BIMBINGAN KONSELING DI ERA ASEAN ECONOMIC SOCIETY/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA PDF

Title BIMBINGAN KONSELING DI ERA ASEAN ECONOMIC SOCIETY/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA
Author Fini Umar
Pages 25
File Size 904.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 79
Total Views 282

Summary

BIMBINGAN KONSELING DI ERA ASEAN ECONOMIC SOCIETY/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Dr. Annas Salahudin M.Pd Disusun Oleh: Fini Alfionita Umar NIM. 1152070026 Pendidikan Fisika V A PROGRAM STUDI PENDIDIKA...


Description

Accelerat ing t he world's research.

BIMBINGAN KONSELING DI ERA ASEAN ECONOMIC SOCIETY/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA fini umar

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ICS BALI IN INGLISH Maria Meisrot t i MERETAS SOLUSI PROBLEMA SPIRIT UALITAS DENGAN MODEL LOGO KONSELING: (Suat u Ikht iar Meng… Darimis Darimis SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 BKK smkda

BIMBINGAN KONSELING DI ERA ASEAN ECONOMIC SOCIETY/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Dr. Annas Salahudin M.Pd

Disusun Oleh: Fini Alfionita Umar NIM. 1152070026 Pendidikan Fisika V A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PMIPA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2017

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur yang dipanjatkan hanya kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tuntas. Selain itu, penyusun sangat bersyukur masih bisa diberi kekuatan, kesabaran, kelancaran, dan kenikmatan dalam hidup, terutama di dalam mengerjakan makalah ini. Penyusunan makalah dengan judul “Bimbingan Konseling di Era Masyarakat Ekonomi Asean” ini disusun untuk memenuhi salah tugas ujian tengah semester mata kuliah Bimbingan Konseling. Dalam kesempatan ini, penyusun ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Anas Salahudin M.Pd . selaku dosen mata kuliah Bimbingan Konselin. Penyusun juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusun tidak dapat menyelesaikan dalam penyusunan laporan ini dengan tuntas. Penyusun juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang membangun demi meningkatkan kualitas dari laporan ini.

Bandung, 21 November 2017

Penyusun

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1 DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2 BAB I .................................................................................................................................. 3 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3 A. Latar Belakang .......................................................................................................... 3 B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 3 C. Tujuan Penyusunan................................................................................................... 4 BAB II................................................................................................................................. 5 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5 A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ...................................................................... 5 B. MEA dan Dampaknya untuk Indonesia .................................................................... 6 C. Peran Bimbingan dan Konseling di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ......... 8 Pentingnya Cyber Counseling terhadap Konselor dalam Asean Economic Society (MEA) .......................................................................................................................................... 9 Peningkatan Self-Efficacy Peserta Didik melalui Layanan Konseling dalam Menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN ................................................................................. 12 Konseling Singkat Berfokus Solusi dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN .............. 14 Layanan Bimbingan & Konseling untuk Mempersiapkan Tenaga Kerja Berkualitas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ........................................................................... 19 BAB III ............................................................................................................................. 21 PENUTUP ........................................................................................................................ 21 Simpulan ....................................................................................................................... 21

2

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara peserta ASEAN Economic Community (AEC) atau dalam bahasa Indonesia disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang bergulir mulai akhir tahun 2015. MEA merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang termaktub dalam Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation pada tahun 1992. Melalui MEA inilah tercipta pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA adalah dampak arus bebas barang dan jasa bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas investasi, dampak arus bebas modal, dan dampak arus tenaga kerja terampil, dampak terhadap dunia pendidikan, dan terhadap bidang-bidang yang lain. Bimbingan Konseling sebagai sebuah bidang yang turut membantu dalam menghadapi dan mengatasi tantangantangan yang diakibatkan oleh adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pada makalah ini, penyusun membahas bimbingan konseling dan peranannya di era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan dibahas adalah: 1. Apa definisi dari bimbingan dan konseling? 2. Apa yang dimaksud dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)? 3. Bagaimana dampak diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bagi Indonesia? 4. Bagaimana peran bimbingan dan konseling di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

3

C. Tujuan Penyusunan Sesuai dengan rumusan masalah di atas, terdapat tujuan Penyusunan dalam laporan ini, yaitu: 1. Memahami definisi bimbingan dan konseling 2. Memahami definisi MEA dan dampak MEA bagi Indonesia 3. Memahami peran bimbingan dan konseling di era MEA

4

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata, yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer dan Stone (1966:3) mengemukakan bahwa guidance berasal dari guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer, artinya: menunjukkan, mengarahkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan. (Neufeldt, 1988) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli. Bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Salahudin, 2010, hal. 15) Adapun Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan yang paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain teratasinya masalah yang dihadapi konseli/klien. (Salahudin, 2010, hal. 16) Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat. (Salahudin, 2010, hal. 16)

5

B. MEA dan Dampaknya untuk Indonesia Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA) merupakan salah satu pangsa pasar terbesar se-Asia Tenggara, perdagangan produk atau jasa international yang melibatkan 10 negara di Asia Tenggara akan bebas keluar masuk ke Indonesia. (Andriyoso, 2015) Dalam beberapa kondisi, perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi MEA 2015. Pemberlakuan MEA pada 2015 menjadi sebuah realita yang harus dihadapi oleh berbagai sektor industri, ditengah perbandingan kebutuhan pasar dengan tenaga kerja industri yang terjadi saat ini. Ekonomi nasional saat ini banyak didorong oleh kontribusi industri kreatif dengan melibatkan banyak generasi muda yang memiliki kreatifitas dan inovasi yang berorientasi pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM). (Rofiq, 2014) Pada saat diberlakukannya MEA, UKM belum tentu dapat bertahan dari arus globalisasi yang sangat menekankan persaingan dalam masalah kualitas dan harga. Globalisasi dapat merontokkan pondasi-pondasi usaha kecil menengah dengan sangat cepat, karena psikologi pasar masyarakat Indonesia yang masih lebih senang dengan produk-produk impor. Dengan adanya perdagangan bebas yang masuk ke Indonesia, membuat pasar dalam negeri menjadi lesu karena masyarakat Indonesia lebih memilih dan suka terhadap produk luar. Dan setiap tahun dampak perdagangan bebas terhadap UKM Indonesia meningkat, hal ini disebabkan masih rendahnya daya saing produk asli Indonesia dibandingkan dengan produk luar yang memiliki kualitas yang bagus. (Rofiq, 2014) Di Indonesia sendiri banyak masyarakat yang mengkhawatirkan ACFTA (AseanChina Free Trade Area) karena dinilai akan merugikan produsen dalam negeri yang akan berdampak pada beberapa aspek sosial lainnya seperti banyaknya perusahaan yang akan bangkrut yang mengakibatkan banyaknya pemutusan hubungan kerja, sehingga semakin banyak angkatan penganggur di Indonesia, yang akan membawa dampak besar terhadap kehidupan sosial di dalam masyarakat seperti kemiskinan dan meningkatnya tindakan kriminal di Indonesia. Perdagangan bebas ASEAN-Cina per 1 Januari 2010 membuat banyak industri nasional gulung tikar karena kalah bersaing. Akibatnya, angka pengangguran diperkirakan melonjak. Pengusaha Indonesia yang tak mampu bersaing dengan Cina akan gulung tikar atau mengurangi kapasitas produksinya. (Rofiq, 2014)

6

Dengan jumlah penduduk 252 juta, masyarakat Indonesia sebenarnya memiliki porsi keuntungan paling besar dengan 50 persen penduduk dari 600 juta penduduk ASEAN. Paling tidak ada 4 (empat) hal yang menjadi fokus dari pelaksanaan MEA, pertama, negara-negara di kawasan kesatuan pasar dan basis produksi. Kedua, MEA akan dijadikan sebagai kawasan dengan tingkat kompetisi yang sangat tinggi. Ketiga, MEA akan dijadikan sebagai kawasan dengan perkembangan ekonomi yang merata. Keempat, MEA akan diintegrasikan terhadap perkembangan ekonomi yang merata diantara seluruh kawasan ASEAN. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 50 persen dari penduduk ASEAN dan jumlah pendapatan perkapita yang lebih kecil dibandingkan negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapore dan Thailand, maka MEA 2015 sebenarnya lebih menguntungkan bagi pengembangan ekonomi Indonesia, terutama dalam pemerataan pendapatan, namun jika pemerataan itu tidak dilakukan dalam waktu yang cepat, Indonesia akan dapat kehilangan sumber daya manusia terbaik yang berpindah tempat untuk mencari penghidupan yang layak di luar Indonesia. (Rofiq, 2014) Dari aspek ketenagakerjaan, pembukaaan peluang kerja yang luas harus disertai dengan penguatan kapasitas masyarakat Indonesia. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan pengiriman sumber daya manusia dengan kualitas profesionalitas yang rendah hanya akan menjadikan masyarakat Indonesia menjadi “budak” di negari tetangga. Selain itu dengan pemberlakukan MEA Indonesia dapat menjadi peluang untuk perbaikan ekonomi domestik dengan masuknya investorinvestor yang berada di sekitar ASEAN, dengan asumsi bahwa Indonesia merupakan pasar potensial maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kemajuan yang signifikan, apalagi jika disertai dengan kuatnya peran pemerintah dalam menyiapkan insan-insan professional, maka tingkat pendaptan dan pendidikan masyarakat Indonesia akan meningkat sekaligus. Selain itu masyarakat Indonesia juga dapat meperluas investasi mereka di kawasan-kawasan ASEAN sehingga kemampuan produksi dan ekonomi domestik juga semakin bertambah membaik. Namun, pemerintah juga perlu membatasi dan memproteksi warga negara Indonesia yang akan berpindah mencari pekerjaan di luar Indonesia, jangan sampai mereka minim profesionalitas.

7

C. Peran Bimbingan dan Konseling di Era Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA) Indonesia merupakan salah satu negara peserta ASEAN Economic Community (AEC) atau dalam bahasa Indonesia disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang bergulir mulai akhir tahun 2015. MEA merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang termaktub dalam Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation pada tahun 1992. Melalui MEA inilah tercipta pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA adalah dampak arus bebas barang dan jasa bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas investasi, dampak arus bebas modal, dan dampak arus tenaga kerja terampil (Amaliah, 2015). Menggarisbawahi dampak arus tenaga kerja terampil yang dituliskan tersebut, menjadi titik perhatian pada segala sektor kehidupan masyarakat, termasuk bidang konseling karena tenaga kerja yang dimaksud salah satunya tentu saja adalah konselor. Sebagaimana dikemukakan oleh Fadli (2014) bahwa arus bebas tenaga kerja terampil ini harus dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebagai sebuah peluang dalam menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran. Selain sebagai peluang, hal ini juga dapat menjadi tantangan berat bagi Indonesia. Sehingga, pemerintah maupun stakeholder mempersiapkan diri menghadapi pengaruh arus bebas tenaga kerja ini. (Muhaeminah, 2015) Momentum MEA ini harusnya dimanfaatkan pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi pengangguran dan memanfaatkan berbagai lapangan kerja baik di dalam maupun di luar negeri; bukan justru menjadi penonton di negeri sendiri dan lebih parah lagi menjadi pihak yang dirugikan jika akhirnya lapangan kerja di dalam negeri nantinya ternyata lebih banyak menyerap tenaga kerja dari luar negeri (Fadli, 2004; Legget, 2014). Suherman (2007) memaparkan bahwa sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, kemajuan informasi dan teknologi yang tiada henti, serta pengembangan seni serta aspirasi budaya yang senantiasa menggejolak, semuanya memberikan peluang bagi profesi konselor untuk secara berkelanjutan berkembang dan memperlihatkan kinerja yang lebih baik. Bertolak dari paparan di atas, maka tentu saja bidang bimbingan dan konseling juga harus banyak menaruh perhatian pada kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam rangka momentum MEA tersebut. (Muhaeminah, 2015)

8

Berikut beberapa peran Bimbingan Konseling di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Pentingnya Cyber Counseling terhadap Konselor dalam Asean Economic Society (MEA) Perkembangan dunia modernisasi sangat berkembang pesat. Hal ini bahwa perkembangan teknologi sangat pesat, perkembangan ini tidak memandang berbagai latar belakang ; seperti ekonomi, culture, bahkan usia. Konselor merupakan salah satu tenaga pendidik, yang orientasinya tidak hanya dilingkungan formal tetapi juga dilingkungan non formal. Konselor sangat diharapkan dapat memberikan layanan konseling para konseli melalui cyber counseling. Layanan konseling mestinya dilakukan secara langsung dengan konseli (face to face) namun hal ini terkadang persoalan jarak sulit di pungkiri. Oleh karena itu, perkembangan teknologi yang sudah makin cangih maka konselor pun dapat melakukan secara online atau dengan istilah Cyber Counseling. Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi para konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. (Suhendri, 55) a. Pengertian Cyber Counseling Cyber Counseling adalah salah satu strategi bimbingan dan konseling yang bersifat virtual atau konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet. Dalam hal ini proses konseling berlangsung melalui internet dalam bentuk web-site,e-mail, facebook, videoconference (yahoo massangger) dan ide inovatif laninnya. Sudah tentunya apabila ingin menjalankan strategi ini yang menjadi piranti utamanya adalah koneksi dengan internet tersebut. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan klien tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam bentuk “cyber counseling”. Layanan bimbingan dan konseling ini merupakan salah satu model pelayanan konseling yang inovatif dalam upaya menunjukkan pelayanan yang praktis dan bisa dilakukan dimana saja asalkan ada koneksi atau terhubung dengan internet.

9

b. Implikasi Komputer Secara Psikologis oleh Masyarakat Media computer merupakan suatu alat atau media yang dapat digunakan oleh individu baik secara individu maupun secara kelompok. Pengunaan media computer tentu tidak terelpas dari kondisi psikologis individu. Hal ini sering terkait kesalahan pemahaman, sehingga pengunaan media tersebut, terkadang tidak sesuai tujuan yang diharapkan oleh public secara umum. Kehadiran era komputer telah memberikan pertanyaan secara luas dari efek pada individu dan masyarakat, revolusi intelektual dan teknologi terbaru. Implikasi psikologis computer telah menghasilkan sebuah referensi terutama pada polemik dan, dalam hal apapun. Pengukuran berorientasi terhadap Problem Identification and Attitude. Prosedur pengukuran termasuk pengembangan, pengujian Scale Cybernetics attitude and analityc study faktor dari data yang dikumpulkan. (Wagman., 1983) c. Fungsi Cyber Counseling Strategi layanan bimbingan dan konseling berbasis Cyber counseling yang dilakukan melalui konseksi internet secara virtual ini memiliki beberapa fungsi yang sifatnya inovatif, yaitu: 1. Pada dasarnya, konselor dan siswa yang belum mengenal internet, secara langsung dapat mendapat pengetahuan di bidangnya. 2. Proses bimbingan maupun konseling dapat dilakukan di luar jam sekolah, sehingga tidak mengganggu jam pelajaran. 3. Dengan dibuatnya web-site khusus oleh masing-masing konselor dalam instansinya, maka siswa akan bisa dengan cepat memperoleh informasi yang diinginkannya, misalnya melihat nilai ujian lewat internet, informasi tentang persyaratan sekolah dan lain sebagainya. 4. Waktu akan lebih efesien. d. Strategi Layanan Guidance and Counseling Berbasis Cyber Counseling Beberapa model strategi layanan bimbingan dan konseling dalam bentuk cyber counseling yaitu : 1) Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Website Adapun jenis layanan yang bisa diupayakan lewat website adalah lebih cenderung pada layanan informasi, tentang bimbingan pribadi, karir, belajar, dan sosial. Untuk dapat

10

memenuhi layanan tersebut, maka konselor sudah pastinya menulis berbagai informasi yang dibutuhkan oleh siswa pada alamat website. Dalam melakukan layanan ini, sudah t...


Similar Free PDFs