BAB 6 Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus PDF

Title BAB 6 Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus
Author Ekom Ofronazel
Course Masyarakat Sipil
Institution Universitas Jambi
Pages 7
File Size 305.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 43
Total Views 508

Summary

59BAB VIPEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DALAM AGREGAT HALUS6 Tujuan Pelaksanaan pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut: Menentukan persentase nilai kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan. Mampu menggunakan alat praktikum serta pengolahan data p...


Description

BAB VI PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DALAM AGREGAT HALUS 6.1

Tujuan Pelaksanaan pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus memiliki

beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut: 1.

Menentukan persentase nilai kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan.

2.

Mampu menggunakan alat praktikum serta pengolahan data pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus.

3.

Mampu memahami prosedur pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus sesuai dengan prosedur standar.

6.2

Landasan Teori Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air,

dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Pengertian umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun perbandingan pencampurannya. Beton optimum pada penggunaan yang khas didapatkan dengan pemilihan bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat. Agregat yang merupakan salah satu bahan campuran beton adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton atau mortar. Agregat menempati sebanyak kurang lebih 70% dari volume beton atau mortar, oleh karena itu sifat-sifat agregat sangat mempengaruhi sifatsifat beton yang dihasilkan. Terutama jika terdapat lumpur, berarti ada kecenderungan meningkatnya penggunaan air dalam campuran beton yang bersangkutan. Lumpur tidak dapat menjadi satu dengan semen atau akan mengurangi daya lekat agregat dengan pasta semen, sehingga menghalangi penggabungan antara semen dengan agregat. Akhirnya kekuatan tekan beton akan berkurang karena tidak adanya saling mengikat. Salah satu faktor yang menurunkan kekuatan beton yaitu adanya lumpur dalam agregat halus. Kadar lumpur yang berlebih dalam agregat halus dapat 59

Laporan Praktikum Beton

Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus

menurunkan kekuatan beton dan menyebabkan mutu beton yang telah direncanakan akan tidak terpenuhi. Pengujian kadar lumpur pada agregat normal (halus dan kasar) sebelum digunakan

akan

mengandung

kadar

lumpur

yang

banyak,

tapi

kadar lumpur agregat normal yang diijinkan SK SNI S–04–1989–F untuk agregat halus (pasir) maksimal 5% tidak boleh mengandung lumpur (bagian yang dapat melewati ayakan 0,060 mm) lebih dari 5%. Apabila lebih dari 5% maka pasir harus dicuci dan untuk agregat kasar (batu pecah) maksimal 1%. Untuk menciptakan mutu beton yang baik (kuat tekan tinggi), maka bahan penyusun beton harus memenuhi syarat teknis. Beberapa pengaruh yang terjadi bila kadar lumpur terlalu banyak atau melebihi jumlah yang diisyaratkan adalah: 1.

Lumpur adalah jenis agregat dengan kekuatan yang rendah, semakin banyak kandungan lumpurnya dalam campuran beton maupun dalam campuran mortar maka kekuatan konstruksi akan semakin kecil, sehingga akan membutuhkan semen yang semakin banyak untuk mengikat permukaan antar masing masing agregat.

2.

Semakin banyak jumlah lumpur dalam campuran, maka jumlah permukaan lumpur akan semakin banyak, Jika kita menggunakan komposisi yang tetap antara campuran semen, pasir dan kerikil padahal jumlah lumpur melebihi yang diisyaratkan makan kekuatan pengikatan akan berkurang.

3.

Lumpur adalah salah satu material yang banyak menyerap air, sehingga adukan atau campuran beton bisa berubah. Ketika beton masih muda, pengikatan antara semen dengan agregat pasir ataupun kerikil akan terganggu. Penambahan air terhadap adukan beton akan membuat kekuatan beton tidak kuat dan kita akan mendapatkan hasil yang kurang baik. Penambahan air yang diizinkan terhadap campuran adalah maksimum 9% dari jumlah air dari komposisi yang direncanakan.

4.

Ketika beton sudah keras, jika lumpur mempunyai hubungan kontak langsung dengan air melalui pori pori beton, maka lumpur akan mengembang ataupun menyusut didalam beton. Jika hal ini terjadi maka

Ekom Ofronazel – M1C118016

60

Laporan Praktikum Beton

Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus

dalam waktu nyang lama akan mengakibatkan beton menjadi lemah. 5.

Kadang kita akan tertipu, dimana beton yang sudah selesai dikerjakan secara visual kelihatan dalam kondisi padat, tetapi tanpa kita sadari beton telah mengalami pengeringan secara tiba tiba, apalagi bila pengecoran kita laksanakan saat musim panas, pengeringan yang tiba tiba sangat tidak bagus terhadap kekuatan beton yang dihasilkan. Jika lumpur terlalu banyak dalam adukan untuk plesteran, maka akan

membuat pelaksanaan akan sulit, bila adukan air kebanyakan maka membuat mortar akan cepat jatuh saat dipasangkan ke dinding. Agregat halus dan kasar yang mengandung kadar lumpur yang tinggi maka akan dapat menyebabkan terhambatnya pengerasan semen, bertambahnya Faktor Air Semen (FAS), mampu mengurangi daya ikatan pasta semen dengan agregat sehingga dapat mengurangi kekuatan dan ketahanan beton dan lebih lanjut lagi beton akan menjadi retak akibat dari tingginya bagian yang halus. 6.3

Peralatan Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pemeriksaan kadar lumpur

dalam agregat halus yaitu sebagai berikut: 6.3.1 Alat 1.

Gelas ukur, berfungsi sebagai wadah bahan uji pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus.

2.

Corong, berfungsi untuk mempermudah dalam proses memasukkan bahan uji kedalam gelas ukur.

3.

Suntikan, berfungsi sebagai alat untuk membersihkan sisa agregat yang tertinggal pada dinding gelas ukur.

4.

Timbangan digital, berfungsi untuk menentukan berat bahan uji agregat halus.

5.

Oven, berfungsi untuk mengeringkan bahan uji agregat halus.

6.3.2 Bahan 1.

Bahan uji agregat halus (pasir) dalam kondisi lapangan sebanyak 100 gram.

2.

Air sebagai bahan pelarut.

Ekom Ofronazel – M1C118016

61

Laporan Praktikum Beton

6.4

Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus

Prosedur Kerja Prosedur kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat

halus secara berurutan yaitu sebagai berikut: 1.

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan kadar lumpur.

2.

Bersihkan gelas ukur, lalu masukkan bahan uji agregat halus sebanyak 100 gram kedalam gelas ukur.

3.

Tambahkan air kedalam gelas ukur guna melarutkan lumpur.

4.

Gelas dikocok untuk mencuci pasir dari lumpur. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan gelembung udara dan memisahkan lumpur dari pasir.

5.

Gunakan suntikan untuk membersihkan bahan uji yang menempel pada dinding gelas ukur.

6.

Simpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap selama 24 jam.

7.

Ukur volume pasir (V1) dan volume lumpur (V2).

1. Menentukan berat bahan uji.

2. Masukkan bahan uji lalu air kedalam gelas ukur dengan menggunakan corong.

A

Ekom Ofronazel – M1C118016

62

Laporan Praktikum Beton

Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus

A

3. Gelas dikocok untuk mencuci

4. Simpan gelas ditempat datar

pasir dari lumpur.

lalu biarkan mengendap selama 24 jam.

5. Ukur volume pasir (V1) dan

volume lumpur (V2).

Gambar 6.1 Prosedur Kerja Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus

6.5

Perhitungan Kadar Lumpur = =

V2 (𝑉1 +𝑉2 )

X 100%

1,16 (36,66+1,16)

X 100%

= 3,07%

Ekom Ofronazel – M1C118016

63

Laporan Praktikum Beton

6.6

Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus

Hasil Analisis Data Data yang didapatkan dari pengujian kadar lumpur dalam agregat halus

adalah sebagai berikut : Tabel 6.1 Data Hasil Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus Benda Uji Berat Satuan Volume Pasir (V1) 36,66 mL Volume Lumpur (V2) 1,16 mL Kadar Lumpur 𝑉1 3,07 % ( x 100% ) (𝑉1 +𝑉2)

Pengujian kadar lumpur dalam agregat halus yang dilaksanakan mendapatkan hasil persentase kadar lumpur

yaitu sebesar 3,07%. Hasil

pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus dapat dipengaruhi oleh cara pengerjaan diantaranya yaitu, gelas ukur harus dikocok dengan baik agar lumpur terpisah dengan pasir, serta gelas ukur harus diletakkan pada tempat yang datar agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengukur volume pasir dan volume lumpur. Agregat yang baik untuk digunakan dalam campuran beton tidak boleh mengandung terlalu banyak lumpur. Menurut SNI S–04–1989–F, kandungan lumpur maksimal untuk agregat halus ialah sebesar 5%, sedangkan agregat kasar maksimal 1%. Kandungan lumpur dalam agregat akan berpengaruh terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton normal. 6.7

Kesimpulan Pelaksanaan percobaan pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus

yang telah dilaksanakan telah mendapatkan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1.

Persentase kadar lumpur bahan uji sebesar 3,07%.

2.

Persentase kadar lumpur agregat halus yang baik untuk digunakan dalam campuran beton yaitu tidak melebihi 5%. Berdasarkan SNI S-04-1989-F yaitu untuk agregat halus kandungan lumpur

maksimal 5%. Bahan uji agregat halus baik digunakan dalam pembuatan beton karena memenuhi standar yaitu persentasenya kurang dari 5%.

Ekom Ofronazel – M1C118016

64

Laporan Praktikum Beton

6.8

Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus

Saran Saran yang dapat diberikan pada pelaksanaan pemeriksaan kadar lumpur

dalam agregat halus yaitu sebagai berikut: 1.

Percobaan yang dilaksanakan sebaiknya mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam SNI.

2.

Menggunakan alat dan bahan dalam kondisi baik sesuai ketentuan yang ada.

Ekom Ofronazel – M1C118016

65...


Similar Free PDFs