminta langsung oleh auditor, mereka adalah bukti yang sangat persuasif. Kerugian utama konfirmasi adalah bahwa mereka mahal, memakan waktu, dan ketidaknyamanan bagi mereka diminta untuk memasok mereka. 

Confirmation of Management Assertions Seperti yang kita bahas sebelumnya dalam bab ini, bukti audit dikumpulkan untuk memverifikasi pernyataan manajemen.



Confirmation in Response to a Significant Risk Auditor dapat menggunakan konfirmasi dalam menanggapi risiko yang signifikan. Dalam keadaan ini, auditor dapat merancang konfirmasi

eksternal. Contohnya, jika auditor menentukan bahwa manajemen berada di bawah tekanan untuk memenuhi keuntungan yang diinginkan mungkin ada risiko terkait contohnya manajemen menggembungkan penjualan. 

Confirmation of Accounts Receivable Dalam konfirmasi ini, auditor memberikan daftar pelanggan yang lambat dalam membayar, dan atau pelanggan yang membeli tak menentu kepada klien untuk mempersiapkan surat konfirmasi yang meminta pelanggan langsung membalas auditor.



Positive and Negative Confirmations Konfirmasi positif Menanyakan kepada penerima (pihak ketiga) pihak ketiga untuk mengkonfirmasi persetujuan atau dengan menanyakan pihak ketiga untuk menghasilkan informasi tertulis. Tanggapan terhadap permintaan konfirmasi positif diharapkan dapat memberikan bukti audit yang handal. Bentuk positif lebih disukai ketika risiko yang melekat atau kontrol dinilai sebagai tinggi karena dengan bentuk negatif tidak ada jawaban mungkin karena penyebab lain selain perjanjian dengan saldo yang tercatat. -reliable evidence Konfirmasi negatif Permintaan untuk responden hanya membalas pada suatu pertidak setujuan dengan informasi yang disediakan pada permintaan.Sebuah permintaan konfirmasi negatif meminta responden untuk menjawab hanya dalam hal perselisihan dengan informasi yang diberikan dalam permintaan. permintaan konfirmasi negatif biasanya memberikan bukti kurang

dapat

diandalkan

dibandingkan

penggunaan

permintaan

konfirmasi positif, dan auditor dapat mempertimbangkan melakukan prosedur substantif lain untuk melengkapi penggunaan konfirmasi negatif. - Gunakan untuk saldo kecil jumlah besar, risiko kontrol rendah, respons diharapkan



No Response to Confirmation Letter Ketika auditor tidak menerima balasan untuk permintaan konfirmasi, dia mengirimkan surat konfirmasi kedua. Pelanggan yang tidak membalas dua permintaan konfirmasi eksternal positif auditor harus melakukan prosedur dijelaskan alternatif.



If Audit Client Does Not Allow Confirmations Saat auditor berusaha untuk mengkonfirmasi saldo tertentu atau informasi lainnya, dan manajemen meminta untuk tidak melakukannya, ia harus mempertimbangkan apakah ada alasan yang sah untuk permintaan manajemen dan jika ada bukti untuk mendukung validitas permintaan.

Audit Sampling Objectives Tujuan auditor, ketika menggunakan sampling audit, adalah untuk memberikan dasar yang masuk akal untuk menarik kesimpulan tentang populasi (misalnya faktur, dokumen pengiriman, dan bahan sumber asli lainnya) dari mana sampel dipilih.

Audit Sampling Audit sampling (sampling) melibatkan penerapan prosedur audit untuk kurang dari 100% dari item dalam suatu saldo akun atau golongan transaksi sehingga semua unit sampel memiliki kesempatan seleksi. Tujuan dari audit sampling ini adalah untuk membentuk suatu kesimpulan tentang populasi dari mana sampel diambil. Sampling Risk Risiko pengambilan sampel adalah risiko bahwa kesimpulan auditor berdasarkan sampel mungkin berbeda dari kesimpulan jika seluruh populasi menjalani prosedur audit yang sama.

Risiko pengambilan sampel dapat menyebabkan dua jenis kesimpulan yang salah: • Untuk pengujian pengendalian, pengendalian lebih efektif daripada yang sebenarnya, atau untuk pengujian detail, bahwa kesalahan penyajian material tidak ada padahal sebenarnya ada. • Untuk pengujian pengendalian, pengendalian kurang efektif daripada yang sebenarnya, atau dengan pengujian detail, kesalahan penyajian material ada padahal sebenarnya tidak. Selain itu terdapat pula, "error" yang berarti baik penyimpangan kontrol, ketika melakukan tes kontrol, atau salah saji, saat melakukan prosedur substantif. Demikian pula, kesalahan total digunakan untuk berarti baik tingkat penyimpangan atau total salah saji. Serta terasuk didalamnya "Anomali error" yang berarti kesalahan yang timbul dari suatu peristiwa yang terisolasi yang belum terulang selain pada kesempatan khusus diidentifikasi dan karena itu tidak mewakili kesalahan dalam populasi (seluruh set data dari mana sampel yang dipilih dan sekitar yang auditor ingin menarik kesimpulan) tersebut. Pada batas kesalahan yang dapat ditoleransi, merupakan kesalahan maksimum dalam suatu populasi yang bersedia diterima auditor. Didalam melakukan Audit Sampling, terdapat resiko – resiko yang mungkin terjadi, resiko – resiko ini timbul dari kemungkinan bahwa kesimpulan auditor, berdasarkan sampel mungkin berbeda dari kesimpulan jika seluruh penduduk menjadi sasaran prosedur audit yang sama. 2 tipe resiko yang mungkin terjadi yaitu : 1. Saat pengendalian risiko lebih rendah daripada sebenarnya 2. Saat pengendalian risiko lebih tinggi daripada sebenarnya Agar auditor mendapatkan sample yang layak maka, auditor harus memenuhi beberapa syarat, yaitu : 1. Rancangan sample, auditor harus mempertimbangkan tujuan dari prosedur audit dan karakteristik populasi

2. Auditor harus menentukan ukuran sample yang memadai untuk mengurangi risiko sample pada tingkat yang dapat ditolerir dan setiap unit populasi memiliki kesempatan untuk dipilih sebagai sample 3. Prosedur audit yang sesuai dengan tujuan, pada setiap item. 4. Menyelidiki sifat dan penyebab dan mengevaluasi efek yang mungkin terjadi pada audit apabila ada perbedaan atau salah saji yang ditemukan oleh auditor. 5. Memproyeksi salah saji 6. Mengevaluasi hasil dari sampling Audit Estimates Beberapa item laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat, tetapi hanya dapat diperkirakan. Item ini adalah estimasi akuntansi. Estimasi akuntansi merupakan pendekatan atas jumlah yang tidak dapat dihitung dengan perhitungan dan jumlah yang pasti. Estimasi akuntansi ini sendiri dilakukan saat laporan keuangan tidak dapat dihitung dengan tepat. Untuk selanjutnya estimasi akuntansi ini diatur dalam ISA 540 Testing Estimates Dalam rangka memberikan dasar untuk identifikasi dan penilaian risiko kesalahan penyajian material untuk estimasi akuntansi, auditor harus memperoleh pemahaman tentang bagaimana manajemen mengidentifikasi estimasi akuntansi yang diperlukan dan bagaimana estimasi tersebut dibuat. 

Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas yang Berkaitan Auditor harus menanyakan kepada manajemen tentang perubahan keadaan yang menimbulkan kebutuhun estimasi akuntansi yang baru atau revisi yang sudah ada termasuk bagaimana manajemen tersebut membuat estimasi akuntansi, dan pengertian atas data berdasarkan;

 Metode dan model yang digunakan dalam membuat estimasi akuntansi  Kontrol yang relevan  Penggunaan ahli  Asumsi yang mendasari estimasi akuntansi tersebut  Perubahan metode estimasi akuntansi dari periode sebelumnya beserta alas an perubahan metode tersebut  Efek dari estimasi yang tidak pasti 

Respon untuk Risiko Dinilai atas Salah Saji Material Dalam merespon resiko dalam salah saji, auditor harus menguji cara, metode, serta asumsi yang digunakan oleh manajemen dalam estimasi akuntansinya. Disertakan pula dalam pengujian, apakah metode estimasi yang digunakan sudah benar dan tepat digunakan pada laporan keuangan. Selain itu, auditor harus melihat dan mengidentifikasi apakah manajemen telah menerapkan persyaratan kerangka laporan keuangan yang benar serta estimasi akuntansi yang tepat.



Representasi Tertulis dan Dokumentasi Untuk selanjutnya auditor harus bias mendapatkan representasi tertulis dari pihak manajemen. Ketika sesuai, TCWG akan mengatakan bahwa pihak mereka memercayai asumsi yang digunakan dalm membuat estimasi akuntansi. Tidak lupa pula disertakan dokumentasi audit sebagai dasar kesimpulan estimasi akuntansi tersebut.

Evaluation of Misstatements Identified During The Audit (ISA 450)

Uncorrected Misstatement adalah salah saji yang diakumulasi oleh auditor selama audit dan yang belum dikoreksi. Berdasarkan ISA 450, Salah Saji adalah perbedaan antara jumlah, klasifikasi, presentasi, atau pengungkapan item laporan keuangan yang dilaporkan dan jumlah, klasifikasi, presentasi, atau pengungkapan yang diperlukan untuk item yang akan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Salah saji mungkin terjadi karena: o Ketidaktelitian dalam pengumpulan atau pengolahan data dari mana laporan keuangan disusun o Kelalaian jumlah atau pengungkapan o Perkiraan akuntansi yang salah yang timbul dari salah tafsir o Pertimbangan manajemen mengenai perkiraan akuntansi yang auditor anggap tidak masuk akal atau pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi yang auditor anggap tidak pantas. Kemudian, auditor harus menentukan apakah strategi audit secara keseluruhan dan rencana audit perlu direvisi jika: o Sifat dari salah saji dan kondisi dimana mereka teridentifikasi mengindikasikan bahwa salah saji lain mungkin terjadi o Salah saji secara agregat memenuhi kriteria materialitas yang ditentukan pada ISA 320 Auditor harus berkomunikasi secara tepat waktu terhadap semua salah saji kepada tingkat manajemen yang tepat dan menyuruh untuk memperbaikinya. Ketika manajemen tidak mau memperbaikinya, auditor harus mengetahui segala alas an penolakan tersebut. Kemudian, dalam hal evaluasi, pihak auditor harus mempertimbangkan materialitasnya terlebih dahulu. Selanjutnya,

auditor harus berkomunikasi

dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola salah saji dikoreksi dan efeknya. Auditor juga harus meminta representasi tertulis dari manajemen dan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola apakah mereka percaya efek

salah saji tidak dikoreksi tidak materialuntuk laporan keuangan secara keseluruhan. Umumnya jika misstatement ditemukan, auditor meminta manajemen untuk memperbaikinya: 1. Jika manajemen mengoreksi kesalahan penyajian yang terdeteksi, auditor harus tetap melaksanakan prosedur audit tambahan untuk menentukan apakah salah saji tetap ada. 2. Jika manajemen menolak untuk mengoreksi beberapa atau semua kesalahan penyajian yang dikomunikasikan oleh auditor, auditor harus mempertimbangkan alasan manajemen untuk tidak melakukan koreksi 3. Auditor harus meminta representasi tertulis dari manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola apakah mereka yakin bahwa dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi tidak material, secara individual dan secara agregat, terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.

Dalam dokumentasi kertas kerja mereka, auditor harus memasukkan: • jumlah di bawah kesalahan penyajian yang akan dianggap sepele; • semua kesalahan penyajian yang terakumulasi selama audit dan apakah telah diperbaiki; • kesimpulan auditor, apakah salah saji yang tidak dikoreksi adalah material, secara individual atau secara agregat dan menjadi dasar kesimpulan tersebut.

Related Parties Pihak dianggap berhubungan bila 1 pihak memiliki kemampuan untuk mengontrol pihak lainnya atauk memiliki pengaruh yang signifikan akan pihak lainnya dalam pembuatan keputusan finansial dan operasional. Related party transactions .

Transaksi atas pihak yang berhubungan adalah transfer dari sumber dan kewajiban antara pihak yang berkelanjutan, tanpa memperhatikan biaya yang dibebankan. Risk-increasing circumstances involving related parties Terdapat resiko salah saji dalam kebanyakan transaksi antar pihak yang berhubungan, hal-hal seperti sifat dan keadaan dari transaksi ini pun dapat berkontribusi akan resiko kesalahan salah saji. Contoh dari keadaan tersebut adalah, 

Kompleksivitas dan besarnya hubungan dan struktur dari transaksi ini.



Sistem informasi yang tidak efektif dalam mengidentifikas dan menyimpulkan transaksi.



Transaksi yang tidak sama seperti apa biasanya terjadi di pasar. (kondisi yang berbeda)

2 aspek yang harus diawasi auditor dalam transaksi adalah cukupnya disclosure dari kedua belah pihak di transaksi ini dan kemungkinan adanya manajemen yang melakukan fraud. IAS 24 mengatakan bahwa dibutuhkan disclosure dari sifat dan volume dari transaksi antar pihak yang berhubungan. Ketika memeriksa atau mengreview transaksi antar pihak yang berhubungan, auditor harus tetap waspada akan kelengkapan informasi yang disajikan dan informasi mana saja yang tidak di-disclose manajemen, seperti pihak ketiga seperti shareholder, bank dan pihak pemerintah yang terkait. Auditor juga harus waspada akan resiko dari salah saji yang bersifat material, dan juga resiko fraud atau penipuan yang ada di trans...


Similar Free PDFs