Bimbingan Belajar PDF

Title Bimbingan Belajar
Author Eka Noviana
Pages 15
File Size 243.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 236
Total Views 490

Summary

Bimbingan Belajar Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling di SD Dosen Pengampu : Hijrah Eko Putro Disusun oleh: 13.0305.0015 Eka Noviana M 13.0305.0021 Ulfa Annisatun I REGULER 4/A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ...


Description

Bimbingan Belajar Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling di SD Dosen Pengampu : Hijrah Eko Putro

Disusun oleh:

13.0305.0015

Eka Noviana M

13.0305.0021

Ulfa Annisatun I

REGULER 4/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2015

1

DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................. 1 Daftar Isi ...................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 3 A. Latar Belakang ................................................................................ 3 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3 C. Tujuan .............................................................................................. 4 D. Manfaat ............................................................................................ 4 BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 5 A. Pengertian Belajar ........................................................................... 5 B. Pengertian Bimbingan Belajar......................................................... 7 C. Tujuan Bimbingan Belajar .............................................................. 7 D. Prinsip Bimbingan Belajar .............................................................. 8 E. Fungsi Bimbingan Belajar ............................................................... 9 F. Azas Bimbingan Belajar .................................................................. 11 BAB III PENUTUP ..................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 15

2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berpikir, meningkatkan kemampuan, dan tidak puas tehadap apa yang dicapainya pada saat ini. Adapaun dampak negative dari globalisasi tersebut adalah (1) keresahan hidup dikalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan dan frustasi; (2) adanya kecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi, korupsi makin sulit diterapkannya ukuran baik jahat serta benar-salah secara lugas; (3) adanya ambisi kelompok yang dapat menimbulkan konflik, tidak saja konflik psikis, tetapi juga konflik fisik; dan (4) pelarian dari masalah melalui jalan pintas yang bersifat sementara juga adiktif, seperti penggunaan obat-obat terlarang. Untuk menangkal dan membatasi masalah tersebut perlu dipersiapkan insan dan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Manusia Indonesia yang bermutu, yaitu manusia yang harmonis lahir batin, sehat jasmani dan rohan, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara professional, serta dinamis dan kreatif. Hal ini sesuai visi dan misi pendidikan nasional. Bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa dengan cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan menumbuhkan kemampuan agar siswa terhindar dari dan atau dapat mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini dilakukan untuk memfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga bisa mencapai hasil belajar yang optimal. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan belajar ? 2. Apa yang dimaksud dengan bimbingan belajar ? 3. Sebutkan tujuan bimbingan belajar ! 4. Sebutkan prinsip-prinsip belajar dan bimbingan belajar !

3

5. Apa fungsi bimbingan belajar ? 6. Sebutkan azas-azas bimbingan belajar ! C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui makna belajar. 2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan bimbingan belajar. 3. Untuk mengetahui tujuan bimbingan belajar, 4. Untuk memberikan informasi tentang prinsip-prinsip bimbingan belajar. 5. Untuk mengetahui fungsi bimbingan belajar. 6. Untuk mengetahui azas-azas bimbingan belajar. D. MANFAAT Dengan disusunnya makalah ini, semoga dapat membantu penulis serta pembaca dalam memahami bimbingan belajar.

4

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian belajar Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan layanan bimbingan belajar terlebih dahulu perlu dipahami apa yang dimaksud dengan belajar. Banyak definisi tentang belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut: 1. “Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan” (Garry & Kingsley, 1970:15) 2. “Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku atau kemampuan yang merupakan hasil dari pengalaman” (Vanderzanden dan Pace, 1984) 3. “Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan berdasarkan atas kecenderungan tanggapan bawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya: kelelahan, pengaruh obatobatan, dan sebagainya)” (Hilgard dan Bower, 1975) Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan. menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. a. Ciri-ciri Belajar 1) Ada perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung

5

2) Meliputi aspek kognitif (cipta akal), afektif (rasa) dan psikomotor (karsa) 3) Melalui pengalaman dan latihan (bukan Mu`jizat, hipnotis, hal gaib) 4) Relatif menetap 5) Usaha dalam kurun waktu lama 6) Ada interaksi dengan lingkungan b. Masalah Belajar Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas. Dari pengertian masalah belajar di atas maka jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Dasar dapat dikelompokkan kepada murid-murid yang mengalami. 1) Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkan secara optimal. 2) Kecepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memilki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi. 3) Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memilki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus. 4) Penempatan kelas yaitu murid-murid yang umur, kemampuan,ukuran dan minat-minat sosial yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk kelas yang ditempatinya 5) Kurang motivasi belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas. 6) Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang kegiatannya tau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan

6

seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya. 7) Sering tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya. B. Pengertian Bimbingan Belajar Pengertian bimbingan belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu (murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Dengan kata lain, tugas guru di sini adalah membantu murid dalam mengenal, menumbuh dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta dalam rangka menyiapkan kelanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

C. Tujuan Bimbingan Belajar Bimbingan belajar di SD bertujuan sebagai berikut. 1. Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan tugas, dalam mengembangkan keterampilan serta dalam bersikap terhadap guru. 2. Menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok. 3. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi. Secara operasional bimbingan belajar di Sekolah Dasar terpadu dengan proses pembelajaran secara keseluruhan. Sehingga di samping peran dan fungsi serta tanggung jawab guru sebagai pengajar kepedulian guru pun terhadap keragaman individu murid merupakan hal penting sebagai dasar penentuan jenis bantuan dan layanan bimbingan belajar. Jadi, sangat mungkin guru dituntut memberikan pelayanan kepada murid secara individu atau perorangan, di samping memperhatikan kelompok kelas secara keseluruhan.

7

D. Prinsip-prinsip Belajar dan Bimbingan Belajar

1. Beberapa prinsip umum belajar : a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan b. Belajar berlangsung seumur hidup c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa factor d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan e. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap waktu & tempat f. Belajar berlangsung dengan guru/tanpa guru g. Belajar yang berencana & disengaja menuntut motivasi yang tinggi h. Pembuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang sangat kompleks i. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan j. Untuk kegiatan belajar tertentu perlu bantuan /bimbingan orang lain 2. Prinsip-prinsip bimbingan belajar : a. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa b. Guru harus memahami kesulitan belajar siswa c. Bimbingan belajar yang diberikan harus disesuaikan d. Bimbingan belajar harus menggunakan teknik yang bervariasi e. Guru bekerja sama dengan staf sekolah yang lain f. Orang tua adalah pembimbing siswa di rumah g. Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di sekolah/luar sekolah Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bidang bimbingan belajar ini meliputi pokok-pokok materi berikut: 1. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari

berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program penilaian.

8

2. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun

kelompok. 3. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di SD. 4. Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. 5. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, social dan budaya

yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemamapuan serta pengembangan pribadi. E. Fungsi Bimbingan Belajar Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid dalam masalahmasalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau penempatan dan juga menjadi perantara dari siswa dalam hubunganya dengan para guru maupun tenaga administrasi. Bimbingan mengembangkan sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam setting sekolah. Ada beberapa fungsi bimbingan yang dikemukakan oleh Aquino dan Alviar (Thanyawi, 1995 : 39) yaitu pencegahan (preventif), perbaikan (kuratif), pengembangan (development) dan satu fungsi lagi yang dikemukakan oleh Prayitno dalam Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Kurikulum l994 (l998 : 25) yaitu fungsi pemahaman (informatif). Penjabaran keempat fungsi itu adalah sebagai berikut : 1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan

pengembangan

murid.

Pemahaman

itu

meliputi

pemahaman tentang diri sendiri (potensi dan kelemahan) dan lingkungan (keluarga, pendidikan, karir, sosial budaya dan nilai). 2. Fungsi preventif, adalah bantuan yang diberikan kepada murid bertujuan agar murid terhindar dari berbagi masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hambatan seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah hubungan sosial dan sebagainya. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan yaitu : a. Program layanan orentasi yang memberikan kesempatan kepada murid untuk mengenal sekolah;

9

b. Program kegiatan atau layanan bimbingan klasikal atau kelompok tertentu, seperti diskusi, bermain peran, dinamika kelompok, menyusun program belajar dan teknik-teknik pendekatan kelompok lainnya; c. Program layanan penempatan dan penyaluran baik yang bersifat individu maupun kelompok seperti pembentukkan kelompok belajar, ekstra kurikuler dan lain-lain. 3. Fungsi developmental, yaitu pelayanan yang diberikan dengan tujuan dapat membantu murid mengembangkan keseluruhan potensinya dengan terarah dan mantap. Layanan ini memungkinkan murid : a. Memperoleh kesempatan untuk mendapat pengalamanpengalaman yang dapat membantu perkembangan sebaik mungkin; b. Mengenal, memahami serta melatih diri dan melakukan kegiatan tentang cara-cara pengembangan diri, sehingga mereka

lebih

matang

untuk

perkembangannya, mencapai

prestasi

melakukan

tugas

yang semaksimal

mungkin. c. Memperoleh latihan membuat dan memiliki alternatif yang paling efisien untuk dilakukan dalam setiap situasi, dengan mempertimbangan minat, kemampuan dan kesempatan yang tersedia; d. Mengembangkan

bakat

dan

minat

melalui

kegiatan

pembelajaran dan (kesenian, keterampilan, Olah Raga dan sebagainya). 4. Fungsi kuratif, adalah layanan yang membantu murid untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Bantuan yang diberikan amat bergantung pada sifat masalahnya, bentuknya dapat langsung berhadapan dengan siswa atau melalui pihak lain. Fungsi-fungsi tersebut di atas diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil yang ingin diwujudkan dari masing-masing fungsi tersebut.

10

Sedangkan fungsi bimbingan belajar antara lain:

1. Pemahaman 2. Preventif 3. Pengembangan 4. Perbaikan 5. Penyaluran 6. Adaptasi 7. Penyesuaian F. Azas Bimbingan Belajar Kegiatan bimbingan dan konseling, ada asas yang dijadikan pertimbangan kegiatan. Menurut Prayitno ada 12 asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Asas-asas bimbingan dan konseling itu adalah sebagai berikut: 1.

Asas Kerahasiaan; yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,

2.

Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.

3.

Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpurapura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan

dirinya.

Guru

pembimbing

(konselor)

berkewajiban

mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan. 4.

Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling

yakni permasalahan yang dihadapi peserta

11

didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang. 5.

Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan

bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-

individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya,

mampu

mengambil

keputusan,

mengarahkan,

serta

mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik. 6.

Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi

sasaran

layanan

dapat

berpartisipasi

aktif

di

dalam

penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya. 7.

Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

8.

Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.

9.

Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.

12

10. Asas ...


Similar Free PDFs